Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT

PERKEMBANGANANAK
USIA TODDLER
(Studi Literatur Review)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Keperawatan

Oleh

INTAN APRILIA
P07120317020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN


KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN PALU
2021
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Intan Aprilia

NIM : P07120317020

Kelas : Reguler

Tempat dan tanggal lahir : sausu, 09 april 1998

Agama : Islam

Alamat : jl. Thalua khonci

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat MIN 1 sausu Tahun 2010

2. Tamat SMPN 1 sausu Tahun 2013

3. Tamat SMK KESEHATAN TERPADU KHATULISTIWA parigi

Tahun 2016

4. Mengikuti Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu jurusan

DIV Keperawatan Tahun 2017-2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-IV

Keperawatan Palu.

Nama : Intan Aprilia


Nim : P07120317020

Palu, September 2021

Pembimbing I

Rina Tampake,S.Pd.S.Kep,Ns,M.Med.Ed
NIP. 196302131986023002

Pembimbing II

Zainul L,SKM.,M.Kes
NIP. 196305101983031005

Mengetahui
Ketua Prodi D-IV Keperawatan Palu

Iwan, S. Kep.Ns.,SH.,M.Kes
NIP. 19770326 200312 1004

iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim penguji Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Palu Prodi D-IV Keperawatan Palu pada

tanggal September 2021

Nama : Intan Aprilia


Nim : PO7120317020

Tim Penguji

Penguji 1
I Wayan Supetran, S.Kep,Ns, M.Kes
NIP. 196906051990021002

Iwan, S. Kep.Ns.,SH.,M.Kes Penguji 2


NIP. 19770326 200312 1004

I Ketut Putra, SKM, M.Si Penguji 3


NIP. 195608181976061001

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan Direktur Polteb kkes Kemenkes Palu

Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.,M.Si Nasrul, SKM.,M.Kes


NIP. 196604241989032002 NIP. 196804051988021001

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
PALU

Intan Aprilia. 2021. Hubungan Pola Asuh orang tua dengan Tingkat
Perkembangan Anak Usia Toddler (Study Literatur Riview)
Pembimbing : (1). Rina T (2). Zainul L

ABSTRAK

(x + 45 halaman + 2 tabel + 5 Bab + 3 lampiran).

Kementrian kesehatan indonesia menemukan 57 (11,9%) kasus kelainan


tumbuh kembang keterlambatan perkembangan hanya di satu ranah
perkembangan saja, atau dapat pula lebih dari satu ranah perkembangan, sekitar 5-
10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan, data angka
kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketehui dengan pasti,
namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami
keterlambatan perkembangan umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisa hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia
toddler.
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan atau literature
review. dengan menganalisis 3 jurnal dengan judul hubungan pola asuh orang tua
dengan perkembangan anak usia toddler dengan jumlah sampel jurnal 1 sebanyak
31 sampel, jurnal 2 sebanyak 60 sampel dan jurnal 3 sebanyak 52 sampel.
Hasil penelitian jurnal 1 ada hubungan bermakna antara pola asuh orang
tua dengan perkembangan anak usia toddler dengan hasil uji statistik korelasi
Spearman Rank dengan nilai p value 0.038 dan jurnal 2 ada hubungan bermakna
antara pola asuh orang tua dengan tingkat perkembangan anak usia 1-3 tahun
dengan nilai p value 0.000, jurnal 3 ada hubungan antara pola asuh ibu dengan
perkembangan anak usia 1-3 tahun di wilayah Slawu, Kecamatan Patrang
Kesimpulan jurnal 1, 2 dan jurnal 3 Hasil penelitian memiliki hasil analisis
yang sama yaitu sebagian besar orang menggunakan pola asuh demokratis
dibandingankan dengan pola asuh otoriter dan permisif. Hasil analisis uji statistik
ketiga jurnal tersebut menunjukan hasil ada hubungan pola asuh dengan
perkembangan anak usia todler. Saran dalam penelitian ini adalah bagi Institusi
agar dapat menyediakan panduan tetap mengenai studi literatur dan dapat
menyediakan referensi terbaru baik buku maupun jurnal penelitian khususnya
tentang usia pola asuh dan perkembangan anak usia 1-3 tahun

Kata kunci : Pola asuh dan Tingkat perkembangan, Usia \Toddler


Daftar pustaka : 21 Referensi (2010-2020).

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ Hubungan pola asuh

orang tua dengan tingkat perkembangan anak usia Toddler (Studi Literatur

Riview)”.

Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak teristimewa kepada orang tua dan keluarga yang telah banyak

memberikan bantuan baik moril maupun material kepada peneliti. Oleh karena itu

pada kesempatan ini pula perkenankan peneliti ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Nasrul, SKM. M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

2. Selvi Alfrida M. S.Kp, M.Si, Ketua Jurusan Keperawatan Palu

3. Iwan, S.Kep, Ns, M.Kes, Ketua Prodi DIV Keperawatan Palu

4. Rina Tampake, S.Pd, S.Kep,Ns. M.Me.Ed, pembimbing I yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan selama penyusunan Skirpsi ini

5. Zainul L, SKM,M.Kes, pembimbing II yang senantiasa membimbing dan

mengarahkan selama penyusunan Skripsi ini

6. I Wayan Supetran, S.Kep,Ns, M.Kes. sebagai Ketua Tim penguji yang telah

banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti

7. Andi Nurhany, SKM, M.Kes, anggota penguji yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada peneliti

8. I ketut Putra, SKM, M.Si, anggota penguji yang telah banyak memberikan

saran dan masukan kepada peneliti

vi
9. Semua Dosen dan Staf pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Jurusan Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

bimbingan selama mengikuti pendidikan

10. Rekan-rekan seangkatan yang telah dengan setia bersama dalam melewati

suka duka dan memberikan dukungan selama mengikuti pendidikan

11. Dan untuk diri saya sendiri yang telah berusaha semaksimal mungkin

membuat dan mengerjakan skripsi ini saya ucapkan banyak terimakasih.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua, Amin.

Palu, September 2021

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI......................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
A. Konsep Perkembangan Anak..................................................................................6
1. Pengertian Perkembangan Anak usia toddler........................................................6
2. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak..........................................................................7
3. Prinsip-prinsip Perkembangan...............................................................................8
4. Parameter perkembangan anak usia toddler...........................................................9
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak....................10
6. Perkembangan Anak usia toddler........................................................................16
B. Konsep Pola Asuh Orang Tua.............................................................................22
1. Pengertian pola asuh orang tua............................................................................22
2. Hal-hal yang mempengaruhi pola asuh................................................................23
3. Tipe pola asuh orang tua......................................................................................24

viii
C. Hubungan Pola Asuh dan Pekembangan Anak Usia Toddler...............................27
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................29
A. Desain Penelitian..................................................................................................29
B. Protokol Dan Registrasi........................................................................................29
C. Database Pencarian..............................................................................................30
D. Kata Kunci...........................................................................................................30
E. Kriteria Inklusif Dan Eksklusif.............................................................................30
F. Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi.......................................................................32
G. Pengumpulan Data...............................................................................................33
H. Penyajian Data.....................................................................................................33
I. Metode Analisa Data............................................................................................34
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................39
A. Karakteristik Studi Literatur.................................................................................39
B. Karakteristik Responden Studi Literatur..............................................................39
C. Hasil Analisis Literatur Riveuw...........................................................................40
D. Pembahasan..........................................................................................................44
1. hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia toddler di desa
sumbermulyo kecamatan jogoroto kabupaten jombang....................................44
2. Hubungan antara pola asuh dan sikap orang tua dengan perkembangan anak usia
1-3 tahun..............................................................................................................47
BAB V PENUTUP..........................................................................................................52
A. Kesimpulan..........................................................................................................52
B. Saran....................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................54

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Format PICOS dalam Literatur Review................………………………31


4.1 Hasil Analisis Literatur Review…………………………………….…...36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Riwayat Hidup....................................................................................ii

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pola asuh orang tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi

dengan anak-anaknya, pola pengasuhan orang tua menentukan semua tentang

perkembangan anaknya, oleh karena itu perkembangan anak tidak dapat

dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat pertama kali

anak belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi

dengan kelompoknya, dan masa anak dianggap sebagai fase yang penting

karena akan menentukan kualitas kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran, dan

perilaku dimasa yang akan datang, dan masa depan masyarakat tergantung

pada anak-anak yang mampu mencapai pertumbuhan dan perkembangan

yang optimal (WHO, 2017). Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan

sejak masih dalam kandungan, sampai dilahirkan, setelah dilahirkan, dan

sampai berusia delapan belas tahun (Kemenkes RI, 2015).

Usia toddler merupakan usia emas karena perkembangan anak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat (Nursalam

dkk, 2016). Pada masa ini perkembangan kemampuan bahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya (Rusmil 2015). Pada tahun 2015, Kementrian kesehatan indonesia

menemukan 57 (11,9%) kasus kelainan tumbuh kembang keterlambatan

perkembangan hanya di satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula lebih

dari satu ranah perkembangan, sekitar 5-10% anak diperkirakan mengalami

1
2

keterlambatan perkembangan, data angka kejadian keterlambatan

perkembangan umum belum diketehui dengan pasti, namun diperkirakan

sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan

perkembangan umum (Kemenkes RI, 2015).

Data dinas kesehatan kabupaten jombang yang mengalami gangguan

perkembangan terbanyak ketiga yaitu di wilayah kerja puskesmas gambiran

sebanyak 51,53 % kasus, yang kedua di wilayah kerja puskesmas cukir

sebanyak 54, 93 % kasus, dan yang paling banyak yaitu di wilayah kerja

puskesmas Mayangan sebanyak 55,51 % kasus (Dinas Kesehatan Jombang,

2015), sedangkan data bidan Desa Sumber Mulyo pada Maret 2016 jumlah

balita usia 12-36 bulan di Desa Sumber Mulyo adalah 336 anak.

Berdasarkan Hasil penelitian Malik dari studi pendahuluan yang

dilakukan pada tanggal 6 April 2016 di Posyandu Kenanga II Desa Sumber

Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, melalui kuisioner pola asuh

dan Kuesioner Pra Screening Perkembangan (KPSP) dari sepuluh ibu yang

memiliki anak didapatkan 20% ibu sudah memberikan pola asuh anaknya

yang sesuai dengan usia anak, melalui hasil kuisioner pola asuh dan

Kuesioner Pra Screening Perkembangan (KPSP) dari sepuluh ibu yang

memiliki anak 12-36 bulan didapatkan 90% anak yang perkembangannya

dalam kategori “sesuai” dan 10% anak perkembangannya yaitu dalam

kategori “meragukan”, peran aktif orang tua adalah usaha langsung terhadap

anak, dan peran lain yang penting adalah dalam menciptakan lingkungan

(Djamarah, 2014).
3

Sedangkan dalam penelitian Emy di Desa Manisrejo Kecamatan Taman

kota Madiun terdapat bahwa sebanyak 75% orang tua memberikan pola asuh

demokratis kepada anak-anaknya. Pola asuh ini lebih dipilih orang tua karena

mereka mulai mengetahui dan menyadari bahwa pola pengasuhan ini

merupakan yang paling efektif bagi perkembangan anak, hal tersebut tampak

dalam penelitian ini bahwa sebanyak 48,89% anak dengan pola asuh

demokratis mempunyai tingkatan perkembangan yang sesuai dengan usia

mereka. Pada pola pengasuhan demokratis, orang tua mendorong anak untuk

menjadi mandiri tetapi tetap memberikan batasan serta mengontrol perilaku

anak. Orang tua bersikap hangat, mengasuh dengan penuh kasih sayang serta

perhatian. Orang tua juga memberikan ruang kepada anak untuk

membicarakan apa yang mereka inginkan atau harapkan dari orang tuanya.

Upaya orang tua sangat penting karena secara langsung ataupun tidak

orang tua melalui tindakannya dan membentuk watak anak dan menentukan

sikap anak serta perilakunya dikemudian hari, jika memang ditemukan

adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik, bahasa, kognitif dan

sosial anak, maka pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang tua,

orang tua harus membiarkan anak bergerak bebas setidaknya tidak

membahayakan anak.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana “hubungan antara pola asuh orang tua dengan

perkembangan anak usia toddler” ?


4

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk di analisisnya hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan anak usia toddler

2. Tujuan khusus

a. Di analisisnya hubungan pola asuh otoriter orang tua dengan

perkembangan anak usia toddler

b. Di analisisnya hubungan pola asuh demokratis orang tua dengan

perkembangan anak usia toddler

c. Di analisisnya hubungan pola asuh permisif orang tua dengan

perkembangan anak usia toddler

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan serta menjadi landasan dalam pengembangan ilmu

keperawatan, khususnya keperawatan anak dan keluarga

2. Bagi mahasiswa poltekkes kemenkes palu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

kesehatan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan anak yang berkaitan

dengan hubungan pola asuh orangtua dengan perkembangan anak usia

toodler
5

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peneliti

selanjutnya dan menjadi referensi yang dapat membantu dalam

melaksanakan penelitian berikutnya terkait pola asuh orangtua dan

perkembangan anak usia toodler.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perkembangan Anak

1. Pengertian Perkembangan Anak usia toddler

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kementerian Kesehatan RI,

2014).

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan, hal ini berarti

menyangkut proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-

organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya, perkembangan juga

merupakan perubahan secara kualitatif, yaitu bertambahnya fungsi tubuh

sebagai hasil dari proses kematangan dan pengalaman. (Andriana 2013)

Anak usia toddler ialah usia 12-36 bulan (1-3 tahun) dimana pada

periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan

bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan

tindakan keras kepala, hal ini merupakan periode yang sangat penting

untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara

optimal (Maryunani 2014)

6
7

2. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan individu memiliki konsep

yang sama. Setiap individu memiliki ciri pertumbuhan dan perkembangan

sebagai berikut (kementerian kesehatan ri. 2014).:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi, misalnya

perkembangan intelegensi pada seorang anak akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf. Pertumbuhan dan perkembangan

pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya, setiap anak

tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati

tahapan sebelumnya, sebagai contoh: seorang anak tidak akan bisa

berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait

dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal

ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan

selanjutnya.

b. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan

lain-lain, anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi serta

bertambah kepandaiannya.
8

c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap,yaitu :

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kepala, Kemudian

menuju kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembangan ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur

dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya

anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu

gambar kontak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya

3. Prinsip-prinsip Perkembangan

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang

saling berkaitan, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut

(Kementerian Kesehatan RI, 2014) :

a. Perkembangan menurut hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsic yang terjadi dengan

sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar

merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha, melalui

belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang

diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.


9

b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak, dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan, perkembangan

berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi secara

ber kesinambungan.

4. Parameter perkembangan anak usia toddler

Dalam masa perkembangan anak terdapat masa kritis dimana

diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi

perkembangan anak, oleh karena itu perlu adanya perhatian yang lebih

serius, agar anak dapat berkembang lebih optimal sesuai dengan usianya.

Perkembangan anak akan maksimal bila interaksi sosial dilakukan sesuai

dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan (Adriana,

2013).

ada 4 parameter perkembangan yang digunakan dalam menilai

perkembangan anak usia toddler melalui DDST (Denver Developmental

Screening Test), yaitu:

a. Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat, contoh : menggenggam, melipat dan

menggunting, meniru, membuat garis.


10

b. Perkembangan motorik kasar (Gross motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Contoh: merangkak, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga.

c. Bahasa (Language)

Mengikuti perintah dan berbicara spontan. Perkembangan bahasa

sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan

orang tua atau orang dewasa lainnya. Perkembangan bahasa akan

optimal bila kemampuan berbahasa anak disesuaikan dengan usianya

yaitu dengan dilatih melafalkan atau mendengarkan suara, sedangkan

lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan

anak, contoh: mengucap nama, bersuara.

d. Kepribadian/tingkah laku sosial (Personal social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh :

membuka pakaian, mengikat tali sepatu. (Adriana 2013)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal dan merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang anak, antara lain sebagai berikut: Menurut (Kementerian

Kesehatan R1,2014) secara umum terdapat dua faktor utama yang

berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :


11

a. Faktor Dalam (Internal)

1) Ras/etnik atau Bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa Indonesia, begitu pula sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang

tinggi, pendek, gemuk atau kurus

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,

tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat

dari pada anak laki-laki, akan tetapi setalah melewati masa

pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat bila

dibandingkan dengan anak perempuan.

5) Genetik

Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi

ciri khasnya, ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada

tumbuh kembang anak, misalnya yaitu kekerdilan

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom pada umumnya disertai kegagalan

pertumbuhan dan perkembangan, misalnya pada anak Sindrom

Down dan Sindrom Turner.


12

b. Faktor Luar (Eksternal)

Faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi tumbuh dan

kembang anak, salah satu faktor eksternal adalah lingkungan.

Lingkungan berfungsi sebagai penyediaan kebutuhan dasar anak untuk

tumbuh kembang.

Lingkungan menentukan tercapai tidaknya potensial anak.

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai potensial

anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat

tercapai potensial anak, faktor genetik menentukan potensial anak

sedangkan faktor lingkungan menentukan tercapai tidaknya potensial

tersebut.

Pada setiap periode tumbuh kembang terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi:

1) Faktor prenatala.

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan

kongenital seperti club foot yang dapat berpengaruh pada

perkembangan motorik anak di masa yang akan datang.


13

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid

dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskikis

yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bahasa

pada anak.

d) Endokrin

Penyakit yang disebabkan karena kelainan endokrin misalnya

diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,

kardiomegali, dan hiperplasi adrenal.

e) Radiasi

Paparan radiasi dan sinar rontgent dapat mengakibatkan

kelainan seperti mikrosefali, retardasi mental, spina bifida,

deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata serta

kelainan jantung, hal tersebut tentu dapat menyebabkan

gangguan perkembangan pada anak.

f) Infeksi

Infeksi pada kehamilan trimester pertama dan kedua oleh

TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus, Herpes

simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti

katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan

jantung.
14

g) Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalis muncul karena perbedaan golongan

darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi

terhadap sel darah merah janin, kemudian masuk melalui

plasenta ke dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya akan menyebabkan

kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin

terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak di inginkan, perlakuan yang salah atau

kekerasan mental pada ibu hamil dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin selanjutnya.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan seperti asfiksi dan trauma kepala dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan otak tentu

berpengaruh besar terhadap perkembangan.

3) Faktor pasca persalinan.

a) Gizi

Makanan dengan gizi adekuat diperlukan untuk tumbuh

kembang bayi yang optimal.


15

b) Penyakit kronis atau kelainan congenital

Anemia tuberkulosis atau kelainan jantung bawaan dapat

menyebabkan retardasi pertumbuhan maupun perkembangan.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan yang sering disebut milieu adalah tempat anak

hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak

(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya

sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan zat kimia tertentu

(seperti timbal, merkuri, rokok, dan lain-lain) memiliki efek

negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitar dapat mempengaruhi

pekembangan. Seorang anak yang tidak dikehandaki orang tua

akan merasa tertekan dan mengalami hambatan dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon seperti pada penyakit hipertiroid dapat

menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan.

f) Sosial ekonomi

Kemiskinan hampir selalu berkaitan dengan kekurangan

makanan serta kesehatan lingkungan yang kurang baik dan


16

ketidak tahuan. Hal tersebut menghambat pertumbuhan dan

mempengaruhi perkembangan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang

anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan dan stimulasi,

khususnya dalam keluarga. Stimulasi dapat diberikan dalam

bentuk penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat

perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormone pertumbuhan

6. Perkembangan Anak usia toddler

Perkembangan anak mencakup 4 aspek yaitu motoric halus, motorik

kasar, bahasa dan personal sosial.

a. Motorik Halus

Motorik halus merupakan gerakan yang dilakukan oleh bagian-

bagian tubuh tertentu. Gerakan motorik halus. biasanya tidak begitu

memerlukan tenaga, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contoh

gerakan motorik halus misalnya menjangkau, mencengkram,


17

memasukkan benda ke dalam mulut, mengenal benda dengan

menggunakan jempol dan satu jari, meronce, memindahkan benda dari

tangan, sampai dengan kemampuan menulis.

Perkembangan motorik halus diawali dengan kemampuan untuk

mengikuti garis tengah bila bayi diberikan respons berupa gerakan jari

atau tangan.

Pada usia 1-4 bulan, anak dapat memegang suatu objek, mencoba

memegang dan memasukkan benda ke dalam mulut, mengikuti objek

dari sisi ke sisi, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda

dengan kedua tangan, dan menahan benda di tangan walau sebentar.

Perkembangan motorik halus anak usia 4-8 bulan lebih

berkembang. Anak mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan

jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang

dipegang, menahan kedua benda dengan kedua tangan, mengambil

objek dengan tangan tertangkup, menggunakan bahu dan tangan

sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ke

tangan yang lain.

Anak usia 8-12 bulan dapat mencari atau meraih benda kecil,

memindahkan, mengambil, memegang dan membenturkan kubus yang

diberikan, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.

Perkembangan motorik halus anak usia 1-2 tahun ditunjukkan dengan

adanya kemampuan mencoba menyusun atau membuat menara pada

kubus.Perkembangan motorik halus anak masa prasekolah yaitu anak


18

mulai dapat menggoyangkan kaki, menggambar dua atau tiga bagian,

memilih garis yang lebih panjang, menggambar orang, menjepit benda,

melepas objek dengan garis lurus, melambaikan tangan, bermain

dengan tangan, menempatkan benda ke dalam wadah, makan sendiri,

minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok dengan

bantuan, makan dengan jari, serta mencoret-coret di atas kertas.

b. Motorik Kasar

Motorik kasar merupakan gerakan yang dilakukan oleh seluruh

atau sebagian besar anggota tubuh. Gerakan motorik kasar memerlukan

tenaga yang lebih besar karena melibatkan penggunaan otot-otot besar,

contoh gerakan motorik kasar adalah duduk, merangkak, bangkit, dan

berdiri tanpa dibantu. Pandangan kuno menyatakan bahwa

perkembangan motorik hanya merupakan hasil kematangan yang terkait

dengan usia dan pandangan yang tidak lengkap, namun sebenarnya

bayi-bayi tersebut memperoleh keterampilan-keterampilan baru tersebut

dari bantuan pengasuhnya di lingkungannya sehari-hari yang berisi

berbagai benda, permukaan dan bidang. Perkembangan motorik kasar

pada bayi dimulai dari masa neonatus diawali dengan tanda gerakan

seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.

Pada usia 1-4 bulan, anak mulai dapat mengangkat kepala saat

tengkurap, mencoba duduk sebentar tanpa ditopang, duduk dengan

kepala tegak, berguling dari terlentang. miring, posisi lengan dan

tungkai kurang fleksi dan sudah terdapat usaha untuk merangkak.


19

Anak usia 4-8 bulan sudah meningkatkan kemampuannya dengan

mengangkat kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan kepala tegak,

membalikkan badan, berguling dari terlentang ke tengkurap serta duduk

dengan bantuan dalam waktu singkat. Menjelang usia 12 bulan, anak

sudah dapat duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit

lalu berdiri, dan berdiri sendiri. Anak mulai dapat berjalan pada usia 12

bulan dan dapat berjalan dengan baik pada usia 18 bulan. Anak

mengalami perkembangan signifikan pada usia 1-2 tahun.

Pada usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga, berlari kecil,

menendang bola, melangkah, berjalan, dan mulai mencoba melompat.

Pada usia 24 bulan, anak dapat berlari dan naik turun tangga dengan

cukup gesit.

c. Bahasa

Bahasa merupakan segala bentuk komunikasi, baik yang

disampaikan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, gerak tubuh maupun

ekspresi wajah. perkembangan bahasa anak usia 0-28 hari diawali

dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap

suara bel.

Pada usia 1-4 bulan, perkembangan bahasa anak ditandai dengan

adanya kemampuan tersenyum dan bersuara, berceloteh, mengucapkan

kata “ooh/ahh”, mengucapkan huruf hidup, tertawa dan berteriak,

mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh. Tahun pertama


20

merupakan periode dimana anak mengucapkan kata-kata yang belum

dapat dimengerti seperti babbling atau cooing.

Perkembangan bahasa anak usia 8-12 bulan yaitu adanya

kemampuan mengucapkan kata “papa” dan “mama yang belum jelas,

mengoceh, serta mengucapkan 1-2 kata. Sementara itu, anak usia 1-2

tahun lebih berkembang ditandai dengan kemampuan anak

menyebutkan sepuluh perbendaharaan kata, meniru, mengenal, dan

responsif terhadap orang lain, mempu menunjukkan dua gambar,

mengkombinasikan kata-kata dan mampu menunjukkan lambaian

anggota badan, Anak usia 18 bulan memiliki kosakata 5-20 kata, yang

kebanyakan adalah kata benda. Anak usia 24 bulanmemiliki 150-300

kata dan dapat berespon pada perintah.

Pada masa prasekolah anak mulai dapat menyebutkan hingga

empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan

kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, mengerti empat

kata depan, mengerti beberapa kata sifat dan jenis barang lainnya,

mengidentifikasi objek, orang dan aktivitas, menirukan kata,

memahami larangan serta merespons panggilan orang tua dan anggota

keluarga dekat. Anak usia 3 tahun memiliki 900-1000 kata, mengetahui

bagian tubuh, dapat menyebutkan nama, usia serta jenis kelaminnya.

d. Personal social

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam

hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai proses


21

belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,

moral, tradisi, dan meleburkan diri menjadi satu serta saling menjalin

kerja sama dan komunikasi.

Perkembangan personal sosial anak usia 0-28 hari ditunjukkan

dengan tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap mata seseorang

untuk dikenali. Anak usia 1 bulan akan merespon dengan senyum,

tertawa atau memekik gembira.

Ia juga akan bereaksi terhadap berbagai suara dengan berbagai

cara, seperti reflex terkejut, menangis, atau terdiam. Sementara itu, anak

usia 1-4 bulan mampu mengamati tangannya, tersenyum spontan,

membalas senyuman, mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman

dan kontak mata, waktu tidur dalam sehari lebih sedikit dari pada waktu

terjaga, membentuk siklus tidur bangun, menangis apabila ada sesuatu

yang aneh, membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal,

senang menatap wajah-wajah yang dikenal, serta terdiam apabila ada

orang asing, bayi usia 2-3 bulan menyukai kebersamaan, pada usia ini,

bayi akan selalu mengawasi ibunya atau menangis jika ditinggalkan

sendiri terlalu lama.

Pada usia 4-8 bulan, anak mulai merasa takut dan terganggu

dengan kedatangan orang yang belum dikenal, mulai bermain dengan

mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika

sedang kesal. Anak usia 4-5 bulan akan menoleh ke suara-suara yang

menarik dan minta gendok oleh siapa saja yang mendekatinya. Anak
22

usia 6-7 bulan akan tersenyum atau bahkan tertawa ketika bermain

dengan orang dewasa yang sudah akrab. Namun, ia akan menjaga jarak,

malu, atau ketakutan pada orang asing yang ditemuinya.

Anak usia 8-12 bulan mulai dapat bertepuk tangan, menyatakan

keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan

orang, bermain bola atau permainan lainnya dengan orang lain.

Anak usia 1 tahun dapat melambaikan tangannya dan berkata

“da-da” ketika ibunya pergi dan senang jika menarima ciuman. Anak

usia 1-2 tahun menunjukkan adanya kemampuan membantu kegiatan di

rumah, menyuapi boneka, mampu menggosok gigi, dan mencoba

memakai baju sendiri. Sementara, di usia prasekolah anak mampu

bermain dengan permainan sederhana, membuat permintaan sederhana

dengan gaya tubuh, menangis jika dimarahi, cemas ketika berpisah dan

mampu mengenali anggota keluarga. (Kartika 2013)

B. Konsep Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak merupakan yang

digunakan dalam proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak

untuk membentuk hubungan yang hangat, dan memfasilitasi anak untuk

mengembangkan kemampuan anak yang meliputi perkembangan motorik

kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai dengan tahap

perkembangannya (Kurniawati dkk,2011). Pola asuh adalah suatu

tindakan, perbuatan, dan interaksi orang tua untuk mendorong


23

pertumbuhan dan perkembangan anak agar mereka tumbuh dan

berkembang dengan baik dan benar (Sapril, 2013).

Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku

orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan

kegiatan pengasuhan. Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam

mengasuh dan membimbing anaknya (Djamarah 2014).

2. Hal-hal yang mempengaruhi pola asuh

Menurut (Ibnu 2014) aspek-aspek yang mempengaruhi pola asuh

orang tua terhadap anaknya adalah:

a. Karakter orang tua dan anak

b. Kepribadian orang tua dan anak

c. Temperamen orang tua dan anak

d. Kemauan dan kemampuan anak untuk menerima perubahan

e. Asal-usul dan latar belakang orang tua

f. Pendidikan orang tua

g. Budaya yang diterapkan di keluarga

h. Demografi dan domisili keluarga

i. Sistem religi yang dianut oleh keluarga

j. Tekanan dan dukungan dari keluarga dan masyarakat

k. Pekerjaan dan karir atau jabatan orang tua

l. Kemampuan penalaran anggota keluarga


24

3. Tipe pola asuh orang tua

Secara garis besar pola asuh orang tua terhadap anak dapat

dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu otoriter/otoritarian (authoritarian),

autoritatif (authoritative), dan permisif (permissive). (Yusuf 2014)

a. Authoritarian (Otoriter)

Orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini berusaha membentuk,

mengendalikan, dan mengevaluasi perilaku serta sikap anak

berdasarkan serangkaian standar mutlak, nilai-nilai kepatuhan,

menghormati otoritas, kerja tradisi, tidak saling memberi dan menerima

dalam komunikasi verbal. Orangtua kadang-kadang menolak anak dan

sering menerapkan hukuman.

Pada pola pengasuhan otoriter orang tua tidak melakukan

komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi yang terjadi hanyalah

komunikasi satu arah, yaitu dari orang tua ke anak. Kurangnya

komunikasi antara orang tua dan anak akan menyebabkan keterampilan

komunikasi anak remaja juga berkurang.

Menurut (Yusuf 2014) sikap atau perilaku orang tua pada model

pola asuh authoritarian atara lain:

1) Sikap acceptance rendah, namun kontrolnya tnggi.

2) Suka menghukum secara fisik.

3) Bersikap mengomando(mengharuskan atau memerintah anak )

4) Untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi

5) Bersikap kaku (keras)


25

6) Cenderung emosional dan bersikap menolak

Profil perilaku anak dari pola asuh otoriter, yaitu mudah

tersinggung, penakut, pemurung, tidak bahagia, mudah

terpengaruh, mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang

jelas, dan tidak bersahabat (Yusuf, 2014)

b. Authoritative (Demokrasi)

Orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini berusaha

mengarahkan anaknya secara rasional, berorientasi pada masalah yang

dihadapi, menghargai komunikasi yang saling memberi dan menerima,

menjelaskan alasan rasional yang mendasari tiap-tiap permintaan atau

disiplin tetapi juga menggunakan kekuasaan bila perlu, mengharapkan

anak untuk mematuhi orang dewasa tetapi juga mengharapkan anak

untuk mandiri dan mengarahkan diri sendiri, saling menghargai antara

anak dan orangtua, memperkuat standar-standar perilaku. Orang tua

tidak mengambil posisi mutlak, tetapi juga tidak mendasarkan pada

kebutuhan anak semata. Bentuk sikap atau perilaku orang tua dalam

pola asuh autoritatif:

1) Sikap acceptance dan kontrolnya tinggi

2) Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak

3) Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan

4) Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan

buruk
26

Profil perilaku anak dari pola asuh autoritatif yaitu bersikap

bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri

(sefl control), bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi, mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas,

berorientasi terhadap prestasi (Yusuf, 2014)

c. Permissive (Permisif)

Pola pengasuhan permisif dapat dibedakan menjadi

pengasuhan yang mengabaikan (neglectful), dan pengasuhan yang

memanjakan (indulgent). Pada pengasuhan mengabaikan orang tua

tidak mempedulikan anak, memberikan izin bagi anak remaja untuk

bertindak semau mereka. Pada pengasuhan yang memanjakan, orang

tua sangat menunjukkan dukungan emosional pada anak namun kurang

menerapkan control pada mereka. orang tua yang memiliki pola asuh

jenis ini berusaha berperilaku menerima dan bersikap positif terhadap

impuls (dorongan emosi), keinginan-keinginan, dan perilaku anaknya,

hanya sedikit menggunakan hukuman, berkonsultasi kepada anak,

hanya sedikit memeri tanggung jawab rumah tangga, membiarkan anak

untuk mengatur aktivitasnya sendiri dan tidak mengontrol, berusaha

mencapai sasaran tertentu dengan memberikan alasan, tetapi tanpa

menunjukkan kekuasaan. Orang tua dengan pola asuh permisif

memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/

keinginannya dan memiliki sikap acceptance tinggi namun kontrolnya

rendah (Yusuf, 2014).


27

Profil perilaku anak yang terbentuk dari pola asuh permisif

antara lain: bersikap impulsif dan agresif, suka memberontak, kurang

memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, suka mendominasi,

tidak jelas arah hidupnya, prestasinya rendah (Yusuf, 2014).

C. Hubungan Pola Asuh dan Pekembangan Anak Usia Toddler

Proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, yang

dalam proses tersebut sangat berkaitan pada hubungan dengan orang tua.

Masa toddler merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini terjadi perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan

intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga yang

dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan

atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan

anak akan optimal bila interaksi sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai

tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan

(Yulita ,2014)

Untuk membantu para professional menilai factor yang

mempengaruhi perkembangan anak, mereka telah dikelompokkan ke dalam

empat bidang yaitu (kesehatan masyarakat. 2014) :

1. Environmental faktor (Rumah, penghasilan, pekerjaan, pendidikan)

2. Biological faktor (Jenis kelamin, kesehatan umum, kesehatan mental,

praktek kesehatan)
28

3. Interpersonal relatinak ships (kedekatan pola asuh orang tua, jaringan

sosial).

4. Early environments and experiences (pengalaman dan lingkungan

sebelumnya)

Pengasuhan dalam keluarga sangatlah penting untuk perkembangan

anak di masa mendatang. Pengasuhan ini termasuk pengaruhan di aspek

psikososial yang mengarah kepada perkembangan yang positif, Indikator-

indikator yang mempengaruhi perkembangan yang positiflah yang

dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh pengasuhan yang diberikan oleh

keluarga atau bagaimana penerapan nilai-nilai budaya dalam keluarga

tersebut. Pengasuhan dalam keluarga merupakan serangkaian tindakan atau

aktivitas yang diperankan oleh pengasuh dalam keluarga di lingkungannya,

atau kondisi lingkungan yang diatur oleh pengasuh agar anak mampu untuk

beradaptasi sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengasuhan tersebut dapat

tercapai. (Kariger, 2012)

Pencarian perhatian oleh anak merupakan cara mereka dalam

menunjukan harapan-harapan mereka tentang dunia sosial mereka. Menurut

teori kedekatan internal adalah anak-anak mempunyai keinginan kepada

orang tuanya agar diberikan respon saat mereka mengharapkan suatu hal

ketika diberikan perawatan dalam keluarganya, adanya respon orang tua

terhadap harapan-harapan anak dapat mengajarkan mereka tentang adanya

sebuah hubungan timbal balik atau adanya komunikasi yang dua arah (Pierre

& Forman, 2012)


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi

kepustakaan atau literature review. Literatur review adalah untuk

mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang

sedang diteliti. Teori yang didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti

dapat lebih memahami permasalahan yang sedang diteliti dengan benar sesuai

dengan kerangka berpikir ilmiah. Tujuan dari literatur review ini adalah

untuk mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang sudah pernah

dikerjakan orang lain sebelumnya (Widuri, 2020).

Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku,

dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi literatur adalah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penulisan (Nursalam, 2016)

Penelitian ini membandingkan minimal dua jurnal yang terakreditasi

kemudian dianalisis. Jenis penulisan adalah studi literature review yang

berfokus pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variable

penulisan

B. Protokol Dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat perkembangan anak usia

toodler. Protocol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan

29
30

(Preferred Reporting Items For Systematic Review and Meta-analyses)

PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah

ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan literature review (Nursalam, 2020).

C. Database Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa

studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literatur

dilakukan dengan cara melacak semua jurnal dari tahun 2015-2020 yang ada

kaitannya dengan judul yang akan dianalisis. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan

langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan

database dengan kriteria kualitas tinggi sedang (Nursalam, 2020).

D. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword yang digunakan

untuk memperluas mengspesifikasikan pencarian, sehingga mempermudah

dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang

digunakan dalam pencarian ini adalah (Pola asuh) AND (Perkembangan )

AND (Toddler pada anak) ( Nursalam, 2020)

E. Kriteria Inklusif Dan Eksklusif

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework antara lain (Nursalam, 2020) :


31

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literatur review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dal am literature review.

5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang

akan di review.

Tabel 3.1 Format PICOS dalam Literatur Review


Kriteria Inklusi Eksklusi
populasi Ibu pada anak usia Bukan ibu pada anak
toodler usia toodler
Intervensi Metode pengambilan Bukan metode
sampel menggunakan pengambilan sample
teknik cluster random menggunakan teknik
sampling cluster random
sampling
pembanding Tidak ada perbandingan Tidak ada
Hasil Analisis pola asuh Tidak ada analisis pola
orang tua dengan asuh orang tua dengan
tingkat perkembangan tingkat perkembangan
anak usia toodler anak usia toodler

Jenis dan desain Deskriptif dan cross- No exclusion


studi sectional study
Tahun publikasi Diatas 2010 Dibawah 2020
bahasa Indonesia Indonesia

Sumber : (Nursalam, 2020)


32

F. Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi google scolar

dengan menggunakan kata kunci sesuai dengan judul yang akan di teliti,

peneliti mendapatkan 16,600 artikel jurnal yang sesuai dengan kata kunci

tersebut. Peneliti kemudian melakukan skrining bedasarkan judul (n=10),

abstrak (n=8) dan full teks (n=2) yang disesuaikan dengan tema literature

review. Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria

inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak artikel jurnal yang dapat

dipergunakan dalam literature review (Nursalam, 2020).

Hasil Seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di

bawah ini

Pencarian Literatur dibasis data


pubmed, PMC dan google scholar
(n = 16.600)

Catatan setelah duplikat, tidak sesuai


dengan judul
(n = 16.590)
Judul diidentifikasi dan disaring
(n = 10)

Abstrak diidentifikasi dan


disaring
(n = 10) Artikel yang tidak dibahas pola asuh
orang tua dengan tingkat perkembangan
anak usia toddler
Salinan lengkap diambil dan dinilai (N= 8)
untuk kelayakan
(n = 2)

Studi termaksud dalam sintesis


(n = 2)
33

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi

kepustakaan atau literature review. Dilakukan dengan cara mempelajari

buku-buku, artikel, jurnal, website dan literatur-literatur lain yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk memperoleh wawasan

dan dasar teori sehingga bisa digunakan sebagai informasi untuk menganalisis

serta menunjang pembahasan masalah penelitian ini. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain) dengan berupa bukti, catatan, atau laporan historis

yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasi maupun yang

tidak dipublikasikan (Sugiyono, 2013).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dua jurnal dengan

karakteristik yang sama yaitu :

1. Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia toodler di

desa sumbermulyo kecamatan jogoroto kabupaten jombang

2. hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia 1 –3 tahun

di desa manisrejo kecamatan taman kota madiun

H. Penyajian Data

Bentuk penyajian data dalam bentuk tabel dan teks tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.


34

I. Metode Analisa Data

Jurnal penelitian yang sesuai akan dikumpulkan dan dibuat ringkasan

jurnal meliputi nama peneliti, judul, tahun terbit jurnal, tujuan penelitian,

rancangan studi, sampel, instrument (alat ukur) dan ringkasan hasil atau

temuan. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel

diurutkan sesuai alfabel dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format

tersebut diatas.
35

Tabel 3.3 Analisis Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia toodler

Tahun Rancangan Sampel

n Nama Judul peneliti terbit Tujuan peneliti studi Alat ukur Hasil atau temuan

o peneliti jurnal cara jumlah

1. aktriana Hubungan pola 2017 bertujuan untuk Desain Teknik 31 Lembar Berdasarkan analisis data
Ibnu Malik, asuh orang tua eISSN menegetahui penelitian pengambila Respon Quesioner hasil penelitian dan
dkk (2016) dengan tingkat 2477- hubungan pola analitik n sampel den pembahasan hubungan pola
perkembangan 345X asuh orang tua korelasi yang asuh orang tua dengan
anak usia toddler dengan dengan digunakan perkembangan anak usia
di desa perkembangan pendekatan cluster toddler di desa
sumbermulyo anak usia cross sectiona random sumbermulyo kecamatan
kecamatan toddler didesa sampling jogoroto kabupatenjombang
jogoroto sumbermulyo pada tanggal 19-27 Juni
kabupaten kecamatan 2016 dapat disimpulkan
jombang jogoroto sebagai berikut:
kabupaten 1. Sebagian besar
jombang. responden memiliki pola
asuh demokratis (64,5%)
2. Sebagian besar
responden memiliki
anak dengan
perkembangan sesuai
(71,0%)
36

Adanya hubungan pola asuh


orang tua dengan
perkembangan anak usia
toddler di desa
sumbermulyo kecamatan
jogoroto kabupaten
jomabang tahun 2016
dengan ditunjukkan nilai
korelasi sebesar 0,800.
2. Eny Pemilu Hubungan Antara 2019 menganalisis Metode yang Teknik 60 Lembar Berdasarkan hasil penelitian
Kusparlina Pola Asuh dan ISSN hubungan antara digunakan sampling respon Quesioner dan pembahasan tentang
(2019) Sikap Orang Tua 2548- pola asuh orang adalah yang den hubungan antara pola asuh
Dengan 5970 tua terhadap Penelitian digunakan orang tua dengan
Perkembangan
perkembangan Cross dalam perkembangan anak usia 1
Anak Usia 1-3
Tahun
anak usia 1 –3 sectional penelitian –3 tahun di desa Manisrejo
tahun di Desa ini adalah kecamatan Taman kota
Manisrejo simple Madiun, dapat disimpulkan
Kecamatan random sebagai berikut :
Taman Kota sampling Terdapat hubungan yang
Madiun signifikan antara pola asuh
orang tua dengan
perkembangan anak usia 1
–3 tahun di desa Manisrejo
kecamatan Taman kota
Madiun. Semakin baik pola
asuh dan sikap orang tua
dalam mendidik anak maka
semakin bisa maksimal
37

perkembangan anak.
Pola asuh demokratis lebih
baik daripada pola asuh
permisif dan pola asuh
otoriter dalam
meningkatkan
perkembangan anak usia 1
–3 tahun di desa Manisrejo
kecamatan Taman kota
Madiun dengan nilai
signifikansi p ≤ 0,05
3. Ni Made hubungan pola 2012 untuk Peneliti Dalam 52 Lembar
Armawati asuh ibu dengan ISSN mengetahui ada menggunaka penelitian respon Quesioner Dari hasil penelitian yang
(2012) perkembangan 2684- atau tidaknya n desain ini teknik den dilakukan mengenai
anak usia 1- 3 7035 hubungan pola penelitian pengambila hubungan pola asuh ibu
tahun di wilayah asuh ibu dengan korelasional n sampling dengan perkembangan anak
slawu perkembangan yang usia 1-3 tahun di wilayah
kecamatan anak usia balita digunakan Slawu, Kecamatan Patrang
patrang (1-3 tahun) di adalah dapat diambil kesimpulan
wilayah Slawu, Simple sebagai berikut. Pola asuh
Kecamatan, Random ibu yang diterapkan pada
Patrang Sampling anak
usia balita ( 1-3 tahun ) di
wilayah Slawu, Kecamatan
Patrang didapatkan bahwa
sebagian besar responden
menerapkan pola asuh
autoratif sebesar 75%.
38

Perkembangan anak usia


balita ( 1-3 tahun ) di
wilayah Slawu, Kecamatan
Patrang
sebagian besar mengalami
perkembangan yang sesuai
sebanyak 76,92%. Sehingga

ada hubungan antara pola


asuh ibu dengan
perkembangan anak usia 1-
3 tahun
(toodler) di wilayah Slawu,
Kecamatan Patrang.
Semakin tinggi nilai pola
asuh,
semakin tinggi nilai
perkembangan
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Studi Literatur

Berdasarkan hasil analisis jurnal yang dilakukan, tiga artikel

memenuhi syarat inklusi yang terbagi menjadi dua sub pembahasan

berdasarkan topik literature riview dalam sampel penelitian yaitu hubungan

pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia toddler di desa

sumbermulyo kecamatan jogoroto kabupaten jombang dengan j umlah sampel 31

responden, jurnal 2 dengan judul hubungan antara pola asuh dan sikap orang

tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun dengan jumlah sampel

sebanyak 60 sampel dan jurnal 3 hubungan pola asuh ibu dengan

perkembangan anak usia 1-3 tahun di wilayah Slawu Kecamatan Patrang

dengan jumlah sampel 52 responden. Secara keseluruhan setiap penelitian

membahas tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak

usia toddler.

B. Karakteristik Responden Studi Literatur

Responden dalam studi literatur jurnal pertama adalah seluruh anak

usia todler dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik cluster

random sampling.

Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat

kemaknaan p < α (0,05). Pengumpulan data pola asuh orang tua

menggunakan kuisioner yang telah di uji validitas dan reabilitasnya

39
40

sedangkan pengukuran perkembangan anak menggunakan instrumen KPSP

(Kuisioner Pra Skrining Perkembangan).

Sedangkan responden dalam studi literatur ini jurnal kedua adalah

seluruh 1-3 tahun (toddler)yang berjumlah 60 responden. Instrumen

penelitian yang digunakan untuk menilai pola asuh orang tua adalah dengan

menggunakan kuesioner yang terdiri atas 15 pertanyaan, sedangkan variabel

perkembangan anak usia 1-3 tahun dinilai dengan menggunakan kuesioner

pra skrining perkembangan (KPSP). Data yang diperoleh akan diolah dan

dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini menggunakan

taraf nyata 5% (α = 0,05)

Analisis jurnal ketiga adalah seluruh 1-3 tahun (todler)yang berjumlah

52 responden. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai pola asuh

orang tua adalah dengan menggunakan cheklist KPSP. Sebelum dilakukan tes

perkembangan dengan KPSP kita sesuaikan dengan umur anak, dan kita

lakukan Tes Daya Dengar dan Tes Daya Liat terlebih dahulu. Setelah data-

data kita dapat maka uji statistik yang dipilih adalah spearman rank

C. Hasil Analisis Literatur Riveuw.

Berdasarkan hasil analisis literatur review dari ketiga Jurnal hasil

seleksi dari beberapa jurnal, dapat digambarkan pada tabel 4.1 sebagai berikut
41

:Tabel 4.1 Hasil Analisis Literatur Review

Disain.
Penulis
Sampel,Variabel, Hasil analisis Kesimpulan
dan tahun
Istrumen, Analisis
Katriana Disain Cross Sectional Berdasarkan Sebagian besar
Ibnu Study, 31 sampel, analisis bivariat responden
Malik, dkk variabel : Otoriter, dengan uji memiliki pola
(2016) demokratis dan korelasi asuh demokratis
Permisif, instrumen : Spearman Rank 2. Sebagian besar
menggunakan dengan tingkat responden
instrumen KPSP kemaknaan p < memiliki anak
(Kuisioner Pra Skrining α (0,05) dengan
Perkembangan). Sebagian besar perkembangan
uji korelasi Spearman responden sesuai
Rank dengan tingkat memiliki pola 3. Adanya
kemaknaan p < α (0,05) asuh demokratis hubungan pola
(64,5%) asuh orang tua
2. Sebagian besar dengan
responden perkembangan
memiliki anak anak usia
dengan toddler di desa
perkembangan sumbermulyo
sesuai (71,0%) kecamatan
3. Adanya jogoroto
hubungan pola kabupaten
asuh orang tua Jombang tahun
dengan 2016.
perkembangan
anak usia
toddler di desa
sumbermulyo
kecamatan
42

jogoroto
kabupaten
Jombang tahun
2016 dengan
ditunjukkan
nilai korelasi
sebesar 0,038
Eny Penelitian menggunakan Berdasarkan Berdasarkan hasil
Pemilu pendekatan hasil uji statistik penelitian
Kusparlina observasional dengan Chi-Square dapat
(2020) rancangan Cross diperoleh nilai disimpulkan
Sectional, jumlah 60 p=0,000 Terdapat
sampel, variabel : diperoleh hasil hubungan yang
Parameter pada masing- Chi-Square signifikan antara
masing pola asuh hitung sebesar pola asuh orang
tersebut adalah 451,494 tua dengan
1) otoriter: kontrol sementara perkembangan
terhadap anak bersifat diketahui bahwa anak usia 1 – 3
kaku, komunikasi Chi-Square tabel tahun di desa
bersifat memerintah, pada ∝ = 5%, df Manisrejo
penekanan pada = 2 sebesar 5,99 kecamatan
pemberian hukuman, maka Ho ditolak. Taman kota
disiplin Hasil analisis di Madiun. Semakin
pada orang tua bersifat atas juga baik pola asuh
kaku; menunjukkan orang tua dalam
2) demokratis: kontrol bahwa p = 0,00 mendidik anak
terhadap anak relatif dimana nilai maka semakin
longgar, komunikasi dua tersebut lebih bisa maksimal
arah, kecil dari ∝ (5%) perkembangan
hukuman diberikan (0,00 <0,05) anak.
sesuai dengan tingkat
43

kesalahan anak, disiplin maka diputuskan


terbentuk atas komitmen menolak Ho.
bersama; 3) permisif: Hasil penelitian
kontrol terhadap anak tersebut dapat
lemah atau sangat disimpulkan
longgar, bahwa terdapat
instrumen : Kuisoner, hubungan antara
Analisis uji Chi-Square pola asuh dengan
perkembangan
anak usia 1-3
tahun.
Ni Made Penelitian menggunkan Berdasarkan Berdasarkan hasil
Armawati disain penelitian analisa data penelitian
(2012) korelational dengan 52 secara manual disimpulkan
sampel, variabel : maupun sebagai berukut
Otoriter, demokratis dan perhitungan menggunakan
Permisif, komputer teknik korelasi
Instrumen : menggunakan Spearman Rank
menggunakan cheklist teknik korelasi (terlampir),
KPSP. Sebelum Spearman Rank didapatkan hasil
dilakukan tes (terlampir), ada hubungan
perkembangan dengan didapatkan hasil antara pola asuh
KPSP kita sesuaikan Zhitung ibu dengan
dengan umur anak, dan sebesar 5,51 dan perkembangan
kita lakukan Tes Daya Ztabel sebesar anak usia
Dengar dan Tes Daya 1,96, sehingga 1-3 tahun di
Liat terlebih dahulu. Zhitung > Ztabel. wilayah Slawu,
Setelah data-data kita Dengan demikian Kecamatan
dapat maka uji statistik Ho Patrang
yang dipilih adalah ditolak. Artinya
spearman rank ada hubungan
44

antara pola asuh


ibu dengan
perkembangan
anak usia
1-3 tahun di
wilayah Slawu,
Kecamatan
Patrang

D. Pembahasan

1. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Usia


Toddler Di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (64,5%)

responden memiliki pola asuh demokratis. Hasil uji statistik ada hubungan

pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia toddler di desa

sumbermulyo kecamatan jogoroto kabupaten Jombang tahun 2016 dengan

ditunjukkan nilai korelasi sebesar 0,838

Hal ini membuktikan bahwa pola asuh orang tua yang diberikan

kepada anak dalam rangka memberikan kasih sayang, perlindungan,

bimbingan, pengarahan, dan pendidikan dalam kehidupan sehari - hari

serta bagaimana sikap orang tua dalam hubungan dengan anaknya

merupakan penentu status perkembangan anak Pengasuhan anak oleh

orang tua tidak saja mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan

pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan


45

kepribadian anak. Pola asuh orang tua demokratis merupakan gambaran

tentang sikap dan perilaku oang tua dan anak dalam berinteraksi,

berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Anak tumbuh

dan berkembang dibawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak

beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta

pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkunganya. Ini disebabkan oleh

orangtua yang merupakan dasar pertama bagi pembentukan perkembangan

motorik, Bahasa, kognitif, dan sosial anak

Pengasuhan menjadi hal yang penting bagi orang tua untuk

mengasuh anaknya dengan menetapkan batas dan kontrol. Kualitas

hubungan antara orangtua terutama ibu dengan anak memegang peranan

yang sangat penting, Disamping itu orang tua juga memiliki sikap- sikap

tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan anaknya.

Dengan adanya peran yang baik dalam memberikan pengasuhan dapat

berpengaruh baik pada perkembangan anaknya nanti.

Analisis dalam jurnal ini adalah faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah keluarga. Tujuan

keluarga untuk melindungi dan memberi makan anggota keluargannya.

Fungsi keluarga meliputi keinginan untuk bertahan hidup, rasa aman,

bantuan terhadap perkembangan emosi dan sosial, bantuan dengan

mempertahankan hubungan, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia,

dan bantuan dalam mempelajari peran dan perilaku. Keluarga memberi

pengaruh melalui nilai , kepercayaan, adat istiadat, dan pola spesifik dari
46

interaksi dan komunikasi yang diaplikasikan dalam bentuk demokrasi

dalam keluarga.

perkembangan anak berhubungan dengan beberapa faktor antara lain

: umur, pendidikan dan pekerjaan. Pada masa anak, perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana

diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi

berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan anak

akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada

berbagai tahap perkembangannya (Soetjiningsih, 2012).

Pola asuh demokratis (Democratis parenting) adalah pola

pengasuhan dimana orang tua memberikan batasan - batasan (aturan) serta

mengontrol perilaku dengan bertujuan untuk menyeimbangkan pemikiran,

sikap dan tindakan antara anak dan orang tua. Baik orang tua maupun anak

mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan suatu gagasan,

ide atau pendapat untuk mencapai keputusan (Desmita,2014).

Masa kanak- kanak yang berlangsung pada usia 1-3 tahun

menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak

mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dan

hak-haknya disertai apakah pembatasan- pembatasan yang dikenakan pada

dirinya, inilah tahap perkembagannya kebebasan pengungkapan diri dan

sifat penuh kasih sayang. Hal ini merupakan periode yang sangat penting
47

untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara

optimal. Hal ini dikarenakan orangtua memiliki pengetahuan dan daya

pikir yang lebih luas untuk perkembangan anaknya. Orang tua lebih

memahami tahap - tahap perkembangan anaknya sehingga anak bisa

mencapai perkembangan yang optimal sesuai usianya

2. Hubungan Antara Pola Asuh Dan Sikap Orang Tua Dengan


Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun.

Hasil penelitian pada jurnal 2 menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan

perkembangan anak usia 1-3 tahun. Hasil uji Chi-Square ini juga

memberikan makna bahwa pola asuh demokratis lebih baik dari pada pola

asuh permisif dan otoriter.

Analisis jurnal ini adalah sebagian besar orang tua memberikan pola

asuh demokratis kepada anak-anaknya. Pola asuh ini lebih dipilih orang

tua karena mereka mulai mengetahui dan menyadari bahwa pola

pengasuhan ini merupakan yang paling efektif bagi perkembangan anak.

Hal tersebut tampak dalam penelitian ini bahwa sebanyak 48,89% anak

dengan pola asuh demokratis mempunyai tingkatan perkembangan yang

sesuai dengan usia mereka. Pada pola pengasuhan demokratis, orang tua

mendorong anak untuk menjadi mandiri tetapi tetap memberikan batasan

serta mengontrol perilaku anak. Orang tua bersikap hangat, mengasuh

dengan penuh kasih sayang serta perhatian. Orang tua juga memberikan

ruang kepada anak untuk membicarakan apa yang mereka inginkan atau
48

harapkan dari orang tuanya. Keluarga tidak hanya berfungsi terbatas

sebagai penerus keturunan saja tetapi orang tua juga berperan dalam

membimbing dan mengarahkan anak sesuai dengan tahap perkembangan

anak. Masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden age) karena

perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada keempat bagian otak,

termasuk belahan-belahan otak dan belahan otak inilah yang menyimpan

kemampuan anak. Bimbingan dan stimulasi yang diberikan orang tua pada

masa golden age ini akan meningkatkan kualitas perkembangan anak pada

tahap-tahap selanjutnya.

Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling

berkaitan antara proses biologis, proses sosial emosional dan proses

kognitif. 3 (ketiga) hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain

dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan

tidak tertutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang

akan menghambat proses perkembangan selanjutnya. Perkembangan

tersebut mencakup perkembangan perilaku sosial, bahasa, kognitif,

fisik atau motorik (motorik kasar dan motorik halus) (Cahyono,

2014)

Salah satu faktor dalam perkembangan anak yaitu lingkungan

pengasuhan. Dalam pengasuhan peran orang tua sangat penting untuk

memantau agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Orang

tua perlu mengetahui dan mengenali ciri-ciri serta prinsip perkembangan

seorang anak. Interaksi antara anak dan orang tua sangat bermanfaat bagi
49

proses perkembangan anak secara keseluruhan. Anak yang pertumbuhan

dan perkembanganya baik akan menjamin kelangsungan hidup yang

baik untuk masa depannya kelak (Adistie et al., 2018)

Analisis ini sejalan dengan penelitian Eni Pemili Kusparlina

(2019), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola

asuh orang tua dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun. Hasil uji Chi-

Square ini juga memberikan makna bahwa pola asuh demokratis lebih baik

dari pada pola asuh permisif dan otoriter . Keluarga tidak hanya berfungsi

terbatas sebagai penerus keturunan saja tetapi orang tua juga berperan

dalam membimbing dan mengarahkan anak sesuai dengan tahap

perkembangan anak. Masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden

age) karena perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada keempat

bagian otak, termasuk belahan-belahan otak dan belahan otak inilah yang

menyimpan kemampuan anak. Bimbingan dan stimulasi yang diberikan

orang tua pada masa golden age ini akan meningkatkan kualitas

perkembangan anak pada tahap-tahap selanjutnya.

Hasil penelitian di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Tiller, et al. (2011) bahwa pola asuh bukan merupakan predictor yang

lebih baik terhadap perkembangan kognitif bagi anak dari pada kondisi

sosial, ekonomi dan budaya.


50

3. Hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun

di wilayah Slawu Kecamatan Patrang

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik korelasi Spearman

Rank (terlampir), didapatkan hasil ada hubungan antara pola asuh ibu

dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun di wilayah Slawu, Kecamatan

Patrang.

Analisis jurnal 3 menunjukan bahwa Ibu di wilayah Slawu,

Kecamatan Patrang mayoritas menerapkan pola asuh autoratif. Perbedaan

penerapan pola asuh ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu di

antaranya adalah faktor pendidikan, dan pekerjaan ibu. Tetapi faktor

pendidikan tidak bisa dijadikan tolak ukur sejauh mana ibu tersebut dalam

memahami pola asuh dan mengerti jenis pola asuh apa yang harus

diterapkan.

Pengetahuan ibu mengenai pola asuh yang benar, juga dapat

diperoleh dari berbagai informasi, karena informasi tersebut tidak hanya

diperoleh dari bangku pendidikan saja. Ibu yang bekerja juga dapat

memberikan pola asuh yang sesuai meskipun frekuensi untuk bertemu

dengan anaknya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu sebagai Ibu Rumah

Tangga. Meskipun ibu berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, jika ibu

tersebut tidak dapat melakukan tanggung jawabnya, maka juga tidak akan

bisa menerapkan pola asuh yang sesuai terhadap anaknya, meskipun

frekuensi untuk bertemu dengan anak lebih banyak dibandingkan ibu yang

bekerja.
51

Teori menyebutkan bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi

pola asuh ibu terhadap anaknya, sehingga dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Semakin tinggi pendidikan ibu maka kemampuan

mereka membimbing atau memberikan pola asuh dalam tahap-tahap

tumbuh kembang akan semakin modern (Dolan, 2015).


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan mengenai

ketiga jurnal tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian jurnal 1, 2 dan jurnal 3 memiliki hasil analisis yang

sama yaitu sebagian besar orang menggunakan pola asuh demokratis

dibandingankan dengan pola asuh otoriter dan permisif. Hasil analisis uji

statistik ketiga jurnal tersebut menunjukan hasil ada hubungan pola asuh

dengan perkembangan anak usia todler

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran dari

peneliti yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah

pengalaman tentang analisis literatur riveuw setiap jurnal yang

berhubungan dengan pola asuh dengan perkembangan anak usia todler

2. Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Bagi Institusi agar dapat menyediakan panduan tetap mengenai studi

literatur dan dapat menyediakan referensi terbaru baik buku maupun jurnal

penelitian khususnya tentang pola asuh dan perkembangan anak

52
53

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pembanding dan dapat dipertimbangkan untuk

dikembangkan menjadi penelitian-penelitian berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Adistie, F., Lumbantobing, V. B. M., & Maryam, N. N. A. (2018).


Pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting dan
stimulasi tumbuh kembang pada balita. Media Karya Kesehatan1(2),
173–184. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.18863

Adriana, Dian. 2011.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika

Cahyono, A. D. 2014. Pengaruh stimulasi orang tua ter hadap perkembangan


sosial anak usia toddler. Jurnal AKP, 9(1). http:// ejournal.akper pamenang.
ac.id/index.php/akp/article/download/83/6

Desmita.2010.Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam
Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta

Eni Pemilu Kusparlina, 2019, Hubungan Antara Pola Asuh dan Sikap Orang Tua
Dengan Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun. 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset
Kesehatan, Volume 9

Kariger dkk. 2012, Indicators of Family Care for Development for Use in
MulticountrySurveys. Bangladesh. J Health Popul Nutr. Vol. 30 no. 4. h. 472-
486

Kartika, W ahyu. 2013. Hubungan Tingkat Stimulasi Ibu Dan Pola Asuh Dengan
Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-2 Tahun Di Posyandu Anggrek
Gilangharjo Bantul.Artikel Penelitian

Kesehatan Masyarakat. 2014. Pengertian dan Faktoryang Dinilai Pada


Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita. Di unduh dari
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/htmlpada tanggal 2
September 2021 pukul 08.35 W IB

Kurniawati, dkk. 2011, Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Perkembangan Anak Toddler (Usia 1-3 Tahun) di Kelurahan Bener
Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

Padila, P., Andari, F. N., & Andri, J. 2019. Hasil Skrining Perkembangan Anak
Usia Toddler antara DDST dengan SDIDTK. Jurnal Keperawatan
Silampari, 3(1), 244-256.

54
55

Malik, I. A., Ratnawati, M., & Prihantanti, G. N. 2017. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Sumbermulyo
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Midwife Journal, 3(2).

Nursalam, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Bagi Anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Pierre & Forman, 2012. Attention-Seeking During Caregiver Unavailability and


Collaboration at Age 2. Child Development. Vol. 83 no. 2 : h 712-727

Sapril, Reski Amalia. 2013. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Islam Qalbin Salim Makassar.
Artikel Penelitian.

Setiawati, Y. 2016. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan


Anak Usia 2-4 Tahun. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 3(1), 41-47.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Tiller AE, Garrison B, Block EB, Cramer K, Tiller V. 2001. The Influence of
Parenting Styles on Children’s Cognitive Development. Louisiana State
University AgCenter.

Yulita, Refi. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Anak Balita Di Posyandu Sakura Ciputat Timur. Artikel Penelitian

Yusuf, S. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai