Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Tektonisme”

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Umum

Dosen Pengampu : Hendra Saputra M.Pd

Disusun Oleh:

1. Silvi (12111321798)
2. Muhammad Azlan Syah (12111310022)
3. Muhammad Erizal (12111310181)
4. Preti Oktaviani (12111324463)
5. Utari N (12111320933)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji serta syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, hidaya
h, dan karunianya kami dapatmenyelesaikan tugas kelompok dalam bentuk
makalah dan power point tentang Tektonisme.

Tugas ini kami buat dengan tujuan yang pertama memenuhi tugas yang diberikan olehguru pe
mbimbing serta untuk menambahwawasan, bahan bacaan, dan pengetahuan kami.

Kami mengucapkan terimakasih kepadapihak yang telah membantu kami dalammenyusun m


akalah serta power point sampaidengan tugas ini selesai.

Akhir kalimat, apabila ada kesalahan ataukekeliruan dalam pembuatan makalah ini kamimem
inta kritik dan saran dari para pembacadalam pembuatan makalah ini, sehinggakedepan nanti
kami dapat membuat makalahyang lainnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1


1.1. LATAR BELAKANG..................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................2
1.3. TUJUAN ......................................................................................2
1.4. MANFAAT...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


2.1. PENGERTIAN DIATROPISME..................................................3
2.1.1 Proses Terjadinya Diatropisme ....................................... 3
2.1.2 Akibat Diastropisme ......................................................... 4
2.1.3 Plate Tektonik .................................................................. 7
2.2. OROGENESA ......................................................................... 8
2.2.1. Pengertian orogenesa .................................................... 8
2.2.2. Bagian bagian lipatan ................................................. 10
2.3. GERAK EPIROGENESA.............................................................. 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan.......................................................................... 14
3.2 Saran...................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit atau bergelombang
sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui berbagai proses dalam waktu yang lama.
Keragaman bentuk ini terjadi karena tenaga endogen dan eksogen. Tenaga endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi, contohnya adalah tenaga tektonik (diatropisme), aktivitas
vulkanik (vulkanisme) dan gempa bumi (seisme). Diatropisme merupakan tenaga yang bekerja
dari dalam bumi yang mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan
(lempeng), sehingga mengubah bentuk muka bumi. Gerakan ini dapat dibagi menjadi gerakan
epirogenesis dan orogenesis. Epirogenesis adalah pengangkatan atau penurunan jalur kerak
bumi yang berlangsung sangat lambat dan meliputi daerah yang sangat luas. Sedangkan
orogenesis adalah proses terbentuknya pegunungan (mountain building) atau pengangkatan
kerak bumi karena tumbukan lempeng dalam wilayah yang sempit. Proses ini menghasilkan
pegunungan berangkai dan bersamaan dengan itu terbentuk sesar dan lipatan. Jadi gunung api
bukan termasuk orogenesis, karena tenaga yang membentuknya adalah aktivitas vulkanik,
bukan diatropisme. Vulkanisme merupakan semua bentuk kegiatan magma dari lapisan dalam
litosfer yang berusaha keluar ke lapisan atasnya hingga ke permukaan bumi. Lempeng bumi
bersifat kaku/keras, pada pertemuan lempeng terjadi beberapa retakan, dari retakan itulah
magma dapat mengalir ke atas dan membentuk kantong – kantong magma. Sebagian magma
dapat mencapai permukaan dan membentuk gunung api, maka dari itu gunung api dapat
terbentuk pada pertemuan lempeng. Indonesia terbentuk oleh 3 lempeng yang saling
bertumbukan, yaitu lempeng Asia (Eurasia), lempeng pasifik dan lempeng Indo-Australia.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diatropisme?
2. Apa yang dimaksud dengan epirogenesa?
3. Apa yang dimaksud dengan Orogenesa?
4. Bagaimana proses dari Diatropisme
5. Mengapa lipatan bisa terjadi?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Diatropisme
2. Untuk untuk mengetahui pengertian dari epirogenesa
3. Untuk mengetahui makna dari Orogenesa
4. Untuk mengetahui bagaimana proses dari Diatropisme
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya lipatan

1.4. Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang membedakan berbagai bentuk
lipatan.
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
Diatropisme,Epirogenesa,dan Orogenesa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Diatropisme
Tenaga yang dari dalam Bumi ada banyak sekali. Salah satu jenis dari tenaga Bumi adalah
diastropisme. Diastropisme merupakan salah satu jenis tenaga tektonisme. Definisi
diastropisme menurut para ahli ahli, menyatakan bahwa diastropisme merupakan proses
pembentukan relief muka bumi oleh tenaga endogen namun tanpa disertai oleh aktivitas
magma.

Terjadinya diastropisme di daerah yang luas disebut dengan epirogenese. Namun apabila
diastropisme meliputi daerah yang tidak terlalu luas disebut dengan orogenese. Diastropisme
bisa terjadi di wilayah yang luas maupun yang sempit dan bisa terjadi dimana saja di atas muka
bumi.

2.1.1 Proses Terjadinya Diatropisme


Adapun proses hingga terjadinya diastropisme adalah sebagai berikut:

 Arus yang terdapat pada lapisan astenosfer akan menyeret lempeng- lempeng yang ada
di kerak bumi sesuai dengan arahnya masing- masing sehingga tidak dapat ditentukan
oleh manusia.
 Lempeng bumi akan bergeser dan bertubrukan. Hal ini terjadi karena adanya arus
konveksi yang jumlahnya sangat banyak sehingga lempeng- lempeng tersebut akan
berhamburan sesuai dengan arahnya masing- masing dan menyebabkan lempeng bumi
akan bergeser dan terjadilah tumbrukan- tumbrukan.
 Terjadinya selipan dan gerakan saling menjauh. Arah yang tidak pasti, pergeseran dan
juga tumbrukan akan mengakibatkan adanya selipan dan juga gerakan saling menjauh
antara satu lempeng dengan lempeng lainnya. Hal inilah nantiinya yang akan
menyebabkan bentukan- bentukan di kerak Bumi yang berupa patahan maupun lipatan.

3
2.1.2 Akibat Diastropisme
Diastropisme merupakan tenaga dari dalam Bumi yang menggeser serta mengubah arah
lempeng bumi. Hal ini merupakan tenaga yang sangat besar hingga dapat menyebabkan
berbagai bentukan di permukaan Bumi yang bisa dilihat oleh manusia. Bentukan- bentukan ini
merupakan akibat dari patahan dan juga lipatan. Patahan dan lipatan sendiri merupakan akibat
dari tenaga dari dalam bumi tersebut. Lebih tepatnya akibat dari diastropisme ini berupa
pegunungan lipatan dan juga pegunungan patahan. Adapun beberapa bentuk atau akibat dari
diatopisme antara lain sebagai berikut:

1. Bentuk- bentuk Pegunungan Lipatan


Pegunungan lipatan merupakan pegunungan yang terbentuk atau disebabkan oleh
terlipatnya lapisan sedimen yang besar akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi dengan arah
mendatar atau horizontal. Sebagai bentukan dari pegunungan lipatan ini antara lain adalah:

1) Jalur pegunungan lipatan


Bentukan dari pegunungan lipatan yang pertama adalah terbentuknya jalur pegunungan
lipatan. Jalur pegunungan lipatan merupakan sebuah jalur atau bentukan yang menyerupai pola
adanya pegunungan tertentu. Jalur pegunungan ini bisa terbentuk di sepanjang beua, atau
bahkan antar benua. Jalur pegunungan ada juga sekaligus untuk menendai daerah- daerah yang
memiliki letak atau karakteristik geografis yang sama, sehingga daerah- daerah yang berada
dalam satu jalur pegunungan biasanya memiliki permasalahan yang sama, misalnya sering
terjadi gempa atau lain sebagainya. Di Bumi ini terdapat tiga jalur pegunungan lipatan, yaitu
jalur pegunungan lipatan sirkum pasifik, sirkum Mediterania, dan sirkum Australia.

 Dome atau Basin

4
Dome atau basin juga merupakan salah satu bentukan dari pegunungan lipatan akibar
diastropisme. Dome atau basin merupakan pegunungan lipatan yang bentuknya
membulat. Dome kenampakannya berupa gundukan tanah yang lebih tinggi daripada
tanah di sekitarnya. Dome atau basin ini terjadi karena ada lipatan yang terjadi dari
dalam bumi yang arahnya mendatar dan mempunyai kekuatan datang pada waktu dan
arah yang sama

 Lipatan tunjam

Selanjutnya bentukan pegunungan lipatan adalah lipatan tunjam. Lipatan tunjam


merupakan salah satu jenis bentukan pegunungan lipatan akibat adanya tenaga endogen
diastropisme yang garisporosnya menunjam membentuk sudut terhadap bidang datar.

 Lipatan kompleks
Lipatan kompleks merupakan akibat lain dari bentukan pegunungan lipatan. Lipatan
kompleks adalah berbagai jenis lipatan yang terdapat pada sebuah jalur pegunungan besar yang
disebut dengan antiklinal besar atau geantiklin. Diatasnya terdapat antiklinal dan juga siklinal
yang kecil- kecil dengan berbagai tipe.

Nah demikianlah akibat dari adanya diastropisme yang berupa bentuk- bentuk pegunungan
lipatan. Selain pegunungan lipatan, masih ada lagi lainnya yaitu pegunungan patahan. Adapun
penjelasan dari bentuk- bentuk pegunungan patahan ada di bawah ini.

2) Bentuk- bentuk pegunungan patahan


Sebelum mengetahui tentang bentuk- bentuk dari pegunungan patahan, kita akan
mencari tahu mengenai pengertiannya terlebih dahulu. Patahan disebut juga dengan sesar atau
retakan. Adapun yang dimaksud dengan patahan atau sesar adalah hasil dari gerakan dengan
tekanan vertikal maupun tekanan horizontal yang menyebabkan lapisan kulit bumi yang telah
rapun menjadi patah atau retak. Patahan ini menyebabkan suatu bagian dari permukaan bumi
tidak rata atau memiliki ketinggian yang sama dengan lainnya. Sehingga kita yang ada di
permukaan bumi melihatnya sebagai suatu pegunungan. Patahan atau sesar ini dibagi menjadi
berbagai jenis. Adapun berbagai jenis dari bentukan patahan akan dijelaskan di bawah ini.

5
Beberapa bentuk pegunungan patahan antara lain sebagai berikut:

 Patahan normal

Patahan normal merupakan patahan yang memiliki arah normal, yaitu arah gerak blok
buatanya mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke bawah di sepanjang bidang
patahan. Patahan normal ini merupakan salah satu bentuk patahan yang diakibatkan adanya
diastropisme.

 Patahan rebah

Selanjutnya adalah patahan rebah.


Patahan rebah disebut juga dengan Thrush
Fault. Patahan rebah merupakan jenis patahan
yang merupakan lanjutan dari lipatan. Jadi
patahan rebah ini adalah patahan yang turun ke
bawah akibat dari lanjutan suatu lipatan. Jadi,
apabila tekanan dari slah satu sisi lebih kuat
dan terjadi secara terus menerus, maka
struktur lipatan akan rebah dan porosnya akan
terjadi di bidang patahan. Patahan rebah akan menimbulkan sebuah akibat tertentu, salah
satunya adalah akan terbaliknya susunan lapisan batuan.

 Sesar geser

Sesar geser adalah salah satu jenis patahaan juga.yang dimaksud sesar geser adalah
jenis patahan yang memiliki arah geser horizontal dan searah dengan garis porosnya. Sebagai
contoh sesar geser adalah sesar Opak yang menjadi pusat gempa di Yogyakarta tanggal 27 Mei
2006 dan juga daerah yang menjadi pusat gempa di California dan juga Amerika Seikat.

 Horst

Selanjutnya dari bentuk pegunungan patahan adalah horst. Horst merupakan bentuk
yang menonjol dari patahan. Horst ini sering, bahkan selalu berdampingan dengan graben. Jika
horst adalah bentuk yang menonjol, maka graben merupakan bentuk atau segmen yang turun
ke bawah.

6
2.1.3 Plate Tektonik

Lempeng merupakan bagian materi penyusun bumi yang paling atas. Lempeng ini memiliki
ketebalan hingga 100 km (Stein, 2003). Bagian atas bumi terdapat lapisan lithosphereyang
terdiri atas kerak bumi dan mantel bumi yang bersifat kaku dan padat. Bagian lithosphere ini
terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Lempeng tektonik terdiri atas lempeng benua dan
lempeng samudera.

Teori lempeng tektonik erat kaitannya


dengan teori pergerakan benua.
Sekitar 250 juta tahun yang lalu,
lempeng-lempeng tektonik tergabung
dalam satu benua besar yaitu Pangea.
Menurut teori pergerakan lempeng
benua, satu benua besar tersebut pecah
menjadi dua benua besar yaitu
Laurasia dan Gondwana. Kemudian
kedua benua besar tersebut terus
mengalami perpecahan hingga membentuk daratan dan samudera seperti sekarang.

Proses pecahnya lempeng benua pertama yaitu Pangea menurut teori pergerakan lempeng
benua. Proses perpecahan lempeng benua ini membentuk membentuk daratan dan samudera
seperti sekarang, sehingga daratan yang terbentuk sekarang dapat digabungkan kembali
seperti puzzle.

Proses terbentuknya dua lempeng tektonik, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera
dimulai dari adanya gaya konveksi mantel pada lempeng benua. Gaya konveksi mantel ini
merupakan gaya yang ditimbulkan karena adanya tekanan panas bumi. Selama berjuta-juta
tahun, adanya gaya konveksi mantel ini mengakibatkan timbulnya suatu celah dan memisahkan
satu lempeng benua menjadi dua bagian. Seiring bertambahnya waktu celah antar lempeng

7
benua tersebut menjadi semakin lebar dan membentuk lempeng samudera. Terdapat tujuh
lempeng utama penyusun permukaan bumi yaitu lempeng Afrika, lempeng Antartika, lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara (North-America), lempeng Amerika
Selatan, dan lempeng Pasifik (Kious dan Tilling, 1996).

2.2. Orogenesa

2.2.1 Pengertian orogenesa


Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah
yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (Warping, lipatan
(Folding, patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Serta salah satu contoh hasil orogenesa
adalah deretan pegunungan Mediterania:

a) Pelengkungan (Warping)
Terjadi gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah yang batuannya sedimen. Jika
batuan sedimen melengkung ke atas membentuk kubah(Dome) dan jika melengkung kebawah
membentuk cekungan(Basin)

b) Retakan (Jointing)
Terjadi karena adanyakontraksi saat berlangsungnya pendinginan atau
bisa juga disebabkan karena pergerakan daridalam bumi. Biasanya terjadi pada puncak
antiklinal.

8
c) Lipatan (Folding)
yaitu terjadinya lipatanyang disebabkan oleh gerakan dari dalam Bumiakibat
tekanan yang besar dan temperatur yang tinggi, sehingga menjadikan sifat batuan
menjadicair liat atau plastis. Keplastisannya ini membuat batuan tersebut akan terlipat
apabila ada dorongan tenaga tektonik.
Lipatan lapisan Bumi ini akan membentuk pegunungan, yang punggungnya disebut
antiklinal dan wilayah lembahnya disebut sinklinal. Perbedaan tingkat keplastisan dan
kekuatan tenaga tektonik menjadikan batuan terlipat dengan berbagai bentuk.

Lipatan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan bentuk lengkungan, yaitu:

a. Antiklin, merupakan punggung lipatanyang kemiringan kedua


sayapnya kearah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav
dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari

b. Sinklin, merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya


menuju kesuatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan
cekungnya mengarah keatas). Bagian tengah dari sinklin disebut inti
sinklin.

9
2.2.2 Bagian bagian lipatan
Salah satu bagian dari lipatan adalah axial plane atau axial surface. Axial plane merupakan
bidang yang memotong puncak sehingga bagian samping darilipatan menjadi kurang simetris.
Bagian dari lipatan yang lain adalah limbs ataudalam bahasa Indonesia disebut sebagai sayap
lipatan. Limbs adalah bidang miring yang membangun struktursinklin atau antiklin. Limbs
memanjang dari axial plane pada lipatan satu ke axial plane pada lipatanlainnya. Inflection
point adalah titik dimana terdapatperubahan pada lengkungan yang mana lengkungan inimasih
termasuk bagian dari limbs itu sendiri.
Selain itu masih ada lagi bagian bagian lipatan lainnya. Diantaranya adalah crest dan
through. Crest adalah garis sepanjang bagian atau daerah tertinggi dari suatu lipatan. Atau lebih
tepatnya garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari suatu lipatan pada bidang yang
sama. Crest dapat pula disebut sebagai hinge line. Adapun bidang pada lipatan tempat
terbentuknya crest disebut sebagai crestal plane. Sedangkan through sendiri adalah kebalikan
dari crest.Through merupakan garis yang menempati bagian paling rendah dari suatu lipatan.
Dengan kata lain, garis ini menghubungkan titik-titik paling rendah dari bidang yang sama.
Dan bidang tempat terbentuknya through dinamakan dengan trough line.

Lipatan dapat dibagi lagi berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan bentuknya, sebagai
berikut:
 Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
 Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
 Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidakteratur karena lapisannya tersusun dari
bahan-bahan yang berlainan;
 Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.
 Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.
 Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajaryang disebabkan oleh tekanan yang
terus menerus.
 Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajamyang dibatasi oleh permukaan planar.
 Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunyamembagi secara simetris atau sama
besar antara antiklin dan sinklin.
 Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunyatidak simetris, membentuk sudut.
 Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatanmiring tetapi bagian puncaknya
terdorong sangattinggi sehingga bentuknya seperti menggantung.

10
 Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terusmenerus menyebabkan puncaknya
melandaiseperti rebahan.
 Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagiandalamnya bekerja daya tekanan dan sayap
tengahtidak menjadi tipis.
 Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu
sesar

d.) Patahan (Faulting)


Struktur batuan mengalami patahan jikamendapat tekanan yang sangat kuat dan cepa
thingga melampaui titik patah batuan. Patahanada beberapa jenis yaitu:

 Normal fault (sesar normal), patahan yang gerak lempengnya ke bawah menurut
bidangmiring patahan.
 Reserve fault (sesar balik), patahan yang gerak lempeng batuannya ke atas
bidangpatahan dan berlawanan, dengan arah gaya berat.
 Strike slip fault (sesar mendatar), patahanyang lempengbatuannya bergerak
horizontal dalam arah yang berlawanan.

2.3 GERAK EPIROGENESA


Epirogenesa adalah gerakan yang dapatmenyebabkan permukaan bumi bergerak secara
vertikal,baik naik maupun turun. Tektonikepirogenesa bergerak lambat dan meliputi wil
ayahyang luas. Epirogenesa terdiri dari 2 macam yaitu :

1. Epirogenesa positif

11
Epirogenesa positif adalah gerakan turunnyapermukaan bumi sehingga seolah-
olahpermukaan laut naik. Gerakan inidisebabkan karena tambahan beban.

Misalnya :
Pengendapan yang terjadi dimuara sungai Mississippi
yang sangat cepatmengakibatkan daerah geosin klinaltertutupi endapan.

2. Epirogenesa negatif

Epirogenesa Negatif adalah gerakan ke atas yang menyebabkan naiknya permukaan


daratan sehingga seolah-olah permukaan laut menjadi turun. Gerakan ini biasanya
disebabkan karena berkurangnya beban lapisan kerak bumi.
Misalnya :
Pantai Stockholm yang naik 1 m setiap 100 tahun

1.4.Dampak Tektonisme

Dampak Positif
Berikut dampak positifnya:

 Tektonisme adalah salah satu pembentuk gunung di bumi. Salah satu gunung di bumi
adalah gunung api. Gunung api, memuntahkan lahar yang nantinya akan menjadi
tanah yang subur. Hal ini dimanfaatkan oleh manusia, untuk berkebun. Sedangkan
gunung yang lain adalah gunung kapur.

12
 Gunung adalah salah satu penghasil bahan tambang Seperti emas, berlian, timah, atau
batu bara. Selain itu, gunung juga penghasil bahan yang dipakai untuk membuat
bangunan yang berguna bagi manusia.
 Lipatan serta patahan yang terjadi akibat tektoisme
Menghasilkan lokasi- lokasi tempat penyimpanan minyak bumi dan gas alam.
 Panorama yang dihasilkan oleh tektonisme sangat indah
Sehingga biasa dijadikan sebagai tempat wisata oleh manusia. Salah satu tempat
wisata yang terkenan di Indonesia adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, atau
Wisata Pendakian Gunung Semeru di Jawa Timur.

Dampak Negatif
Dampak negatif tektonisme pada manusia adalah:

 Gerakan tektonisme berasal dari tekanan panas yang berasal dari dapur magma. Dapur
magma yang tertekan, akan menyebabkan magma berusaha keluar, dan mencari
tekanan yang lebih rendah.
 Lereng yang terbentuk melalui patahan, berbentuk sangat terjal. Sehingga tidak dapat
dipakai sebagai perkebunan.
 Selain itu,bencana alam adalah salah satu dampak dari tektonisme. Adanya gempa
tektonik dapat menimbulkan kerusakan pada manusia. Selain itu, gempa tektonik
yang terjadi di dalam laut, dapat berpotensi tsunami .

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yangmenyebabkan terjadinya
dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan padakulit bumi serta pada batuan. Berdasarkan
jenis gerakan dan luas wilayah yangmempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas
gerak orogenesa danepirogenesa. Gerak orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang
relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik
Menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga
terjadilahperistiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnya
terbentuknya deretan liputan pegunungan muda Sirkum Pasifik

3.2. Saran
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen sebagai perbaikan
karya tulis saya selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hilmiyatiulinnuha.2019.”Histori Tektonik Lempeng” .


https://geodesigeodinamik.ft.ugm.ac.id/2019/07/15/tektonik-lempeng/
Diakses pada 5 April 2022 pukul 10.15 WIB

Fatma Desi.2018.”Diatropisme:Pengertian,Proses Terjadinya dan Dampaknya "


https://ilmugeografi.com/geologi/diastropisme/amp
Diakses pada 3 April 2022 pukul 23.28 WIB

http://eprints.ums.ac.id/29264/2/BAB_I.pdf diakses pada 4 April 2022 pukul 10.00 WIB

Hidayat Andi.2020.”Gerak Epirogenesa Hasil Aktifitas Tektonisme”


https://andimanwno.wordpress.com/2020/03/29/gerak-epirogenesa-hasil-tektonisme/amp/
diakses pada 5 April pukul 10.05 WIB

Icha Elisa.”Tektonisme” https://www.academia.edu/8824448/TEKTONISME diakses pada 5


April 2022 pukul 09.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai