Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI COVID - 19

IRENE S. A. SIHOMBING
1903042
TPM B 2019

D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019/2020
DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI COVID-19
Irene S.A Sihombing (1903042)
Teknik Pengolahan Migas B 2019

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Corona atau Covid-19, Kasus ini dimulai dari Desember 2019, yang diawali oleh
adanya pneumonia atau radang paru-paru misterius, yang di curigai hal ini berasal
dari pasar hewan di Wuhan,yang menjual berbagai jenis daging hewan yang
seharusnya tidak layak atau tidak biasa untuk dikonsumsi, seperti daging ular,
Kalelawar dan berbagai jenis tikus.Perlu kita ketahui juga bahwa, dampaknya
mengakibatkan pengaruh di berbagai aspek yaitu seperti, tekanan fisik, jiwa, mental,
spiritual hingga ekonomi, bahkan ironisnya dampak dari pandemi covid-19 ini,
menyebabkan pergeseran nilai-nilai agama, sosial budaya dan politik di tengah-tengah
masyarakat.sebagai contoh kecil saya ambil, ketika terdapat orang yang berkerumun,
bersalaman apalagi berpelukan, bahkan silaturahmi dari rumah ke rumah dianggap
sebagai perilaku yang kurang baik. Berdiri di hadapan kita dengan jarak personal
kemudian memegang tangan secara tiba-tiba maka akan menimbulkan rasa benci dan
marah. Ini terjadi karena ekspektasi dan persfektif seseorang berubah menjadi
“mungkin yang bersangkutan sebagai penyebab atau pembawa virus corona”.
Entahlah kapan budaya yang tidak lazim ini berubah seperti semula.

Dengan munculnya Covid-19, antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah


dengan melakukan Social Distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Beberapa bulan belakangan ini juga hal ini sangatlah ketat diterapkan, namun
semakin hari, semakin lama, hal ini tidaklah erat melekat pada masyarakat, termasuk
Warga Negara Indonesia, hal-hal penting seperti ini sudahlah sangat diremehkan,
atau hanya sedikit diantaranya saja yang menerapkan hal ini. Justru penyebaran
Covid-19 sekarang ini sudahlah sangat meningkat dan meluas dari sabang sampai
merauke.
Namun hal ini pun, memiliki beberapa alasan dan aspek mengapa masih ada yang
tidak mematuhi aturan pemerintah untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar tersebut. Hal itu terjadi dikarenakan, timbulnya rasa khawatir dari berbagai
kalangan, baik kalangan atas,menengah maupun rendah, mereka menganggap hal ini
suatu masalah yang cukup besar, jelas dikarenakan perekonomian mereka rentan
menipis, dan sisi lainnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari nafkah, dan salah
satunya juga sulitnya untuk mencari alat - alat pencegahan Covid-19, seperti
Handsinitizer,masker (Ariefana, 2020; Alika & Fajrian,2020).

Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memiliki bonus
demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuah kekuatan
ekonomi,namun hal ini menjadi suatu peristiwa berbalik, dimana pada kondisi ini,
membuat ekspor dan impor produk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau
melambatnya laju investasi, dan membuat perekonomian negara menjadi terganggu,
yang disebabkan oleh wabah virus ini. Oleh sebab itu, ini salah satu alasan mengapa
penulis membahas makalah yang berjudul “Dampak Sosial Dan Ekonomi Covid-19”
yang bertujuan untuk memberikan informasi bahwa dengan adanya Covid-19 ini
memberikan banyak aspek kepada masyarakat Indonesia termasuk dalam bidang
perekonomiannya (Silpa,2020).

2. Permasalahan

Merujuk pada uraian di bagian latar belakang diatas, maka permasalahan pada
tulisan ini yaitu,Bagaimana kondisi masyarakat baik dari aspek sosial dan ekonomi
dimana Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi ditengah ancaman
krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

B. Kajian Pustaka
A. Virus COVID-19
Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dan dibicarakan
statusnya apakah hal ini termasuk makhluk hidup atau benda mati. Bisa dikatakan
makhluk hidup di karena virus ini dapat memperbanyak diri dalam tubuh dan
dikatakan benda mati karena virus dapat dikristalkan. Para ahli biologi
menetapkan bahwa virus ini merupakan salah satu organisme non-seluler karena
ia tidak mempunyai kelengkapan, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Ada
beberapa tokoh telah melakukan penemuan virus pertamanya seperti Dmitri
Ivanovski (1892, Rusia) mengatakan bahwa ia mencoba untuk menyaring suatu
getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman
sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel
yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.
Secara tidak langsung hal itu menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang
sangatlah kecil, sehingga keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan dan
perlu kita ketahui juga, virus ini masih dapat lolos meskipun sudah diberikan
disinfektan. Dalam proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme
sel penjamur untuk membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapat
berkembangbiak dengan cepat didalam tubuh kita. Virus ini pun tidak hanya dapat
menimbulkan penyakit di dalam tubuh, akan tetapi ada virus yang memiliki peran
mikroorganisme yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Dalam penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan :

 Melalui saluran pernafasan

 Melalui saluran pencernaan

 Melalui kulit

 Melalui plasenta
Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Coronavirus pertama kali di
temukan di Wuhan, China tepatnya di pasar hewan, Wuhan. Umumnya
masyarakat Wuhan sudah cukup terbiasa dengan mengkonsumsi daging hewan
liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut dalam kondisi hidup sehingga dari
mengkonsumsi daging hewan liar tersebut masyarakat Wuhan mengalami gejala
yang akhirnya dinyatakan positif coronavirus. Sebab coronavirus ini awalnya
menular dari hewan ke manusia namun kemudian diketahui bahwa coronavirus
juga menular dari manusia ke manusia.Akan tetapi virus corona juga dapat
berkembang sangat cepat sehingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal
organ.
Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalah pneumonia
atau sepsis. Sehingga coronavirus diartikan sebagai kumpulan virus yang bisa
menginfeksi system pernapasan. Selain disebabkan oleh virus SARS ditemukan
juga virus penyebab lainnya yaitu virus MERS atau Middle-East Respritory
Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok virus yang sama yaitu
coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memiliki perbedaan yaitu
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yang ditimbulkan. Virus ini dapat
menyebar ke siapa saja, akan tetapi, perlu kita perhatikan juga, akan sangat
berbahaya jika coronavirus terjadi pada orang yang lanjut usia, ibu hamil dan
orang yang memiliki penyakit tertentu seperti perokok, asma, kanker dan tentu
saja pada orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah.
Karena coronavirus seprerti yang telah dibahas sebelumnya hal ini sangat
mudah menyebar dan menginfeksi siapapun, bahkan tenaga medis pun dapat
dengan sangat mudah terinfeksi coronavirus yang ditularkan dari pasien pengidap
coronavirus diperlukannya APD untuk para tenaga medis agar mereka terhindar
dari penyakit coronavirus tersebut. Dalam melakukan pemeriksaan kepada orang –
orang yang dianggap mengidap coronavirus para tenaga medis melakukan
pemeriksaan untuk memastikan apakah orang tersebut positif atau tidak,
pemeriksaannya tersebut melalui beberapa test seperti :

Rapid Test bertujuan sebagai penyaring.

Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona di dalam
dahak.

CT Scan bertujuan untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru.


Dalam melakukan pencegahan agar tidak terkena coronavirus masyarakat
dianjurkan untuk menghindari factor – factor yang dapat menyebabkan
coronavirus, yaitu dengan :

 Menggunakan Masker

 Menjaga jarak

 Rutin mencuci tangan

 Tidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan

 Menjaga kondisi tubuh dengan minum vitamin

 Hindari kontak dengan penderita covid-19

 Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk

 Jaga kebersihan rumah dan lingkungan



A. Bonus Demografi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bonus di definisikan sebaga upah
tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsang gaji/upah. Yang
pelu digaris bawahi mengenai definisi ini adalah tambahan atau hadiah.
Bonus demografi bukan merupakan upah ataupun bukan merupakan
uang.Tetapi bonus demografi dapat kita artikan sebagai keuntungan yaitu
keuntungan ekonomi yang disebabkan rasio ketergantungan. Rasio
ketergantungan pada saat bonus demografi adalah yang paling rendah yang terjadi
hanya satu kali dalam sejarah perjalanan penduduk.
Terminologi bonus demografi masih asing bagi warga masyarakat. Di
kalangan akademisi pun banyak yang belum memahami pasti apa dan bagaimana
bonus demografi itu, serta apa dampak positifnya bagi Indonesia. Padahal, para
pakar kependudukan memprediksi bahwa Indonesia akan mendapat bonus
demografi pada tahun 2020-2030 mendatang, yakni jumlah penduduk usia
produktif sangat besar sedangkan jumlah penduduk usia muda sangat kecil
sementara jumlah penduduk lanjut usia belum banyak.
Besarnya proporsi penduduk usia produktif yakni yang berada pada rentang
usia 15 tahun sampai 64 tahun dalam evolusi kependudukan tersebut,
menyebabkan proporsi penduduk usia produktif menjadi modal penting dan
berharga dalam mengemban kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia di masa mendatang. Namun, pencapaian bonus demografi tersebut
bukanlah hal yang mudah, oleh karena keberhasilan pembangunan dari saat
sekarang ini menentukan pencapaiannya.

B. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.
Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter
yang berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang parah
saat itu. Pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan
modal karena banyaknya kredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara
paling buruk dibandingkan negara lain.
Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat.
Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik,
fenomena saat itu disebut dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak
buruk hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi
global yang dianggap sebagai krisis finansial terburuk sepanjang sejarah selama
80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut dengan ‘’The Mother of All Crisis’’.
‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas
hampir ke seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis
ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisis
ekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan saling
ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampak
eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan oleh Indonesia
tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasio ekspor atas PDB
sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesia sendiri..
Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM
Indonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum
signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Seperti yang
diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM
tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat pada tahun 2012 ada
85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia sebanyak
56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan akan
mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic
Covid-19. Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk
mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.

C. Pembahasan
Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi
Ditengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia
adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18 juta jiwa.
Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam jangka waktu lima belas tahun yaitu
tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan
sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun.
Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS mengatakan bahwa
bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda.
Hal ini disebabkan masih tingginya angka kelahiran di Indonesia. Pertumbuhan .
Sebagai sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk dalam usia produktif yang
sangat banyak dan bahkan diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi.
Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi, dimana hal ini
merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian
yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat digunakan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan penduduk produktif
secara optimal. Dengan demikian, bonus demografi akan menjadi salah satu
kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan (Noor, tth: 124).
Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun
2012-2028. Hal tersebut menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020 telah
memasuki dan berda pada masa bonus demografi tersebut. Sebagai negara yang
mendapatkan bonus demografi akan menyebabkan ketergantungan penduduk
dimana tingkat penduduk produktif menanggung penduduk nonproduktif (usia tua
dan anak-anak) akan sangat rendah atau sekitar 10 penduduk usia produktif akan
menanggung 3-4 penduduk usia non produktif. Hal ini akan menguntungkan bagi
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara apabila sumberdaya
manusia terutama usia produktif berkualitas.
Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi
terancam terkena krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus
yang pertama kali muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai penyebab
timbulnya corona virus pada Desember 2019. Pada saat itu hanya beberapa orang
yang dinyatakan positif terkena corona virus namun semakin hari semakin banyak
orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi yang dilakukan
oleh penderita yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena virus sehingga
ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari tanpa sadar orang-orang yang
berinteraksi dengan mereka sudah tertular penyakit tersebut. Hingga virus ini
semakin menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan saja yang terkena corona
virus tetapi hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia mendapatkan
dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virus adalah pandemi karena
menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang terjangkit corona
virus. Hal ini tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu
sehingga mereka merasakan dampaknya.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi
COVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan
budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari berbagai
negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang tidak kuat
melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020) jumlah orang
yang terinfeksi mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192 orang
dinyatakan sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak
dalam segi ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus
mengeluarkan kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai
kebijakan dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing, Physical
distancing, Lock Down, dan terkini di Indonesia dibuat regulasi Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020.
Kondisi ini pun tentu sangat berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan
ekonomi global. Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi
ekonomi global tahun ini. Internasional Monetary Found (IMF) menyebutkan
penyebaran virus Corona yang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan
ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakan negara itu
sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian sistem perekonomian seperti halnya
sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta penuutupan sejumlah lapangan
pekerjaan guna mencegah penyebarann virus tersebut.
Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan
ekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari
wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan
hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga
terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga miskin dan rentan
serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi pada UMKM.
Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu
kemampuan memenuhi kewajiban kredit.
Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat
pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang
berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian dunia
sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari ini masih belum
dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah ini
berbagai negara lain sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan
pertumbuhan ekonomi akibat virus corona, termasuk Indonesia.
Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia mengalami
kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya biaya kesehatan
dan logistik masyarakat yang harus terpenuhi oleh masyarakat, serta menimbulkan
banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat banyak lapangan pekerjaan
khususnya di Indonesia dalam bidang industri yang mengalami berhenti produksi
akibat tidak adanya pesanan dari luar akibat wabah virus ini. Selain itu usaha
industri kreatif dan rumahan juga mengalami dampak akibat sulitnya
mendapatkan konsumen akibat kondisi kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi
di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi mengalami
kesulitan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi
virus ini.
Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat
semakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi
untuk melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan
mencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh pemerintah. Kini
masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan
COVID-19 agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan tidak ada lagi
pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencari penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. .
Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini
melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan
memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar
1,3 Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada
di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia.
Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam
demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non
produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya
akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap
pertambahan penduduk di Indonesia.
Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi
dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam
pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah
negara yang sedang merancang pembangunan ekonominya melalui bonus
demografi, Indonesia harus segera membuat langkan atau skenario guna dapat
mengatasi masalah pandemi corona. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa
ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepat guna mengatasi
masalah ekonomi dinegara ini.
Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju,
pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa
dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat
masalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya
daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna menanggulangi
penyebaran virus tersebut.
Untuk tetap menekan dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek
ekonomi. Indonesia dituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario yang
mungkin dapat digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena
dampak dari penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti.
Salah satu skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan
paket kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paket
pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran,
hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena
dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait diskon
pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya
sedang difinalkan.
Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan
para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut
dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki
objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata
murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan
akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus
corona dari program tersebut. Sehingga program ini pun harus segera di respon
oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan dan
kegaduhan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, I., & Alharbi, O. M. L. (2020). COVID-19: Disease, management, treatment, and
social impact. Science of the Total Environment.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138861

Burhanuddin, C. I., & Abdi, M. N. (2020). ANCAMAN KRISIS EKONOMI


GLOBAL DARI DAMPAK PENYEBARAN VIRUS CORONA (COVID-19).
AkMen.

Hanoatubun, S. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.


Journal of Education, Psychology and Counseling.

Marpaung, E. W. B. H., Adrian, L., & Putri, S. A. (2020). Pandemi COVID-19:


Dampak Sosial-Ekonomi, Tantangan, dan Potensi Solusi. In Demografi Sosial.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.35252.68483

Muhammad, S., Long, X., & Salman, M. (2020). COVID-19 pandemic and
environmental pollution: A blessing in disguise? Science of the Total
Environment. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138820
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai