IRENE S. A. SIHOMBING
1903042
TPM B 2019
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Corona atau Covid-19, Kasus ini dimulai dari Desember 2019, yang diawali oleh
adanya pneumonia atau radang paru-paru misterius, yang di curigai hal ini berasal
dari pasar hewan di Wuhan,yang menjual berbagai jenis daging hewan yang
seharusnya tidak layak atau tidak biasa untuk dikonsumsi, seperti daging ular,
Kalelawar dan berbagai jenis tikus.Perlu kita ketahui juga bahwa, dampaknya
mengakibatkan pengaruh di berbagai aspek yaitu seperti, tekanan fisik, jiwa, mental,
spiritual hingga ekonomi, bahkan ironisnya dampak dari pandemi covid-19 ini,
menyebabkan pergeseran nilai-nilai agama, sosial budaya dan politik di tengah-tengah
masyarakat.sebagai contoh kecil saya ambil, ketika terdapat orang yang berkerumun,
bersalaman apalagi berpelukan, bahkan silaturahmi dari rumah ke rumah dianggap
sebagai perilaku yang kurang baik. Berdiri di hadapan kita dengan jarak personal
kemudian memegang tangan secara tiba-tiba maka akan menimbulkan rasa benci dan
marah. Ini terjadi karena ekspektasi dan persfektif seseorang berubah menjadi
“mungkin yang bersangkutan sebagai penyebab atau pembawa virus corona”.
Entahlah kapan budaya yang tidak lazim ini berubah seperti semula.
Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki bonus
demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah kekuatan
ekonomi,namun hal ini menjadi suatu peristiwa berbalik, dimana pada kondisi ini,
membuat ekspor dan impor produk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau
melambatnya laju investasi, dan membuat perekonomian negara menjadi terganggu,
yang disebabkan oleh wabah virus ini. Oleh sebab itu, ini salah satu alasan mengapa
penulis membahas makalah yang berjudul “Dampak Sosial Dan Ekonomi Covid-19”
yang bertujuan untuk memberikan informasi bahwa dengan adanya Covid-19 ini
memberikan banyak aspek kepada masyarakat Indonesia termasuk dalam bidang
perekonomiannya (Silpa,2020).
2. Permasalahan
Merujuk pada uraian di bagian latar belakang diatas, maka permasalahan pada
tulisan ini yaitu,Bagaimana kondisi masyarakat baik dari aspek sosial dan ekonomi
dimana Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi ditengah ancaman
krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?
B. Kajian Pustaka
A. Virus COVID-19
Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dan dibicarakan
statusnya apakah hal ini termasuk makhluk hidup atau benda mati. Bisa dikatakan
makhluk hidup di karena virus ini dapat memperbanyak diri dalam tubuh dan
dikatakan benda mati karena virus dapat dikristalkan. Para ahli biologi
menetapkan bahwa virus ini merupakan salah satu organisme non-seluler karena
ia tidak mempunyai kelengkapan, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Ada
beberapa tokoh telah melakukan penemuan virus pertamanya seperti Dmitri
Ivanovski (1892, Rusia) mengatakan bahwa ia mencoba untuk menyaring suatu
getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman
sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel
yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.
Secara tidak langsung hal itu menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang
sangatlah kecil, sehingga keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan dan
perlu kita ketahui juga, virus ini masih dapat lolos meskipun sudah diberikan
disinfektan. Dalam proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme
sel penjamur untuk membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapat
berkembangbiak dengan cepat didalam tubuh kita. Virus ini pun tidak hanya dapat
menimbulkan penyakit di dalam tubuh, akan tetapi ada virus yang memiliki peran
mikroorganisme yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Dalam penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan :
Melalui kulit
Melalui plasenta
Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Coronavirus pertama kali di
temukan di Wuhan, China tepatnya di pasar hewan, Wuhan. Umumnya
masyarakat Wuhan sudah cukup terbiasa dengan mengkonsumsi daging hewan
liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut dalam kondisi hidup sehingga dari
mengkonsumsi daging hewan liar tersebut masyarakat Wuhan mengalami gejala
yang akhirnya dinyatakan positif coronavirus. Sebab coronavirus ini awalnya
menular dari hewan ke manusia namun kemudian diketahui bahwa coronavirus
juga menular dari manusia ke manusia.Akan tetapi virus corona juga dapat
berkembang sangat cepat sehingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal
organ.
Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalah pneumonia
atau sepsis. Sehingga coronavirus diartikan sebagai kumpulan virus yang bisa
menginfeksi system pernapasan. Selain disebabkan oleh virus SARS ditemukan
juga virus penyebab lainnya yaitu virus MERS atau Middle-East Respritory
Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok virus yang sama yaitu
coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memiliki perbedaan yaitu
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yang ditimbulkan. Virus ini dapat
menyebar ke siapa saja, akan tetapi, perlu kita perhatikan juga, akan sangat
berbahaya jika coronavirus terjadi pada orang yang lanjut usia, ibu hamil dan
orang yang memiliki penyakit tertentu seperti perokok, asma, kanker dan tentu
saja pada orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah.
Karena coronavirus seprerti yang telah dibahas sebelumnya hal ini sangat
mudah menyebar dan menginfeksi siapapun, bahkan tenaga medis pun dapat
dengan sangat mudah terinfeksi coronavirus yang ditularkan dari pasien pengidap
coronavirus diperlukannya APD untuk para tenaga medis agar mereka terhindar
dari penyakit coronavirus tersebut. Dalam melakukan pemeriksaan kepada orang –
orang yang dianggap mengidap coronavirus para tenaga medis melakukan
pemeriksaan untuk memastikan apakah orang tersebut positif atau tidak,
pemeriksaannya tersebut melalui beberapa test seperti :
Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona di dalam
dahak.
Menggunakan Masker
Menjaga jarak
B. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter
yang berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang parah
saat itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan
modal karena banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara
paling buruk dibandingkan negara lain.
Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat.
Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik,
fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak
buruk hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi
global yang dianggap sebagai krisis finansial terburuk sepanjang sejarah selama
80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut dengan ‘’The Mother of All Crisis’’.
‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas
hampir ke seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis
ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisis
ekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan saling
ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampak
eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan oleh Indonesia
tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasio ekspor atas PDB
sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesia sendiri..
Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM
Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang
diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM
tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun 2012 ada
85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia sebanyak
56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan akan
mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic
Covid-19. Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk
mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.
C. Pembahasan
Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi
Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19
Ali, I., & Alharbi, O. M. L. (2020). COVID-19: Disease, management, treatment, and
social impact. Science of the Total Environment.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138861
Muhammad, S., Long, X., & Salman, M. (2020). COVID-19 pandemic and
environmental pollution: A blessing in disguise? Science of the Total
Environment. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138820
LAMPIRAN