Anda di halaman 1dari 5

KEKUATAN EKONOMI INDONESIA MASA COVID-19

Penulis : Mohammad Isbad,


Mahasiswa Ekonomi Syariah IAIN Jember

Memasuki tahun baru 2020 dunia digemparkan dengan virus yang mematikan. Diberitakan
virus ini berasal dari jenis hewan yaitu kalelawar dan para ahli kimia memberi nama virus ini
dengan sebutan Virus Covid 19, virus yang masih sebangsa virus sars sebagai senjata biologi
untuk melawan Amerika. Pasalnya menurut Fox News Channel(FNC) saluran berita dunia
terkini yang terpercaya, Virus Sars Covid 19 ini diberitakan sebagai kecerobohan China
dalam mengelola lab biologi di Wuhan karena menekan data dan mengubah data yang telah
diberikan oleh Amerika dan Itali dalam pelatihannya untuk membuktikan bahwa China bisa
setara atau bahkan lebih hebat dari Amerika.

Akibat kecorobohannya, dunia diresahkan oleh virus tersebut dan bahkan Amerika pernah
meminta ganti rugi kepada China atas kecerobohannya. Mengenai perekonomian yang
menjadi sasaran utama dan dampak yang paling segnifikan diantara dampak sosial lainnya
yang dapat merenggut nyawa ini. Semua lembaga perekonomian negara, Asia, bahkan Dunia
mencoba memberikan solutif dan kebijakan yang dapat membantu beban negara dalam
menjaga perekonomian negara agar tetap stabil. Negara yang termasuk penganut komunisme
seperti China, dalam mengatur tujuan perekonomian supaya tetap merata pemerintah china
memilih untuk me- Lockdown negaranya dalam mengatasi dan memutuskan mata rantai
virus ini dan memberikan beberapa skill yang dapat digunakan oleh produk rumahan sebagai
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan dibantu robot yang super canggih. Dan kebijakan
ini berhasil memutuskan mata rantai Covid19 dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.

Namun bagaimana dengan negara yang menganut sistem kapitalisme, dimana kendali
pemerintah terbatas. Salah satu contohnya negara Jerman, Jerman yang tidak cepat tanggap
dalam menangani permasalahan ini membuat penyebaran virus ini cepat merambat hingga
ribuan orang meninggal akibbat terjangkit virus covid 19 ini. Namun berita terbaru dari CNN
Sabtu 18/04/2020 Menteri Kesehatan Jerman Spahn menyatakan bahwa negaranya telah
berhasil mengendalikan virus mematikan ini dengan data yang mereka miliki yaitu
berkurangnya jumlah kasus baru Covid19 melambat secara signifikan. Namun Spahn
menyatakan bahwa pihaknya masih belum percaya diri terhadap keadaan seperti ini.
Kebijakan berupa tes virus covid19 yang telah diterjunkan sebanyak 1,7juta tes di Jerman,
Ahli Kesehatan sepakat terhadap kebijakan tersebut. Pemerintah Federal menyatakan akan
memberlakukan Lockdown secara bertahap, untuk mempercepat penanggulanan virus
covid19 ini.

Kita beralih kepada Negara tercinta kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara
hukum yang berideologi Pancasila dan berasaskan UUD 1945, Negara kepulauan ini terletak
di Asia Tenggara dan salah satu peraiaran di Indonesia ada yang langsung terhubung dengan
Negara China. Untungnya warga negara kita masih tergolong sedikit sebagai wisatawan
Asing di negara-negara besar lainnya. Diawal berita mengenai virus, Indonesia yang sigap
dan tanggap dalam merespon adanya covid19 ini dan berhasil mengkarantinakan pelajar atau
mahasiswa asal Indonesia dari Wuhan China untuk membebaskan diri dari terjangkitnya
covid19. Namun selang beberapa minggu Indonesia di hebohkan dengan munculnya pasien
covid 19, dengan cepat dan sigap pula pemerintah memberikan kebijakan Fisikal Distancing
atau Sosial Distancing dan Lockdown atau lebih dikenal dengan mengkarantinakan diri.
Kebijakan ini sebenarnya sangat efektif jika dibantu dengan pemerikasaan masal dan
kerjasama antar warga Indonesia dengan pemerintah.

Akibat dari kebijakan ini banyak industri-industri atau pabrik-pabrik dan proyek-proyek
pemerintah yang mogok, sehingga tidak sedikit warga Indonesia yang kehilangan
pekerjaannya secara mendadak. Maka pemerintah memberikan bantuan kepada seluruh warga
Indonesia, seperti bantuan listrik kepada pengguna listrik 450 dan juga pembiayaan hidup
600rb/bulannya, kecuali daerah Jabodetabek sebagai daerah zona merah langsung diberikan
bantuan berupa makanan pokok sehari-hari setiap harinya. Namun bantuan 600rb ini
terkadang sering tidak tepat sasaran dalam pembagiannya, contoh kejadian di Silo, Jember,
Jawa Timur yang menerima bantuan dana tidak tepat sasaran dimana kata warga Silo “yang
kaya dapat bantuan 600rb, yang miskin cumak dapat bantuan berupa beras sama minyak saja”
ujarnya melaui akun Fb di Group IWJ pekan lalu. Tidak hanya itu petani juga terkena
dampaknya yaitu kelangkaan Pupuk Urea, pupuk urea adalah pakan pertama untuk sebuah
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dalam dunia ekonomi, Indonesia yang mengganut sistem ekonomi campuran (Sosialis dan
Kapitalis) sudah berpengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998 yang
mana nilai rupiah anjlok dan nilai Dolar naik meloncat ke Rp.12.000,- kejadian itu miris
sekali, karena sampai dibantu oleh IMF. Bahkan masa itu harga barang nyaris tidak dapat
dibeli lantaran uang rupiah sangat murah dan tidak berharga. Yang kemudian pemerintah
mengatur ulang jumlah beredarnya uang dimasyarakat dan menyusun kebijakan yang akuntan
dari pendapatan sampai pembelanjaan negara serta pembayaran hutang-hutang negara. Dan
alhasil lambat laun ditahun 2000-an Indonesia berhasil pulih, ini lantaran mayarakat
Indonesia juga dikenal dengan masyarakat yang dermawan.

Namun berbeda problem untuk saat ini, dimana hampir semua negara mengalami krisis
ekonomi akibat dampak virus ini lebih-lebih negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia
yang memiliki rancangan ekonomi masa depan yang memprediksi akan menjadi
perekonomian terbesar dunia ditahun 2050 mendatang. Namun harus melewati rintangan
yang berat seperti saat ini, semua lembaga Perekonomian Indonesia bersatu saling bantu
untuk mencari solusi dan alternatif yang akan diberikan kepada indonesa baik dalam keadaan
seperti sekarang maupun strategi setelah keadaan selesai pandemi covid-19.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Maret 2020 memutuskan untuk
menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,50%, suku
bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75%, dan suku bunga Lending Facility
sebesar 25 bps menjadi 5,25%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan
prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran dan sebagai langkah pre-emptive
untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sebagai kelanjutan dari
sejumlah stimulus kebijakan yang telah diumumkan pada RDG tanggal 18-19 Februari 2020
dan tanggal 2 Maret 2020, Bank Indonesia kembali memperkuat bauran kebijakan yang
diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko penyebaran COVID-19, menjaga stabilitas
pasar uang dan sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi melalui
7 (tujuh) langkah berikut:

1. Memperkuat intensitas kebijakan triple intervention untuk menjaga stabilitas nilai


tukar Rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar, baik secara spot,
Domestic Non-deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar
sekunder.
2. Memperpanjang tenor Repo SBN hingga 12 bulan dan menyediakan lelang setiap hari
untuk memperkuat pelonggaran likuiditas Rupiah perbankan, yang berlaku efektif
sejak 20 Maret 2020.
3. Menambah frekuensi lelang FX swap tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
dari 3 (tiga) kali seminggu menjadi setiap hari, guna memastikan kecukupan
likuiditas, yang berlaku efektif sejak 19 Maret 2020.
4. Memperkuat instrumen Term Deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan
likuiditas valuta asing di pasar domestik, serta mendorong perbankan untuk
menggunakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing yang telah
diputuskan Bank Indonesia untuk kebutuhan di dalam negeri.
5. Mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening Rupiah dalam negeri
(Vostro) bagi investor asing sebagai underlying transaksi dalam transaksi DNDF,
sehingga dapat mendorong lebih banyak lindung nilai atas kepemilikan Rupiah di
Indonesia, berlaku efektif paling lambat pada 23 Maret 2020 dari semula 1 April
2020.
6. Memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam Rupiah sebesar
50bps yang semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan
ekspor-impor, ditambah dengan yang melakukan pembiayaan kepada UMKM dan
sektor-sektor prioritas lain, berlaku efektif sejak 1 April 2020.
7. Memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung upaya mitigasi
penyebaran COVID-19 melalui :
a. ketersediaan uang layak edar yang higienis, layanan kas, dan backup layanan kas
alternatif, serta menghimbau masyarakat agar lebih banyak menggunakan
transaksi pembayaran secara nontunai.
b. mendorong penggunaan pembayaran nontunai dengan menurunkan biaya Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dari perbankan ke Bank Indonesia
yang semula Rp600 menjadi Rp1 dan dari nasabah ke perbankan semula
maksimum Rp3.500 menjadi maksimum Rp2.900, berlaku efektif sejak 1 April
2020 sampai dengan 31 Desember 2020; dan
c. mendukung penyaluran dana nontunai program-program Pemerintah seperti
Program Bantuan Sosial PKH dan BPNT, Program Kartu Prakerja, dan Program
Kartu Indonesia Pintar-Kuliah.

Berbagai langkah kebijakan Bank Indonesia tersebut ditempuh dalam koordinasi yang sangat
erat dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memitigasi dampak
COVID-19 sehingga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga, serta
momentum pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan. Sebagaimana diketahui, Pemerintah
telah menempuh sejumlah stimulus fiskal dan stimulus ekonomi untuk meringankan beban
masyarakat dan perusahaan dari dampak COVID-19 serta menjaga tetap kondusifnya
berbagai aktivitas perekonomian. OJK juga telah menempuh langkah-langkah untuk menjaga
kesehatan perbankan dan lembaga keuangan non-bank, serta bekerjanya pasar modal. Kami
akan terus memperkuat koordinasi dengan memonitor secara cermat dinamika penyebaran
COVID-19 dan dampaknya terhadap Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah
koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh baik oleh Pemerintah, Bank Indonesia,
maupun OJK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta
mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi.

Saya sebagai Mahasiswa Ekonomi Syariah berperan aktif sebagai filantropi Islam bagi
masyarakat sekitar kita seperti memberi arahan untuk menjaga kebersihan diri, keluarga dan
lingkungan, memberi pengetahuan tentang pentingnyaa sosial distancing dan berhati-hati
menjaga jarak dalam berinteraksi dengan orang asing melaui beberapa pergerakan mulai dari
bertamu kepada tokoh-tokoh masyarakat dan juga langsung bergerak untuk berbagi-bagi
sembako guna memberi bantuan kepada lansia, umkm dan masyarakat yang kehilangan
pekerjaannya.
Hasil nyata yang dapat kita petik hikmahnya, yaitu :

1. Terbantunya perekonmian masyarakat, lansia, umkm, korban dari dampak covid19


2. Didukungnya dari tokoh-tokoh masyarakat
3. Perhatian dari pemimpin desa(Petinggi Desa) terhadap perkembangan dari sektor
ekonomi politik, menetapkan bahwa di bulan Romadhon sekarang untuk perayaan
hari raya idul fitrih tidak usah antar-antar jajan. Karena mengingat perekonomian
negara mulai terjadi kelangkaan barang pokok.
4. Dan banyak lagi yang tidak dapat kami muat dalam tulisan terkait barokah-
barokahnya

Anda mungkin juga menyukai