Studi Kasus:
Kawasan
Metropolitan
Jakarta
Here is where your presentation begins
Outline Pembahasan
“pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak;
pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas yang
berubah-ubah; dan pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam
terhadap keseluruhan perekonomian.”
Konsep Pengembangan Growth Pole (2)
Identifikasi
Berdasarkan perhitungan koefisien gini,
didapat angka 0,411 yang berarti angka
ketimpangan pendapatan di DKI Jakarta
berdasarkan
ini ada pada level sedang.
Ekonomi
Indeks Williamson yang didapat adalah Indikator pertumbuhan ekonomi adalah
sebesar 0,51 yang mana tingkat ukuran dari nilai produk suatu barang
ketimpangannya dengan daerah lain dan jasa pada periode waktu tertentu,
sudah masuk pada kategori tinggi. sedangkan indikator perkembangan
ekonomi adalah ukuran dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam suatu
Terjadi peningkatan kontribusi komunitas (Arrauda Vioya, 2010).
pendapatan DKI Jakarta terhadap
Nasional dari tahun 1985 - 2022 yang
mana pada tahun 2022 pendapatan DKI
Jakarta berkontribusi sebesar 44,56%.
Identifikasi berdasarkan Sosial
Berkembangnya pembangunan dan Tingginya harga tanah di Jakarta dan
perekonomian yang pesat menyebabkan adanya kebutuhan akan lahan yang
Kota DKI Jakarta memiliki daya tarik dilihat tinggi, berdampak pada perubahan
dari tingginya urbanisasi yang terpusat di penggunaan lahan permukiman yang
Jakarta. tinggi di wilayah Depok, Bogor,
Tangerang dan Bekasi.
URBANISASI
Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta, Pada kebijakan ini kawasan jabodetabekpunjur
dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit ditujukan sebagai kawasan penyangga atau kota
adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota satelit dari Metropolitan Jakarta.
lainnya. Kota satelit/penyangga ini memiliki fungsi
utamanya masing-masing yang mana kota-kota ini Peraturan inilah yang akhirnya menjadikan kawasan
ditetapkan sebagai penyeimbang (counter magnet) DKI Jakarta terus berkembang dan bertransformasi
perkembangan Kawasan Perkotaan Inti. menjadi kawasan metropolitan.
Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi faktor fisik, teredintifikasi adanya hubungan sebab akibat dari
pertumbuhan area perkotaan di sekitar area Jakarta (botakbek), yang mengindikasikan
bahwa jakarta merupakan pusat pertumbuhan dari Jabodetabek.
Sejak awal perencanaan pada masa kepengurusan Ali Sadikin, Jakarta telah
direncanakan menjadi pusat pertumbuhan dengan mengarahkan area botabek sebagai
area pertumbuhan baru. Penerapan konsep growth pole juga memang didukung dengan
adanya dokumen penataan ruang yang dikeluarkan oleh pemerintah.