Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.

9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

EFEKTIVITAS BREASTCARE TERHADAP PRODUKSI ASI IBU NIFAS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRUMNAS REJANG LEBONG BENGKULU

Yenni Puspita 1*
1
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Kebidanan
*
Email: itazubir91@gmail.com

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

Breast care is an act to treat the breast especially during the puerperium (breastfeeding) to output breast
milk. Based on the research that has been done was still a lot of childbed mothers who perform breast
care is not good so that milk production is also a lot of not smooth. The purpose of this study was to
determine the relationship of breast care with the smoothness of breast milk production in childbed
mothers at Puskesmas Prumnas Rejang Lebong Working Area 2017 The design of this study was an
analytical survey with a cohort approach. The population is all postpartum day 3-5 as many as 36
people, using random sampling technique, then the sample size used in this research as much as 36
people. The independent variable is breast care and the dependent variable is the smoothness of breast
milk production The results showed that 10 respondents (50%) poor breast care and non-current milk
production there were 14 respondents (70%). After analyzed, then obtained p = 0,003 with degree of
meaning (α = 0,05). So the results obtained that p <α, mean H1 received means there is a relationship
between breast care with the smoothness of breast milk production in childbed mothers at Puskesmas
Prumnas Rejang Lebong Working Area 2017.

Keywords: Breast Care, Smoothness of Milk Production


__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif,


pemberian MP-ASI sejak bayi berusia 6 – 24
Upaya pemeliharaan kesehatan anak yang dilaku- bulan serta meneruskan pemberian ASI sampai 24
kan oleh pemerintah ditujukan untuk memper- bulan (Depkes, 2011).
siapkan generasi yang akan datang yang sehat,
cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan Di Indonesia pada tahun 2015 cakupan ASI
angka kematian anak. Indikator angka kematian Ekslusif masih di bawah target nasional 80%
anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), yaitu 52,3 %, kemudian di Propinsi Bengkulu
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka sebesar 48% sedangkan di Kabupaten Rejang
Kematian Balita (AKABA). Lebong pada tahun 2015 cakupan ASI eksklusif
mencapai 43% (Profil Kesehatan Kabupaten
Untuk mencapai target penurunan AKB pada Rejang Lebong,tahun 2015).
MDG’s 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup maka peningkatan akses dan kualitas Pemberian ASI eksklusif diberikan kepada bayi
pelayanan bagi bayi baru lahir / neonatal menjadi sejak lahir sampai usia 6 bulan sangat penting
prioritas utama. Adapun indikator kesehatan anak karena ASI adalah satu-satunya makanan dan
salah satunya pemberian ASI Eksklusif (Profil minuman terbaik untuk bayi. Komposisinya tepat
Kesehatan Indonesia, 2014 : 106). untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,
melindungi dari berbagai penyakit, infeksi,
ASI eksklusif harus diberikan dalam 6 bulan mempererat hubungan batin ibu dan bayi
pertama, maka bayi akan mencapai tumbuh sehingga bayi akan lebih sehat dan cerdas.
kembang yang optimal. WHO/ UNICEF Namun pada beberapa ibu proses pemberian air
merekomedasi empat hal yang harus diperhatikan susu ibu (ASI) bisa saja mengalami hambatan
dalam mencapai tumbuh kembang optimal yaitu dengan alasan produksi ASI berhenti
pemberian ASI segera dalam waktu 30 menit (www.menegpp.go.id, 2005).

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 24
Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

Beberapa ibu postpartum tidak langsung organ esensial penghasil Asi yang menjadi
mengeluarkan ASI setelah melahirkan karena makanan pokok bayi baru lahir sehingga perlu
pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang dilakukan perawatan sedini mungkin. Perawatan
sangat komplek antara rangsangan mekanik, Saraf payudara berupa pemijatan payudara untuk
dan bermacam macam hormon yang berpengaruh memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting
terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran payudara agar bersih dan tidak mudah lecet.
hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan Adapun pelaksanaan breast care post partum ini
bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak dilakukan pada hari ke 1 – 2 setelah melahirkan
pada sistem duktus, dikeluarkan oleh hipofise minimal 2 kali dalam sehari. Manfaat breast care
yang berperan untuk mengeluarkan air susu dari post partum antara lain melancarkan refleks
alveoli (Soetjiningsih, 2010). pengeluaran ASI atau refleks let down, cara
efektif meningkatkan volume ASI peras/perah,
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya
serta mencegah bendungan pada payudara/
cakupan ASI Eksklusif. diantaranya pengetahuan,
payudara bengkak (Roesli, 2008).
sosial budaya, psikologis, fisik ibu, perilaku/
rangsangan dan tenaga kesehatan. Dari faktor
2. Tinjauan Teori
psikologis ibu, akan berkaitan dengan produksi
ASI, dimana apabila hati ibu senang, bahagia Produksi ASI merupakan hasil perangsangan
maka produksi ASI akan melimpah. Faktor payudara oleh hormon prolaktin. ASI diproduksi
rangsangan berupa perawatan payudara dengan atas hasil kerja gabungan antara hormon dan
metode breastcare secara rutin juga akan refleks. Ketika bayi mulai mengisap ASI, akan
membantu meningkatkan produksi ASI sehingga terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI
ibu bisa menyusui secara eksklusif namun ketika keluar. Hal ini disebut dengan refleks pemben-
pasien sudah pulang biasanya tidak lagi dilakukan tukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh
karena kendala kurangnya pengetahuan dari hormon prolakt in dan refleks pengeluaran ASI
keluarga (Soetjiningsih, 2010). atau disebut juga “let down” reflexs (Roesli,
2008).
Indikator kelancaran produksi ASI dapat dilihat
dari faktor bayi yaitu (1) bayi menyusu sebanyak Breastcare adalah pemeliharaan payudara yang
8-12 kali sehari, (2) bayi tampak puas, sewaku- dilakukan untuk memperlancar ASI dan
waktu bayi merasa lapar dan cukup tidur, (3) bayi menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan
kencing sebanyak 1-2 kali dalam 24 jam pertama. melakukan pemijatan (Welford, 2009). Perawatan
Dan 6 kali setelah hari ketiga, (4) bayi buang air payudara sangat penting dilakukan selama hamil
besar 3-4 kali setiap 24 jam, fesesnya berwarna sampai menyusui. Hal ini karena payudara
kekuningan, (5) bayi mengalami peningkatan merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupa-
berat badan lebih dari 15-30 gram/hari setelah air kan makanan pokok bayi baru lahir sehingga
susu matang keluar, (6) bayi memiliki berat badan harus dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).
yang sama atau diatas berat badan lahir pada usia
10 hari. Sedangkan dari faktor ibu yaitu (1) 3. Metode Penelitian
payudara ibu terasa lembut dan ringan setiap kali
selesai menyusui, (2) ibu dapat merasakan aliran Penelitian ini menggunakan rancangan kohort
asi ketika bayi menyusu, (3) ibu dapat merasakan atau prospektif yaitu pada studi kohort penelitian
hisapan kuat mulut bayi, (4) ibu merasa nyaman di mulai dengan melakukan identifikasi faktor
dan tidak kesakitan ketika bayi menyusui resiko (kausa) terebih dahulu kemudian subjektif
(Purnomo, 2013). diikuti secara prospektif selama priode tertentu
untuk mencari ada tidaknya efek yang di
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh timbulkan oleh faktor resiko tersebut.
Futuchiyah (2013) tentang hubungan perawatan
payudara (breast care) terhadap produksi ASI di Subjek penelitian di bagi menjadi dua kelompok
Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang didapatkan yang diteliti, yakni terdiri dari subjek yang
hasil yaitu dari 20 ibu nifas yang dilakukan terpajan dan kelompok kontrol terdiri dari subjek
perawatan payudara mengalami kelancaran yang tidak terpajan.
produksi pada ASInya sebanyak 13 ibu nifas Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
(65%). Ibu nifas 7 (35%) yang tidak mengalami post partum di Bidan BPM di wilayah Puskesmas
perubahan atau ASI nya tidak keluar. Prumnas Rejang Lebong Bengkulu. Sedangkan
Perawatan payudara sebagai persiapan untuk me- sampel dalam penelitian ini adalah ibu post
nyusui bayinya, karena payudara merupakan partum hari ke-1 sampai hari ke-3 yang diambil

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 25
Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

dengan teknik purposive sampling atau sampel Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ibu Nifas
bertujuan sejumlah 18 ibu post partum untuk Berdasarkan Pendidikan
kelompok kontrol dan 18 ibu postpartum untuk
kelompok breast care dengan menggunkan Variabel Frekuensi Persentase
kriteria inklusi dan eksklusif. Pendidikan (%)
SD 2 5,6
Pengumpulan data dilakukan dengan mengguna- SMP 8 22,2
kan data primer dan data sekunder. Data primer SMA 16 72,2
dilakukan dengan pengisian kuesioner. Data
DIII 0 0
sekunder data yang di ambil melalui tenaga
kesehatan puskesmas seperti pengolahan data Jumlah 36 100%
dengan menggunakan sofware program stata me- Sumber: Puskesmas Prumnas Rejang Lebong Bengkulu
lalui proses editing, coding, entry dan cleaning. Hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan bahwa
Analisis data dalam penelitian ini menyajikan 3 mayoritas pendidikan ibu nifas tertinggi pada
jenis analisis yaitu: univariabel, bivariabel pendidikan SMA sebanyak (72,2 %).
mengunakan uji McNemar, dan multivariabel
Regresi logistik kondisional. Tabel 3. Distribusi frekuensi produksi ASI pada
ibu nifas dengan breastcare
4. Hasil dan Pembahasan Produksi Breast Persentase Tanpa Persen
ASI Care (%) Breast tase
4.1 Hasil Penelitian Care (%)
- Lancar 14 77,8 7 38,9
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan - Tidak 4 22,2 11 61,1
karakteristik dari masing-masing variabel yang lancar
diteliti. Selanjutnya data ditampilkan dalam Total 18 100 18 100
bentuk tabel dan narasi sebagai berikut: Sumber: Puskesmas Prumnas Rejang Lebong Bengkulu
Tabel 1. Distribusi frekuensi Ibu Nifas Hasil analisis pada tabel 3 menunjukkan bahwa
Berdasarkan Usia produksi ASI pada ibu post partum dengan
Variabel Persentase Breastcare Postpartum diketahui sebagian besar
Frekuensi (%) (14 atau 77,8%) responden dengan Breascare
umur ibu
< 20 tahun 8 22,3 % Postpartum produksi ASInya lancar. Namun
demikian ada 4 responden (22,2%) yang produksi
21-30 tahun 23 63,9%
ASInya tidak lancar. Sedangkan untuk produksi
>30 tahun 5 13,8% ASI pada ibu post partum tanpa breast care
Jumah 36 100% sebagian besar dalam kategori tidak lancar
Sumber: Puskesmas Prumnas Rejang Lebong Bengkulu sebanyak 11 responden atau 61,1% dan 7
responden (38,9%) produksi ASInya tidak lancar.
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa
mayoritas usia ibu nifas tertinggi pada usia 20-
30 tahun sebanyak (63,9%).

Tabel 4. Hubungan Efektifitas Breastcare Terhadap P roduksi ASI

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 26
Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

Hubungan Efektifitas Breastcare Terhadap efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu
Produksi ASI menyusui. Faktor rangsangan dapat berupa isapan
bayi serta perawatan fisik yaitu perawatan
Analisis bivariabel dilakukan untuk mengetahui
payudara (breast care) dan pijat oksitosin. Dengan
pengaruh efektifitas breastcare terhadap produksi
adanya perawatan payudara pada hari-hari pertama
asi . Uji statistik yang digunakan yaitu chis square
masa nifas dapat melancarkan aliran darah pada
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4 diatas.
payudara, selanjutnya dapat mengurangi tekanan
Hasil analisis data dengan independent t test pada intraduktal yang diakibatkan oleh ASI yang ter-
tabel 4 tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kumpul pada duktus laktiferus kemudian pena-
produksi ASI pada kelompok breastcare rikan pada puting susu dapat melenturkan dan
postpartum lebih lancar dibandingkan dengan membuka duktus laktiferus, sehingga memudah-
kelompok tanpa breast care postpartum yaitu kan bayi untuk mengisap ASI. Penarikan puting
6.73 > 3.86 serta nilai thit > ttab (16.40 > 1.691) juga dapat merangsang ujung saraf sensoris sekitar
atau nilai ρ : 0,000 < 0,05 yang artinya Breastcare puting susu, sehingga rangsangan ini dilanjutkan
Postpartum efektif meningkatkan produksi ASI ke hipotalamus melalui medula spinalis dan
pada ibu menyusui. mesensephalon. Hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor yang menghambat sekresi
4.2 Pembahasan prolaktin dan sebaliknya akan merangsang penge-
luaran faktor yang memacu sekresi prolaktin.
Hasil analisis pada tabel 4, menunjukkan bahwa Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang
bendungan asi pada ibu nifas tertinggi pada ibu hipofise anterior untuk memproduksi prolaktin.
nifas yang tidak melakukan perawatan payudara Hormon prolaktin ini selanjutnya akan merang-
yaitu sebagian besar (80 %) dan melakukan sang sel alveoli untuk membuat air susu (Roesli,
perawatan payudara sebanyak (20%). Menurut 2008).
Rustam (2009), perawatan payudara adalah suatu
cara merawat payudara yang dilakukan pada saat Demi keberhasilan menyusui, payudara memer-
kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, lukan perawatan secara teratur. Perawatan
selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk payudara bertujuan agar selama masa menyusui
puting susu yang masuk ke dalam atau datar. produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada
Puting susu demikian sebenarnya bukanlah payudara dan agar bentuk payudara tetap baik
halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik selama menyusui. Pada umumnya, wanita dalam
dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembe-
waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih saran payudara. Payudara akan terasa lebih padat,
mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga kencang, sakit dan tampak jelas di permukaan kulit
sangat penting memperhatikan kebersihan perso- adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah
nal hygiene. Perawatan Payudara pasca persalinan serta melebar. Kelenjar Montgomery padadaerah
merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa areola tampak lebih nyata dan menonjol.
hamil, menurut Notoadmojo (2008), perawatan Papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat
payudara bertujuan untuk menjaga kebersihan dan tidak ada sumbatan. Persiapan dilakukan
payudara sehingga mencegah terjadinya penyum-
setiap hari sebanyak 2 kali sehari. Caranya dengan
batan dan terhindar dari infeksi.
kompres masing-masing putting susu selama 2-3
Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa dari menit dengan kapasyang dibasahi minyak,
jumlah 18 responden yang dilakukan Breast Care kemudian tarik dan putar putting kearah luar 20
Postpartum sebagian besar yaitu 14 responden kali, kearah dalam 20 kali. Pijat daerah areola
(77,8%) produksi ASI-nya lancar, sementara 18 untuk membuka saluran susu. Bila keluar cairan,
responden yang tidak dilakukan Breastcare oleskan kepapila dan sekitarnya. Kemudian
Postpartum sebagian besar yaitu 11 responden payudara dibersihkan dengan handuk yang lembut.
(61,1%) produksi Asinya tidak lancar. Selaras Putting susu yang terbenam atau datar perlu
dengan hasil uji independent t test pada tabel 2 dikoreksi agar dapat menonjol keluar sehingga
yang menunjukkan bahwa rata-rata produksi ASI siap untuk disusukan kepada bayi. Masalah ini
pada kelompok breastcare postpartum tanpa dapat diatasi dengan bantuan pompa putting.
breast care postpartum yaitu 6.73 > 3.86 yang
Pijat payudara tidak hanya terbatas bagi anda yang
artinya dengan Breastcare Postpartum produksi
menginginkan produksi ASInya meningkat. Secara
ASI menjadi lebih lancar. Hasil ini relevan dengan
umum, pijat payudara sangat bergunauntuk
uji t yang menunjukkan nilai t-hit (16.40) > t-tab kesehatan payudara. Karena sesungguhnya
(1.691) yang berarti bahwa Breastcare Postpastum payudara yang tidak pernah dilatih, akan memiliki

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 27
Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

potensi terjadinya penumpukan cairan toxin yang Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
berujung pada berbagai masalah kesehatan pada Nifas Normal. Jakarta: EGC. Departemen
payudara.Ada beberapa manfaat perawatan Kesehatan RI, Angka Kematian Ibu.Jakarta,
payudara, diantaranya adalah memperbaiki dan 2010.
meningkatkan peredaran darah, mengurangi gejala Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D.
kram akibat menstruasi, mengurangi ketidak- 2005. Maternity nursing. 4th
nyamanan selama kehamilan, meningkatkan ed.(Wijayarini, M.A & Anugrah, P.I.,
kekencangan kulit payudara dan sekitarnya, Penerjemah) California: CV. Mosby
meningkatkan produksi ASI, mempercepat proses (sumber asli diterbitkan tahun 1995).
pengosongan kantung ASI, mencegah sumbatan Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk kedokteran dan
ASI di saluran dan kelenjar susu, mempercepat kesehatan, deskriptif, bivariat, dan
kesembuhan saat terjadi pembengkakan, relaksasi multivariate, dilengkapi aplikasi dengan
payudara dan area dada, mengencangkan otot menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba
penggantung payudara (otot pektoralis) hingga Medika
payudara menjadi lebih kencang dan terangkat Di, N. 2001. Hands off technique has many
benefits for breastfeeding mothers. British
5. Simpulan dan saran Medical Journal, 322, 929-930
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Profil
5.1 Simpulan Kesehatan Provinsi Bengkulu. Semarang,
Produksi ASI pada ibu post partum dengan 2010.
Breastcare Postpartum diketahui sebagian besar Dinas Kesehatan Kabupaten rejan lebong, Profil
(14 atau 77,8%) responden dengan Breascare Kesehatan Kabupaten rejang lebong. curup,
Postpartum produksi ASI-nya lancar. 2010.
Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta
Rata-rata produksi ASI pada kelompok breastcare :RINEKA CIPTA.
postpartum lebih lancar dibandingkan dengan Ladewig, P., London, M.L., & Olds, S.B. 2006.
kelompok tanpa breast care postpartum yaitu Maternity newborn nursing care:the nurse,
6.73> 3.86. 3. Breastcare Postpartum efektif the family, and the community. California:
meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Addison Wesley Longman. Lawrence, R.A.
2004. Breastfeeding: A Guide for the
5.2 Saran medical profession. 4th ed. St Louis: Mosby
Bagi Responden Diharapkan masyarakat terutama Inc
bagi ibu nifas mampu melakukan perawatan Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan perilaku
payudara secara benar sehingga produksi ASI kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
lancar dan proses laktasi juga berjalan dengan Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
lancar pula. Bagi Peneliti Diharapkan peneliti Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
mampu mengetahui penyebab ketidaklancaran Pramitasari RD, Saryono. 2009. Perawatan
produksi ASI dan mampu memberi solusi dalam Payudara. Yogyakarta : Mitra endekia
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI pada ibu Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan.Jakarta :
nifas. Bagi Profesi Kebidanan, diharapkan petugas Yayasan Bina Pustaka Sarwono
kesehatan dapat memberikan pelatihan tentang Prawirohardjo.
langkah-langkah dalam melakukan perawatan Prasetyo, D. 2005. Buku Pintar ASI Eksklusif.
payudara secara benar. Bagi Peneliti Selanjutnya Yogyakarta : DIVA Press.
Hasil penelitian ini merupakan data dasar yang Rahmawati A, Widyasih H, Suherni. 2008.
dapat digunakan sebagai bahan masukan didalam Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta
melaksanakan penelitian lanjutan bagi peneliti Fitramaya.
yang tertarik, berkaitan tentang hubungan Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisis
perawatan payudara dengan produksi ASI. Data Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas, 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengembangan Kese-
hatan Departemen Kesehatan, Republik
Anggraini Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Indonesia Desember 2008
Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Nifas . Jakarta: Salemba Medika
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 28
Jurnal Kesehatan Almuslim, Vol.V No.9  Agustus 2019 ISSN: 2460-7134

Penulis : .
Yenni Puspita, SKM., MPH
(NIDN/NIP: 4014018201/198201142005022002)

Saat ini bekerja sebagai Dosen JFU Poltekkes


Kemenkes Prodi DIII Curup Bengkulu. Bertempat
tinggal di Jl.Sapta Marga No.95 Desa Teladan
Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Penulis
merupakan lulusan S2 Kesehatan Masyarakat
UGM (KIA-Kespro).

Yenni Puspita | Efektivitas Breastcare terhadap produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Prumnas . . . 29

Anda mungkin juga menyukai