Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI PERENCANAAN PROSES PEMISAHAN

MINYAK ATSIRI SERAI WANGI


Dosen Pengampu : Ir Muhamad Taufiq
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Proses Pemisahan dengan
Perpindahan Panas/Massa

Oleh :
Rimantika Dewi NIM.E612011007
Sri Rizky Wahyuni NIM.E612011009
Ratna Ayu Mega Kharisma NIM.E612011013

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi mengenai metodologi perencaan proses pemisahan
minyak atsiri daun serai diharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membacanya, serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan alhamdulillah.
kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk masa yang akan datang.

Bandung, 22 September 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2
2.1 Serai Wangi ................................................................................... 2
2.2 Minyak Atsiri................................................................................. 2
2.2.1 Sifat-sifat Minyak Atsiri .................................................. 3
2.2.2 Fungsi Minyak Atsiri ....................................................... 3
2.3 Minyak Serai Wangi (Java Citronella)......................................... 4
2.4 Perbedaan Serai Wangi dan Serai Dapur ...................................... 6
2.5 Destilasi......................................................................................... 6
2.5.1 Macam-Macam Destilasi ................................................. 6
2.5.2 Aplikasi Metode Destilasi .............................................. 10
BAB III METODOLOGI PEMISAHAN.............................................................. 12
3.1 Proses Pembuatan Minyak Serai Wangi...................................... 12
3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Serai Wangi ............... 13
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang banyak memiliki
keanekaragaman flora yang berlimpah. Pertanian yang cukup maju
memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para petani. Sektor pertanian
telah memberikan kontribusi bagi negara terutama devisa. Salah satu
komoditas dari sektor pertanian yang mampu meningkatkan devisa negara
adalah minyak atsiri.
Tanaman penghasil minyak atsiri tersebut dapat menghasilkan
minyak nilam, minyak serai, minyak kayu putih, minyak kayu manis, dan
lain-lain. Salah satu tanaman atsiri di Indonesia yang potensial untuk
dikembangkan adalah serai wangi.
Tanaman serai termasuk golongan rumput-rumputan dari famili
Graminae yang disebut Andropogon nardus dan Cymbogon nardus. Serai
wangi (Andropogon nardus var. genuinus L.) merupakan penghasil minyak
atsiri yang di perdagangan dunia dikenal dengan nama Java citronella,
sedangkan petani menyebutnya serai wangi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan minyak atsiri dari serai wangi?
2. Apa jenis destilasi yang bisa digunakan untuk membuat minyak serai
wangi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan minyak atsiri dari
serai wangi?
2. Untuk mengetahui apa jenis destilasi yang bisa digunakan untuk
membuat minyak serai wangi ?

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serai Wangi
Serai wangi merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang
digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu serai wangi sering digunakan
sebagai antioksidan. Serai wangi termasuk golongan rumput-rumputan
berakar serabut, batang tak berkayu, beruas-ruas pendek dan bewarna putih.
Tanaman ini mempunyai daun bewarna hijau panjang dan berbentuk pita.
yang disebut dengan Andropogon nardus atau Cymbopogon nardus. Serai
wangi biasanya digunakan sebagai bahan aromaterapi, pewangi ruangan,
pelancar pernafasan, minyak pijat, obat nyamuk, produk kecantikan, sabun,
pelepas setres, parfum, obat tradisional dan bioaditif bahan bakar minyak.

Gambar. 1 Tanaman serai wangi


Kedudukan taksonomi tanaman serai menurut Santoso. (2007)
dalam Ningsih Febria E. R. (2020) yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon nardus(L.)Rendle
2.2 Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
multifungsi, baik sebagai wangi-wangian maupun sebagai pengobatan.

2
Minyak atsiri memiliki karakteristik berbentuk cairan di dalam suhu
ruangan, mudah menguap, dan beraroma khas.
Minyak atsiri juga dikenal dengan banyak nama, diantaranya
minyak eteris (Etherial oils) karena memiliki sifat eter, minyak terbang
(Volatile oils) karena bersifat mudah menguap dalam suhu ruang, minyak
aromaterapi (Aromatic oils) karena sering digunakan untuk aromaterapi,
atau essential oils karena minyak atsiri mengandung intisari dari tanaman
bersangkutan.
Minyak atsiri, yang merupakan hasil metabolit sekunder dalam
tanaman, dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman (akar, batang kayu,
biji, buah, bunga, daun dan pucuk daun, getah, kulit buah, kulit pohon,
ranting, dan rimpang).
2.2.1 Sifat-sifat Minyak Atsiri
Sifat dari minyak atsiri yaitu tersusun oleh bermacam-macam
komponen senyawa, memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili
bau dari tanaman asalnya. Selain itu minyak atsiri juga mempunyai
rasa getir, kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat
sampai panas, atau dingin ketika terasa dikulit tergantung jenis
komponen penyusunnya.
Dalam keadaan murni (belum tercemar senyawa lain) mudah
menguap disuhu kamar, bersifat tidak dapat disabunkan dengan
alkali serta tidak dapat berubah menjadi tengik, bersifat tidak stabil
pada pengaruh lingkungan, baik berupa oksigen udara, sinar
matahari dan panas, indeks biasnya tinggi. Biasanya bersifat optis
aktif memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik dan
tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup larut hingga dapat
memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil,
minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan
dan Mulyani, 2004 dalam Siregar Suhendar Imom, 2012).
2.2.2 Fungsi Minyak Atsiri
Bagi tanaman, minyak atsiri merupakan sumber energi yang
penting. Minyak ini dapat memberikan perlindungan pada tanaman

3
dari kerusakan oleh binatang maupun tanaman parasit. Minyak
berfungsi sebagai penutup bagian kayu yang terluka atau berfungsi
untuk mencegah penguapan air (cairan sel) yang berlebih sehingga
dapat menghambat penguapan air. Peran utama dari minyak atsiri
adalah untuk mengusir serangga atau hewan pemakan daun yang
tidak menyukai bau yang merangsang. Sebaliknya minyak atsiri juga
berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya
penyerbukan silang pada tanaman.
Bagi manusia, minyak atsiri banyak digunakan sebagai
penyedap, antiseptik internal maupun eksternal, sebagai bahan
analgetik, haemolitik atau sebagai antizymatik, sebagai sedativa,
stimulan, untuk obat sakit perut, sebagai obat cacing. Selain itu
kegunaan lain dari minyak atsiri adalah sebagai bahan pewangi
kosmetik (Guenther, 1987 dalam Siregar Suhendar Imom, 2012).
2.3 Minyak Serai Wangi (Java Citronella)
Minyak serai wangi merupakan salah satu minyak atsiri yang
diperoleh dari bagian daun dan batang tanaman serai wangi. Tanaman serai
wangi (Cymbopogon nardus) termasuk tanaman yang dapat hidup di lahan-
lahan marginal bahkan lahan bekas tambang. Minyak serai wangi adalah
cairan kuning terang tidak berwarna dengan karakteristik mirip aroma unik,
seperti aroma kayu, rumput, atau lemon. Dalam perdagangan, minyak serai
dikategorikan menjadi dua jenis:
1. Minyak serai wangi tipe Ceylon yang diperoleh dari Gymbopogon
nardus Rendle (tipe inferior), dan
2. Minyak serai wangi tipe Jawa yang diperoleh dari Cymbopogon
winterianus Jowitt (tipe superior).
Manfaat dari minyak serai wangi adalah berpotensi sebagai
antibakteri, berpotensi sebagai anti-inflamasi, berpotensi sebagai
antimalarial, kardiovaskuler, berpotensi meningkatkan aktivitas antikanker.
Minyak atsiri sereh wangi memiliki 30-40 komponen senyawa.
Beberapa diantaranya adalah sitronelal, kadinena, metil isoeugenol, geranil

4
asetat, sitronelil propionat dan geraniol (Wibowo, Febriani, Riasari, &
Aulifa, 2018 dalam Zulfa Aniqo, 2020).
Tabel. 1 Susunan kimia minyak sereh wangi
Senyawa penyusun Kadar (%)
Sitronelal 32-45
Geraniol 12-18
Sitronelol 12-15
Geraniol asetat 3-8
Sitronelil asetat 2-4
Elemol dan seskwiterpen lain 2-5
l-limonene 2-5,5
Elemene dan candinene 2-5
Sumber : kataren, 1985 dalam Putra Nalindra Nur, 2014
Menurut SNI (1995), minyak serai wangi memiliki beberapa
persyaratan mutu. Adapun parlementer persyaratan mutu minyak serai
wangi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel. 2 Syarat mutu minyak serai wangi
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Warna - Kuning pucat sampai
kuning kecoklat-
coklatan
2. Bobot Jenis, 20°C/20°C - 0,888-0,922
3. Indeks Bias - 1,466-1,475
4. Total geraniol, % Min 85
bobot/bobot
5. Sitronelal, bobot/bobot % Min 35
6. Kelarutan dalam etanol - 1:2 jenih seterusnya
80% jernih sampai
oplalesensi.
7. Zat Asing:
Lemak - Negatip
Alkohol Tambahan - Negatip
Minyak Pelikan - Negatip
Minyak Terpenting - Negatip
Sumber : SNI, 1995 dalam Andry Muhammad

5
2.4 Perbedaan Serai Wangi dan Serai Dapur
Serai wangi merupakan serai yang dapat menghasilkan minyak atsiri
atau minyak essensial dengan aroma khas. Serai wangi bukanlah serai yang
digunakan untuk memasak yang biasa kita jumpai di dapur. Sedangkan,
serai dapur adalah jenis serai yang sering kita gunakan untuk memberi
aroma pada masakan.
2.5 Destilasi
Destilasi atau penyulingan merupakan metode pemisahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap, dan
uap ini didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Prinsip kerja dari destilasi adalah pemurnian senyawa padat yaitu
didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam
wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan
pada tekanan tertentu. Syarat utama dilakukannya proses destilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi
kesetimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup
dapat menguap.
2.5.1 Macam-Macam Destilasi
Destilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua
cara, diantaranya :
1. Destilasi menggunakan uap
Cara ini menggunakan panas sebagai sumber energi
untuk proses destilasi dengan cara open steam, dimana uap
tersebut berkontak langsung didalam sistem distilat baik pada
saat proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya destilasi
dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti nitrogen,
karbondioksida, flue, dan sebagainya.
Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses
sebagai berikut:

6
1. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang
mudah menguap dari sejumlah bahan masukan.
2. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada
bahan yang mempunyai titik didih tinggi.
3. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari
sejumlah kecil impuritas yang mempunyai titik didih lebih
tinggi.
2. Destilasi menggunakan reboiler
Cara ini disebut juga dengan closed steam, dimana alat
penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa
kembalinya panas dan uap pada hasil bawah fraksinator.
Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas
permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya
harus menghentikan operasi destilasi. Reboiler dipanaskan
oleh steam pemanas.
Macam-macam destilasi diantaranya :
1. Destilasi sederhana
Dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana
biasanya digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.

Gambar. 2 Destilasi sederhana

7
2. Destilasi bertingkat / fraksionasi
Destilasi ini berfungsi memisahkan komponen-
komponen cair dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Destilasi ini biasanya digunakan untuk
campuran yang memiliki perbedaan titik didih sebesar 20 °C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi destilasi bertingkat/fraksionasi ini digunakan
pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan
yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang
lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya.

Gambar. 3 Destilasi bertingkat/fraksionasi


3. Destilasi uap
Destilasi ini digunakan pada campuran senyawa-
senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih.
Destilasi uap dapat menguapkan senyawa dengan suhu
mendekati 100 °C. Bekerja dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap dan air mendidih. Sifat dari destilasi uap
adalah mampu mendestilasi campuran senyawa di bawah titik
didih dari masing-masing senyawa campuran. Destilasi ini juga

8
dapat digunakan pada campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tetapi dapat didestilasi dengan air.

Gambar. 4 Destilasi uap


4. Destilasi vacum
Destilasi ini biasanya digunakan jika senyawa yang
ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih diatas 150 °C. Kekurangan
dari destilasi ini adalah tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin. Hal ini dikarenakan komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Gambar. 5 Destilasi vacum


5. Destilasi azetrop
Destilasi ini digunakan dalam pemisahan campuran
azetrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan). Destilasi azetrop merupakan jenis destilasi yang
menguapkan zat cair tanpa perubahan komposisi. Biasanya

9
dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azetrop atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
2.5.2 Aplikasi Metode Destilasi
Ada 3 macam metode distilasi atau penyulingan:
1. Penyulingan dengan air (water distillation)
Metode penyulingan dengan air adalah metode paling
mudah dibandingkan dengan metode yang lain. Pada metode ini,
bahan tanaman dimasukkan dalam ketel suling yang sudah diisi
air. Dengan demikian bahan akan bercampur dengan air.
Perbandingan air dan bahan baku harus seimbang. Bahan baku
yang sudah disiapkan dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya,
ketel ditutup rapat agar tidak ada celah untuk uap keluar. Uap
yang dihasilkan oleh perebusan air dan bahan dialirkan melalui
pipa menuju ketel kondensator yang mengandung air dingin
sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya air
dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air
dan minyak ini berdasarkan perbedaan berat jenis.
Kelebihan metode penyulingan air ini baik untuk
penyulingan bahan-bahan berbentuk tepung dan bunga-bungaan
yang dengan mudah akan menjadi gumpalan jika terkena suhu
panas tinggi.
Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah waktu
penyulingannya lama, mutu minyak dan jumlah yang dihasilkan
sedikit, selain itu metode ini tidak baik dipergunakan untuk
bahan fraksi sabun dan bahan-bahan yang larut dalam air.
2. Penyulingan dengan uap (steam distillation)
Tekanan uap yang tinggi merupakan sistem dari
penyulingan uap. Uap air yang dihasilkan tekanannya lebih
tinggi daripada tekanan udara luar. Air sebagai sumber uap
panas terdapat dalam "boiler" letaknya terpisah dari ketel
penyulingan. Kelebihan metode penyulingan uap ini adalah

10
cocok untuk penyulingan bahan tanaman seperti kayu, kulit
batang maupun biji-bijian yang relatif keras.
Mula-mula penyulingan ini dipergunakan tekanan uap
yang rendah, lambat laun tekanan menjadi 3 atm. Jika pada awal
penyulingan tekanannya sudah tinggi, maka komponen kimia
dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika minyak
dalam bahan diperkirakan sudah habis, maka tekanan uap perlu
diperbesar lagi dengan tujuan menyuling komponen kimia yang
bertitik didih lebih tinggi.
3. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)
Pengukusan adalah sistem yang digunakan oleh metode
penyulingan air dan uap. Pada proses pengukusan bahan
diletakkan pada piringan besi berlubang seperti ayakan yang
terletak beberapa cm diatas permukaan air. Metode ini
menggunakan prinsip uap bertekanan rendah. Dibandingkan
dengan cara pertama (water distillation) perbedaanya hanya
terletak pada pemisahan bahan dan air. Namun penempatan
keduanya masih dalam satu ketel. keuntungan menggunakan
metode ini, selain prosesnya sederhana adalah rendemen
minyak yang dihasilkan akan lebih besar, mutu minyak yang
dihasilkan juga akan lebih baik, dan yang terpenting adalah
waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat.

11
BAB III
METODOLOGI PEMISAHAN
3.1 Proses Pembuatan Minyak Serai Wangi
Sistem penyulingan yang digunakan pada proses pembuatan minyak
serai wangi ini yaitu dengan metode penyulingan uap-air (kukus). Prinsip
dasar dari metode ini sama seperti mengukus nasi. Keuntungan dari metode
ini adalah uap yang masuk terjadi secara merata kedalam jaringan bahan
dan suhu dapat dipertahankan sampai 100°C.
Alat yang digunakan dalam proses pembuatan minyak serai wangi
ini adalah 1 set alat destilasi (ketel, kondensor dan penampung kondensasi),
pisau, neraca digital, gelas ukur 10 ml, erlenmayer 500 ml, labu pisah, gelas
kimia 50 ml, kompor dan gas LPG. Bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan minyak serai wangi ini adalah serai wangi yang telah dilayukan
dan dipotong-potong ± 1 cm.
Pada proses penyulingan uap-air, bahan dimasukan kedalam ketel
diatas penyaring yang menjadi batas antara air dan bahan baku. Ketel
tersebut dipanaskan dengan menggunakan kompor. Suhu pada proses ini
yaitu 100 °C. Waktu destilasi selama 4 jam diukur mulai dari tetesan
kondensat pertama. Serai wangi yang digunakan pada proses ini yaitu
sebanyak 2 kg dan air diisi sampai batas yang telah ditentukan dalam ketel
atau tidak boleh melebihi bahas saringan. Pada saat proses penguapan sudah
mulai terlihat, minyak dan air yang tertampung dalam erlenmayer 500 ml
kemudian dimasukan kedalam labu pisah. Setelah itu keluarkan air untuk
mengambil minyak, lalu minyak ditampung dalam tabung reaksi setelah itu
ditimbang massa minyak hasil destilasi. Kemudian hitung rendemennya
dengan menggunakan rumus :
jumlah minyak yang dihasilkan
Rendemen minyak (%) = x 100%
jumlah bahan yang digunakan

12
3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Serai Wangi

BAB IV

Destilasi uap-air
Uap-air
4 jam

13
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pembuatan minyak atsiri dari serai wangi dibuat dengan cara memotong
serai wangi yang telah dilayukan sebesar ± 1 cm. Pada proses ini diperlukan
simplisia sebanayk 2 kg. Penyulingan dilakukan selama 4 jam dan setelah
selesai minyak hasil penyulingan ditimbang.
Proses pembuatan minyak atsiri dari serai wangi dapat dilakukan
menggunakan metode destilasi dengan jenis destilasi uap-air atau
pengukusan hal ini dikarenaan keuntungan menggunakan metode ini, selain
prosesnya sederhana adalah rendemen minyak yang dihasilkan akan lebih
besar, mutu minyak yang dihasilkan juga akan lebih baik, dan yang
terpenting adalah waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Farradina Shaula dkk. (2020). Modul Praktikum. Pembuatan Lilin
Aromaterapi Ekstrak Serai dengan Metode Destilasi Sederhana. Semarang:
Universitas Negeri Semarang. Pada tanggal 13 September 2021.

Andry Muhammad. 2014. Penentuan Bobot Jenis dari Minyak Atsiri Daun Sereh
(Cymbopogon nardus L). Diakses dari
https://123dok.com/document/nq720nz6-penentuan-bobot-jenis-minyak-
atsiri-sereh-cymbopogon-nardus.html?tab=pdf&page=35. Pada tanggal 22
September 2021.
A’yun Qurrotul, Hermana Budi, Kalsum Ummu. 2020. Analisis rendemen minyak
atsiri serai wangi (Cymbopogon nardus L.), Jurnal Pertanian Presisi Vol. 4
No. 2. Pada tanggal 14 September 2021
Bangsawan, Satria. (2018). Prosiding. Lampung: Universitas Lampung. Pada
tanggal 13 September 2021.

Ningsih Febria Rizki Elda. 2020. Uji efektivitas ekstrak serai wangi (cymbopogon
nardus l.) Terhadap pertumbuhan colletotrichum gloeosporioides (penz.)
Sacc. Diakses dari http://repository.uin-
suska.ac.id/30221/1/GABUNGAN%20SKRIPSI%20KECUALI%20BAB%
20IV.pdf. Pada tanggal 22 September 2021.

Putra Nalindra Nur. 2014. Penguatan geraniol dari sereh wangi melalui destilasi
bertingkat dan aplikasinya sebagai bio-aditive gasoline. Diakses dari
http://lib.unnes.ac.id/23150/1/5511311014.pdf. Pada tanggal 22 September
2021.
Sulaswatty, Anny dkk. (2019). Quo Vadis Minyak Serai Wangi dan Produk
Turunannya. Jakarta: LIPI Press. Pada tanggal 13 September 2021.

Syukur Cheppy, Trisilawati Octivia. 2019. Sirkuler informasi teknologi tanaman


rempah dan obat. Jl. Tentara Pelajar No. 3 Kampus Penelitian Pertanian
Cimanggu Bogor 16111 : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Zulfa Aniqo. 2020. Formulasi dan evaluasi sediaan nanoemulsi topikal minyak
atsiri sereh wangi (cymbopogon nardus l.) Yang berpotensi sebagai

15
antiaging. Diakses dari
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/23684/16613025%20A
niqo%20Zulfa.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Pada tanggal 22 September
2021.
2021. Manfaat Minyak Atsiri. Diakses secara online
(https://www.alodokter.com/tertarik-merelaksasi-tubuh-dengan-minyak-
atsiri). Pada tanggal 14 September 2021.

2021. Minyak Serai Wangi. Diakses secara online


(https://balittro.litbang.pertanian.go.id/?page_id=5334). Pada tanggal 16
September 2021.

2020. “Minyak asiri”. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_asiri.


Pada tanggal 14 September 2021.
2021. “Distilasi Adalah - Pengertian, Contoh, Macam, Cara Kerja, Prinsip”. Diak
ses dari https://www.dosenpendidikan.co.id/distilasi-adalah/. Pada tangal 14
september 2021.
2021. “Distilasi”. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi. Pada
tanggal 14 September 2021.
2021. “Pengertian Destilasi - Prinsip, Tujuan, Dan Macam-Macam”. Diakses dari
https://materibelajar.co.id/pengertian-destilasi/. Pada tanggal 14 September
2021.

16

Anda mungkin juga menyukai