Anda di halaman 1dari 10

TREN DALAM AKUNTANSI SEBAGAI AKIBAT DARI

PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI, BUDAYA DAN POLITIK


BANGSA

ALVIN RIANDI BANIK


19013039

Dosen Pengampu:

Rima Lanaula, SE., M.Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MAHAKARYA ASIA


2022

Alvin Riandi Banik


A. PENDAHULUAN

Perkembangan akuntansi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor ekonomi, sosial, dan
politik. Perubahan lingkungan ekonomi seperti perubahan model kepemilikan perusahaan,
tingkat industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, hingga aspek politik dan hukum dalam suatu
masyarakat akan sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi di masyarakat tersebut
(Noravesh, et al., 2007). Juga munculnya bursa saham yang menyebabkan kepemilikan
perusahaan melibatkan banyak orang sehingga semakin banyak pihak yang berkepentingan
dalam perkembangan akuntansi yang lebih baik (Sudarwan, 1994).

Selain pengaruh lingkungan ekonomi, perkembangan akuntansi juga dipengaruhi oleh


lingkungan sosial dan aspek perilaku dari penggunanya. Karena pengguna akuntansi dapat
membentuk dan dibentuk oleh lingkungan, akuntansi dapat dilihat sebagai realitas yang
dibentuk secara sosial dan subyek dari tekanan politik, ekonomi, dan sosial (Chariri, 2009).
Dalam beberapa tahun belakangan, ketertarikan untuk mempelajari akuntansi dari sisi
keperilakuan dan sosial semakin meningkat. Penelitian mengenai keperilakuan dalam
akuntansi telah memperkaya disiplin akuntansi itu sendiri dan memperlihatkan bahwa
akuntansi tidak hanya masalah teknis semata, tetapi melihat akuntansi lebih luas dari
pertimbangan psikologis yang mempengaruhi persiapan laporan akuntansi hingga
pertimbangan peran sosiopolitik akuntansi dalam organisasi dan masyarakat. Berdasarkan
penelitian ini, evolusi dalam akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang berbeda,
dimana budaya adalah faktor sosial yang paling penting (Noravesh, et al. 2007). Namun,
penelitian akuntansi di Indonesia masih didominasi oleh masalah teknis dan cenderung
mengabaikan nilai-nilai budaya yang melekat di Indonesia (Chariri, 2009).

Budaya adalah suatu sistem, karena budaya adalah suatu paket perilaku yang terjadi terus
menerus dan tidak memerlukan sistem lain untuk terus berfungsi (Redfield, 1956). Budaya
mencerminkan norma, nilai, dan perilaku masyarakat yang menganut budaya tersebut. Selain
itu, budaya juga didefinisikan sebagai “way of life of society” (Siegel dan Marconi, 1989).
Akuntansi sebagai ilmu dan perangkat yang bertujuan untuk memudahkan manusia tentu saja
harus tunduk terhadap “bagaimana masyarakat menjalani hidupnya”, karena kalau tidak,
maka akuntansi tidak akan berguna bagi masyarakat penggunanya. Masalahnya adalah, tiap
masyarakat di dunia mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap bagaimana mereka

Alvin Riandi Banik


harus menjalani hidupnya. Karena itulah budaya sebagai aspek sosial sangat mempengaruhi
perkembangan akuntansi, dimana akuntansi itu sendiri adalah bagian dari ilmu sosial.

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran Masalah

Di beberapa tahun terakhir, berbagai media menyajikan informasi melalui tentang profesi
dan pekerjaan dimana manusia memiliki peran yang semakin berkurang. Alasan utamanya
adalah terkait dengan perkembangan teknologi informasi, robot, komputerisasi, dan
otomatisasi lainnya. Informasi tersebut dilaporkan dan dipublikasikan oleh The Guardian,
World Economic Forum, McKinsey Global Institute (MGI), Business Insiders, Forbes,
USA Today, Money, Barclays, dan sebagainya (Guardian 2018; WEF 2018; Business
Insider 2018; USA Today 2018; Barclays 2018; Money 2018; Forbes 2018). Di satu sisi,
profesi dan pekerjaan seperti kasir, karyawan bank, produksi dan manufaktur semakin
berkurang, sedangkan di sini lain profesi dan pekerjaan seperti perekayasa perangkat-lunak,
ahli gizi, dokter bedah, keuangan dan bisnis, matematika dan komputer, agrikultur, dsb
semakin meningkat. Bagaimana dengan profesi akuntan? Diantara publikasi yang ada,
Business Insider menyebutkan bahwa pekerjaan akuntan dan auditor akan diambil alih oleh
peran robot/komputer dalam 20 tahun ke depan. Grafik 1 berikut ini menunjukkan bahwa
persentase kemungkinan bahwa pekerjaan dan profesi akuntan dan auditor yang akan
diambil alih oleh robot/komputer, dengan persentase kemungkinan 94% pasti dan berada di
posisi kedua setelah telemarketer (Business Insider 2018).

Alvin Riandi Banik


Apakah kira-kira perkiraan tersebut benar? Secara instan, banyak pihak membenarkan
publikasi tersebut karena memang sebagian peran akuntan telah digantikan oleh peran
teknologi (informasi). Bagi sebagian yang lain tidak serta merta membenarkan publikasi
tersebut. Sebagai contoh, Barclays menyebutkan Jobs are changing, not
disappearing (Barclays 2018). Pernyataan ini dapat bermakna ganda. Yang pertama adalah
perubahan yang terjadi di dalam profesi dari banyaknya perkerjaan klerikal ke pekerjaan
yang sifatnya lebih memerlukan kebijakan (discretionary) dan yang lebih strategik/berdasar
diskresi di dalam profesi akuntan sendiri. Yang kedua adalah perubahan yang terjadi dan
mengakibatkan menurunnya peran dan kebutuhan akuntan di dunia kerja dan sehingga
mereka harus berpindah ke bidang pekerjaan atau industri lain. Artikel ini membahas
perubahan peran akuntan antar waktu seiring dengan terjadinya pergeseran dari yang dulu
banyak perkerjaan akuntan yang sifatnya klerikal ke pekerjaan yang sifatnya lebih
memerlukan judgement, diskresi, inovasi/kreasi, dan yang lebih strategik.

Pembahasan dimulai dengan pemaparan perubahan kebutuhan tenaga kerja berdasar


berbagai laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF), MGI, Barclays,
dan Money. Mereka melaporkan pola perubahan kebutuhan tenaga kerja di berbagai
industri. Selanjutnya dibahas mengenai penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga
kerja dimasa depan: dari sisi teknologi dan demografi sosio-ekonomi. Berdasar pola
perubahan kebutuhan tenaga kerja di berbagai industri dan penyebab terjadinya perubahan,
peran profesi akuntan didiskusikan dalam rangka untuk memprediksi perubahan kebutuhan
tenaga kerja professional akuntan. Bagian akhir dari artikel ini menyajikan ringkasan
tentang kebutuhan tenaga kerja akuntan saat ini dan dimasa depan.

2. Dampak Akuntansi

Sebelum dapat memahami bagaimana tren tenaga kerja profesional akuntan, perlu dipahami
area dimana profesi akuntan menjalankan perannya. Bidang di dalam akuntansi meliputi
akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi publik dan entitas nirlaba,
pengauditan, sistem informasi akuntansi, dan akuntansi perpajakan. Apakah benar dimasa
yang akan datang pekerjaan di setiap bidang akuntansi akan membutuhkan tenaga kerja
yang semakin sedikit? Berikut ini penjelasan mengenai jenis pekerjaan yang melekat pada
tiap bidang di dalam akuntansi. Pembahasan yang terkait dengan teknologi dan demografi

Alvin Riandi Banik


sosial-ekonomi diberikan untuk memberi gambaran tren antar waktu pekerjaan/profesi
akuntan.

Akuntansi Keuangan. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi keuangan adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak eksternal. Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait
dengan pelaporan keuangan adalah dengan mendasarkan pada standar akuntansi keuangan
atau biasa disebut sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Di dalam
kontek internasional, statemen keuangan disusun berdasar International Financial Reporting
Standard (IFRS). IFRS diimplementasikan dengan pendekatan principle-based. PSAK,
standar akuntansi yang di Indonesia, sebagaian besar mengadopsi IFRS. Hal ini berarti
IFRS dan PSAK menggunakan pendekatan berbasis prinsip. Keuntungan mendasar dari
akuntansi berbasis prinsip adalah bahwa pedoman yang luas dapat praktis untuk berbagai
keadaan, sehingga lebih sesuai dengan ide IFRS sebagai satu standar yang dipakai secara
global. Karakteristik yang melekat pada standar akuntansi berbasis prinsip adalah adanya
potensi interpretasi yang berbeda untuk transaksi serupa. Masalah dengan standar akuntansi
berbasis prinsip adalah kurangnya panduan yang seringkali memiliki masalah
keterbandingan. Persyaratan yang ada terkadang dapat memaksa manajer untuk membuat
pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses penyusunan statemen
keuangan. Hal ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan kompleksitas bisnis global.
Aspek ini yang tidak memungkinkan untuk digantikan dengan teknologi, sehingga
perkerjaan akuntan tidak serta merta bisa digantikan dengan teknologi informasi. Dari
akspek demografi, mengingat standar akuntansi saat ini cenderung akan hanya satu dan
dipakai secara global, kemungkinan ekspansi bisnis keluar domisili meningkat. Semakin
meningkatnya bisnis secara global maka semakin meningkat kebutuhan akan akuntan karena
setiap perusahaan (termasuk anak perusahaan) membutuhkan akuntan yang bertanggung
jawab di dalam penyiapan statemen keuangan. Mutasi ahli (akuntan profesional)
secara global cenderung akan terjadi. Hal ini akan berpengaruh pada variasi/pergeseran
kebutuhan akuntan di berbagai negara. Sebuat negara yang tidak memiliki/tidak mampu
menghasilkan akuntan profesional, kebutuhannya akan dipenuhi oleh akuntan dari
negara lain.

Alvin Riandi Banik


Pengauditan. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi di bidang akuntansi keungan,
bidang pengauditan juga mengikut pendekatan principle-based. Hal ini terjadi karena audit
dilakukan untuk memastikan bahwa statemen keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum atau sesuai IFRS (dalam arti sempit). Kebutuhan auditor
untuk membuat pertimbangan (judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses
pengauditan statemen keuangan meningkat sejalan dengan meningkatkan
kompleksitas dalam bisnis. Seperti di dalam akuntansi keuangan, aspek ini juga tidak
memungkinkan untuk digantikan dengan otomatisasi, sehingga perkerjaan auditor tidak
serta merta bisa digantikan dengan teknologi informasi. Komputerisasi cenderung
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektifikas dalam menyelesaikan
perkerjaan. Dari akspek demografi, mengingat pengauditan saat ini cenderung menggunakan
standar yang sama dipakai secara global, kemungkinan auditor harus membuat membuat
pertimbangan profesional (professional judgement) semakin meningkat dalam rangka
implementasi dalam konteks lokal sebuah negara. Semakin meningkatnya bisnis secara
global maka semakin meningkat kebutuhan akan auditor, terutama di negara-negara
berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat.

Akuntansi Manajemen. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang
akuntansi manajemen adalah berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi
keuangan dalam pelaporan ke pihak internal perusahaan. Misalnya, para akuntan
manajemen bertanggung-jawab untuk menghasilkan informasi mengenai kos produk, proses
penyusunan anggaran. Hal-hal yang sifatnya lebih strategis, seperti formulasi strategi
perusahaan, pembuatan perencanaan strategik/company’s blue print, dan penyusunan sistem
kompensasi juga menjadi bagian dari tanggung jawab seorang chief financial
officer atau kerap disebut sebagai kontroler (controller). Peran mereka tidak dapat
digantikan oleh komputer dan teknologi informasi lainnya. Dalam hal ini, teknologi
informasi lebih digunakan sebagai komplemen daripada subtitusi peran akuntan manajemen.
Peran akuntan manajemen lebih menekankan perkerjaan yang memiliki lingkup yang tidak
dapat diprediksi, menekankan pada hubungan personal berdasar kepercayaan dan kenyaman,
dan membutuhkan kreatifitas akan memiliki tren yang terus meningkat antar waktu. Mereka
harus menyusun strategi bisnis untuk mengatasi ketidakpastian dalam persaingan bisnis.
Mereka harus berinovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan untuk mampu berinovasi.

Alvin Riandi Banik


Dari sisi internal perusahaan, mereka harus menekankan pada hubungan personal berdasar
kepercayaan dan kenyaman kerja. Dari askpek demografi dan sosial-ekonomi,
semakin meningkatnya bisnis secara global maka semakin meningkatkan kebutuhan akan
akuntan menajemen. Di negara-negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh
dengan pesat, termasuk peningkatan signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up,
cenderung akan meningkatkan kebutuhan akuntan manajemen.

Sistem Informasi Akuntansi. Di bidang sistem informasi akuntansi, perkembangan teknologi


telah mendorong kemajuan di dalam perlaporan keuangan, seperti pelaporan terintegrasi
(integrated reporting), extendible business reporting language (XBRL), sustainability
reporting dsb. Salah satu kemungkinan yang terjadi adalah hanya pergeseran peran akuntan
profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan oleh
tersedianya software yang canggih untuk perusahaan. Sebagai contoh, Enterprise Resource
Planning (ERP) merupakan perangkat lunak manajemen proses bisnis yang memungkinkan
organisasi untuk menggunakan sistem aplikasi terintegrasi untuk mengelola bisnis dan
mengotomatisasi banyak fungsi back office (termasuk sistem informasi akuntansi) yang
terkait dengan teknologi, layanan, dan sumber daya manusia. Peran pekerjaan entri data dan
penjurnalan cenderung tergantikan oleh teknologi ini. Perkembangan tehnologi pelaporan,
seperti XBRL dan perkembangan Taxonomi Pelaporan Keuangan, cenderung akan
mengalihkan tugas pekerja di bidang ini untuk lebih menekankan pada software
engineering untuk sistem informasi akuntansi, terutama untuk perusahaan baru (start up)
atau perusahaan dalam industri yang kompleks. Secara demografi dan sosial-ekonomi,
kebutuhan ahli dibidang sistem informasi akuntansi akan meningkat terutama di negara-
negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat sejalan peningkatan
signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up.

Akuntansi Publik dan Entitas Nirlaba. Entitas publik dan nirlaba memiliki pola yang
mirip/serupa dengan perusahaan privat (publicly listed firms). Sebagai
konsekuensinya, perubahan kebutuhan tenaga kerja pada entitas publik dan nirlaba akan
terdampak serupa dengan apa yang terjadi pada entitas privat. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah entitas nirlaba, kebutuhan untuk
mengelola dana masyarakat dan donator semakin meningkat. Hal ini meningkatkan

Alvin Riandi Banik


kebutuhan pelaporan keuangan dan akuntabilitas publik. Kebutuhan pelaporan keuangan
dan akuntabilitas publik untuk entitas nirlaba baik pemerintahan dan non-pemerintahan
lebih besar daripada entitas privat karena penyedia dana tidak mendapatkan imbal balik
langsung dari pengelola dana (Hofmann and Mc Swain 2013).

3. Pemecahan Masalahnya

Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri dan berbagai
penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, pada tahap ini membahas perubahan
kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi keuangan, akuntansi manajamen,
auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi publik dan entitas nirlaba.
Sungguh, perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik, mudah diprediksi, dan tidak
kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot. Sebagian
perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun demikian, perkembangan standar akuntansi (IFRS) bebasis-prinsip
membuka ruang judgement manusia. Demikian juga untuk dalam konteks pengauditan.
Mesin, komputer, atau robot yang telah menggunakan artificial intelligence pun tidak akan
mampu melakukan pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya persaingan bisnis
(aspek demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen untuk lebih
berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar diskresi. Hal ini tidak
dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser ke hal-hal yang lekat
dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan harus meningkatkan keahliannya.
Kebutuhannya meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan persingan bisnis global

Alvin Riandi Banik


C. PENUTUP

Kesimpulan

Dari Gambaran Permasalahan diatas saya Mengambil kesimpulan bawasannya Perkembangan


akuntansi berdampak pada berbagai macam faktor ekonomi, sosial, dan politik. Perubahan
lingkungan ekonomi seperti perubahan model kepemilikan perusahaan, tingkat industrialisasi,
pertumbuhan ekonomi, hingga aspek politik dan hukum dalam suatu masyarakat akan sangat
mempengaruhi perkembangan akuntansi di masyarakat tersebut. Maka dari itu dengan
menuntut akuntan manajemen untuk lebih berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan
strategik dan berdasar diskresi. Hal ini tidak dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan
akuntan bergeser ke hal-hal yang lekat dengan judgement dan discretionary dan profesi
akuntan harus meningkatkan keahliannya. Kebutuhannya meningkat sejalan dengan
pertumbuhan dan persingan bisnis global.

Alvin Riandi Banik


Daftar Pustaka

1. https://feb.ugm.ac.id/en/research/lecturer-s-article/2886-benarkah-peran-akuntan-
digantikan-oleh-teknologi-informasi
2. https://www.researchgate.net/profile/Ahmad-
Dzakiyuddin/publication/332138420_Teori_Akuntansi_Normatif_dan_Positif/links/5ca2
be37a6fdccab2f67c200/Teori-Akuntansi-Normatif-dan-Positif.pdf
3. http://eprints.undip.ac.id/35311/1/Jurnal_Adhit.pdf
4. http://pkm-csr.org/wp-content/uploads/2017/09/Buku-PROSIDING-2015-Ekonomi-
Sosial-dan-Budaya.pdf
5. https://www.academia.edu/34809402/Tren_Akuntansi_docx

Alvin Riandi Banik

Anda mungkin juga menyukai