Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu
Dr. Nour Athiroh Abdoes Sjako, S. Si, M. Kes
Disusun oleh:
Kelompok 3
Ichwan Akbar S. (21901061002)
Rizki Widhiana Lestari (21901061003)
Risa Shava Dwi Ramadhani (21901061007)
Faradillah Komalasari (21901061040)
Misbahuddin Febrian S. (21901061086)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah...
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
II. 1 Pengertian
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu nematoda usus yang tergolong dalam
Filum Nematoda dengan Ordo Ascaridida. Nematoda berasal dari kata ni'matuz yang
berarti benang dan odos yang berarti bentuk, sehingga Cacing ini biasa disebut cacing
gelang, yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth (STH) dan
manusia merupakan hospes satu-satunya bagi parasit satu ini. Gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh cacing ini disebut ascariasis. Ascariasis sendiri termasuk penyakit
cacing yang paling besar prevalensinya diantara penyakit cacing lainnya yang
menginfeksi tubuh manusia (Arafatullah, 2018).
Taksonomi Ascaris lumbricoides.
Phylum : Nematoda
Classis : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Familia : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides. (Arafatullah, 2018).
II. 2 Morfologi
Ascaris lumbricoides memiliki tiga bibir (prominent lips) yang masing- masing
memiliki dentigerous ridge (peninggian bergigi), tetapi tidak memiliki interlabia atau
alae. Ascaris lumbricoides jantan memiliki panjang 15-31 cm dan lebar 2-4 mm, dengan
ujung posterior yang melingkar ke arah ventral, dan ujung ekor yang tumpul. Ascaris
lumbricoides betina memiliki panjang 20-49 cm dan lebar 3-6 mm, dengan vulva pada
sepertiga panjang badan dari ujung anterior. Ascaris betina memiliki ovarium yang luas
dan dapat mengandung 27 juta telur pada satu waktu, dengan 200.000 telur dikeluarkan
setiap harinya (Ariwati, 2017).
Telur infektif yang tertelan oleh manusia akan melewati lambung tanpa terjadi
kerusakan oleh asam lambung akibat proteksi yang tebal pada lapisan telur tersebut dan
akan menetas di dalam usus halus. Kemudian larvanya akan secara aktif menembus
dinding usus halus menuju vena porta hati dan pembuluh limfe. Bersama dengan aliran
vena, larva A. Lumbricoides akan beredar menuju jantung kanan dan berhenti di paru
(Soedarto, 2009). Saat di dalam paru-paru larva yang berdiameter 0,02 mm akan masuk
kedalam kapiler paru yang hanya berukuran 0,01 mm maka kapiler tersebut akan pecah
dan larva akan masuk ke alveolus kemudian larva berganti kulit. Larva tersebut akan ke
alveoli lalu naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus setelah dari kapiler paru.
Selanjutnya mengarah ke faring berpindah ke osepagus dan tertelan melalui saliva
atau merayap melalui epiglottis dan masuk kedalam traktus digestivus. Terakhir larva
sampai ke dalam usus halus. Masa migrasi ini berlangsung selama 10 – 15 hari. Cacing
akan berkembang menjadi dewasa, kawin, dan bertelur di usus halus dalam waktu 6 –
10 minggu (Brown dkk, 1994 dalam Arafullah, 2018).
Cara Penularan
II. 5 Pencegahan
Pencegahan bisa dilakukan dengan Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ( PHBS), seperti :
1. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman
2. Membiasakan mencuci tangan sebelum makan
3. Membiasakan menggunting kuku secara teratur
4. Membiasakan diri buang air besar di jamban
5. Membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang
air besar
6. Membiasakan diri mencuci semua makanan lalapan mentah dengan
air yang bersih
Dan dengan beberapa perilaku lainnya seperti berikut :
1. Drainase diperbaiki
2. Kampanye penggunaan jamban keluarga
3. Mencegah penggunaan tinja sebagai pupuk terutama tinja manusia
4. Pemberian obat cacing (obat pirantel pamoat dan albendazole)
secara rutin tiap 6 bulan sekali
5. Pengembangan sarana dan prasarana air bersih (Syafitri dan Sumiati,
2018).
BAB 3
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu nematoda usus yang
tergolong dalam Filum Nematoda dengan Ordo Ascaridida. Nematoda
berasal dari kata ni'matuz yang berarti benang dan odos yang berarti
bentuk, sehingga Cacing ini biasa disebut cacing benang/cacing gelang,
yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth (STH) dan
manusia merupakan hospes satu-satunya bagi parasit satu ini.
Ascaris lumbricoides jantan memiliki panjang 15-31 cm dan lebar
2-4 mm, dengan ujung posterior yang melingkar ke arah ventral, dan ujung
ekor yang tumpul. Ascaris lumbricoides betina memiliki panjang 20-49 cm
dan lebar 3-6 mm, dengan vulva pada sepertiga panjang badan dari ujung
anterior. Siklus hidup A. lumbricoides terjadi dalam 3 stadium yaitu
stadium telur, larva, dan dewasa. Siklus ini biasanya membutuhkan fase di
luar tubuh manusia (hospes) dengan atau tanpa tuan rumah perantara.
Gejala klinis yang timbul bervariasi, bisa dimulai dari gejala yang
ringan seperti batuk sampai dengan yang berat seperti sesak nafas dan
perdarahan. Cacing dewasa yang tinggal dilipatan mukosa usus halus
dapat menyebabkan iritasi dengan gejala mual, muntah, dan sakit perut.
Pencegahan bisa dilakukan dengan Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ( PHBS), seperti : Tidak menggunakan tinja sebagai
pupuk tanaman, membiasakan mencuci tangan sebelum makan,
membiasakan menggunting kuku secara teratur, membiasakan diri buang
air besar di jamba, membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun
sehabis buang air besar.
III. 2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu perlu adanya referensi dan penelusuran lebih
mendalam terkait dengan penyebaran parasit Ascaris lumbricoides.
DAFTAR PUSTAKA