Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWt atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Menulis Karya Ilmiah. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
BAB 3..............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peradaban Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
PEMBAHASAN
a. Pengertian Khilafah
Empat khalifah ini dipilih dengan cara pengangkatan yang berbeda beda
seperti, Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung
secara demokratis dalam pertemuan di tsaqifah Bani Sa’dah.
Umar bin Khattab diangkat dan dipilih oleh pemuka masyarakat dan disetujui
oleh pemuka masyarakat dan disetujui secara aklamasi oleh umat Islam. Proses
pengangkatan ini diawali dengan ijtihad Abu Bakar yang meminta Umar bin Khattab
bersedia menggantikan kedudukannya kelak, jika ia meninggal dunia.
Usman bin Affan dipilih dan diangkat oleh dewan yang terdiri dari enam
orang sahabat. Dewan ini dibentuk khalifah Umar bin Khattab ketika khalifah sedang
sakit. Prosedur ditempuh guna memaksimalkan potensi yang ada di masing-masing
sahabat, selain masih tetap mempertahankan prinsip syura, yang diajarkan Nabi
Muhammad saw.
Khulafaur Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad SAW
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq
mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau, pemimpin
berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan. Dengan
kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang yang
terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong
dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam
kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar bin
Khatab, yaitu cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar
bin Khatab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang
islami.
Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah
aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi
seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan.
Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat
dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
Pada masa peralihan kekuasaan dari Khalifah Usman bin Affan kepada
Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara seperti
itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan.
Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan khalifah Ali
bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan khalifah Umar bin Khatab.
Secara umum mereka dapat berhasil dalam memimpin negara berprinsip pada
beberapa hal yaitu:
1. Mereka adalah pribadi ulama yang umara dan umara yang ulama. Artinya
kepribadian dan sifat ulama yang ada pada para pemimpin bangsa dan
kepribadian pemimpinyang ada pada seorang ulama. Abu Bakar adalah
pemimpin sekaligus ulamanya kaum muslimin. Jauh hari sebelum menjadi
khalifah, ia dikenal sebagai ulama yang negarawan. Begitu juga Umar bin
Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Tidak mengherankan jika
mereka menjadi khalifah juga sekaligus imam masjid dan gurunya kaum
muslimin dalam urusan agama dan dunia.
5. Amanat terhadap Baitul Mal. Baitul Mal adalah lembaga penyimpan kekayaan
kaum muslimin. Pada masa khulafaurrrasyidin, mereka sangat berhati-hati dalam
menggunakan Baitul Mal, takut bercampur dengan kepentingan pribadi.
Cikal bakal berdirinya dinasti Umayyah dimulai ketika masa khalifah Ali.
Pada saat itu Mu’awiyah yang menjabat sebagai gubernur di Damaskus yang juga
masih kerabat Utsman menuntut atas kematian Ustman.
Bukan saja perang itu berakhir dengan Tahkim Shiffin yang tidak
menguntungkan Ali, tapi akibat itu pula kubu Ali sendiri menjadi terpecah dua yaitu
yang tetap setia kepada Ali disebut Syiah dan yang keluar disebut Khawarij. Sejak
peristiwa itu, Ali tidak lagi menggerakkan pasukannya untuk menundukkan
Muawiyyah tapi menggempur habis orang-orang Khawarij.
Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan
kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah,Tunisia dapat ditaklukan. Disebelah
timur, Muawiyah dapat menguasa daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan
Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke
Ibukota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah
kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia mengirim tentara menyebrangi
sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara, Khawarizm,
Ferghana dan Markhand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai
Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
6. Membangun masjid
2. Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-foya dikalangan
istana, menjadi faktor penyebab rendahnya moralitas mereka, disamping
mengganggu keuangan Negara.
3. Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan khalifah. Hal
ini berujung pada perebutan kekuasaan diantara para calon khalifah.
5. Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan (Arab
Himariyah) semakin meruncing, sehingga para penguasa Bani Umayah
mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta
keutuhan Negara.
6. Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para penguasa Bani
Umayah, karena tidak didasari dengan syari’at Islam.
Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbasiyah yang
bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah
terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
Pada akhirnya daulat Bani Umayyah runtuh dan keruntuhannya menjadi pelajaran
bagi kaum muslimin.
bahasa resmi.
700 M – Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para pemimpin yang
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.Sedangkan menurut istilah yaitu para
khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW
sebagai kepala negara (pemerintah) setelah Rasulullah SAW wafat.Pengangkatan
seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang dilakukan secara demokratis sesudah
wafatnya Nabi inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin. Jumlahnya ada 4 orang,
yaitu:
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak
termasuk Khulafaur Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan secara
demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar keturunan
seperti halnya dalam sistem kerajaan. Dengan wafatnya khalifah Ali, maka masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin telah selesai karena sesudah itu pemerintahan
Islam dipegang oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan secara turun-temurun,
sehingga disebut Daulat / Bani Umayyah.
DAFTAR PUSTAKA
Refileli. (2016). Peradaban Islam Periode Al-Khulafa’ Al-Rasyidin. Tsaqofah & Tarikh:
Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 1, 2-13.