Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKPERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SRIKANDIRSJ GHRASIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Paktik K!inik Mata Ku!iah Ke"ea#atanJi#a II

Disusunoleh :

A$e Nuha!imahNIM P%&'(%''(%)'AgusHa$iNataNIM P%&'(%''(%)(

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN


*OG*AKARTAJURUSAN KEPERA+ATAN(%')

LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI AKTIVITAS BERFOKUS PADA PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang
lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan
sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan
terhadapkemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satudengan yang
lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif,takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan ketidaksamaan, kesukaan danmenarik diri.
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan olehsekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lainyang dipimpin, diarahkan
oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapidengan sejumlah
pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitaskelompok yaitu agar pasien dapat
belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan
kebutuhannyamemperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana
danmemberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungandengan orang lain.
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan.Wilson dan
Kneisl menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalahmanual, rekreasi, dan teknik
kreatif untuk memfasilitasi pengalamanseseorang serta meningkatkan repon social dan
harga diri.
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan
kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan.Perilaku kekerasan tidak
jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakansebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena
suatu sebab adalahwajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural
ekspresimarah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah seringdiekspresikan
secara tidak langsung.
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akanmempersulit diri sendiri
dan mengganggu hubungan interpersonal.Pengungkapan kemarahan dengan langsung
dan tidak konstruktif padawaktu terjadi akan melegakan individu dan membantu
mengetahui tentangrespon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah.
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan
perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasidengan lingkungan sekitarnya.
Tentu saja pasien yang mengikuti terapi iniadalah pasien yang mampu mengontrol
dirinya dari perilaku kekerasansehingga saat TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak
menggangguanggota kelompok lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasadilakukan
b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatanfisik
c. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara social
d. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatanspiritual.
e. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuhminum obat
C. Tinjauan pustaka
1. Definisi
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku seseorang yangmenunjukkan
bahwa ia dapat membahayakan diri sendiri atau oranglain atau lingkungan, baik
secara fisik, emosional, seksual, dan verbal(NANDA, 2016). Risiko perilaku
kekerasan terbagi menjadi dua, yaiturisiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
(risk for self-directedviolence) dan risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain (risk
for other-directed violence)
2. Penyebab perilaku kekerasan
Menurut ( keliat,2011) penyebab resiko perilaku kekerasan ada dua faktor antara
lain:
a.Faktor Predisposisi
1) PsikologisKegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yangkemudian
dapat timbul agresif, masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dan dianiaya.Seseorang yang mengalami hambatan dalam
mencapaitujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadifrustasi. Ia
merasa terancam dan cemas. Jika tidak mampumengendalikan frustasi tersebut maka,
dia meluapkannya dengancara kekerasan.
2) PerilakuReinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,sering
melihat kekerasan di rumah atau di luar rumah, semuaaspek ini memancing individu
mengadopsi perilaku kekerasan
3) sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasifagresif) dankontrol social
yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akanmenciptakan seolah-olah perilaku
kekerasan diterima (permissive)

4) BioneurologisBanyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik,lobusfrontal,


Lobustemporal dan ketidakseimbanganneurotransmitter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber dari pasien, lingkunganatau interaksi


dengan orang lain. Kondisi pasien seperti kelemahanfisik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diriyang kurang dapat menjadi penyebab
perilaku kekerasan.Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yangdicintai/pekerjaan
dan kekerasan merupakan faktor penyebab yanglain. Interaksi sosial yang provokatif
dan konflik dapat pulamemicu perilaku kekerasan.

Hilangnya harga diri juga berpengaruh pada dasarnyamanusia itu


mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jikakebutuhan ini tidak terpenuhi
akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak,
lekas tersinggung,lekas marah, dan sebagainya. Harga diri adalah penilaian
individutentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilakusesuai
dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapatdigambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilangkepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan

3. Rentang respon marah


Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif-maladaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

1.Asertif :

individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan oranglain dan


memberikan ketenangan

2.Frustasi:

individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat menemukan
alternatif

3.Pasif :

individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya

4.Agresif :

perilaku yang menyertai marah

5.Kekerasan:

perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnyakontrol

pasif asertif agresif


Isi pembicaraan Negative dan Positif dan Menyombongkan
merendahkan diri, menawarkan diri, dri, merendahkan
contohnya contohnya orang lain, contoh
perkataan : Perkataan: perkataan:
“dapatkah saya?” “saya dapat …” “kamu selalu…”
“dapatkah kamu?” “saya akan…” “kamu tidak
pernah…”
Tekanan suara Cepat lambat, sedang Keras dan ngotok
mengeluh
Posisi badan Menundukkan Tegap dan santai Kaku, condong
kepala kedepan
jarak Menjangka jarak Mempertahankan Sikap dengan jarak
dengan siap acuh/ jarakyang aman akan menyerang
mengabaikan orang lain
penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi
tenang menyerang
Kontak mata Sedikit garis Mempertahankan Mata melotot dan
miring sama sekali kontak mata sesuai dipertahankan
tidak dengan hubungan

4. Gejala merah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan pengrusakan,
tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. Gejala-gejala atau perubahan-
perubahan yang timbul pada pasiendalam keadaan marah diantaranya sebagai
berikut:
a.FisikMata melotot,/pandangan tajam, tangan mengepal, rahangmengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
b.VerbalMengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicaradengan nada
keras, kasar dan ketus.
c.EmosiTidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,dendam, jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut
d. intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang mengeluarkan
kata-kata bernada sarkasme
.e.SpiritualMerasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral,
dan kreativitas terhambat
.f.SosialMenarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dansindiran.
g.PerhatianBolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
5. Perilaku marah
Perilaku yang beraitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a.Menyerang atau menghindar (fight of flight)Pada keadaan ini respon fisiologis
timbul karena system syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi
b.Menyatakan secara asertif (assertiveness)Perilaku yang sering ditampilkan individu
dalammengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif,agresif, dan asesif.
Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikanrasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara
fisik maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk
mengembangkan diri pasien.
c.Memberontak (acting out)Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik
perilaku“acting out ” untuk menarik perhatian orang lain.
d.Perilaku kekerasanTindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri
sendiri,orang lain, maupun lingkungan

6. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsungdan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri.Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas
yang timbul karenaadanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada
pasienmarah untuk melindungi diri antara lain
:a.Sublimasi: menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimatamasyarakat untuk
suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marahmelampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti
meremasadonan kue, meninju tembok, dan sebagainya, tujuannya adalahuntuk
mengurangi ketagangan akibat rasa marah.
b.Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya ataukeinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita mudayang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadaprekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebutmencoba merayu, mencumbunya
.c.Resepsi: mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakanmasuk kealam
sadar. Misalnya: seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurutajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenciorang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
Tuhan,sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapatmelupakannya
.d.Reaksi formasi: mencegah keinginan yang berbahaya biladiekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnyaseseorang yang tertarik pada teman suaminya,
akanmemperlakukan orang tersebut dengan kasar
.e.Displacement: melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan, pada
obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi
itu. Misalnya Timmy berusia4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman
dari ibunyakarena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-
perangan dengan temannya

D. jadwal kegiatan

Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan resiko


perilaku,kekerasan, yaitu :

a. hari / tanggal : selasa 26 april 2022

b. waktu : 08:30 – selesai


c. alokasi waktu :

1. perkenalan dan pengarahan 5 menit

2. terapi kelompok 30 menit

3. penutup 5 menit

d. tempat : aula poltekkes kemenkes pal prodi Dlll keperawatan tolitoli

e. sesi yang digunakan

dalam terapi aktivits kelompok dibagi menjadi 4 sesi, :

a. sesi 1 : mengenal perilaku kekerasan yang bisa dilakukan

b. sesi 2: mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik

c. sesi 3 : mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan sosial

d. sesi 4: mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan speritusl

e.sesi 5 : mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat

f. peserta tak

a.kriteria pasien

1.pasien yang bisa kooperatif dan tidak menggangu berlangsungnya aktivitas kelompok

2.kondisi fisik dlam keadaan baik

3.mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas

b.proses seleksi

1.observasi pasien yang masuk kriteria

2.mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria

3.mengumpulkan pasien yang masuk kriteria

4.memebuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut tak,meliputi :menjelaskan tujuan tak
pada pasien rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

g.antisipasi masalah

1penanganan terhadap pasien yang tidak aktif dalam aktivitas


a.memanggil pasien

b.memberi kesempatan pada pasien untuk menjawab sapaan perawat atau pasien lain

2.bila pasien meningalkan kegiatan tanpa izin

a.panggil nama pasien

b.tanyakan alasan pasien meninggalkan kegiatan

3.bila pasien lain ingin ikut

a.berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada pasien yang telah dipilih

b.katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh pasien tersebut

h.uraian tugas dan susuna pelaksana

berikut merupakan uraian tugas dari terapi baik sebagai leader ,co leader ,observer,dan
fasilitator

a.leader

uraian tugas :

1.mengoordinasi seluruh kegatan

2. memimpin jalannya terapi kelompok

3.mempin diskusi

b.co leader

uraian tugas

1.menyampaikan uraian materi

c.observer

uraian tugas :

1.mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,tempat dan jalannya
acara

2.melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan evaluasi
kelompok
d.fasilitator

uraian tugas :

1.memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2.memotivasi anggota dakam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3.mengatur posisi kelompok dalam ligkungan untuk melaksankan kegiatan

4.membimbing kelompok selama permainan diskusi

5.membantu leader dalam melaksanankan

6.bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Nama – nama tim terapi

Leader : sahrul

Koleader : moh ihwan

Observer : dewi damayanti

Fasilitator 1 : ANITA

Fasilitator 2: RIRIN B.DJ YONTONG

Fasilitator 3. : NURAINI

Fasilitator 4 : DESI RATNA SARI

Fasilitator 5 : HASNI

Fasilitator 6. WIDYAWATI

Fasilitator 7: DEAN ALFEDO SINANDIA

Fasilitato r 8 : MUNIRAH

Fasilitator 9: DEVI SELVITA

i. rencana pelaksanaan

a. memilih pasien yang mengikuti TAK sesuai dengan kreteria yang telah ditetapan

b. peserta TAK 10 orang


c. persiapan waktu yang akan digunakan ada dalam tabel 1.
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
1. Tahap orientasi : 5 menit Di pimpin oleh
a. memberi salam terapeutik salam leader
dari terapis
b. evaluasi / validasi menanyakan
perasaan pasien saat ini
c. konrak

2. Tahap kerja 30 menit Dipimpin oleh leader


a. sesi V

3. TAHAP TERMINASI 5 menit Dipimpin oleh leader


A. evaluasi
b. rencana tindak lanjut
c. kontrak yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai