Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tema : Latar Belakang Munculnya Mur'jiah dan Mu’tazilah


Mata Kuliah : Ilmu Kalam dan Aliran Modern

Disusun Oleh :
Alwi Al-habsyi (213122010)
Husen Al-Alamri (213121081)
Zamharir (213121043)
Shyahdia Alatas (213121073)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALKHAIRAT PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allas SWT karena kuasanya lah kami diberikan
kesempatan dan kekuatan serta kemampuan untuk menyelesaikan tugas berbentuk Makalah ini
tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini baik tenaga maupun pemikirannya dan kami juga
menyadari bahwa makalah ini belum terstruktur secara baik dan benar dan memerlukan banyak
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca yang sangat membantu kami
butuhkan demi menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
kalangan pembaca dan semua pihak dan meningkatkan pengetahuan bagi para calon mahasiswa dan
mahasiswi UNIVERSITAS ALKHAIRAT PALU.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1
C. TUJUAN MAKALAH.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG ALIRAN MURJI’AH.................................................................3


B. DOKTRIN POKOK MURJI’AH.....................................................................................4
C. SEKTE-SEKTE MURJIAH.............................................................................................5
D. PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG MU’TAZILAH......................................6
E. TOKOH-TOKOH ALIRAN MU’TAZILAH.................................................................7
F. AJARAN POKOK MU’TAZILAH.................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10

A. KESIMPULAN..................................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Murji’ah merupakan aliran Theologi Islam yang netral atau menangguhkan dan
memberi pengharapan terhadap ummat yang melakukan dosa besar, munculnya aliran ini
pada mulanya ditimbulkan oleh persoalan politik kemudian akhirnya berkembang menjadi
persoalan teologis. Dengan demikian kaum Murji’ah pada mulanya golongan yang tidak
mau turut campur dalam pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap
menyerahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafir.
Perkataan Mu’tazilah berasal dari “I’tizal” yang artinya memisahkan diri. Mu’tazilah
adalah salah satu pemikiran dalam islam yang banyak terpengaruh dengan filsafat barat
sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.
Aliran Mu’tazilah muncul kira-kira pada permulaan abad pertama Hijriyah, di kota
Basrah (irak). Basroh ketika itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.
Selain itu, aneka kebudayaan asing dan bermacam-macam agama bertemu di kota itu.
Makin luasnya dan makin banyaknya orang yang memeluk agam islam menyebabkan
adanya orang yang ingin menghancurkan islam, terutama dari segi akidah.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dalam perspektif teologis meliputi:
pendahuluan, latar belakang munculnya Murji’ah dan Mu’tazilah, penamaan Murji’ah dan
Mu’tailah, doktrin dan sekte-sektenya Murji’ah, tokoh-tokoh Mu’tazilah dan ajaran pokok
Mu’tazilah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mencari tahu latar belakang Murji’ah.
2. Mencaru tahu bagaimana penamaan Murji’ah.
3. Mencari tahu doktrin dan sekte-sekte Murji’ah.
4. Mencari tahu pengertian dan latar belakang Mu’tazilah.
5. Siapa saja tokoh-tokoh aliran Mu’tazilah.
6. apa saja ajaran pokok Mu’tazilah.

iii
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Murji’ah.
2. Untuk mengetahui bagaimana penamaan Murjia’ah.
3. Untuk mengetahui doktrin dan sekte-sekte apa saja dari Murji’ah.
4. Untuk engetahui pengertian dan latar belakang Mu’tazilah.
5. Untuk mengetahui siapa saja tokoh aliran Mu’tazilah.
6. Untuk mengetahui apa saja ajaran pokok Mu’tazilah

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Aliran Murji’ah


aliran ini muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah. kalimat ini disebut murji'ah
yaitu menunda atau mengembalikan. murji'ah sendiri yakni kelompok atu aliran yang tetap
berada dalam barisan ali bin Abi Thalib. berkembangnya murji'ah ini, antara lain gagasan
irja' atau arja'a yang dikembangkan oleh sebagian sahabat sebagai penjamin persatuan dan
kesatuan umat islam. gagasan irja' merupakan doktrin murji'ah, yang muncul pertama kali
sebagai gerakan politik diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, yaitu al-hasan bin
Muhammad al-hanafiyah.
Murji’ah merupakan aliran Theologi Islam yang netral atau menangguhkan dan
memberi pengharapan terhadap ummat yang melakukan dosa besar, munculnya aliran ini
pada mulanya ditimbulkan oleh persoalan politik kemudian akhirnya berkembang menjadi
persoalan teologis. Dengan demikian kaum Murji’ah pada mulanya golongan yang tidak
mau turut campur dalam pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap
menyerahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafir. Tulisan ini akan menguraikan
bagaimana aliran Murji’ah, dalam perspektif teologis meliputi: pendahuluan, latar belakang
munculnya Murji’ah, penamaan Murji’ah, doktrin dan sekte-sektenya.
Ada beberapa teori yang mengemukakan asal-usul adanya aliran Murji’ah. Teori
pertama mengatakan bahwa gagasan irja’a atau arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat
dengan tujuan menjaminpersatuan dan kesatuan umat islam ketikaterjadinya pertikaian
politik dan juga bertujuan untuk menghindari Sektarianisme. Deperkirakan murjiah ini
muncul bersamaan dengan munculnya khawarij. Teori lainmengatakan bahwa basis doktrin
murjiah muncul pertamakali sebagai gagasan politikyang diperlihatkan oleh cucu Ali bin
Abi Thalib, Al-Hasan bin muhammad al-hanafiyah.
Ada juga teori yang mengatakan bahwa ketika dilakukan tahki, kelompok Ali
terpecah menjadi dua kubu, yaitu pro dan kontra. Kelompok kontra akhirnya keluar dan
disebut dengan kelompok khawarij yang memandang bahwa keputusan tahkim bertentangan
dengan Al-Qur’an, sehingga pelakunya melakukan dosa besar dan pelakunya dihukumi

v
kafir. Pendapat tersebut ditolak oleh sebagian sahabat yang kemudian disebut dengan aliran
Murji’ah. Di mana aliran ini menyatakan bahwa pembuat dosa besar tetaplah mukmin,
sementara dosanya diserahkan kepada Allah SWT. Apakah diberi ampun atau tidak

B. Doktrin pokok Murji’ah


Di bidang politik, doktrin irja’  diimplementasikan dengan sikap politik netral
ataunonblok, yang hampir selalu diimplementasikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya
kelompok murji’ah dikenal juga sebagai kelompok bungkam.

1. doktrin teologi Murji’ah menurut Abu A’ala Al-Maududi


Abu A’ala Al-Maududi menyebutkan ada dua doktrin pokok ajaran murji’ah, yaitu :

a. Iman adalah dengan cukup percaya pada Allah SWT dan rasul nya merupakan suatu
keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin
walaupun meninggalkan perbuatan yang diwajibkan dan melakukan dosa besar.
Kebanyakan aliran Murji’ah berprndapat bahwa hanya membenarkan dengan hati,
atau dengan kata lain iman ialah pandangan kepada Allah dengan hati. Bukan
pengertian lahirnya. Apabila seseorang beriman dengan hatinya, maka dia adalah
mukmin dan muslim, sekalipun lahirnya menyerupai yahudi atau nasrani dan
lisannya tidak mengucapkan kalimat syahadat, itu termasukmukan bagian daripada
iman.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata, selama masih ada iman di hati, setiap
maksiat tidak dapat mendatangkan madarat ataupun gangguan atas seseorang untuk
mendapatkan pengampunan, manusia hanya cukup menjauhkan diri dari syirik dan
mati dalam keadaan akidah tauhid. Murji’ah memandang bahwa perbuatan atau amal
tidaklah sepenting iman yang meningkat. Pada peengertian bahwa hanya imanlah
yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak mukminnya seseorang. Iman
letaknya dalam hati seseorang dan tidak diketahui manusia lainnya. Oleh karena itu
ucapan dan perbuatan tidak mesti mengandung arti bahwa dia tidak memilikiiman
yang terpenting ialah iman dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbutan tidak
merusak iman seseorang. Walaupun perbuatan yang dilakukannya melanggar dari

vi
syariat islam, tetapi kalau hatinya masih beriman, aliran ini mengatakan itu mukmin.
Adapun mengenai orang yang lalai dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya,
atau dia melakukan dosa besar, maka sebagian dari tokok-tokoh Murji’ah
berpendapat : tiadalah mungkin menentukan hukum bagi orang itu di dunia. Hal itu
harus diserahkan kepada tuhan untuk menentukannya di akhirat. Dari sini timbul
istilah “Murji’ah” yaitu berasal dari kata “irja” yang berarti menangguhkan.

2. Doktrin teologi Murji’ah menurut Harun Naution


Doktrin teologi Murji’ah menurut Harun Naution menyebutkan empat ajaran pokok, yaitu :
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al-Asy’ary
yang terlibat tahkim dan menyerahkan kepada Allah dihari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar
c. Meletakan (pentingnya) iman daripada amal.
d. Memperbaiki penghapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh
ampunan dan rahmat Allah.

C. Sekte-Sekte Murji’ah
Secara garis besar aliran Mur’jiah terbagi dalam 2 sekte yaitu aAl-Murji’ah Moderat
dan ekstrem.
1. Al-Murji’ah Moderat
Al-Murji’ah moderat disebut juga Al-murji’ah al-sunnah yang pada umumnya terdiri
dari para fuquha dan muhditsin. Mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar bukanlah
kafir dan tidak kekal dalam neraka, dia akan dihukum dalamneraka seuai dosa yang telah
diperbuatnya dan kemungkinan Allah SWT bisa mengampuni dosanya. Dengan demikian
Murji’ah moderat masih mengakui kerberadaan amal perbuatan dan mengakui pentingnya
amal perbuatan manusia, meskipun bukan bagian dari iman. Yang termasuk dalam golongan
Al-Murjiah moderat, diantaranya Al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Tholib, Abu
Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadis.
2. Al-Murjiah Ekstrem
Golongan Al-Murjiah yang ekstrem adalah mereka yang secara berlebihan
melakukan pemisahan antara iman dan amal perbuatan. Mereka menghargai iman terlalu

vii
berlebihan dan merendahkan amal perbuatan tanpa perhitungan sama sekali, Amal
perbuatan tidak ada pengaruhnya terhadap iman. Iman hanya berkaitan dengan tuhan dan
hanya tuhan yang mengetahuinya. Oleh karena itu, selagi orang beriman perbuatan apapun
tidak merusak imannya sehingga tidak menyebabkan kafirnya seseorang.

D. Pengertian dan Latar Belakang Aliran Mu’tazilah


Perkataan Mu’tazilah berasal dari “I’tizal” yang artinya memisahkan diri. Mu’tazilah
adalah salah satu pemikiran dalam islam yang banyak terpengaruh dengan filsafat barat
sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.
Aliran Mu’tazilah muncul kira-kira pada permulaan abad pertama Hijriyah, di kota
Basrah (irak). Basroh ketika itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.
Selain itu, aneka kebudayaan asing dan bermacam-macam agama bertemu di kota itu.
Makin luasnya dan makin banyaknya orang yang memeluk agam islam menyebabkan
adanya orang yang ingin menghancurkan islam, terutama dari segi akidah.
Orang-orang yang ingin menghancurkan agama islam tidak hanya mereka yang
bukan beragama islam, akan tetapi juga dating dari orang-orang islam sendiri karena
masalah politik. Dari pada itu, golongan khawarij lantaran masalah politik, namun
kemudian mereka mempersoalkan pula masalah teologi (tentang masalah iman dan kufur).
Menurut mereka, orang islam yang berdosa besar adalah kafir, sedangkan menurut murji’ah
tidak.

E. Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazilah

1. Wasil bin Atha (80 – 131 H)

viii
Wasil bin Atha Al-Ghazali adalah pendiri aliran Mu’tazilah, sekaligus sebagai
pemimpinnya yang pertama. Ia pula yang terkenal sebagai orang pertama yang meletakan
prinsip pemikiran Mu’tazilah yang rasional.

2. Al-Allaf (135 – 235 H)


Nama lengkapnya adalah Abdul Huzzail Muhammad bin Huzzail Al-Allaf. Ia
sebagai pemimpin Mu’tazilah kedua di Basrah. Ia banyak mempelajari filsafat Yunani.
Pengetahuan tentang filsafat memudahan baginya untuk penyusunan dasar-dasar ajaran
Mu’tazilah secara teratur. Pengetahuannya tentang logka, membuat dia menjadi ahli debat.
Lawa-lawannya dari golongan zindiq (orang yang pura-pura masuk islam) dari kalangan
majusyi, Zoroaster, dan ateis tak mampu membantah argumentasinya.

3. Bisyir bin Al-Mu’tammir (wafat 226H)


Ia adalah pemimpin aliran Mu’tazilah di Baghdad. Ia adalh seorang tokoh aliran
yang membahas konsep “Tawallud” yaitu batas-batas pertanggung jawaban manusia atas
perbuatannya. Bisyir mempunyai murid-murid yang besar pengaruhnya dalam penyebarah
paham Mu’tazilah, khususnya di Baghdad.

4. An-Nazzham (185 – 221 H)


Nama sebenarnya adalah Ibrahim bin Sayyar bin Hani An-Nazzham. Ia adalah murid
Abdul Huzail Al-Allaf. Ia juga banyak bergaul dengan para filosof. Pendapatnya banyak
berbeda dengan aliran Mu’tazilah lainnya. An-Nazzham memiliki ketajaman berpikir yang
luar biasa, antara lain tentang metode keraguan dan metode empiraka (percobaan-
percobaan) yang merupakan cikal bakal pembaharuan di Eropa.

5. Al-Khayyat (wafat 300 H)

ix
Abu Husain Al-Khayyat termasuk tokoh Mu’tazilah Baghdad. Bukunya yang
berjudul “Al-Intisar” berisi tentang pembelaan aliran Mu’tazilah dari serangan Ibnu Ar-
Rawandi. Ia hidup pada masa kemunduran aliran Mu’tazilah.

F. Ajaran Pokok Aliran Mu’tazilah


Ada lima ajaran pokok yang menjadi prinsip utama aliran Mu’tazilah. Kelima ajaran
pokok tersebut adalah :

1. At-Tauhid (Kemaha Esaan Allah)


Ajaran yang paling penting dari kaum Mu’tazilah adalah At-Tauhid atau Kemaha
Esaan Allah. Bagi mereka, Allah baru dapat dikatakan Maha Esa jika ia merupakan zat yang
usik, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia.
Oleh karena itu, kaum Mu’tazilah menolak ajaran Antropomorphisme, yaitu paham
yang menggambarkan tuhan menyerupai mahkluknya. Mereka juga menolak paham Beatific
Vision, yaitu pandangan bahwa tuhan dapat dilihat oleh manusia

2. Al-Adl (Keadilan)
Bagi Mu’tazilah paham ini mereka munculkan karena ingin mensucikan perbuatan
tuhan dari persamaannya dengan perbuatan makhluknya. Hanya tuhan yang berbuat adil
seadil-adilnya. Tuhan tidak mungkin berbuat zalim.
Dalam menafsirkan keadilan mereka mengaakan bahwa “tuhan tidak menghendaki
keburukan dan tidak menciptalan perbuatan manusia. Manusia bisa mengerjakan sendiri
segala perintahnya dan menginggalkan segala larangannya dengan kekuasaan (kodrat) yang
dijadikan tuhan pada diri mereka. Ia hanya memerintahkan apa yang dikehendakinya. Ia
menghendaki kebaikan-kebaikan yang ia perintahkan dan tidak campur tangan dalam
keburukan-keburukan yang dilarang”.

x
3. Al-Wa’d wal Al-Wa’id (janji dan ancaman)
Kaum Mu’tazilah yakin bahwa tuhan pasti akan memberikan pahala dan akan
menjatuhkan siksa pada manusia di akhirat kelak. Bagi mereka tuhan dikatakan adil jika ia
tidak memberikan pahala kepada orang yang berbuat baik dan tidak menghukum orang yang
berbuat jahat. Keadilan menghendaki supaya orang berslah diberi hukuman dan mereka
orang yang berbuat baik diberi hadiah berupa surge sebagaimana dijanjikan tuhan.

4. Al-Manzilah bainal Manzilatain (Posisi diantara dua posisi)


Prinsip keempat ini juga erat kaitannya dengan prinsip keadilan tuhan. Perbuatan
dosa besar bukanlah kafir, karena mereka masih percaya Allah dan rosulnya, tetapi mereka
bukan pula mukmin, karena iman mereka tidak lagi sempurna.

5. Amar Ma’aruf Nahi Munkar (Mnyuruh berbuat baik dan melarang berbuat buruk)
Mengenai hal ini kaum Mu’tazilah berpendapat sama dengan golongan-golongan
umat islam lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya dari segi pelaksanannya, apakah seruan
untuk berbuat baik dan larangan berbuat buruk itu dilakukan dengan lunak atau dengan
kekerasan.

xi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aliran Murji’ah lain gagasan irja' atau arja'a yang dikembangkan oleh sebagian
sahabat sebagai penjamin persatuan dan kesatuan umat islam. gagasan irja' merupakan
doktrin murji'ah, yang muncul pertama kali sebagai gerakan politik diperlihatkan oleh cucu
Ali bin Abi Thalib, yaitu al-hasan bin Muhammad al-hanafiyah. Sedangkan aliran
Mu’tazilah berasal dari “I’tizal” yang artinya memisahkan diri. Mu’tazilah adalah salah satu
pemikiran dalam islam yang banyak terpengaruh dengan filsafat barat sehingga
berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.

B. SARAN
Adanya kekurangan dan kelebihan dalam makalah kali ini harap diterima bagi
pembaca, kritik dan sarannya begitu sangat diperlukan agar kedepannya makalah dan
penulisan materi bisa menjadi lebih baik lagi.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Rini. 2019. “Makalah Ilmu Kalam Paham Aliran Murjiah”,


https://www.academia.edu/40873716/MAKALAH_ILMU_KALAM_PAHAM_ALIRA
N_MURJIAH , diakses pada tanggal 30 maret 2021 pukul 19.25.

Maktabah Mahasiswa, 2019. “Mu’tazilah (Aliran Ilmu Kalam)”,


https://maktabahmahasiswa.blogspot.com/2019/03/mutazilah-diajukan-untuk-
memenuhi-tugas.html , diakses pada tanggal 30 maret 2021 pukul 19.46.

xiii

Anda mungkin juga menyukai