Anda di halaman 1dari 12

Growth Poles

Studi Kasus:
Kawasan
Metropolitan
Jakarta
Here is where your presentation begins
Outline Pembahasan

Pendahuluan Pembahasan Kesimpulan


Konsep Pengembangan,
Latar Belakang, Rumusan
Gambaran Umum, Sejarah Kesimpulan
Masalah, dan Tujuan
Awal, dan Identifikasi
LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH,
DAN TUJUAN
Growth Pole RUMUSAN MASALAH

Munculnya Kawasan Metropolitan Jakarta yang


1. Bagaimana teori growth poles dalam
perencanaan wilayah?
kemudian sekarang menjadi Kawasan
2. Bagaimana penerapan growth pole dalam
Jabodetabekpunjur merupakan implikasi dari
perencanaan dan pembangunan wilayah
diterapkannya konsep growth pole pada pengembangan
metropolitan Jakarta?
Kota DKI Jakarta.

Transformasi Kota TUJUAN


Perkembangan yang pesat di DKI Jakarta pada akhirnya
berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi dari daerah 1. Mengidentifikasi teori growth poles dalam
sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, perencanaan wilayah.
Puncak, dan Cianjur yang sering disebut sebagai 2. Mengidentifikasi penerapan teori growth
Kawasan Metropolitan Jabodetabekpunjur. Kawasan ini pole dalam perencanaan dan
menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang mana pembangunan wilayah metropolitan
masing-masing daerahnya. Jakarta.
Konsep Pengembangan Growth Pole
1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri
unggulan yang merupakan industri penggerak utama
dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar
industri sangat erat, maka perkembangan industri
unggulan akan mempengaruhi perkembangan industri
lain yang berhubungan dengan industri unggulan.
2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan
mempercepat pertumbuhan perekonomian karena akan
menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar
daerah.
3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem
industri yang relatif aktif (unggulan) dengan industri
yang tergantung industri unggulan.

“pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak;
pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas yang
berubah-ubah; dan pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam
terhadap keseluruhan perekonomian.”
Konsep Pengembangan Growth Pole (2)

INDUSTRI SEBAGAI KOMPONEN UTAMA


Di dalam Teori Growth Pole disebutkan adanya Industri Unggulan (Utama) yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Tingkat kosentrasi tinggi

Pusat pertumbuhan mempunyai Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh


empat ciri antara lain polarisasi lokal sangat besar
● Adanya hubungan internal
dari berbagai macam
kegiatan Tingkat teknologi tinggi
● Ada efek penggandaan
(multiplier effect)
● Adanya konsentrasi Keahlian manajerial modern
geografis
● Bersifat mendorong daerah
belakangnnya Prasarana sudah sangat berkembang
Gambaran Umum Kawasan Metropolitan Jakarta
Kawasan Metropolitan Jakarta terbagi ke dalam Provinsi DKI
Jakarta sebagai pusat utama dengan luas daratan 661,52
km2 dan luas lautan sebesar 6.977,5 km2 yang terbagi
menjadi lima wilayah kotamadya, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

Kawasan metropolitan ini memiliki sub-sub pusat


pengembangan yaitu Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota dan
Kabupaten Bogor, Kota Depok, serta Kota dan Kabupaten
Tangerang.

Pembentukan Kawasan Metropolitan Jakarta terbentuk


karena adanya keterkaitan antar wilayah yang membuat
adanya suatu hubungan sehingga setiap kabupaten/kota
yang terkait terus berkembang, didukung dengan adanya
aliran investasi asing luar dan dalam negeri serta
kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung
pembentukannya.
Sejarah Awal Pembentukan Jabotabek
Konsep Jabodetabek muncul pertama kali pada tahun 1967 oleh Ali Sadikin
saat merencanakan Rencana Induk Jakarta. Rencana induk ini direncanakan
untuk memperluas daerah DKI Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1967 juga
dikeluarkan Rentjana Regional Metropolitan Djakarta yang akhirnya
melibatkan wilayah sekitar yakni Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Ali Sadikin
menyatakan bahwa Jakarta diharap dapat menjadi counter magnet bagi
daerah sekitarnya yang positif.

Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga

Pengembangan Penekanan Peningkatan daya


Tangerang, Depok, pengembangan tampung Bogor,
dan Bekasi sebagai daerah industri di Tangerang, dan
permukiman dan Cibinong, Tangerang, Cikarang sebagai area
industri sekaligus dan Cikarang permukiman selain itu
pengadaan fasilitas sekaligus pengadaan pengembangan
pendukung daerah hijau wilayah industri di
selatan tangerang.
Identifikasi berdasarkan Fisik

Terjadi penjalaran kenampakan fisik


perkotaan yang terjadi seiring
dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Penjalaran ini ditemukan
pada area luar Jakarta yakni
botabek seperti gambar di kiri.
Perkembangan pertumbuhan
wilayah terbangun di sekitar jakarta
menunjukkan dapat diidentifikasi
kemungkinan adanya sub pusat
pertumbuhan di luar Jakarta.
Gambar Perkembangan Wilayah Terbangun Botabek 1989-2014
Pertumbuhan Ekonomi di Metropolitan
cenderung meningkat pesat dari tahun
2010 - 2022 jika dilihat dari PDRB DKI
Jakarta

Identifikasi
Berdasarkan perhitungan koefisien gini,
didapat angka 0,411 yang berarti angka
ketimpangan pendapatan di DKI Jakarta
berdasarkan
ini ada pada level sedang.
Ekonomi
Indeks Williamson yang didapat adalah Indikator pertumbuhan ekonomi adalah
sebesar 0,51 yang mana tingkat ukuran dari nilai produk suatu barang
ketimpangannya dengan daerah lain dan jasa pada periode waktu tertentu,
sudah masuk pada kategori tinggi. sedangkan indikator perkembangan
ekonomi adalah ukuran dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam suatu
Terjadi peningkatan kontribusi komunitas (Arrauda Vioya, 2010).
pendapatan DKI Jakarta terhadap
Nasional dari tahun 1985 - 2022 yang
mana pada tahun 2022 pendapatan DKI
Jakarta berkontribusi sebesar 44,56%.
Identifikasi berdasarkan Sosial
Berkembangnya pembangunan dan Tingginya harga tanah di Jakarta dan
perekonomian yang pesat menyebabkan adanya kebutuhan akan lahan yang
Kota DKI Jakarta memiliki daya tarik dilihat tinggi, berdampak pada perubahan
dari tingginya urbanisasi yang terpusat di penggunaan lahan permukiman yang
Jakarta. tinggi di wilayah Depok, Bogor,
Tangerang dan Bekasi.

URBANISASI

Hal tersebut dikarenakan adanya


anggapan harga tanah di luar Jakarta
Tumbuhnya kawasan pinggiran sehingga lebih murah, serta memilih daerah
mendorong tumbuhnya pusat kegiatan baru di perbatasan yang terdekat dan dapat
wilayah pinggiran Kota Jakarta, contohnya diakses dengan mudah dan cepat
adalah pembangunan CBD di kota Bekasi, dengan adanya fasilitas transportasi dan
Tangerang, Depok, dan Bogor, kota tersebut jalan sebagai sarana prasarana agar
tumbuh menjadi kota-kota satelit tetap dapat beraktivitas di kota.
Identifikasi berdasarkan Institusi

PERPRES 60 tahun 2020 PP 26 tahun 2008

RTR KP JABODETABEKPUNJUR RTRWN JABODETABEKPUNJUR

Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta, Pada kebijakan ini kawasan jabodetabekpunjur
dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit ditujukan sebagai kawasan penyangga atau kota
adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota satelit dari Metropolitan Jakarta.
lainnya. Kota satelit/penyangga ini memiliki fungsi
utamanya masing-masing yang mana kota-kota ini Peraturan inilah yang akhirnya menjadikan kawasan
ditetapkan sebagai penyeimbang (counter magnet) DKI Jakarta terus berkembang dan bertransformasi
perkembangan Kawasan Perkotaan Inti. menjadi kawasan metropolitan.
Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi faktor fisik, teredintifikasi adanya hubungan sebab akibat dari
pertumbuhan area perkotaan di sekitar area Jakarta (botakbek), yang mengindikasikan
bahwa jakarta merupakan pusat pertumbuhan dari Jabodetabek.

Sejak awal perencanaan pada masa kepengurusan Ali Sadikin, Jakarta telah
direncanakan menjadi pusat pertumbuhan dengan mengarahkan area botabek sebagai
area pertumbuhan baru. Penerapan konsep growth pole juga memang didukung dengan
adanya dokumen penataan ruang yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Berdasarkan identifikasi faktor ekonomi, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta


sangatlah pesat, pertumbuhan ini diiringi dengan ketimpangan perekonomian yang
semakin tinggi pula baik dalam lingkup masyarakat yang ada didalamnya dan juga
dengan wilayah lain yang ada di sekitar DKI Jakarta.

Berdasarkan identifikasi faktor sosial, pembangunan dan perekonomian yang pesat


menyebabkan Kota DKI Jakarta memiliki daya tarik dilihat dari tingginya urbanisasi yang
terpusat di Jakarta. Hal tersebut menyebabkan kepadatan penduduk dan kebutuhan
akan lahan yang semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai