Anda di halaman 1dari 3

1.

Bentuk Kerangka Karangan


Berdasarkan redaksinya, dapat dibedakan dua bentuk kerangka karangan, yakni kerangka
topik dan kerangka kalimat. Kerangka topik adalah kerangka yang diredaksikan dengan
kata atau frasa. Pada umumnya, kata atau frasa yang digunakan dalam kerangka karangan
adalah kata benda (nomina) atau frasa benda (frasa nominal). Pada umumnya penulis
menggunakan kerangka topik karena kerangka topik lebih sederhana dan lebih mudah
dibuat daripada kerangka kalimat.
Kerangka karangan harus sudah menunjukan sistematika karangan yang akan
diwujudkan. Dalam kerangka karangan yang demikian, urutan bagian karangan secara
berjenjang akan tampak pula.

E. PENYUSUNAN KARANGAN

Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan awal dalam mewujudkan karangan.


Kemampuan yang harus dimiliki dalam menyusun karangan yakni, kemampuan
menyusun draf karangan yang utuh dan kemampuan menyunting karangan.

1. Penulisan Draft Karangan


Butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis dan sistematis untuk menempatkan sifat
hubungan antarkomponen tulisan. Sehingga dapat ditempatkan hubungan antarkomponen
yang setara atau bertingkat dalam sebuah paparan untuk mewujudkan keteraturan
hubungan antarkomponen.
Penulisan draf merupakan aktifitas menyusun karangan secara utuh secara hierarkis dan
sistematis. Sehubungan dengan itu, ada ketentuan-ketentuan prosedural yang patut
diperhatikan. Dinyatakan oleh Brown (1978:144) penulisan draf karangan adalah
kegiatan setelah persiapannya dilakukan. Langkah penulisan draf karangan sebagai
berikut : (1) membaca semua kartu catatan, (2) mempertimbangkan semua materi yang
telah dipersiapkan, (3) memperhatikan kerangka tulisan, (4) mengelompokan bahan-
bahan dan catatan-catatan bahan tulisan berdasarkan topik dan menempatkan kelompok-
kelompok bahan tulisan itu dalam kerangka tulisan, (5) menuliskan draf kasar tulisan.
Pengungkapan gagasan tidak selalu bersifat verbal, tetapi dapat juga bersifat visual.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan tampilan visual yakni :
- Tampilan visual itu berfungsi sebagai materi suplemen terhadap tampilan verbal.
- Tampilan verbal itu senantiasa menjadi bagian integral teks.
- Tampilan visual yang mengganggu tampilan verbal perlu dihindari dengan
menempatkan tampilan visual pada lampiran.

Contoh tampilan verbal yang dilengkapi dengan tampilan visual yang berupa tabel
(dikutip dari Dudung A.M. 1992:34)
Apabila selisih hasil penimbangan dengan hasil pada tabel terpaut sedikit, maka hal ini
masih ditoleransi. Namun, bila terdapat selisih yang tajam, maka peternakan harus
mencari dan meneliti faktor apa yang kiranya menghambat pertumbuhan ayam tersebut.

Usia (minggu) Bobot (gram) Usia (minggu) Bobot (gram)


1 42,09 9 441,46
2 64,56 10 528,78
3 94,38 11 626,90
4 127,58 12 716,15
5 179,62 20 1027,13
6 295,59 26 1374,20
7 305,34 28 1477,10
8 367,48 30 1542,40
Tabel : Rata-rata Bobot Itik Usia 1-30 Minggu

Pengungkapan gagasan dalam karangan harus mempertimbangkan tujuan kejelasan


komunikasi. Pengungkapan gagasan juga harus secara runtut, lancar, hemat, dan tepat
layak diperhatikan. Pengalaman yang kurang baik dalam proses penulisan draf sebuah
karangan yakni :

- Penulisan draf tidak tetolak dari kerangka yang relatif matang itu belum dibuat
sehingga terjadi kesalahan-kesalahan yang sebenarnya dapat dicegah.
- Sifat malas untuk segera memulai menulis draf lazim menjadi sebab tidak segera
terwujudnya draf karangan. Bahkan, sering da masalah yang beru diketahui ketika
draf sedang dan sudah dituliskan.
- Ada keengganan dan kekurangcermatan dalam mengumpulkan dan menata bahan-
bahan tulisan. Hal itu menyulitkan dalam mewujudkan draf karangan.

Sehubungan dengan penulisan draf awal, saran Brown (1978:9) berikut perlu
diperhatikan. Segeralah menulis! Jangan berlama-lama dengan judul atau tulisan awal
dalam pikiran, hal itu merupakan gagasan yang baik untuk segera dituliskan. Kemudian,
jika gagasan sudah jelas dalam tulisan, dapat kembbali ke tulisan awal dan menuliskan
yang lebih baik. Tulisan yang paling awal adalah tulisan yang bertele-tele dan kaku yang
harus dituliskan kembali. Tuliskan draf awal sepenuh mungkin, bahkan mungkin
memasukkan bahan-bahan ekstra atau berlebih. Bahan-bahan yang berlebih itu lebih
mudah membuangnya daripada menambahnya.

Jangan memiliki rasa enggan untuk memulai dan meneruskan kegiatan menulis draf
karangan. Penulis tidak perlu mmeiliki idealisme bahwa karangan harus langsung jadi.
Karangan dalam bentuk teks awal adalah sebuah draf yang masih perlu direvisi dan
diperbaiki.

2. Perbaikan Draf Karangan


Setelah menulis draf karangan, tugas berikutnya adalah memperbaiki karangan (merevisi
karangan). Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan perlu diperbaiki, yakni aspek
isi, bahasa, ejaan dan tanda baca, serta aspek teknis.
Aspek isi menyangkut gagasan yang akan dikemukakan dalam karangan. Agar memiliki
pegangan dalam memperbaiki aspek isi, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan
sebagai pemandu.
- Apakah isi karangan sudah sistematis, baik dari segi hubungan logis maupun dari segi
hubungan kronologis?
- Apakah isi karanagn sudah lengkap dalam arti bahwa gagasan yang terungkap sudah
memenuhi kebutuhan?
- Apakah isi karangan sudah akurat dalam arti bahwa butir-butir gagasan sudah benar
diukur dari gagasan yang dibutuhkan?
- Apakah isi karangan sudah memadai diukur dari kebutuhan informasi yang
diperlukan oleh calon pembaca?

Aspek kedua adalah aspek bahasa. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipakai sebagai
pemandu.

- Apakah ragam bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan ragam yang dibutuhkan
dalam karangan?
- Apakah kata-kata yang digunakan sudah termasuk kata-kata yang tepat diukur dari
pemilihan kata atau diksi?
- Apakah kalimat-kalimatnya sudah termasuk kalimat yang efektid baik diukur dari
kejelasan gagasan, variasi kalimat, maupun diukur dari kaidah struktur kalimat?

Aspek ketiga adalah aspek ejaan dan tanda baca. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat
digunakan sebagai pedomannya.

- Apakah ejaan yang digunakan dalam draf sudah sesuai dengan kaidah penggunaa
ejaan yang berlaku sebagaimana diatur dalam ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan?
- Apakah tanda baca yang digunakan sudah mengikuti kaidah pengguna tanda baca
sebagaimana diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan?

Aspek keempat yang perlu diperbaiki adalah aspek teknik penulisan. Hal-hal teknis itu
menyangkut teknik penggunaan margin, teknik penomoran, teknik penulisan pustaka,
teknik pengutipan, dan teknik tampilan visual.

Anda mungkin juga menyukai