DI SUSUN OLEH :
EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Teori BiayaProduksi”dengan baik.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai TeoriBiayaProduksi. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam tugas mandiri ini adalah :
1. Bagaimanakah pengertian teori Biaya Produksi menurut para ahli ?
2. Beberapa konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang ?
3. Berbagai bentuk kurva jangka pendek dan jangka panjang ?
4. Penjelasan skala ekonomi dan skala tidak ekonomi ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item,
yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung, biaya langsung , dan biaya overhead
pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993)
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi,1995)
Biaya produksi adalah biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait
dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk (Garrison, Ray H., Eric W. Noreen,
Peter C. Brewer, 2008)
2. Biaya tersembunyi
6
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong dengan biaya tersembunyi
antara lain adalah Pembayaran untuk keahlian perusahaan produsen tersebut, modalnya
sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya.
6. Biaya Incremental
Adalah biaya yang timbul sebagai akibat keputusan yang telah dibuat.
7. Biaya Relevan
Adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telat dilakukan.
7
Biaya produksi, menurut Sadono Sukirno didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang akan diproduksikan
perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno 2008:208). Biaya produksi yang dikeuarkan perusahaan
dapat dibedakan menjadi dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost).
Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
Sedangkan biaya produksi adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif
maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka.
Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi
yakni, meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala
biaya yang tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun
perusahaan tidak memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan
perusahaan tidak bisa melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau
mengubahnya. Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap, karena
perusahaan itu bisa memperluas, mempersempit, atau keluar dari industry.
Perusahaan memang memiliki biaya tertentu dalam jangka panjang yang tergantung pada
tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya varibel, biaya variable
adalah baiya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih. Biaya tetap dan biaya
variable merupakan penyusun biaya total, biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya
variable.
8
a. Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
9
AFC = TFC / Q
Perhatikan Tabel 10.1. Misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat
dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya
produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000.
Dengan demikian biaya marjinal adalah Rp 50.000 / 6 unit = Rp 8333
10
Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total
Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total
Kurva TC yang menggambarkan biaya total
Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal
meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila
produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan
kurva TVC semakin tegak (lihat bagian bc).
4. KURVA MC
Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia
menunjukkan pertamn=bahan biaya kalau produksi naik satu unit. Dengan demikian ada dua
tingkat produksi yang berkaitan dengan efek tersebut, tingkat produksi sebelum dan sesudah
kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang menggambarkan biaya merjian
harus digambarkan diantara kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai conoh,
titik yang menggambarkan biaya marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat
ditengah-tengah unit produksi 0 dan 1 titik. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya
marjinal pada waktu produksi naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat
produksi sebanyak 9 unit (karena unit produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6 unit dan 12
unit). Keadaan ini menggambarkan titik A. Menggambarkan contoh lain, perhatikan cara
11
menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi bertambah dari 33 unit menjadi 38
unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp 10000. Keadaan ini digambarkan oleh titik B.
Gambar 10.3 secara khusus menunjukkan kurva MC yang dilukis berdasarkan data biaya
marjinal pada table 10.
12
Faktor yang akan menetukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat
produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebutingin mencapai produksi sebanyak
100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang
digunakan adalah kapasitas 2 (seperti dalam gambar, biaya produksinya adalah lebih tinggi
( lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien, dan akan meminimumkan
biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi di antara 130 dan 240 unit,
kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah paling minimum dengan
menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit.
Seperti dapat dilihat dalam gambar. AC1 berada di atasAC2, yang berarti dengan
menggunakan kapasitas satu biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan kapasitas 2.
Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, kapasitas 3 adalah yang harus
digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut :
1 Tingkat produksi yang ingin dicapai
2 Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
13
Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk
melakukan kegiatan produksi. Harga bahan-bahan tersebut akan memnjadi bertambah murah
apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan
mentahdan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit
akan menjadi semakin murah.
3. Memungkinkan Produk Sampingan(by-Products) Diproduksi
Di dalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang(waste),
yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh proses
produksi. Di dalam perusahaan yang kecil biasanya jumlah tidak banyak dan tidak ekonomis
untuk diproses menjadi barang sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan
memproduksi yang besar, dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini
dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini
akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan operasi perusahaan.
Wujud skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang
sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur dan
memimpinnya. Perusahaan yang terus menerus membesar biasanya berarti jumlah tenaga
kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik dan cabang di
berbagai tempat.
14
Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat
kompleks. Tidak mungkin lagi ia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan
memakan waktu yang lama untuk merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi
kegiatan perusahaan, dan menyebabkan biaya produksi rata-rata semakin tinggi.
Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula
mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala
ekonomi yang sangat menguntungkan (yaitu biaya produksi rata-rata sangat cepat
pengurangannya), tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak ekonomi sudah
mulai wujud. Industri yang LRACnya berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari banyak
perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.
Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan
tetapi ia juga tidak berlangsung lama. Akan tetapi ia diikuti oleh kuva LRAC yang datar yang
berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan perusahaan.
Baru pada tingkat produksi yang tinggi skala tidak ekonomi mulai berlaku. Industri yang
mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian terdiri dari beberapa perusahaan besar
dan beberapa perusahaan yang kecil. Jadi besarnya perusahaan-perusahaan dalam industri
tersebut tidak seragam dan jumlah perusahaan masih relatif besar.
Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri
biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannyadan jumalah
perusahaan dalam industri tersebut relatif sedikit. Hanya beberapa perusahaan terdapat dalam
sesuatu industri. Industri adalah bersifat sedemikian karena skala ekonomi tetap wujud
sehingga ke jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran.
15
CONTOH KASUS (terbit Kamis, 19 April 2018 / 16:08 WIB)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bungkil kedelai menunjukkan peningkatan dalam
beberapa waktu terakhir. Bahkan, harga bungkil kedelai di Indonesia sempat menyentuh
harga Rp 7.600 per kg, sementara pada Februari masih sekitar Rp 5.200 per kg.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih
Januratmoko pun membeberkan bahwa pabrik pakan berencana menaikkan pakan ternak
sebesar Rp 150 per kg. Tak hanya karena naiknya bungkil kedelai, kenaikan harga ini pun
dipicu oleh menguatnya nilai dollar.
Bila harga pakan ternak ini meningkat, maka biaya pokok produksi pun akan meningkat.
"Bila pakan ternak naik Rp 100 per kg, maka biaya pokok produksi akan naik Rp 200 per kg.
Harga pembelian pasti naik," ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Kamis (18/4).
Meski begitu, Singgih berharap kenaikan pakan ternak ini bisa ditunda. Pasalnya, peternak
baru mulai merasakan keuntungan dari harga ayam yang mulai membaik.
Bila kenaikan harga pakan dilakukan sementara pemerintah menetapkan harga batas bawah
dan atas untuk ayam dan telur, maka Singgih berpendapat keuntungan peternak bisa terus
tergerus.
"Dalam empat tahun ini harga ayam babak belur, baru 2018 harga stabil sejak Januari. Jadi
semua aturan supply demand mulai terasa hasilnya, tidak over supply," ujar Singgih.
Singgih mengatakan, saat ini rata-rata harga ayam di tingkat peternak sekitar Rp 19.000 per
kg. Menurutnya, jumlah produksi dan permintaan konsumen pun sedang stabil.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk
dapat menghasilkan suatu barang / produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam biaya
dan dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya tetap ialah Biaya yang besarnya tidak tergantung pada hasil Produksi, artinya
biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah sama meskipun hasil produksi mengalami penurunan,
Sedangkan Biaya Variabel ialah Biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat
produksi, artinya biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila produksi yang
dihasilkan semakin meningkat.
16
Pada Teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua biaya bersifat
Variabel(berubah-ubah). Sedangkan pada periode Jangka Pendek biaya bersifat tetap ( tidak
berubah). Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada periodejangka
pendek juga akan mengalami perubahan. Tentu hal ini dikarenakan Faktor – factor tertentu
yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan dalam suatu usaha perkembangan dari usaha
tersebut sangat maju dan oleh karena itu diperlukan tambahan peralatan untuk menunjang
hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya tetap dalam jangka waktu tersebut memang
harus dikeluarkan.
3.2 SARAN
Agar dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat, perusahaan
harus mengadakan pengelompokkan atau pengkhlasifikasian biaya, agar biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dapat di bebankan dengan tepat sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual produknya secara wajar, dalam arti tidak terlalu rendah maupun tidak
terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain
sehingga produk yang di hasilkan perusahaan dapat bersaing dipasar.
DAFTAR PUSAKA
Karl E. Case, Ray C. Fair. Prinsip-Prinsip Ekonomi(Case and Fair). 2006. Jakarta.
Erlangga
Munif,Achmad. Teori Ekonomi Mikro. 2013. Surabaya: Jenggala Pustaka Umum.
Pramutoko,Bayu. Pengantar Ilmu Ekonomi 1. 2012. Surabaya: Jenggala Pustaka
Umum.
Pramutoko,Bayu. Teori Ekonomi Mikro. 2013. Surabaya: Jenggala Pustaka Umum.
Sukirno,Sadono. Mikro Ekonomi. 1994. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
http://mynewbloggadresspinkgy.blogspot.co.id/2015/12/biaya-produksi.html
https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-biaya-produksi-teori-jenis.html#
17