PEMERINTAHAN
KOLONIAL BELANDA
KEKUASAAN DIAMBIL ALIH
PEMERINTAH BELANDA
• Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi
Konvensi London antara Inggris dan Belanda
• Pemerintahan kolonial Belanda dipegang oleh:
a)Komisaris Jendral (1816-1819) yang terdiri Flout, Buyskess,
Van der Capellen.
b) Van der Capellen (1819-1826)
c) De Gisignies (1826-1830)
d)Van den Bosh (1830-1870)
- Van den Bosh mengambil kebijakan Tanam Paksa (Cultuur
Stelsel). Sistem dimana setiap petani di Jawa wajib menanam
tanaman perdagangan ekspor yang laku dipasaran
Eropa/dunia.
• Latar Belakang Tanam Paksa
- Belanda terlilit utang LN
- Belanda banyak mengeluarkan anggaran
• Tujuan Tanam Paksa
Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
• Aturan Tanam Paksa
- Rakyat menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami
tanaman perdagangan (ekspor)
- Tanah bebas pajak
- Waktu mengerjakan tanaman tidak boleh melebihi waktu
tanam padi
- Jika ada kelebihan hasil diserahkan kepada rakyat
- Kegagalan panen, bila bukan salah penggarap
(bencana/hama) ditanggung pemerintah
- Penduduk yang tidak punya tanah harus mengganti dengan
bekerja di perkebunan pemerintah selama 65 hari.
• Pelaksanaan Tanam Paksa
Dilakukan dengan aturan yang cukup berat, masih
sering diselewengkan penguasa pribumi karena
tingginya Cultuur Procenten (imbalan kepada
penguasa lokal yang berhasil menyerahkan hasil
bumi yang melebihi ketentuan)
• Akibat Tanam Paksa
- Bagi rakyat Indonesia
Tidak ada kesempatan untuk mengerjakan sawah
ladang sendiri
Warga desa banyak menjadi perampok
- Bagi negara Belanda
Mendatangkan keuntungan yang sangat besar
PENENTANG CULTUURSTELSEL
• Van Deventer (menyampaikan tiga
usulan/Trilogi van Deventer)
PENENTANG CULTUURSTELSEL
• Eduard Douwes Dekker (menulis buku Max
Havelaar)
PENENTANG CULTUURSTELSEL
• Frans van de Putte (menulis buku Suiker
Contracten)
PENENTANG CULTUURSTELSEL
• Baron van Hoovell (menentang Cultuurstelsel
melalui Parlemen)
AKHIR dari CULTUURSTELSEL