Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI

JANTUNG & PARU


PRINSIP

OTAK SELALU MENDAPATKAN O2

Sistem Sistem Seluruh


Oksigen Pernafasan Sirkulasi tubuh/ SSP
Bantuan Hidup Dasar adalah
Serangkaian usaha awal
untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi
pada seseorang yang
mengalami henti nafas dan
atau henti jantung (cardiac
arrest).
Suatu usaha bantuan hidup dasar
melalui tindakan pemberian bantuan
pernafasan dan kompresi jantung luar,
dgn tujuan mengalirkan kembali darah
yg beroksigen ke otak.
Indikasi BHD
?
•Henti nafas
•Henti jantung
Indikasi BHD

Tenggelam, stroke, benda asing di sal nafas,


inhalasi asap, epiglotitis, overdosis obat, cedera,
infark miokard akut, tersengat listrik, koma
MATI
Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah
untuk mati: mati klinis dan mati biologis

Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi. Mati klinis
dapat reversible. Pasien /korban mempunyai kesempatan waktu
selama 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi, sehingga memberikan
kesempatan kedua sistem tersebut berfungsi kembali.
Mati Biologis
Terjadi kematian sel, dimana kematian sel
dimulai terutama sel otak dan bersifat
irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 – 10
menit dari henti jantung.
Ciri – Ciri Orang Mati
Lebam mayat
Muncul sekitar 20 – 30 menit setelah
kematian, darah akan berkumpul pada bagian
tubuh yang paling rendah akibat daya tarik
bumi. Terlihat sebagai warna ungu pada kulit.

Kaku mayat
Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah
kematian. Terjadi 1- 23 jam kematian

Tanda lainnya : cedera mematikan


Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga
hampir dapat dipastikan pasien/korban
tersebut tidak mungkin bertahan hidup.
• Pupil pada Mata Orang Mati
diameternya melebar
• Refleks Pupil terhadap Cahaya
sudaha tidak ada (negatif)
Jika anda menemukan korban dengan
ciri-ciri diatas, tidak perlu lakukan
RJP…
Langkah-langkah RJP
Tindakan yang dilakukan harus berurutan

• D  Dangerous (Penolong dan Pasien Aman)


• R  Respons
• Minta Tolong
• C  Circulation
• A  Airway
• B  Breathing
DANGEROUS
Lihat situasi dan kondisi sebelum bertindak !!!!!
Sadari apakah ada hal-hal yang dapat membahayakan penolong dan korban

Kita Jangan Menjadi Korban Berikut

Proteksi Diri
“ Pertolongan Pertama, Jangan Menambah
Cedera Tambahan ”
• Adalah respon dari korban atas rangsangan yang kita berikan
• Apa yang dinilai ???
-A Alert
-V Verbal
-P Pain
-U Unresponsive
• Alert : kesadaran baik, orientasi baik saat
ditanyakan nama, tempat, tanggal, waktu
• Verbal : korban hanya memberi respon jika
namanya di panggil
• Pain : korban baru memberikan respon jika
diberi rangsang sakit
• Unresponsive : korban tidak berespon
terhadap rangsangan apapun
PERIKSA KEMBALI KEADAAN KORBAN DENGAN
CARA MENGGONCANGKAN BAHU KORBAN
SEGERA BERTERIAK MINTA PERTOLONGAN
Nilai Sirkulasi

Meraba Denyut Nadi


• pada 2 jari diatas
sternum, diantara 2
putting susu
• 5 - 5,5 cm (Dewasa)
Teknik kompresi/ penekanan dada
pada RJP
1. Korban dibaringkan di atas dasar yang keras
2. Buka pakaian di sekitar dada
3. penolong berada pada salah satu sisi korban,
kedua lutut dibuka kira-kira selebar bahu penolong
4. Tentukan titik pertemuan kedua iga, kemudian
diukur 2 jari ke atas pada garis tengah tulang dada
atau dg cara tarik garis lurus kedua (puting)
payudara
5. Melakukan pijatan dengan tumit tangan disebelah
atas dari jari kedua tersebut dan tangan tegak
lurus dg kedalaman 5 – 5,5cm dan kecepatan
100x/ menit
Hand Grip
Posisi Jantung : diantara
kedua paru-paru, di
bawah tulang dada
Kompresi Jantung sesuai dengan usia

(>8 years) (1- 8 years) (< 1 years)


PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
MEMBUKA JALAN NAFAS

Head Tilt Chin Lift


BREATHING
apnea, nafas abnormal, nafas tidak adekuat

NAFAS BUATAN
• Mouth to mouth
• Mouth to nose
• Mouth to stoma
• Mouth to mask
• Bag-valve-mask device
BREATHING

Mulut - mulut Mulut - Masker


BREATHING

"Bagging" : lebih baik berdua


• Sebelum intubasi
– Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2
penolong)
– Anak (1-8 th) 30 : 2 (1 penolong)
– Bayi (<1 th ) 15 : 2 (2 penolong)
– Neonatus 3 : 1 (15 siklus = 30 detik)
• 5 x siklus 30 : 2 (= 2mnt)  nilai ulang
sirkulasi
 Setelah 5 x siklus 30 :2
nilai ulang sirkulasi
 Sirkulasi ( - ) : teruskan PJL
 Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan
10 – 12 X/Menit
 Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap
jaga jalan nafas
Bila pernafasan dan sirkulasi kembali normal dan korban tidak diduga
memiliki cedera cervikal

POSISI SISI MANTAP


• Lakukan secara berulang, setiap 1 siklus segera nilai ulang kondisi korban

Sampai kapan???
1. Sampai pasien HIDUP kembali
2. Sampai bantuan datang
3. Sampai korban dipastikan mati
4. Sampai Penolong Kelelahan
5. Henti jantung lebih dari 30 menit
RESUSITASI JANTUNG PARU
• Kapan tidak dilakukan RJP :
– Tanda pasti mati :
• Lebam mayat (20’ – 30’)
• Kaku mayat (1 – 2 jam)
• Pembusukan (6 – 12 jam)

– Membahayakan penolong
– Sebelumnya dengan fungsi vital yang
sudah sangat jelek dengan terapi
maksimal
– Korban mutilasi
Komplikasi RJP

» Pneumothorax, Regurgitasi lambung


» Hemothorax, Perdarahan Intra abdomen
» Kontusio paru
» Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada
orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa
ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi
tangan salah.
» Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu
rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah
heper (limpa)
» Emboli lemak
KESALAHAN DALAM RJP
SEBAB AKIBAT
Penderita tidak berbaring Pada Bidang RJP Kurang efektif
keras
Penderita tidak horizontal Bila kepala lebih tinggi, darah ke
otak akan kurang
Tekan dahi tekan dagu kurang baik Jalan nafas terganggu
Kebocoran saat melakukan pernafasan Pernafasan buatan tidak efektif
buatan
Lubang hidung kurang tertutup Pernafasan buatan tidak efektif
Letak tangn kurang tepat, arah, Patah tulang, luka dalam paru
tekanan kurang
Tekanan terlalu dalam atau terlalu Jumlah yang dialirkan kurang
cepat
Rasio RJP dan pernafasan buatan tidak Oksigenasi darah kurang
baik
Yanto Purwono. S.Kom. CPIR
No. Reg. MET. 000.002137 2018
Tenaga Ahli & Asessor Kompetensi

Anda mungkin juga menyukai