Anda di halaman 1dari 7

ABORTUS

No.
:
Dokumen
SPO No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
KLINIK PRATAMA Sari Murnani
TTD
PMI DIY

1. Pengertian Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat


hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau anak kurang dari 500 gram
Jenis dan derajat abortus :
1. Abortus imminen adalah abortus tingkat permulaan, dimana
terjadi perdarahan ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan
2. Abortus insipient adalah abortus yang sedang mengancam
dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka,
akan tetapi hasik konsepsi masih dalam kavum uteri
3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri masih ada yang tertinggal
Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu
1. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur tatacara
melakukan penatalaksanaan abortus dengan baik dan benar
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Nomor…Tahun 2018 tentang
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Alat dan Bahan 1. Alat:
- Stetoskop
2. Bahan:
- Masker
- Sarung tangan steril
2. Langkah- 1. Pasien datang
Langkah 2. Petugas melakukan anamnesa
Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain:
a. Abortus Imminens
1) Riwayat terlambat haid dengan hasil BHcg (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
2) Perdarahan pervaginamyang tidak terlalu banyak,
berwarna kecoklatan dan bercampur lendir
3) Tidak disertai nyeri atau kram
b. Abortus insipiens
1) Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar
disertai terbukanya serviks
2) Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat
persalinan )
c. Abortus Inkomplit
1) Perdarahan aktif
2) Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
3) Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
4) Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi
tertinggal
5) Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
d. Abortus komplit
1) Perdarahan sedikit
2) Nyeri perut atau kram ringan
3) Mulut sudah tertutup
4) Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
3. Petugas menyiapkan alat dan bahan
4. Pemeriksaan fisik pasien
a. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Penilaian tanda-tanda syok
c. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
d. Mencari ada tidaknya massa abdomen
e. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
f. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
1) Abortus iminens
 Osteum uteri masih menutup
 Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lender
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
2) Abortus insipiens
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan
kantong dan didalamnya berisi cairan ketuban
 Perdarahan berwarna merah segar
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
3) Abortus inkomplit
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa
konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
4) Abortus komplit
 Osteum uteri tertutup
 Perdarahan sedikit
 Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
5. Menegakkan diagnosa abortus, berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik
6. Penatalaksanaan
a. Abortus imminens terdiri atas :
1) Istirahat tirah baring.
2) Tablet penambah darah
3) Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
1) Observasi tanda vital
2) Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih lengkap untuk rencana pengeluran hasil
konsepsi
3) Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam abortus, disusul dengan
kerokan
c. Abortus inkomplit
1) Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2) Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
3) Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk
dilakukan kerokan (D/C). Pasca tindakan berikan
ergometrin IM.
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak protein,
vitamin dan mineral.
7. Rencana tindak lanjut
a. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
b. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran
karena kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah
keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman
setelah aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi
pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain adalah infeksi
pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
c. Follow up dilakukan setelah 2 minggu
8. Pasien diminta ke apotek untuk mengambil obat
9. Pasien pulang
3. Bagan Alir
Pasien datang

Anamnesa

Menyiapkan alat & bahan

Pemeriksaan fisik

Menengakkan diagnosa

Lanjut a. Melakukan konseling untuk


Penatala memberikan dukungan
ksanaan emosional
b. Menganjurkan penggunaan
Awal kontrasepsi pasca
keguguran
a. Abortus imminens terdiri atas : c. Follow up dilakukan
1) Istirahat tirah baring setelah 2 minggu
2) Tablet penambah darah d. Rujuk pada pasien dengan
3) Vitamin ibu hamil diteruskan abortus insipiens &
b. Abortus komplit abortus incomplete
Tidak memerlukan pengobatan
khusus, hanya apabila menderita
anemia perlu diberikan sulfas
ferosus dan dianjurkan supaya
makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.

KIE

Apotek

Pasien pulang

4. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
5. Unit terkait 1. Pendaftaran
2. Poli Umum
3. KIA
4. Apotek
6. Dokumen -
terkait

Anda mungkin juga menyukai