Disusun oleh :
Kelompok 4
Pira Soviana Ulfa (11210490000005)
Ovianti (11210490000018)
Muhammad Rizqi Aditiya (11210490000044)
Ossy Kamal (11210490000050)
Tegar Yulistyo (11210490000056)
Azhima Wafda (11210490000063)
Muhammad Adlil Hikam (11210490000111)
HIDAYATULLOH JAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan
inayah nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul“nilai-nilai pada pancasila” ini sesuai deadline waktu yang telah
diberikan. Tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang dimana syafa’at nya lah yang kita nantikan pada hari
akhir kelak.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 5
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................... 6
1. NILAI RELIGIUITAS ............................................................... 6
2. NILAI HUMANITAS ................................................................ 7
3. NILAI NASIONALIS ...................................................... …….8
4. NILAI PERMUSYAWARATAN DAN PERWAKILAN ....... 12
5. NILAI KEADILAN SOSIAL ................................................... 16
BAB 3 PENUTUPAN ......................................................................... 20
1. KESIMPULAN ........................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna religiuitas dalam Pancasila ?
2. Apa makna humanitas dalam Pancasila ?
3. Apa makna nasionalis dalam Pancasila ?
4. Apa makna permusyawaratan dalam Pancasila ?
5. Apa makna keadilan sosial dalam Pancasila ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui makna religiuitas yang ada dalam Pancasila
2. Mengetahui makna humanitas yang ada dalam Pancasila
3. Mengetahui makna nasionalis yang ada dalam Pancasila
4. Mengetahui makna permusyawaratan dan perwakilan yang
ada dalam Pancasila
5. Mengetahui makna keadilan sosial yang ada dalam pancasila
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nilai religius
Menurut KBBI kata religius memiliki makna sesuatu yang bersifat
keagamaan atau kepercayaan. Makna religius dalam Pancasila sangatlah
kental dikarenakan latar belakang Pancasila sendiri dibuat atas asas
ketuhanan. Menurut Kaelan, kata Pancasila sudah dijumpai pada
kepustakaan Budha yang berisi moral-moral yang harus ditaati1. Ajaran-
ajaran tersebut tercermin dalam tradisi islam di jawa yang dikenal dengan
“lima larangan”2.
1
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pancasila,demokrasi,HAM,dan masyarakat madani, Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatulloh, 2017, hal. 35
2
ibid
6
Nilai-nilai kepercayaan tersebut yang menjadikan bangkitnya
semangat juang masyarakat nusantara untuk menjalani kehidupan sehari-
hari ataupun untuk mempertahankan NKRI. Bahkan pihak penjajah
mengakui bahwa jika ingin mengalahkan Indonesia maka hilangkan terlebih
dahulu semangat keagamaannya. Dari sejarah dan semangat itulah sila
pertama terbentuk yaitu “ketuhanan yang maha esa”.
2. Nilai Humanitas
Niilai humanitas dalam Pancasila memiliki arti yakni manusia
berhak diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Sebagai mahluk yang sama hak dan kewajiban asasinya, tanpa membeda
bedakan ras, suku, agama, jenis kelamin, dan kedudukan sosial. Oleh karena
itu perlu dikembangkannya sikap saling mencinta sesama manusia, sikap
tenggang rasa dan tepa selira, serta sikap tidak semena mena terhadap orang
lain.
7
mendukung misi yang diembannya. Disposisi tersebut adalah kemampuan
untuk berfikir, merasakan, berkemauan dan berkarya.
3. Nilai Nasionalis
8
Pancasila yang memiliki semboyan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an,
dengan pluralisme dan multikulturalisme yang harus disatukan oleh “rasa
bersama” dalam idiom nation-state berikut semangat nasionalisme yang
menyertainya. Sri Edi Swasono berpendapat, nasionalisme menegaskan
bahwa kepentingan nasional harus diutamakan, tanpa mengabaikan
tanggung jawab global. Dengan demikian Pancasila memiliki makna yang
berbeda akan tetapi tetap satu, banyak ragam tetapi tetap mewujudkan
persatuan.
Nasionalisme berasal dari kata “nation‟ yang berarti bangsa.
Terkadang kata “nasionalisme” itu sendiri telah sering disalahartikan oleh
masyarakat. Nasionalisme sering diartikan sebagai sebagai paham
chauvinisme yang berarti paham yang merendahkan bangsa lain dan
menjunjung tinggi bangsa sendiri dengan cara yang berlebihan. Persepsi
yang salah tentang kata “nasionalisme” perlu mendapat tanggapan dari
masyarakat itu sendiri karena nasionalisme dapat menghantarkan dan
menjadikan suatu bangsa tersebut menjadi bangsa yang besar. Seperti
pepatah mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat
menghargai jasa-jasa pahlawannya”. Pepatah tersebut menjelaskan arti kata
“nasionalisme” yang sebenarnya, apapun tantangan dan hambatanya bangsa
dan negara sendiri yang utama. Nasionalisme yang benar mengutamakan
kepentingan nasional tanpa mengabaikan tanggung jawab global.
Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini
dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena
penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah dan telah melanggar nilai-
nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan yang paling sulit untuk
dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah
yang seolah-olah sudah menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini.
KKN dilakukan karena kurang adanya rasa nasionalisme dalam bangsa
Indonesia tersebut, dan tidak mengamalkan Pancasila dengan baik dan
benar. Sebagai bangsa yang baik harus dapat menentukan mana sesuatu
yang baik dan mana yang buruk. Dalam kata lain, tidak boleh melanggar
9
nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila. Demikian juga bagi generasi muda,
Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda mulai
sadar dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.
10
Dari konsep Rajasa tersebut dapat dianalisa bahwa generasi muda
sebagai pilar bangsa memiliki peran yang sangat penting. Masa depan
bangsa tergantung dari para generasi muda dalam bersikap dan bertindak.
Menjunjung nilai-nilai moral yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila
dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dilakukan.
Rasa nasionalisme yang harus ditumbuhkan di kalangan generasi muda
bukan nasionalisme yang sempit, akan tetapi nasionalisme yang
menjunjung tinggi bangsa dan negara sendiri serta menghargai bangsa lain,
Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme
dan patriotisme di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang
dilakukan harus selalu didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang
memiliki lima sila yang antara sila satu dan yang lain saling menjiwai dan
dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang
sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah
laku. Berbagai tantangan sudah dialami bangsa Indonesia untuk
menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita
bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
sejati di negara Indonesia.
Secara nyata dapat dilihat bila berbicara Pancasila sebagai dasar
negera, maka yang terjadi seharusnya adalah bagaimana negara ini berusaha
dengan berbagai upaya untuk menegakkan masyarakat yang berketuhanan,
adil dan bermoral, mempunyai jiwa ukhuwah (persaudaraan) atau
kebersamaan, demokrasi, dan menciptakan kemakmuran masyarakat sesuai
dengan cita-cita para pendiri bangsa ini. Pertanyaannya sudahkah semua itu
terlaksana, atau adakah usaha penegakan terhadap terlaksananya nilai-nilai
Pancasila dengan sebenar-benarnya. Atau, bahkan sebaliknya banyak
kalangan baik itu para pejabat atau masyarakat secara umum menjadi orang
yang “munafik” dan berprilaku tidak sesuai dengan cita-cita para pendiri
bangsa ini, yaitu menjadi manusia yang mengingkari Pancasila.
Jadi, sudah menjadi suatu keharusan apabila bangunan nasionalisme
yang ditegakkan, baik sekarang maupun ke depan sampai waktu yang tidak
11
terbatas, adalah tetap berpegang pada nilai-nilai nasionalisme yang telah
diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Selanjutnya, perlu dikemukakan
bahwa jika menengok ke belakang, nasionalisme yang digunakan sebagai
alat pemersatu oleh para pendiri bangsa ini adalah nasionalisme yang
mentauladani sifat-sifat Tuhan, cinta akan keadilan, egaliter, dan
menghargai hak asasi manusia. Inilah bentuk perwujudan dari nilai-nilai
Pancasila. Sekarang, sebagai kritik apa yang telah dilakukan oleh
masyarakat bangsa ini, perlu dilihat apakah pengamalan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sudah tercapai.
Dalam hal ini, nilai-nilai Pancasila harus benar-benar dijadikan
spirit moralisme untuk merekonstruksi desain negara bangsa yang penuh
keadaban dan bermartabat. Tampaknya, sekarang ini konsep nasionalisme
harus segera direka ulang sesuai dengan karakteristik kebangsaan Indonesia
mutakhir dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Desain isi nasionalisme Indonesia harus dimaknai bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang menolak segala bentuk
diskriminasi, kedholiman, penjajahan, penindasan, ketidakadilan, serta
pengingkaran atas nilai-nilai ketuhanan, sebagaimana yang terkandung
dalam Pancasila.
12
masyarakat adat dan haknya untuk mengusahakan sumber-sumber air.
Pasal 6 ayat (2) menyatakan :
1. Hak Guna Usaha Air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha
dengan izin dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
2. Pemegang Hak Guna Usaha Air dapat mengalirkan air di atas ta nah orang
lain berdasarkan persetujuan dari pemegang hak atas ta nah yang
bersangkutan. Persetuju sebagaimana dimaksud pada (2) dapat berupa
kesepakatan ganti kerugian atau kompensasi.
13
Pendaya gunaan sumber daya air dilakukan dengan mengutamakan
fungsi sosial untuk mewujudkan keadilan dengan memperhatikan prinsip
pemanfaatan air membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air dan
dengan melibatkan peran masyarakat.
Pasal 80 menyatakan:
14
hak kepada swasta untuk menguasai sumber daya air di jabarkan oleh
undang-undang ini melalui izin hak guna usaha. Hak Guna Usaha menjadi
instrumen baru yang menentukan hak pengusahaan atas sumber-sumber air
yang ada. Dengan sifat tersebut, instrumen Hak Guna Usaha merekonstruksi
penguasaan sumber-sumber air, termasuk sumber air yang telah diusahakan
bagi kepentingan bersama masyarakat. Semestinya undang-undang a quo
berpatokan pada postulat keempat "Setiap undang-undang harus
memberikan ruang keterwakilan anggota masyarakat dalam pembentukan
dan penerap annya" mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang
dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama
presiden harus:
15
yang dikonseptualisasikan berdasarkan fakta mengenai pandangan bangsa
Indonesia yang bersifat kolektif, tidak individualis tik, dan tidak liberal,
sehingga perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama atas dasar
kekeluargaan (vide Pasal 33 ayat (1) UUD 1945). Dengan demikian, maka
penyelenggaraan negara di bidang ekonomi sebagai upaya pencapaian
keadilan sosial sebagai tujuan neg ara haruslah didasarkan pada demokrasi
ekonomi yang memosisikan rakyat sebagai perseorangan dalam kerangka
kemasyarakatan. Terkait dengan hal tersebut maka sesungguhnya negara
dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya adalah sarana bagi rakyat
dalam mewujudkan keadilan sosial."3
3
Backy Krisnayudi, Pancasila dan undang-undang, fajar interpratama mandiri (Kencana; 2016)
hal. 247-249
4
Muhammad Ammar Imaduddin. “Problematika Keadilan Hukum Yang Lemah”. Jurnal Ilmu
Politik dan Ilmu Pemerintahan. Vol, 04 No, 02.
16
anggota masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang serta belajar hidup pada kemampuan yang dimilikinya.5
5
Ferry Irawan Febriansyah, “Keadilan Berdasarkan Pancasila Sebagai Dasar Filosofis dan
Ideologi Bangsa”. Jurnal Ilmu Hukum. Vol, 13 No, 25.
6
Dr. Backy Krisnayuda, S.H., M.H. Pancasila & Undang-undang : Relasi dan Transformasi
keduanya dalam Sistem Ketatanegaraaan Indonesia, ( Jakarta, Kencana, 2016 ), hlm. 251
17
Keadilan Sosial adalah keadilan dari sila kelima dalam Pancasila.
Sila kelima ini tidak lain merupakan ujung harapan dari semua sila lainnya
yang merupakan perwujudan nilai-nilai keadilan. Sila pertama sampai
dengan sila keempat saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Semua sila tersebut
harus menghasilkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat terutama rakyat
Indonesia.
18
Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam sila ke lima tersebut terkandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup
bersama. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai
oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.7
7
www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-kelima-dalam-pancasila/.
19
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
• Nilai religius Pancasila pada dasarnya sudah tercermin jauh sebelum adanya
agama-agama yang masuk di nusantara. Sila pertama tersebut menjadi
pedoman bahwa Indonesia mengakui adanya kepercayaan-kepercayaan
dalam bentuk agama. Dan agama menjadi pedoman penting bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Hal tersebut dicantumkan pasal 29 ayat 2 UUD 1945
yang menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya dan kepercayaannya.
• Nilai humanitas dalam Pancasila memeiliki arti yakni manusia berhak
diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya. Sebagai
mahluk yang sama hak dan kewajiban asasinya, tanpa membeda bedakan
ras, suku, agama, jenis kelamin, dan kedudukan sosial. Nilai humanitas ini
menghendaki agar negara mengakui adanya hak dan kewajiban yang sama
pada setiap warga negara Indonesia, dan mengharuskan kepada negara
untuk memperlakukan manusia Indonesia dan manusia lainnya secara adil
dan tidak sewenang wenang.
• Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan
patriotisme di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang
dilakukan harus selalu didasarkan nilai-nilai Pancasila.Pancasila yang
memiliki lima sila yang antara sila satu dan yang lain saling menjiwai dan
dijiwai serta menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang
sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah
laku. Berbagai tantangan sudah dialami bangsa Indonesia untuk
menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita
bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
sejati di negara Indonesia.
• Makna sila ke-4 Pancasila adalah hakikat dari demokrasi yang sebenarnya.
Sila ini melambangkan bahwa pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat,
20
dan untuk rakyat. Kerakyatan adalah kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Demokrasi menjadi suatu hal yang mutlak. Pemusyawaratan adalah
membuat keputusan secara bulat secara bersama-sama melalui jalan
kebijaksanaan. Permusyawaratan artinya menggunakan musyawarah untuk
mufakat apabila merumuskan dan memutuskan suatu hal berdasarkan
kehendak rakyat. Serta adanya Asas kerakyatan terkandung di dalamnya.
Ini merupakan bentuk rasa cinta pada rakyat. Asas ini juga memperjuangkan
cita-cita rakyat dan menumbuhkan jiwa kerakyatan. Dalam sila ini terdapat
makna musyawarah mufakat yang sebenarnya merupakan bentuk
menghargai aspirasi rakyat dala permusyawaratan. Asas ini menghargai
perbedaan pendapat serta mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan
negara.
• Sila kelima dalam Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung
makna setiap manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama
untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung tinggi norma berdasarkan
ketidak berpihakan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.
Pada hakekatnya adil berarti seimbangnya hak dan kewajiban. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara
dan berbangsa yaitu cita hukum bangsa Indonesia. Semua itu bermakna
mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu, dimana setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang serta belajar hidup pada kemampuan yang dimilikinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-kelima-dalam-pancasila/.
22