Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TEKNIK
2021
1. Jelaskan proses konversi energi menjadi energy listrik pada pusat listrik !
Pusat Listrik Tenaga Dissel (PLTD)
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar), biasanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk
daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD
dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang
bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
pada poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan untuk memutar
generator yang merubahnya menjadi energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara
yang dicampur dengan bahan bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo
charger. turbo charger ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah.
Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran toraknya atau torsi.
Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran.
Sedang pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran.
Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4
langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar silindernya tidak sesempurna mesin
4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai 1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan
energi pada PLTD :Selain kedua jenis mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD
ada yang berputaran tinggi (high speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran
rendah (low speed) dengan bentuk yang lebih besar.
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah
menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang
dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan
minyak merupakan wujud cairnya.
Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam bahan bakar.PLTU
menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air dipompakan ke
dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang sudah
tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran
yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor. Setelah keluar dari turbin tekanan
tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi
dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke
dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah.
Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah yang akan
diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan rendah uap
dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan
air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di
daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka dapat
digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke
tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar
memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah
itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan
dipompakan kembali ke dalam ketel.
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan dalam
kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang
bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan
udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada
burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan
menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang
memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas
tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu
tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin
dari lubang pada turbin. Untuk mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka
bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium dan
Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasin
antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali
sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi. Ketel uap PLTU yang
memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator
(HRSG). Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3 unit PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit
PLTU. Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena
daya turbin uap unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG. Dalam
pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja.
Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi tenaga air ini adalah dengan (i)
mengandalkan jumlah debit air dan (ii) dengan memanfaatkan ketinggian jatuhnya air.
Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk pembangkit listrik:
(a) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun bendungan dan reservoir atau yang
sering disebut dengan Run-of-river Hydropower ; (b) membangun bendungan dan membuat
reservoir untuk mengalirkan air ke turbin.
Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari aliran air
dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui intake,
kemudian dengan menggunakan pipa pembawa (headrace) air diarahkan menuju turbin.
Beberapa PLTA biasanya menggunakan pipa pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju
turbin/kincir air, dengan tujuan meningkatkan energi dalam air dengan memanfaatkan
gravitasi dan mempertahankan tekanan air jatuh.
Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan tertentu,
sehingga terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik. Sementara air yang tadi
digunakan untuk memutar turbin dikembalikan ke alirannya. Energi listrik yang
dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan
untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
2. Sebutkan beberapa produk sampingan yang tidak diinginkan yang timbul dalam
proses konversi yang disebut-sebutkan pada soal 1!
Jawaban :
Ada beberapa produk sampingan yang dihasilkan yaitu berupa limba, kebisingan dan
Radiasa yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan.
Jawaban :
Sebagai tempat dimana proses pembangkitan tenaga energi listrik dilakukan , proses
pembangkitan energi listrik merupakan proses pengkonversian energi primer (bahan
bakar atau potensi tenaga air) menjadi energi mekanik penggerak generator, selanjutnya
energi mekanik ini diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Jawaban :
a. Penyediaan Energi Primer
b. Penyediaan Air Pendingin
c. Masalah Limbah
d. Masalah Kebisingan
e. Operasi
f. Pemiliharaan
g. Gangguan dan Kerusakan
h. Pengembangan Pembakitan
i. Perkembangan Teknologi Pembangkitan
7. Apakah syarat-syarat suatu mutu energi listrik ?
Jawaban :
a. Kontinuitas Penyediaan
b. Nilai Tegangan
c. Nilai Frekuensi
d. Kedip Tegangan
e. Kandungan Harmonisa
1. Pastikan bahwa breaker dari generator yang akan diparalel (incoming generator) dalam
keadaan terbuka, atau dengan kata lain incoming generator terisolasi dengan sistem.
2. Pastikan AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam keadaan
“Automatic”, bukan manual.
3. Start Prime mover sampai pada spesifikasi putaran tanpa
beban.
4. Gunakan governor control untuk mengeset frekwensi Incoming
Generator lebih tinggi 1/10 dari frekwensi sistem.
5. Gunakan AVR untuk mengeset Tegangan Incoming Generator
sama atau lebih tinggi dari sistem.
6. Gunakan Synchroscope pada incoming generator dan set
frekwensi incoming generator berputar perlahan – lahan di
daerah “Fast” mendekati 0.
7. Tutup breaker incoming generator saat 1 sampai 2 derajat
pada synchroscope sebelum posisi 0. Dengan asumsi breaker
mepunyai massa lembam dengan demikian penutupan breaker
tepat pada angka 0 pada synchroscope.
8. Matikan synchroscope
9. Dengan governor control, buat perpindahan beban ke incoming
generator secara perlahan – lahan.
10. Jika power faktor yang terbaca antara 2 generator atau lebih yang
diparalel tidak sama maka, set AVR masing – masing generator
sampai power faktor setiap generator mendekati sama.
11. Gambarkan beberapa buah generator yang dihubungkan paralel sampai ke beban, berikut
peralatan – peralatan yang digunakan dalam hal mutu listrik:
a.Voltage dip
b.Swell, swings
c.Flicker
d.Impuls
Untuk point a,b,c,d gambarkan penyebab terjadinya.