Dosen Pembimbing :
OLEH:
FERY SUJATMIKO
P133743318097
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Studi
Kualitas Fisik Udara di Klinik Aisyah Adipala”.
Sebagai salah satu syarat pedoman penelitian pada Program Studi Diploma III
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Dalam penyelesaian proposal ini peneliti banyak mendapat bantuan baik moril
maupun materiil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih
kepada:
1. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
3. Bapak Suparmin, S.ST, M.Kes., selaku Ketua Prodi Diploma III Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
4. Ibu Mela Firdaus SKM.,M.kes selaku pembimbing proposal penelitian.
5. Ibu Mela Firdaus SKM.,M.kes selaku dosen pembimbing akademik.
6. Semua dosen dan staf Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang
telah membantu dalam kelancaran penulisan proposal penelitian ini.
7. Ibu, Bapak, semua saudara tercinta yang telah memberikan segalanya dan
selalu memberikan do’a serta motivasinya.
8. Sahabat – sahabatku dan rekan-rekan mahasiswa lain dan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam
proposal penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Purwokerto, 10 April 2020
Fery Sujatmiko
NIM: P133743318097
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................4
A. Pengertian......................................................................................................................................4
B. Rumah sakit...................................................................................................................................11
C. Faktor – Faktor Yang mempengaruhi kualitas fisik udara.....................................................16
D. Kerangka Teori...........................................................................................................................18
BAB III......................................................................................................................................................19
METODE PENELITIAN..........................................................................................................................19
A. Kerangka Pikir.............................................................................................................................19
B. Jenis Penelitian...........................................................................................................................21
C. Ruang Lingkup...........................................................................................................................21
D. Subjek Penelitian.......................................................................................................................22
E. Pengumpulan Data....................................................................................................................22
F. Pengolahan Data.......................................................................................................................24
G. Analisis Data..............................................................................................................................24
H. Etika Penelitian..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Kualitas fisik udara diinstalasi rawat inap
2. Tujuan Khusus
Mengukur Intensitas Cahaya
Mengukur Intensitas Suara
Mengukur Instesitas Suhu
Mengukur Intensitas Kelembaban
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada masyarakat
mengenai kepadatan lalat yang berada di lingkungan Pasar Kota Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara.
2. Bagi Pengelola
Sebagai bahan masukan dalam pengendalian lalat di Pasar Kota Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara tahun 2019.
3. Bagi Almamater
Dapat menjadi bahan di perpustakaan Politeknik Kesehatan Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempraktekkan langsung teori-teori yang telah didapatkan selama
perkuliahan di lapangan, khususnya mata kuliah Pengendalian Vektor Penyakit yang
khususnya mengenai kepadatan lalat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
“Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari.
Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu,
makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang.
Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya akan makan dalam bentuk cairan,
makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu baru dihisap. Air
merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air lalat hanya hidup 48 jam
saja”.
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik
hitam.Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat
istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-
langit, rumput-rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang
berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan
matahari yang terik.Di dalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan,
kawat listrik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada
ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
7. Jarak Terbang Lalat
Ririh Yudhastuti (2011, h. 35) menerangkan bahwa jarak terbang lalat sangat
tergantung pada adanya makanan yang tersedia, dengan jarak 100 m sampai 200
m.
8. Siklus Hidup Lalat
Menurut Ditjen PPM dan PL( Penyakit Menular ) (2001, h. 3-2), dalam
kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu dari telur, larva, pupa dan
dewasa.
Lalat berkembangbiak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih
kurang 1mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120-130 telur dan
menetas dalam waktu 8-16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas
(dibawah 12-13oC).Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih
kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari
yang banyak makanan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya. Setelah
itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama
dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pasa musim panas 3-7 hari
pada temperatur 30-35oC. Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat
terbang antara 450-900 meter. Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-
20 hari.Lalat dewasa panjangnya lebih kurang 1/4 inci, dan mempunyai 4 garis
yang agak gelap hitam di punggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap
untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5
(lima) kali, umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang
lebih sejuk bisa sampa 3 (tiga) bulan.
9. Hubungan Kepadatan Lalat dengan Kesehatan
Menurut Ririh Yudhastuti (2011, h. 35) bahwa semua bagian tubuh lalat bisa
berperan sebagai alat penular penyakit, peranan lalat dalam menimbulkan penyakit
umumnya bersifat mekanis, yaitu dengan tercemarnya bahan makanan oleh bibit
penyakit yang kebetulan menempel pada tubuh, kaki ataupun bulu-bulu pada tubuh
lalat ketika hinggap di makanan tersebut.
Menurut Ditjen PPM dan PL( Penyehatan Lingkungan ) (2001, h. 10) penyakit
yang dapat ditularkan oleh lalat beserta gejalanya antara lain :
a. Disentri : Penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah
yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan terutama
melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat
dan bila lalat hinggap ke makanan yang akan dimakan oleh manusia,
akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian perut,
lemas karena terhambat peredaran darah dan pada kotoran terdapat
mucus dan push.
b. Diare : Cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala
sakit pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu.
c. Typhoid : Cara penyebarannya sama dengan desentri, gangguan
pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak berdarah dan demam
tinggi.
1. Pengertian Pasar
Menurut Suparlan (2012, h. 175) pasar adalah :
“Segenap kelompok peralatan yang sebagian beratap dan sebagian lagi
terbuka tanpa atap, dimana pedagang- pedagang berkumpul untuk
memperdagangkan dan menjual barang-barang dagangannya”
2. Persyaratan Pasar
a. Bangunan
1) Umum : bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Penataan Ruang dagang
a) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinyaseperti : basah, kering, penjualan unggas hidup,
pemotongan unggas.
b) Pembagian zoning diberi indentitas yang jelas.
c) Tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat
khusus.
d) Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang lebarnya
minimal 1,5 meter.
e) Setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik dan mudah dilihat.
f) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok
pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 m.
g) Khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun
(B3) dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan
tidak berdampingan dengan zonamakanan dan bahan
pangan.
3) Persyaratan Pengendalian Lalat
a) Tempat penjualan bahan pangan basah.
(1) Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dengankemiringan yang cukup sehingga tidak menimbulkan
genangan air dan tersedia lubangpembuangan air, setiap sisi
memiliki sekat pembatas dan mudah dibersihkan dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan tahan karat dan
bukan darikayu.
(2) Penyajian karkas daging harus digantung
(3) Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan
dagingmenggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah
(4-10º C)
(4) Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga
memudahkan aliran limbah serta tidak melewati area
penjualan.
(5) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudahdiangkat.
(6) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus,
nyamuk.
b) Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering
(1) Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dan mudahdibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai.
(2) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudahdi angkat.
(3) Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan
tempatperindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat,
kecoa, tikus, nyamuk
c) Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
(1) Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang rata
dan mudahdibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan
terbuat bahan yang tahankarat dan bukan dari kayu.
(2) Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus
tertutup dengankemiringan yang cukup.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepadatan lalat yaitu iklim, parasit dan
predator, kegiatan manusia, temperatur, kelembaban, benda-benda organik, sampah
basah, sinar matahari.
1. Musim : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h.4) pada musim panas lalat
bertahan 2-4 minggu, sedangkan pada musim dingin bisa mencapai 70 hari.
2. Parasit dan Predator : Lalat dikenal sebagai hewan pembawa berbagai penyakit.
Karena semua bagian tubuh lalat bisa berperan sebagai alat penular penyakit,
yaitu badan, bulu pada kaki, serta faeces dan muntahannya.
3. Beberapa Kegiatan Manusia : kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap
kepadatan lalat, seperti membuang sampah sembarangan secara terus
menerus. Maka hal tersebut akan mengakibatkan sampah menumpuk, dan
menarik lalat.
4. Temperatur : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h. 4) lalat mulai terbang pada
temperatur 15ºC dan aktivitas optimumnya pada temperatur 21ºC. Pada
temperatur dibawah 7,5ºC tidak aktif, diatas 45ºC terjadi kematian pada lalat.
5. Kelembaban : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h. 4) kelembaban erat
hubungannya dengan temperatur setempat dan biasanya lalat hidup pada
kelembaban yang optimum 90%.
6. Adanya Benda Organik : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h. 5) benda-benda
organik, seperti kotoran hewan, kotoran manusia, sampah dan makanan ikan
adalah tempat yang cocok untuk berkembangbiaknya lalat.
7. Sampah Basah : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h.4) lalat suka hinggap
pada sampah basah sisa makanan dari hasil olahan dan buahbuahan yang di
rumah maupun di pasar.
8. Sinar Matahari : Menurut Ditjen PPM dan PLP (1991, h.5) lalat merupakan
serangga yang bersifat fototropik, yaitu menyukai sinar. Pada malam hari tidak
aktif, namun bisa aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat
tergantung sepenuhnya pada temperature dan kelembaban.
D. Kerangka Teori
Pasar
Sangat Tinggi
Upaya Pengendalian
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pikir
1. Kerangka Pikir
- Los buah
- Los sayuran
- Los ikan
- Los daging
Upaya Pengendalian
Di sumber lalat (TPS)
Tempat penjualan
makanan atau jajanan
terbuka
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
2. Definisi Operasional
C. Ruang Lingkup
1. Waktu
a. Tahap persiapan : Januari 2019
b. Tahap pelaksanaan : Februari 2019
c. Tahap penyelesaian : Maret 2019
2. Lokasi
Lokasi penelitian Pasar Kota Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara
3. Materi
a. Kepadatan Lalat
Kepadatan lalat adalah jumlah lalat yang hinggap selama setiap 30 detik,
dihitung. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10
kali 30 detik) dan 5 perhitungan yang tertinggidibuat rata-ratanya dan
dicatat
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Lalat
Suatu keadaan yang berpengaruh terhadap kepadatan lalat di suatu
tempat.
Subjek penelitian adalah kepadatan lalat di setiap los buah, sayuran, ikan,
daging, TPS serta tempat penjualan makanan atau jajanan yang terbuka di Pasar Kota
Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara.
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Umum
1) Keadaan Geografis
2) Jumlah Pedagang
3) Struktur Organisasi Pasar Kota Banjarnegara Kabupaten
Banjarnegara.
b. Data Khusus
1) Kelembaban
2) Suhu
3) Pencahayaan
4) Kepadatan Lalat
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan lalat
6) Upaya pengendalian lalat
2. Sumber Data
a. Data Primer
Diperoleh secara langsung pada saat kegiatan dilakukan,
meliputi pengukuran :
- Kelembaban
- Suhu
- Pencahayaan
- Kepadatan Lalat
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan lalat
- Upaya Pengendalian lalat
b. Data Sekunder
Diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola pasar diantaranya
mengenai :
- Keadaan Geografis
- Jumlah Pedagang
- Struktur Organisasi Pasar Kota Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara
3. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Dilakukan langsung oleh peneliti dengan bantuan
kuesioner yang ditujukkan kepada petugas pasar
b. Observasi
Dilakukan oleh peneliti untuk melakukan pengamatan
secara langsung mengenai objek yang akan diteliti, mengenai
kepadatan lalat di setiap los ( buah, sayuran, ikan, dan daging ),
TPS yang merupakan sumber lalat, serta di tempat penjualan
makanan atau jajanan terbuka yang dijual di Pasar Kota
Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara.
c. Pengukuran
Dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu
Fly Grill untuk melakukan pengukuran kepadatan lalat pada ke
empat los (buah, sayuran, ikan, daging), TPS yang merupakan
sebagai sumber lalat, tempat penjualan makanan atau jajanan
terbuka. Serta melakukan pengukuran terhadap parameter
(kelembaban, suhu, pencahayaan) yang mempengaruhi
kepadatan lalat di Pasar Kota Banjarnegara Kabupaten
Banjarnegara.
4. Instrumental Pengumpul Data
a. Kuesioner
b. Checklist
c. Alat Ukur
Hygrometer (Dry and Wet) untuk pengukuran suhu dan
kelembaban, Lux Meter untuk pengukuran pencahayaan, Fly
Grill untuk mengukur Kepadatan Lalat
F. Pengolahan Data
G. Analisis Data