Dosen Pengampu:
Perkembangan akuntansi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor ekonomi, sosial, dan
politik. Perubahan lingkungan ekonomi seperti perubahan model kepemilikan perusahaan,
tingkat industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, hingga aspek politik dan hukum dalam suatu
masyarakat akan sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi di masyarakat tersebut
(Noravesh, et al., 2007). Juga munculnya bursa saham yang menyebabkan kepemilikan
perusahaan melibatkan banyak orang sehingga semakin banyak pihak yang berkepentingan
dalam perkembangan akuntansi yang lebih baik (Sudarwan, 1994).
Budaya adalah suatu sistem, karena budaya adalah suatu paket perilaku yang terjadi terus
menerus dan tidak memerlukan sistem lain untuk terus berfungsi (Redfield, 1956). Budaya
mencerminkan norma, nilai, dan perilaku masyarakat yang menganut budaya tersebut. Selain
itu, budaya juga didefinisikan sebagai “way of life of society” (Siegel dan Marconi, 1989).
Akuntansi sebagai ilmu dan perangkat yang bertujuan untuk memudahkan manusia tentu saja
harus tunduk terhadap “bagaimana masyarakat menjalani hidupnya”, karena kalau tidak,
maka akuntansi tidak akan berguna bagi masyarakat penggunanya. Masalahnya adalah, tiap
masyarakat di dunia mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap bagaimana mereka
B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Masalah
Di beberapa tahun terakhir, berbagai media menyajikan informasi melalui tentang profesi
dan pekerjaan dimana manusia memiliki peran yang semakin berkurang. Alasan utamanya
adalah terkait dengan perkembangan teknologi informasi, robot, komputerisasi, dan
otomatisasi lainnya. Informasi tersebut dilaporkan dan dipublikasikan oleh The Guardian,
World Economic Forum, McKinsey Global Institute (MGI), Business Insiders, Forbes,
USA Today, Money, Barclays, dan sebagainya (Guardian 2018; WEF 2018; Business
Insider 2018; USA Today 2018; Barclays 2018; Money 2018; Forbes 2018). Di satu sisi,
profesi dan pekerjaan seperti kasir, karyawan bank, produksi dan manufaktur semakin
berkurang, sedangkan di sini lain profesi dan pekerjaan seperti perekayasa perangkat-lunak,
ahli gizi, dokter bedah, keuangan dan bisnis, matematika dan komputer, agrikultur, dsb
semakin meningkat. Bagaimana dengan profesi akuntan? Diantara publikasi yang ada,
Business Insider menyebutkan bahwa pekerjaan akuntan dan auditor akan diambil alih oleh
peran robot/komputer dalam 20 tahun ke depan. Grafik 1 berikut ini menunjukkan bahwa
persentase kemungkinan bahwa pekerjaan dan profesi akuntan dan auditor yang akan
diambil alih oleh robot/komputer, dengan persentase kemungkinan 94% pasti dan berada di
posisi kedua setelah telemarketer (Business Insider 2018).
2. Dampak Akuntansi
Sebelum dapat memahami bagaimana tren tenaga kerja profesional akuntan, perlu dipahami
area dimana profesi akuntan menjalankan perannya. Bidang di dalam akuntansi meliputi
akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi publik dan entitas nirlaba,
pengauditan, sistem informasi akuntansi, dan akuntansi perpajakan. Apakah benar dimasa
yang akan datang pekerjaan di setiap bidang akuntansi akan membutuhkan tenaga kerja
yang semakin sedikit? Berikut ini penjelasan mengenai jenis pekerjaan yang melekat pada
tiap bidang di dalam akuntansi. Pembahasan yang terkait dengan teknologi dan demografi
Akuntansi Keuangan. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi keuangan adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak eksternal. Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait
dengan pelaporan keuangan adalah dengan mendasarkan pada standar akuntansi keuangan
atau biasa disebut sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Di dalam
kontek internasional, statemen keuangan disusun berdasar International Financial Reporting
Standard (IFRS). IFRS diimplementasikan dengan pendekatan principle-based. PSAK,
standar akuntansi yang di Indonesia, sebagaian besar mengadopsi IFRS. Hal ini berarti
IFRS dan PSAK menggunakan pendekatan berbasis prinsip. Keuntungan mendasar dari
akuntansi berbasis prinsip adalah bahwa pedoman yang luas dapat praktis untuk berbagai
keadaan, sehingga lebih sesuai dengan ide IFRS sebagai satu standar yang dipakai secara
global. Karakteristik yang melekat pada standar akuntansi berbasis prinsip adalah adanya
potensi interpretasi yang berbeda untuk transaksi serupa. Masalah dengan standar akuntansi
berbasis prinsip adalah kurangnya panduan yang seringkali memiliki masalah
keterbandingan. Persyaratan yang ada terkadang dapat memaksa manajer untuk membuat
pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses penyusunan statemen
keuangan. Hal ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan kompleksitas bisnis global.
Aspek ini yang tidak memungkinkan untuk digantikan dengan teknologi, sehingga
perkerjaan akuntan tidak serta merta bisa digantikan dengan teknologi informasi. Dari
akspek demografi, mengingat standar akuntansi saat ini cenderung akan hanya satu dan
dipakai secara global, kemungkinan ekspansi bisnis keluar domisili meningkat. Semakin
meningkatnya bisnis secara global maka semakin meningkat kebutuhan akan akuntan karena
setiap perusahaan (termasuk anak perusahaan) membutuhkan akuntan yang bertanggung
jawab di dalam penyiapan statemen keuangan. Mutasi ahli (akuntan profesional)
secara global cenderung akan terjadi. Hal ini akan berpengaruh pada variasi/pergeseran
kebutuhan akuntan di berbagai negara. Sebuat negara yang tidak memiliki/tidak mampu
menghasilkan akuntan profesional, kebutuhannya akan dipenuhi oleh akuntan dari
negara lain.
Akuntansi Manajemen. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi manajemen adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak internal perusahaan. Misalnya, para akuntan
manajemen bertanggung-jawab untuk menghasilkan informasi mengenai kos produk, proses
penyusunan anggaran. Hal-hal yang sifatnya lebih strategis, seperti formulasi strategi
perusahaan, pembuatan perencanaan strategik/company’s blue print, dan penyusunan sistem
kompensasi juga menjadi bagian dari tanggung jawab seorang chief financial
officer atau kerap disebut sebagai kontroler (controller). Peran mereka tidak dapat
digantikan oleh komputer dan teknologi informasi lainnya. Dalam hal ini, teknologi
informasi lebih digunakan sebagai komplemen daripada subtitusi peran akuntan manajemen.
Peran akuntan manajemen lebih menekankan perkerjaan yang memiliki lingkup yang tidak
dapat diprediksi, menekankan pada hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman,
dan membutuhkan kreatifitas akan memiliki tren yang terus meningkat antar waktu. Mereka
harus menyusun strategi bisnis untuk mengatasi ketidakpastian dalam persaingan bisnis.
Mereka harus berinovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan untuk mampu berinovasi.
Akuntansi Publik dan Entitas Nirlaba. Entitas publik dan nirlaba memiliki pola yang
mirip/serupa dengan perusahaan privat (publicly listed firms). Sebagai
konsekuensinya, perubahan kebutuhan tenaga kerja pada entitas publik dan nirlaba akan
terdampak serupa dengan apa yang terjadi pada entitas privat. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah entitas nirlaba, kebutuhan untuk
mengelola dana masyarakat dan donator semakin meningkat. Hal ini meningkatkan
3. Pemecahan Masalahnya
Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri dan berbagai
penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, pada tahap ini membahas perubahan
kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajamen,
auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi publik dan entitas nirlaba.
Sungguh, perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik, mudah diprediksi, dan tidak
kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot. Sebagian
perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun demikian, perkembangan standar akuntansi (IFRS) bebasis-prinsip
membuka ruang judgement manusia. Demikian juga untuk dalam konteks pengauditan.
Mesin, komputer, atau robot yang telah menggunakan artificial intelligence pun tidak akan
mampu melakukan pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya persaingan bisnis
(aspek demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen untuk lebih
berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar diskresi. Hal ini tidak
dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser ke hal-hal yang lekat
dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan harus meningkatkan keahliannya.
Kebutuhannya meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan persingan bisnis global
Kesimpulan
1. https://feb.ugm.ac.id/en/research/lecturer-s-article/2886-benarkah-peran-akuntan-
digantikan-oleh-teknologi-informasi
2. https://www.researchgate.net/profile/Ahmad-
Dzakiyuddin/publication/332138420_Teori_Akuntansi_Normatif_dan_Positif/links/5ca2
be37a6fdccab2f67c200/Teori-Akuntansi-Normatif-dan-Positif.pdf
3. http://eprints.undip.ac.id/35311/1/Jurnal_Adhit.pdf
4. http://pkm-csr.org/wp-content/uploads/2017/09/Buku-PROSIDING-2015-Ekonomi-
Sosial-dan-Budaya.pdf
5. https://www.academia.edu/34809402/Tren_Akuntansi_docx