Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PARTISIPASI PEMBANGUNAN

Dosen Pengampu:

Disajikan guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pembangunan 2022

Disusun Oleh:

Ragil Zuliana Adhiva (F1B020047)

Ardita Putri Wibiseno (F1B020056)

Fitri Nur Afifah (F1B020068)

Nur Hidayanti (F1B020072)

PRODI S1 – Administrasi Publik, Kelas B

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl. Profesor DR. HR. Boenyamin No. 708, Dukuhbandong, Grendeng, Kec. Purwokerto
Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53122
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Partisipasi adalah peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses
pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan
memberikan masukan seperti pikiran, tenaga, waktu, keahlian, dan modal (Sumaryadi,
2005). Dalam proses pembangunan, pemerintah juga harus melibatkan masyarakat agar
masyarakat dapat berpartisipasi secara penuh dalam pembangunan tersebut. Partisipasi
masyarakat merupakan suatu teknis untuk memberikan kesempatan dan kewenangan yang
luas kepada masyarakat secara bersama-sama untuk memecahkan berbagai persoalan.
Perlibatan masyarakat dalam proses pembangunan penting karena masyarakat yang lebih
mengetahui mengenai kebutuhan dan masalah yang terjadi di tempat tinggalnya. Selain
itu, partisipasi masayarakat juga penting dalam perencanaan pembangunan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), menyatakan bahwa proses penyusunan rencana pembangunan harus
melibatkan masyarakat dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan
masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.

Landasan hukum mengenai pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam proses


pembangunan tertuang dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa partisipasi adalah hak
dasar warga negara, dan partisipasi politik adalah prinsip dasar dari demokrasi.
Pembangunan ini sangat diperlukan pada suatu negara karena dengan pembangunan dapat
mengindikasikna tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, partisipasi
masyarakat sangat penting dalam proses pembangunan karena ini berkaitan dengan
masyarakat itu sendiri. Namun, pada keyataannya, pelaksanaan pembangunan hanya
menjadi tanggungjawab pemerintah saja, sedangkan masyarakat hanya dijadikan sebagai
objek pembangunan. Inisiatif dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
masih rendah, sehingga masih bergantung pada pemerintah. Oleh karena itu, meskipun
dalam keadaan yang mendesak untuk dilakukan pembangunan, masyarakat akan
menunggu tindaka dari pemerintah untuk memulai proses pembangunan.

Hal seperti di atas banyak terjadi di perkotaan, karena sikap individualitas masyarakat
yang tinggi dan kurangnya gotong royong antar masyarakat. Namun, hal ini juga dapat
terjadi di wilayah pedesaan, seperti yang terjadi di Kelurahan Duasudara, Kecamatan
Ranowulu, Kabupaten Bitung. Partipasi masyarakat dalam proses pembangunan masih
kurang, karena peran tokoh masyarakat belum dapat meningkatkan kesadaran dan
mempengaruhi masyarakat agar meningkatkan partisipasinya dalam proses pembangunan.
Hal ini menyebabkan pembangunan di Keluarahan Ranowalu masih belum sempurna dan
belum memenuhi kebutuhan masyarakat karena tidak ada inisiatif dari masyarakat untuk
memulai, serta dari pemerintah desa yang selalu menunggu perintah dari pemerintah kota
untuk memulai pembangunan.

Mengingat pembangunan akan kembali ke masyarakat itu sendiri, maka partisipasi


masayarakat dalam pembangunan sangat diperlukan. Pembangunan yang sudah tercapai
dapat dilihat berdasarkan berhasil atau tidaknya pembangunan apabila penilaia masyarakat
dianggap baik dan dapat memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sehingga, sudah seharusnya sebagai masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Oleh karena itu, di dalam makalah
ini akan dibahas mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

b. Rumusan Masalah
1. Pengertian partisipasi pembangunan
2. Tujuan dan manfaat partisipasi pembangunan
3. Jenis-jenis partisipasi pembangunan
4. Tangga partisipasi
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari partisipasi pembangunan
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari partisipasi pembangunan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis partisipasi pembangunan
4. Untuk mengetahui tangga partipasi
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian
Partisipasi merupakan kerjasama antara rakyat dan pemerintah dalam merencanakan,
melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan. Partisipasi adalah
proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan
pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan. Partisipasi berarti peran
serta seseorang atau sekelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam
bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberikan masukan berupa
pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan
menikmati hasil-hasil pembangunan.
Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan yang serasi
dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan yang memelihara
alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk generasi yang akan datang. Menurut
Slamet (1993), partisipasi masyarakat dalam pembangunan terdiri dari tiga bentuk, yaitu:
1. Partisipasi dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap ini
maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi
dalam penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat
berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti rapat warga dan juga ikut memberikan
usulan, saran dan kritik pada rapat tersebut.
2. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap ini
maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek.
Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide
sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.
3. Partisipasi dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya
adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek
tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan
uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.
b. Tujuan dan Manfaat Partisipasi Pembangunan

Partisipasi masyarakat merupakan suatu hal yang penting atas keberlangsungan proses
pembangunan. Tanpa ada partisipasi, pembangunan tidak akan berjalan lancar dan
pembangunan yang dilakukan tidak teratur karena sejak perencanaan tidak ada pelibatan
masyarakat. Menurut Cohen dan Uphoff (1977), adanya partisipasi masayarakat dalam
proses pembangunan merupakan suatu hal yang memiliki arti penting bagi keberhasilan
pembangunan itu sendiri. Partisipasi masyarakat sangat erat kaitannya dengan kekuatan
atau hak masyarakat, terutama dalam pengambilan keputusan, mencari pemecahan
masalah, hingga pelaksanaan berbagai kegiatan.

Pada hakikatnya, tujuan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sesungguhnya


adalah untuk memberdayakan masyarakat daerah setempat untuk dapat ikut serta dalam
proses pembangunan, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengevaluasian, serta ikut serta menikmati hasil dari pembangunan tersebut. Selain itu,
dengan adanya partisipasi masyarakat, pemerintah akan mudah untuk mendapatkan
informasi mengenai kondisi masyarakat setempat mulai dari kebutuha, sikap, dan
sebagainya. Informasi ini akan sangat berguna bagi keberlangsungan pembangunan karena
dapat diketahui apa yang sedang dibutuhkan masyarakat sehingga pemerintah akan segera
memperbaikinya. Lalu, menurut Schiller, tujuan dari partisipasi antara lain:

1. Menciptakan visi bersama


Mereka akan merumuskan visi dan misi serta mandat dan nilai-nilai yang dianut atau
menjadi dasar suatu organisasi serta visi itu ke depan. Tujuannya adalah untuk
menyajikan kebenaran dan bagaimana mempengaruhi masa depan.
2. Membangun rencana
Setelah perumusan visi untuk menentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai, maka
dengan visi tersebut dapat segera dibuat suatu proses lanjutan untuk membangun
rencna.
3. Mengumpulkan gagasan
Pengumpulan gagasan dapat dilakukan dengan cara lisan maupun tertulis, dengan
maksud untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya gagasan dari semua orang yang
menjadi peserta proses partisipasi.
4. Menetukan prioritas atau membuat pilihan
Bertujuan untuk mengorganisir berbagai ide yang muncul dalam proses partisipasi
dengan memanfaatkan metode yang ada.
5. Menjaring aspirasi atau masukan
Bertujuan untuk pertukaran informasi, gagasan, dan kepedulian tentang suatu isu atau
rencana antar pemerintah, lalu direncanakan dengan masyarakat. Melalui proses ini,
masyarakat akan memperoleh kesempatan untuk mempengaruhi perumusan kebijakan,
memberikan alternatif desain, dan pilihan investasi beserta pengelolaannya.
6. Mengumpulkan informasi atau analisis situasi
Bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang serta bagaimana
mengoptimalkan kelemahan dan ancaman untuk mempermudah merumuskan langkah-
langkah untuk mengatasinya.

Menurut Riant Nugroho (2007), tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah:

1. Untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam proses pembuatan desain keputusan.
2. Untuk melengkapi masyarakat dengan suatu suara dalam membuat desain keputusan
untuk memperbaiki rencana.
3. Untuk mempromosikan masyarakat dengan membawanya bersama sebagai bagian dari
tujuan umum. Dengan partisipasi, masyarakat secara aktif bergabung dalam proses
pembangunan, lingkungan fisik yang lebih baik, dan semangat publik yang lebih besar.

Partisipasi masyarakat dalam pembanguan juga memiliki manfaat. Menurut Carter,


manfaat dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan antara lain:

1. Menuju masyarakat yang lebih bertanggungjawab


2. Meningkatkan proses belajar
3. Meminimalisir perasaan tersaing
4. Menimbulkan dukungan dan penerimaan dari rencana pemerintah
5. Menciptakan kesadaran politik
6. Keputusan dari hasil partisipasi mencerminkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
7. Menjadi sumber dari informasi yang berguna merupakan komitmen sistem demokrasi

Sedangkan, menurut Mikkelsen (2011), partisipasi masyarakat memiliki manfaat di bidang


sosial, politik, planning atau perencanaan, dan manfaat di bidang lain. Manfaat tersebut
antara lain:

1. Untuk bidang sosial, keuntungan utamanya adalah untuk mengaktifkan populasi


perkotaan yang cenderung individualistik, tidak punya komitmen, dan dalam jasus yang
ekstrim teralienasi. Di dalam proses partisipasi ini, secara simultan mempromosikan
semangat komunitas dan rasa kerjasama dan keterlibatan.
2. Untuk bidang politik, partisipasi lebih mempromosikan participatory dibandingkan
demokrasi perwakilan sebagai hak demokrasi dari setiap orang. Dengan demikian,
publik secara umum dapar berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
Partisipasi publik juga akan membantu dewan dan para pembuat keputusan lainnya
untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai permintaan-permintaan dan aspirasi
konstituen mereka atau semua pihak yang akan terpengaruh, dan sensitivitas pembuatan
keputusan dapat dimaksimalkan jika ditangani secara tepat.
3. Dari segi planning, partisipasi menyediakan sebuah forum untuk slaing bertukar
gagasan dan prioritas, penilaian akan public interest dalam dinamikanya serta
diterimanya proposal-proposal perencanaan.
4. Keuntungan lain dari public participation adalah kemungkinan tercapainya hubungan
yang lebih dekat antara warga dengan otoritas kota dan menggantikan perilaku they/we
menjadi perilaku us.

Keterlibatan masyarakat yang diberikan untuk menunjang keberhasilan suatu pelaksanaan


program pembangunan untuk mencapai tujuan bersama yaitu dengan memberikan bantuan
dalam bentuk partisipasi yang diberikan oleh sebagain atau seluruh masyarakat sehingga
suatu kegiatan dapat terealisasi dengan maksimal dan dapat menunjang keberhasilan suatu
pembangunan.

c. Jenis-jenis Partisipasi Pembangunan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,


yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga
bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak).
Bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud), seperti :
a. Partisipasi Uang
Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi
pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan
b. Partisipasi Harta Benda
Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,
biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.
c. Partisipasi Tenaga
Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk
pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.
d. Partisipasi Keterampilan dan Kemampuan
Partisipasi keterampilan yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang
dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya. Dengan maksud
agar orang tersebut dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
sosialnya.
Bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak), seperti :
a. Partisipasi Buah Pikiran
Partisipasi buah pikiran merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau
buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar
pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman
dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
b. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguyuban. Misalnya arisan,
menghadiri kematian, dan lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda
kedekatan dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi.
c. Partisipasi Pengambilan Keputusan
Pada partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap
diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan
kepentingan bersama.
d. Partisipasi Representatif
Partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat
kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia.

Sedangkan jenis partisipasi bila dilihat dari sifatnya adalah:


a. Memberi input pada proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut dan
ikut menikmati hasilnya.
b. Memberi input dan menikmati hasilnya.
c. Memberi input, menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan.
d. Menikmati hasil/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input.
e. Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya.

Dalam pembangunan, setiap warga masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi sesuai


dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini mengingat banyaknya jenis
partisipasi yang dapat disumbangkan dalam pembangunan. 
d. Tangga Partisipasi Pembangunan

Bentuk partisipasi masyarakat atau public yang menggambarkan bagaimana tingkatan


partisipasi masyarakat juga diperkenalkan oleh Sherry Arnstein. Tangga partisipasi dapat
diuraikan menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1) Tidak Partisipatif (Non-Participation) yang terdiri atas manipulation dan therapy.
• Manipulation. Pada tingkatan ini masyarakat tidak dilibatkan karena sejumlah orang
telag terpilih sebagai wakil dari masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat
tidak mengetahui sama sekali tentang informasi yang telah diputuskan.
• Therapy. Pada tingkatan ini masyarakat telah mulai dilibatkan, namun sebatas
mendengarkan informasi tentang keputusan yang telah diambil oleh pengambil
kebijakan.
2) Partisipasi Semu (Degrees of Tokenism) yang terdiri atas information, consultation, dan
placation.
• Informing. Pada tingkatan ini pemerintah atau pengambil kebijakan tidak
menghalangi atau membatasi partisipasi masyarakat dalam menyampaikan
aspirasinya tetapi aspirasi yang diberikan oleh masyarakat tersebut tidak dieksekusi
atau dilaksanakan.
• Consultation. Pada tingkatan ini diskusi sudah dilakukan dengan banyak pihak,
tetapi pemerintah atau pengambil kebijakan yang menentukan saran dan kritik dari
masyarakat akan dipergunakan atau tidak.
• Placation. Pada tingkatan ini pemerintah atau pengambil kebijakan hanya
menjanjikan untuk melaksanakan saran atau aspirasi yang disampaikan oleh
masyarakat tetapi secara diam-diam tetap melaksanakan sesuai dengan sudah
direncanakan sebelumnya.
3) Kekuatan Masyarakat (Degrees of Citizen Power) yang terdiri atas partnership,
delegated power, dan citizen control.
• Partnership. Pada tingkatan kekuatan masyarakat telah dicapai, sehingga kerjasama
dengan berbagai pihak telah terbentuk dalam merumuskan atau melaksanakan suatu
kebijakan atau program.
• Delegation. Pada tingkatan ini levelnya lebih tinggi dari partnership. Masyarakat
yang berada pada tingkatan ini memegang mayoritas kekuasaan dalam membuat
sebuah keputusan.
• Citizen Control. Pada tingkatan ini merupakan level tertinggi dan merupakan
partisipasi yang telah ideal yang dimana masyarakat sudah memiliki kekuasaan
penuh akan perumusan dan pelaksanaan serta pengawasan suatu kebijakan yang
akan ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Partisipasi adalah proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk
meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan. Partisipasi
berarti peran serta seseorang atau sekelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik
dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberikan masukan
berupa pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan
menikmati hasil-hasil pembangunan. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke
arah pembangunan yang serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan
Nasional dan yang memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk generasi
yang akan datang. Menurut Schiller, tujuan dari partisipasi antara lain:
1. Menciptakan visi bersama
2. Membangun rencana
3. Mengumpulkan gagasan
4. Menetukan prioritas atau membuat pilihan
5. Menjaring aspirasi atau masukan
6. Mengumpulkan informasi atau analisis situasi

Menurut Carter, manfaat dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan antara lain:

1. Menuju masyarakat yang lebih bertanggungjawab


2. Meningkatkan proses belajar
3. Meminimalisir perasaan tersaing
4. Menimbulkan dukungan dan penerimaan dari rencana pemerintah
5. Menciptakan kesadaran politik
6. Keputusan dari hasil partisipasi mencerminkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
7. Menjadi sumber dari informasi yang berguna merupakan komitmen sistem demokrasi

Bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud), seperti :

1. Partisipasi Uang
2. Partisipasi Harta Benda
3. Partisipasi Tenaga
4. Partisipasi Keterampilan dan Kemampuan
Bentuk partisipasi masyarakat atau public yang menggambarkan bagaimana tingkatan
partisipasi masyarakat juga diperkenalkan oleh Sherry Arnstein. Tangga partisipasi dapat
diuraikan menjadi beberapa tingkatan, yaitu :

1. Tidak Partisipatif (Non-Participation) yang terdiri atas manipulation dan therapy.


2. Partisipasi Semu (Degrees of Tokenism) yang terdiri atas information, consultation, dan
placation.
3. Kekuatan Masyarakat (Degrees of Citizen Power) yang terdiri atas partnership, delegated
power, dan citizen control.
DAFTAR PUSTAKA

Suprastyo, Dwi. Pembangunan Desa Berbasis Partisipasi Masyarakatnya. Institut Pertanian


Bogor.

Hakim, Lukmanul. 2017. Partisipasi Massyarakat Dalam Pembangunan Desa Sukamerta


Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. Jurnal Politikom Indonesiana. 2 (2). 43-53.

Porawouw, Riska. Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan


(Studi di Kelurahan Duasudara Kecamatan Ronowalu Kota Bitung).

Borong, Fifie. Dkk. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa


Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara.

Kaehe, Diradimalata. Dkk. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di


Kampung Pintareng Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara.

Singalingging, Angelius Henry danWarjio. 2014. Partisipasi Masyarakat Dalam


Perencanaan Pembangunan (Studi Kasus Pada Kecamatan Sidakalang Kabupaten Dairi).
Jurnal Administrasi Publik. 2 (2). 116-145.

Anda mungkin juga menyukai