Damian Dionisius
Alumnus Manajemen Perhotelan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Abstrak: Seiring dengan makin banyaknya jumlah businesswomen yang melakukan perjalanan bisnis, maka
penyedia jasa akomodasi perlu untuk menyediakan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan
segmen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan harapan antara businessmen
dan businesswomen dalam pemilihan sebuah hotel ditinjau dari segi atribut hotel dan penggunaan amenities
hotel. Dari hasil analisa faktor dan multivariate analysis of variances menunjukkan terdapat perbedaan
harapan yang signifikan atas atribut convenient eating facilities, advertising and parking dan amenities
support appearance facilities and minibar.
Kata kunci: harapan, businesswomen, businessmen, hotel, atribut hotel, amenities hotel.
Abstract: As the number of women business travelers’ increases, lodging businesses start to provide facilities
and services for this segment. This research attempts to compare businessmen and businesswomen’s
expectation in selecting hotel based on hotel attributes and the use of hotel amenities. Results of factor
analysis and multivariate analysis of variances show that there are significant differences in attribute
convenient eating facilities, advertising and parking, amenities support appearance facilities and minibar.
Seiring dengan perkembangan bisnis yang sangat Demikian pula di Indonesia, jumlah wanita yang
pesat di seluruh dunia, akan semakin banyak pebisnis berkarier terus meningkat. Data yang diperoleh dari
yang melakukan aktivitas dan mobilitas bisnis ke luar Indikator Jender (BPS dan United Nation Fund
kota maupun ke luar negeri. Demikian pula yang Development for Women, 2000), memaparkan di
terjadi di Surabaya dimana semua sektor ekonomi tahun 1999 perempuan yang membangun usaha
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut Biro sendiri sebanyak 62,2% sedangkan lelaki sejumlah
Pusat Statistik, seluruh lini sektor ekonomi kota 54,8% dari jumlah penduduk Indonesia usia 10 tahun
Surabaya pada tahun 2004 mampu tumbuh sebesar ke atas yang bekerja. Ikatan Wanita Pengusaha
5,56%, lebih cepat dibanding dengan 3 tahun Indonesia (IWAPI) menyebutkan sebanyak 60% dari
sebelumnya yang mencapai masing-masing 4,25% 40 juta pengusaha kecil-menengah adalah perempuan.
(2001), 3,81% (2002) dan 4,23% (2003). Bahkan ratusan perempuan bukan saja mampu
Peningkatan di semua lini sektor ekonomi tentu merintis karir tetapi juga berhasil menempati posisi
saja akan membawa pengaruh yang besar terhadap strategis di perusahaan papan atas. Dikatakan juga
peningkatan aktivitas bisnis. Hal tersebut juga kalau tren perempuan yang berkiprah di dunia bisnis
mengakibatkan meningkatnya jumlah para pelaku akan semakin besar di masa mendatang. Demikian
bisnis yang melakukan mobilitas bisnis ke luar kota yang dipaparkan oleh majalah SWA menanggapi
maupun ke luar negeri. Jika dahulu pebisnis hanya fenomena wanita Indonesia yang semakin banyak
didominasi oleh pria, seiring perkembangan dunia meniti karier di berbagai bidang usaha (dikutip dalam
pendidikan dan berkembangnya gerakan emansipasi Soelaeman, April 2006).
wanita, banyak wanita yang mulai meniti karier dan Di Amerika Serikat telah banyak dilakukan
melakukan perjalanan bisnis. Bahkan di Amerika penelitian, salah satunya oleh Glen Withiam, yang
Serikat selama dua dekade terakhir, pelaku bisnis mana artikelnya telah dipublikasikan dalam Cornell
yang melakukan kegiatan traveling bukan lagi Hotel and Restaurant Administration Quarterly sejak
didominasi oleh pria tapi juga banyak dilakukan oleh tahun 1997-2000. Artikel-artikel tersebut banyak
wanita (Mcleary, Weaver & Lan, 1994, p. 51). menanggapi fenomena semakin banyaknya business-
women yang melakukan perjalanan bisnis. Dari hasil jumlah wanita yang bekerja di luar rumah lebih
penelitian terbukti bahwa businesswomen mempunyai banyak daripada yang menjadi ibu rumah tangga.
beberapa keinginan yang berbeda dibandingkan Jumlah wanita yang bekerja pada tahun 2000
businessmen. Businesswomen sangat menghargai dan diperkirakan telah mencapai angka 7,5 juta. Bukan
puas apabila pihak hotel bisa memberikan special hanya di Eropa dan Amerika, hal ini juga terjadi di
treatment atau fasilitas sesuai dengan keinginan Asia. Schutte dan Ciarlante (1998) mengatakan
mereka. Oleh karena itu, agar bisa memberikan bahwa, kebangkitan wanita karir di Asia sedang dan
kepuasan kepada businesswomen, pihak hotel harus akan menjadi salah satu prinsip yang mempengaruhi
mulai memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumerisasi di Asia.
businesswomen saat melakukan perjalanan bisnis dan Selain jumlah populasi yang meningkat, jumlah
memilih tinggal di sebuah hotel. wanita yang menempuh jenjang pendidikan yang
Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di lebih tinggi juga meningkat. Lebih banyak wanita
Pulau Jawa dan sebagai salah satu kota bisnis di mengikuti kuliah di perguruan tinggi atau universitas
Indonesia, membutuhkan industri jasa khususnya dibandingkan pria, dalam kontras yang tajam dengan
industri perhotelan yang siap menerima customer masa lalu. Menurut Schutte dan Ciarlante (1998, p.
yang berasal dari para pelaku bisnis, baik pria maupun 52), dewasa ini keluarga yang tinggal di perkotaan di
wanita. Dewasa ini banyak bisnis hotel di Surabaya Asia Tenggara berkeinginan kuat untuk menyekolah-
yang telah menyediakan beberapa fasilitas tambahan kan anak perempuannya ke perguruan tinggi sama
untuk memberikan kenyamanan bagi para pelaku halnya dengan anak laki-lakinya. Dengan semakin
bisnis dalam melakukan kegiatannya. Fasilitas ter- tingginya jumlah wanita yang berpendidikan, maka
sebut antara lain tersedianya business centre yang tidak mengherankan jika jumlah wanita yang bekerja
dilengkapi fasilitas telephone, facsimile, fleksibilitas dan berkarir juga meningkat. Pada tahun 1987, sekitar
koneksi internet dan berbagai produk dan fasilitas 54 persen wanita yang menikah juga bekerja,
lainnya baik di dalam guest room ataupun di public dibandingkan pada tahun 1950 kurang dari 25 persen
area. wanita yang bekerja. Dan pada tahun 1990, kelompok
Akan tetapi belum diketahui secara pasti apakah usia 25 hingga 34 tahun diharapkan memiliki angka
fasilitas-fasilitas yang diberikan sudah cukup partisipasi tenaga kerja sebesar 80 persen.
memenuhi harapan businessperson yaitu businessmen
dan businesswomen, yang mungkin saja memiliki Produk dan Jasa Hotel
kebutuhan dan keinginan yang berbeda saat menginap
di hotel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kotler Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999, p.
(1997) bahwa setiap segmen pasar terdiri atas pembeli 14), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
yang mempunyai keinginan yang berbeda, daya beli pasaran untuk perhatian, pengakuan, penggunaan dan
yang berbeda, kebiasaan dan perilaku yang berbeda. konsumsi yang mungkin akan memberikan kepuasan
Menanggapi fenomena tersebut penulis tertarik untuk pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep
mengetahui apakah memang businesswomen dan dari suatu produk tidak dibatasi pada obyek yang
businessmen Indonesia memiliki harapan yang bersifat fisik. Segala sesuatu yang bisa memuaskan
berbeda pada saat memilih sebuah hotel khususnya kebutuhan bisa disebut sebagai produk. Produk bisa
ditinjau dari segi atribut hotel dan penggunaan berupa barang secara fisik dan jasa atau pelayanan,
amenities hotel. serta termasuk juga tempat, orang, organisasi, kegiatan
dan ide.
Menurut Kotler, Bowen dan Maken (1999, p. 13)
TEORI PENUNJANG produk hotel dibedakan menjadi tiga, antara lain: 1)
Pertumbuhan Businesswomen Rooms: single, double, suites, poolsides, cabana; 2)
Food and Beverages: minibars, poolside lounges, in-
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2006), room services, vending machine, restaurant, cocktail
manajer pemasaran selalu tertarik pada segmen wanita lounge; 3) Special services: executive centre, tour
karena segmen ini mengkonsumsi begitu banyak desk, fitness centre.
produk. Minat terhadap segmen wanita semakin Selanjutnya, menurut McCleary, Weaver dan Lan
tumbuh dengan hebatnya pada tahun-tahun (1994, p. 55), atribut- atribut hotel adalah kriteria-
belakangan karena jumlah wanita yang semakin besar, kriteria umum dalam pemilihan sebuah hotel yang
pembelian dan status pekerjaan yang meningkat dan sama pentingnya dengan aspek keamanan dan
peranan wanita yang berubah. Populasi wanita keselamatan termasuk tersedianya fasilitas dan
berkembang cepat bahkan di negara berkembang pun pelayanan lainnya yang lebih spesifik. Dapat disim-
pulkan produk hotel yang berupa fisik dan jasa atau Antara lain terdiri atas : fasilitas kebugaran dan
pelayanan, serta termasuk juga tempat, orang, rekreasi.
organisasi, kegiatan dan ide juga bisa dikatakan
sebagai atribut-atribut yang dimiliki oleh hotel. Atribut Selain atribut hotel, juga dikenal istilah amenities.
hotel dibagi menjadi 12, yaitu: Menurut Powers (1995, p. 214), amenities merupakan
1. Fasilitas dan layanan bisnis (business services and segala barang-barang dalam ukuran kecil yang
facilities) disediakan oleh pihak hotel untuk para tamunya,
Antara lain terdiri atas: komputer, peralatan barang-barang tersebut umumnya berupa shampo,
audiovisual, layanan sekretariat, mesin photocopy, sabun, dan perlengkapan mandi lainnya. Adapun
mesin fax, konektivitas internet, concierge floor, sebuah lembaga independen yaitu International
kamar suite, layanan kesehatan, prearranged Association of Assembly Managers (IAAM)
check-in. mendefinisikan amenities dengan lebih luas lagi
2. Fasilitas keamanan (security facilities) sebagai items or services conducive to material
Antara lain terdiri atas: kunci ganda, lubang comfort or convenience (“accentre”).
pengintai, kamera pengamatan, kunci rantai, Definisi tersebut mempunyai arti segala bentuk
penerangan yang baik pada jalan masuk, pene- barang atau pelayanan yang diberikan untuk
rangan yang baik pada area parkir, sistem kenyamanan dan memberikan manfaat. Berdasarkan
penyemprot air, kunci elektronik. pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa amenities
3. Fasilitas dasar (basic facilities) di sini bukan hanya berupa barang secara fisik tetapi
Antara lain terdiri atas: matras dan bantal yang juga berupa jasa yaitu pelayanan.
nyaman, pemeliharaan furniture, kualitas handuk Menurut McCleary, Weaver dan Lan (1994, p.
yang baik, kebersihan, reputasi hotel yang baik. 57), amenities hotel dapat dibedakan atas 3 yaitu:
4. Layanan pribadi (personal services) 1. Fasilitas dan layanan di dalam kamar (in-room
Antara lain terdiri atas: layanan valet, layanan facilities and services)
laundry, room service, layanan bell staff, safety Antara lain terdiri atas: hair dryer, iron and
box di dalam kamar, layanan wake-up call. ironing board, minibar, room service, bathrobe, in
5. Tambahan cuma-cuma (free extras) room safe, VCR, refrigerator, in-room check out.
Antara lain terdiri atas: sarapan pagi kontinental, 2. Perlengkapan di dalam kamar (in-room items)
panggilan telpon lokal, tidak ada tambahan biaya Antara lain terdiri atas: free cable television, local
untuk panggilan jarak jauh, koran, bar dan lounge. television directory, remote control for television,
6. Kenyamanan fasilitas makan (convenient eating personal care-amenities, coffee and tea.
facilities) 3. Fasilitas tambahan di dalam kamar (bathroom
Antara lain terdiri atas: vending machine, snack extras)
bar, restoran keluarga, game room. Antara lain terdiri atas: phone, television.
7. Program penghargaan hotel (hotel reward
program) Harapan
Antara lain terdiri atas: program hotel bagi Menurut Lovelock, Patterson, dan Walker (2001,
pelanggan yang sering menginap di hotel. p. 94), customer expectation atau harapan adalah
8. Kekhasan kamar hotel (room special feature) keyakinan seseorang tentang pelayanan yang akan
Antara lain terdiri atas: meja atau area kerja, kamar diterima pada saat orang tersebut melakukan transaksi,
bebas rokok, penerangan yang baik, rekomendasi sebagai tolok ukur sebelum pengambilan keputusan.
dari biro perjalanan, kenyamanan untuk bisnis. Salah satu langkah awal bagi penyedia jasa untuk
9. Fasilitas bandara atau pertemuan (airport or mendapatkan kepuasan pelanggan adalah dengan
meeting hotel) memahami harapan. Untuk memahami harapan
Antara lain terdiri atas: kenyamanan perjalanan ke pelanggan terdapat beberapa aspek yang harus
bandara, fasilitas pertemuan, layanan banquet. diketahui. Aspek-aspek tersebut antara lain:
10. Harga murah (low price) 1. Jenis harapan yang dimiliki oleh pelanggan
Antara lain terdiri atas: harga murah, restoran yang Terdapat 4 jenis harapan, yaitu: desired expec-
enak. tation atau harapan yang ideal, equitable expec-
11. Periklanan dan parkir (advertising and parking) tation atau harapan yang sepatutnya, predictive
Antara lain terdiri atas: impressive advertising, on- expectation atau harapan yang diperkirakan,
premises parking. adequate expectation atau harapan yang bisa
12. Fasilitas fitness (fitness facilities/recreational faci- ditoleransi.
lities)
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
4 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO. 1, MARET 2007: 1-17
mewakili gaji pada tingkat manajemen di atribut hotel dan 3 kategori amenities hotel. Skala
perusahaan kecil-menengah maupun perusahaan pengukuran variabel-variabel menggunakan skala
besar. Skala gaji pada tingkat manajemen yang likert 5 poin yaitu (1) sangat tidak penting, (2)
berhasil dihimpun dari majalah Marketing (2006) tidak penting, (3) kurang penting, (4) penting, (5)
sebagai berikut: sangat penting.
1. Untuk perusahaan kecil-menengah, gaji pada 2. Atribut Hotel
tingkat manajer (kurang dari 5 tahun) berkisar Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilaku-
antara Rp. 2,5 – 6 juta. Sedangkan gaji pada kan oleh Mcleary, Weaver dan Lan, atribut–atribut
tingkat manajer (lebih dari 5 tahun) berkisar hotel dapat dikelompokkan menjadi 12 faktor.
antara Rp. 3 – 7 juta. Dimana 12 faktor ini dinilai dapat mewakili
2. Untuk perusahaan besar, gaji pada tingkat fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh sebuah
manajer (kurang dari 5 tahun) berkisar antara hotel bintang 3, 4 dan atau 5 pada umumnya.
Rp. 3 – 7,5 juta. Sedangkan gaji pada tingkat Atribut-atribut tersebut antara lain:
manajer (lebih dari 5 tahun) berkisar antara Rp. a. Fasilitas dan Layanan Bisnis
5 – 8 juta Indikator empirik meliputi ketersediaan fasili-
b. Dalam 1 tahun pernah melakukan mobilitas bisnis tas komputer dan internet, peralatan audiovi-
domestik dan atau internasional minimal 4 kali. sual, layanan sekretariat, layanan fotokopi,
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh New ketersediaan mesin fax, layanan konsumen,
York University (Withiam, 2000, p. 41), diketahui suite room, ketersediaan layanan kesehatan dan
bahwa businesswomen yang sudah berkeluarga pre-arranged check-in.
tetapi belum mempunyai anak, rata-rata b. Fasilitas keamanan kamar dan hotel
melakukan mobilitas bisnis lebih dari 11 kali Indikator empirik meliputi ketersediaan kunci
dalam 1 tahun. Sedangkan businesswomen yang ganda, lubang pengintai, kamera pengamatan
sudah berkeluarga dan mempunyai anak, rata-rata 24 jam, kunci rantai di pintu kamar, pene-
melakukan perjalanan bisnis sebanyak 2-4 kali rangan yang baik pada jalan masuk dan area
umum, ketersediaan penerangan di area parker,
dalam 1 tahun. Penulis menilai angka 4 cukup
ketersediaan sistem penyemprot air, peng-
mewakili 2 tipe profil women business traveler.
gunaan kunci elektronik, dan kejelasan alarm
c. Selama melakukan mobilitas bisnis menginap di
kebakaran.
hotel bintang 3 atau 4 atau 5.
c. Fasilitas dasar
d. Bertempat tinggal di Kota Surabaya maupun di
Indikator empirik meliputi penggunaan matras
luar Kota Surabaya.
dan bantal yang nyaman, pemeliharaan furnitur
yang baik, ketersediaan kualitas handuk yang
Jenis dan Sumber Data baik, kebersihan, reputasi hotel yang baik,
Dalam penelitian ini jenis data yang dikum- ketersediaan kolam renang, dan fasilitas
pulkan, yaitu: entertaiment di bar dan lounge.
1. Data primer adalah data yang berasal dari sumber d. Layanan pribadi
yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk Indikator empirik meliputi layanan valet, bell-
menjawab pertanyaan penelitian penulis. Data staff; laundry, room service, ketersediaan
primer didapat dari kuesioner yang dibagikan lemari besi di dalam kamar, layanan wake up
kepada para pelaku bisnis pria dan wanita yang call dan layanan express check-out.
melakukan mobilitas bisnis baik domestik maupun e. Tambahan cuma-cuma
internasional, minimal 4 kali dalam 1 tahun, dan Indikator empirik meliputi ketersediaan sara-
menginap di hotel bintang 3, 4 atau 5. pan pagi, koran, akses bar dan lounge pribadi,
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari ketersediaan keranjang buah, parkir, ruang
studi yang dilakukan oleh pihak lain. Data penyimpanan bagasi dan handuk hangat.
f. Kenyamanan fasilitas makan
sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur,
Indikator empirik meliputi ketersediaan laya-
artikel, dan jurnal yang bisa diperoleh dari internet.
nan coffee house 24 jam, snack bar, meter-
Definisi Operasional Variabel sediaan lebih dari 1 macam restoran dan
ketersediaan menu diet.
1. Harapan adalah keinginan baik businesswomen g. Program penghargaan oleh hotel dan maskapai
maupun businessmen dalam memilih sebuah hotel penerbangan
ditinjau dari segi atribut hotel dan penggunaan Indikator empirik meliputi ketersediaan pro-
amenities hotel. Harapan ini mencakup 12 kategori gram hotel bagi pelanggan yang sering
menginap di hotel dan kerjasama hotel dengan c. Fasilitas tambahan di dalam kamar mandi
maskapai penerbangan bagi repeated guests. Indikator empirik meliputi ketersediaan fasili-
h. Kekhasan kamar hotel tas telepon, televisi dan branded toiletries.
Indikator empirik meliputi ketersediaan kamar
bebas rokok, meja atau area kerja dalam TEKNIK ANALISA DATA
kamar, internet kabel, dan penerangan yang
baik dalam kamar. Statistik Deskriptif
i. Fasilitas bandara atau pertemuan Dalam penelitian ini analisa statistik deskriptif
Indikator empirik meliputi ketersediaan laya- digunakan oleh penulis untuk mengetahui nilai rata-
nan airport transportation, fasilitas pertemuan rata (mean) dan prosentase (%) yang digunakan untuk
dan layanan banquet. membandingkan karakteristik-karakteristik dan infor-
j. Harga murah masi demografis antara pelaku bisnis pria dan wanita.
Indikator empirik meliputi harga kamar yang
relatif murah sebanding dengan fasilitas yang Analisa Faktor
didapat, dan harga makanan yang relatif murah
Analisa faktor dimulai dengan membuat sebuah
sebanding dengan kualitas makanan yang himpunan variabel baru berdasarkan hubungan dalam
didapat. matriks korelasi (Cooper & Emory, 1997, pp.62-3).
k. Periklanan dan lahan parkir Tujuan dari analisa faktor adalah untuk mereduksi
Indikator empirik meliputi iklan majalah, variabel-variabel yang ada menjadi sebuah atau
brosur dan bulletin yang menarik; dan tempat beberapa subfaktor yang lebih sedikit jumlahnya yang
parkir yang terletak di area hotel. mewakili variabel-variabel tersebut.
l. Fasilitas Rekreasi (Recreational Facilities)
Indikator empirik meliputi ketersediaan fasili- Analisa Multivariate Analysis of Variance
tas fitnes, sauna dan spa, dan fasilitas kese- (MANOVA)
hatan.
Pada dasarnya, tujuan MANOVA sama dengan
3. Amenities Hotel
Analysis of Variance (ANOVA) yakni ingin menge-
Merupakan fasilitas atau layanan yang disediakan tahui apakah ada perbedaan yang nyata pada variabel-
oleh pihak hotel yang secara spesifik diberikan variabel dependen antar anggota grup. Grup yang
kepada tamu yang menginap di sebuah hotel di dimaksudkan dalam penelitian ini adalah variabel
dalam kamar masing-masing. Pada kenyataannya independen yaitu businessmen dan businesswomen.
tidak semua amenities yang disediakan oleh pihak
hotel sesuai dengan keinginan tamunya. Untuk itu ANALISA DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini, akan diteliti tingkat penting
atau tidaknya amenities yang disediakan oleh Analisa Demografis Responden
pihak hotel menurut penggunaannya oleh para Hasil analisa data demografis responden yang
tamu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang diperoleh oleh penulis yaitu jumlah businesswomen
dilakukan oleh Mcleary, Weaver dan Lan, yang menjadi responden sebanyak 49 orang (38,3%)
amenities itu dikelompokkan menjadi 3 yaitu : sedangkan jumlah businessmen sebanyak 79 orang
a. Fasilitas dan layanan di dalam kamar (61,7%). Hotel berbintang yang paling banyak
Indikator empirik meliputi ketersediaan hair menjadi pilihan businesswomen dan businessmen
dryer, iron and ironing board, minibar, room adalah hotel bintang 4, yaitu sebanyak 48 responden
service, bathrobe, safety box, water heater, (37,5%) sedangkan pilihan kedua adalah hotel bintang
refrigerator, in-room check-out, VCR (video 5 (35%). Jenis pekerjaan responden yang paling
recorder and player), 1 Set audio player (tape, dominan adalah pegawai swasta, dengan jumlah 41
CD, and VCD or DVD). responden (32%) dan sebagian lainnya adalah
b. Perlengkapan di dalam kamar wiraswasta yaitu 28%. Sebagian besar responden
Indikator empirik meliputi ketersediaan local tergabung adalah anggota Asosiasi Manajemen
and international television channels, remote Indonesia, Gapensi, Mark Plus Forum, dan PETRA
Business Forum. Dan sebagian kecil lainnya adalah
control for television, personal-care amenities,
anggota Lions Club dan Rotary Club.
coffee and tea, guest stationery, clothes hanger,
bedside control, in-room temperature control, Hasil Analisa Faktor
room service menus, “Do Not Disturb” sign,
guest laundry list and bags, dan full length Dalam penelitian ini, terdapat 85 variabel yang
mirror. termasuk dalam 12 faktor atau 12 atribut hotel dan 3
faktor atau 3 amenities hotel. Oleh karena jumlahnya adalah nilai yang semakin tinggi mendekati 1.
yang demikian banyak dilakukan analisa faktor untuk Batas nilai KMO yang masih bisa ditoleransi
mereduksinya. Analisa faktor ini awalnya akan adalah >0,5. Dari tabel 1 bisa dilihat nilai KMO
menguji korelasi antar faktor dari atribut hotel dan dari setiap faktor menunjukkan angka yang lebih
amenities hotel, untuk menunjukkan apakah besar dari 0,5, sehingga dapat ditarik kesimpulan
hubungan antar faktor sudah cukup kuat. Setelah bahwa variabel-variabel dalam setiap faktor
dilakukan uji korelasi, kemudian dilakukan data tersebut sudah layak (adequate) untuk dianalisis
reduction yaitu proses membuat sebuah variabel set lebih lanjut.
baru yang dinamakan subfaktor untuk menggantikan 3. Anti-Image Matrices
sejumlah variabel tertentu (Santoso, 2002, p. 95). Pada tahap ini, dilakukan pengukuran uji kecu-
Berikut merupakan uji tahapan dalam analisa faktor: kupan sampel untuk masing-masing variabel yaitu
1. Uji Correlation Matrix ditunjukkan melalui nilai MSA dari masing-
Tujuannya untuk mengetahui apakah data pene- masing variabel. Seperti halnya uji KMO, nilai
litian dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak. Data MSA untuk masing-masing variabel pada uji anti
penelitian dapat dianalisis lebih lanjut apabila image matrices harus menunjukkan angka >0,5,
signifikasinya lebih kecil dari 0,05 yang artinya yang artinya variabel tersebut layak (adequate)
ada hubungan yang signifikan antar variabel. Uji untuk disertakan dalam pengujian selanjutnya.
signifikasi untuk nilai korelasi di dalam correlation Dari hasil pengolahan data, diperoleh data nilai
matrix menggunakan Bartlett’s test of sphericity MSA yang bervariasi mulai dari 0,500 sampai
(Santoso, 2002). dengan 0,937, sehingga dapat disimpulkan semua
Tabel 1 menunjukkan nilai signifikasi (Sig) antar variabel layak dan dapat diikutsertakan pada uji
variabel untuk masing-masing faktor dari atribut selanjutnya. Dengan demikian tidak perlu ada
hotel dan amenities hotel. Dari tabel 1. nampak variabel yang dikeluarkan dan dilakukan
nilai signifikasinya adalah 0,000 dimana nilai ini pengujian ulang (Santoso, 2002, p.101).
jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat 4. Interpretasi Hasil Pengolahan Data
diartikan ada hubungan yang signifikan antar Pada tahapan ini akan dilakukan proses inti dari
variabel di setiap atribut hotel dan amenities hotel. analisa faktor, yaitu proses ektraksi terhadap
Oleh karena itu, data penelitian bisa dianalisis ke sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk
tahapan lebih lanjut. satu atau lebih subfaktor. Metode ekstraksi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Principal
Tabel 1. Nilai Signifikasi dan Measure of Component Analysis (PCA) dengan menggunakan
Sampling Adequacy SPSS for Windows versi 12. Tahapannya adalah
Atribut dan Amenities Sig MSA
sebagai berikut :
Atribut Hotel: a. Interpretasi Total Variance Explained
Business Facilities and Services 0,000 0,848 Dari hasil perhitungan komputasi analisa faktor
Security Facilities 0,000 0,801 didapatkan satu atau lebih subfaktor baru yang
Basic Facilities 0,000 0,765 akan mewakili variabel-variabel dari atribut
Personal Services 0,000 0,743
Free Extras 0,000 0,758
hotel dan amenities hotel. Pembentukan sub-
Convenient Eating Facilities 0,000 0,732 faktor dan faktor untuk masing-masing
Airline and Hotel Reward Program 0,000 0,500 variabel ini didasarkan dari nilai eigen
Special Room Feature 0,000 0,705 (eigenvalue) yang mana harus ≥1 dan prosen-
Airport or Meeting Facilities 0,000 0,611 tase kumulatif variasi ± 60%.
Low Price 0,000 0,500
Advertising and Parking 0,000 0,500 b. Interpretasi Communalities
Recreational Facilities 0,000 0,729 Communalities atau komunaliti adalah jumlah
Amenities Hotel: varians (bisa dalam prosentase) dari suatu
In-room facilities and services 0,000 0,700 variabel mula-mula (variabel asal) yang bisa
In-room items 0,000 0,846 dijelaskan oleh faktor yang ada (subfaktor baru
Bathroom extras 0,000 0,693
Sumber: data primer, diolah yang terbentuk) (Santoso, 2002, p. 117). Nilai
extraction menunjukkan besarnya kontribusi
2. Uji Measure of Sampling Adequacy dari masing-masing variabel terhadap subfak-
Measure of Sampling Adequacy atau uji kecu- tor baru yang terbentuk.
kupan sampel dalam penelitian ini menggunakan c. Interpretasi Component Matrix
Kaiser-Meyer Olkin (KMO) Measure of Sampling Component Matrix menunjukkan distribusi
Adequacy. KMO di sini mampu mengukur dari masing-masing variabel terhadap faktor
homogenitas dari variabel-variabel yang ada di baru yang terbentuk dan factor loadings atau
dalam atribut dan amenities secara bersama-sama besarnya korelasi antar suatu variabel dengan
(Sharma, 1996). Nilai KMO yang diinginkan subfaktor baru yang terbentuk (Santoso, 2002,
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
8 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO. 1, MARET 2007: 1-17
p. 119). Hal ini ditunjukkan dengan factor 1996). Dengan demikian akan tampak lebih
loadings untuk setiap variabel harus > 0,5. jelas distribusi dari setiap variabel.
Apabila terdapat faktor loading 0,5 maka
dilakukan proses rotasi karena dalam analisa Pada tabel 2 hanya ditampilkan atribut dan
faktor tidak diperbolehkan adanya ketidak- amenities hotel yang mengalami proses rotasi, yakni
jelasan dalam penempatan variable. yang membentuk lebih dari 1 subfaktor baru. Jika
d. Interpretasi Rotated Component Matrix subfaktor baru yang terbentuk hanya 1 maka tidak
Proses rotasi komponen matrix dalam pene- dilakukan rotasi terhadap atribut atau amenities
litian ini menggunakan metode orthogonal tersebut.
varimax yaitu rotasi dilakukan dengan diputar Jika pada analisa Component Matrix ada ketidak-
90o. Metode varimax di sini bertujuan untuk jelasan distribusi variabel, maka setelah proses rotasi
mendapatkan hanya 1 factor loadings yang yaitu pada tabel 2. memperlihatkan distribusi variabel
nilainya tinggi di suatu variabel (Sharma, yang lebih jelas dan nyata.
Tabel 3 dan tabel 4 menunjukkan faktor-faktor Subfaktor kedua adalah particular services.
baru pembentuk atribut dan amenities hotel. Dengan Particular services di sini mempunyai arti segala
terbentuknya faktor-faktor baru maka definisi bentuk fasilitas dan layanan bisnis khusus yang
operasional dari variabel juga mengalami perubahan. diberikan oleh pihak hotel atas adanya permintaan
Analisa selengkapnya untuk atribut hotel adalah khusus dari tamu.
sebagai berikut: 2. Faktor fasilitas keamanan
1. Faktor fasilitas dan layanan bisnis Subfaktor pertama adalah safety tools. Safety tools
Subfaktor pertama adalah office assistance atau di sini mempunyai arti segala bentuk peralatan
layanan kantor. Office assistance mempunyai arti yang berfungsi untuk menjaga keamanan tamu
segala bentuk bantuan, layanan dan fasilitas yang secara langsung selama menginap di hotel.
disediakan oleh pihak hotel yang berkaitan dengan
kegiatan rutinitas kantor.
Subfaktor kedua adalah safety assurance. Safety disediakan oleh pihak hotel baik berupa outlet
assurance di sini mempunyai arti segala bentuk yaitu ketersediaan 24 hours coffee house dan
fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel sebagai ketersediaan lebih dari 1 macam restoran, juga
jaminan untuk keamanan tamu selama menginap berupa produk yang ditawarkan oleh masing-
di hotel. Sebagai contoh ketersediaan kamera masing outlet tersebut seperti dietary menus dan
pengintai, kamera pengintai disediakan oleh pihak snack bar.
hotel dengan tujuan memberikan jaminan 7. Faktor program penghargaan hotel dan maskapai
keamanan bagi tamu selama beraktivitas di hotel, penerbangan
terutama jaminan atas kemungkinan adanya Subfaktor yang terbentuk hanya ada 1. Sehingga
tindakan yang merugikan dan membahayakan dapat disimpulkan program penghargaan hotel ini
keselamatan maupun kenyamanan para tamu. mempunyai arti segala bentuk program peng-
3. Faktor fasilitas dasar hargaan baik yang berupa produk hotel sendiri
Subfaktor pertama adalah product quality. Product maupun yang berasal dari kerja sama hotel dengan
quality di sini mempunyai arti segala bentuk pihak lain, salah satunya maskapai penerbangan.
kualitas produk mendasar yang dimiliki oleh pihak 8. Faktor kekhasan kamar hotel
hotel atau dengan kata lain seperti apa kualitas dari
Karena subfaktor yang terbentuk dari atribut ini
produk yang dimiliki oleh hotel.
hanya satu, maka dapat simpulkan kekhasan kamar
Subfaktor kedua adalah pleasure product. Plea-
sure product di sini mempunyai arti segala bentuk hotel ini mempunyai arti segala bentuk fasilitas
fasilitas atau produk mendasar yang dimiliki dan yang ada di dalam kamar yang khusus atau khas
disediakan oleh pihak hotel yang bertujuan untuk disediakan umumnya untuk tamu-tamu bisnis, baik
memberikan kesenangan atau hiburan bagi para desain maupun barang-barang yang ada di
tamunya. dalamnya.
4. Faktor layanan pribadi 9. Faktor fasilitas bandara atau pertemuan
Subfaktor pertama adalah personnel contact. Karena subfaktor yang terbentuk juga satu, maka
Personnel contact di sini mempunyai arti segala fasilitas bandara atau pertemuan ini dapat diartikan
bentuk layanan pribadi yang diberikan oleh pihak sebagai segala bentuk fasilitas yang memberikan
hotel yang melalui kontak langsung dengan staf kemudahan bagi tamu hotel baik menuju ataupun
atau person in charge di outlet yang bersangkutan. dari bandara serta segala bentuk fasilitas yang
Subfaktor kedua adalah technology services. diberikan oleh pihak hotel untuk kepentingan
Technology services di sini mempunyai arti segala penyelenggaraan suatu pertemuan bisnis.
bentuk layanan pribadi yang diberikan oleh pihak 10. Faktor harga murah
hotel yang menggunakan fasilitas pendukung Faktor ini membentuk satu subfaktor. Harga
berupa alat teknologi. murah di sini mempunyai arti segala bentuk
5. Faktor tambahan cuma-cuma produk yang ditawarkan oleh pihak hotel yang
Subfaktor pertama adalah gift giving. Gift giving di diukur dengan nilai uang oleh para tamu. Para
sini mempunyai arti segala bentuk pemberian tamu mengkonsumsi atau menggunakan produk
cuma-cuma yang otomatis diberikan oleh pihak ini karena sesuai dengan apa yang para tamu bayar
hotel kepada para tamu yang menginap di hotel. kepada pihak hotel.
Gift giving disesuaikan dengan jenis hotel, gift 11. Faktor periklanan dan parkir
giving untuk hotel bintang 3 tentu akan sedikit Advertising and parking juga membentuk satu
berbeda dengan hotel bintang 4 maupun bintang 5. subfaktor. Dengan demikian advertising and
Subfaktor kedua adalah gift demand. Gift demand parking di sini mempunyai arti segala bentuk iklan
di sini mempunyai arti segala bentuk pemberian
yang dibuat oleh pihak hotel yang bisa menarik,
cuma-cuma yang diberikan oleh pihak hotel atas
atau membuat tamu ataupun orang luar tertarik
dasar alasan khusus atau permintaan dari tamu.
Misalnya private lounge and bar diberikan khusus akan produk-produk yang dimiliki oleh hotel serta
hanya kepada tamu VIP, sama halnya dengan bentuk kenyamanan parkir yang diberikan oleh
complimetary fruit basket diberikan khusus kepada pihak hotel kepada tamunya.
tamu VIP ataupun diberikan kepada tamu karena 12. Faktor fasilitas rekreasi
suatu alasan khusus sebagai contoh atas Fasilitas rekreasi juga hanya membentuk satu
permintaan maaf pihak hotel. subfaktor. Sehingga dapat disimpulkan recreatio-
6. Faktor kenyamanan fasilitas makan nal facilities mempunyai arti segala bentuk fasilitas
Subfaktor yang terbentuk dari atribut kenyamanan hotel yang sifatnya memberikan rasa santai, senang
fasilitas makan hanya satu faktor, sehingga dapat dan merupakan suatu bentuk fasilitas untuk
disimpulkan kenyamanan fasilitas makan di sini menyegarkan badan ataupun pikiran.
mempunyai arti segala bentuk fasilitas makan yang
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
12 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO. 1, MARET 2007: 1-17
Sedangkan untuk amenities hotel, analisanya Furniture didefinisikan sebagai segala perabotan
adalah sebagai berikut: yang ada di dalam kamar yang disediakan untuk
1. Faktor fasilitas dan layanan di dalam kamar menambah kenyamanan tamu. Dalam penelitian
Subfaktor pertama adalah support appearance ini salah satunya adalah full length mirror.
facilities and minibar. Support appearance 3. Faktor fasilitas tambahan di dalam kamar
facilities didefinisikan sebagai segala bentuk Subfaktor yang terbentuk dari fasilitas tambahan di
fasilitas di dalam kamar yang dapat membantu dalam kamar mandi hanya satu faktor. Dengan
tamu hotel untuk mempercantik diri atau menjaga demikian dapat disimpulkan, fasilitas tambahan di
penampilannya dalam keseharian. Sebagai contoh dalam kamar mandi ini mempunyai arti segala
hair dryer, iron and ironing board, dan bentuk fasilitas tambahan yang diberikan oleh
sebagainya. Sedangkan minibar didefinisikan pihak hotel demi kenyamanan para tamu hotel di
sebagai berbagai macam makanan atau minuman dalam kamar mandi. Variabel pembentuknya
chargeable yang disediakan di dalam kamar hotel adalah phone, television dan branded toiletries.
yang dapat dikonsumsi oleh tamu hotel.
Subfaktor kedua adalah staff assistance and basic Analisa MANOVA
facilities. Staff assistance didefinisikan sebagai Pada tahap analisa faktor jumlah variabel-variabel
segala bentuk layanan yang diberikan langsung pembentuk atribut dan amenities hotel telah berhasil
oleh staff hotel kepada tamu di dalam kamarnya. direduksi menjadi satu atau lebih subfaktor untuk
Sebagai contoh room service, layanan in-room setiap atribut dan amenities hotel. Pada tahapan ini
check-out, dan sebagainya. Sedangkan basic akan diuji ada tidaknya perbedaan harapan yang
facilities didefinisikan sebagai segala bentuk signifikan antara businessmen dan businesswomen
fasilitas mendasar yang ada di dalam kamar hotel terhadap atribut dan amenities hotel. Adapun tahapan
yang sudah menjadi standar untuk setiap hotel. dalam uji MANOVA adalah sebagai berikut:
Variabel pembentuknya adalah bathrobe, safety 1. Uji Varians-Kovarians dari MANOVA
box, water heater, dan refrigerator. Asumsi dasar pada proses MANOVA adalah
Subfaktor ketiga adalah room entertainment. Room apakah matrik varians-kovarians dari dependen
entertainment di sini mempunyai arti segala bentuk variabel yaitu subfaktor-subfaktor baru yang
fasilitas dan layanan di dalam kamar yang sifatnya terbentuk adalah sama untuk grup yang ada. Grup
memberikan hiburan kepada tamu. Variabel di dalam penelitian adalah jender yang terdiri atas
pembentuknya adalah VCR dan 1 set audio player. businesswomen dan businessmen. Pengujian
2. Faktor perlengkapan di dalam kamar varians kovarians dilakukan dari dua sisi yaitu diuji
Subfaktor pertama adalah personal care and secara bersama-sama (Box’s M) dan pengujian per
controlling equipment. Personal care equipment variabel dependen (Levene’s Test).
didefisinisikan sebagai segala bentuk perlengkapan Dari hasil uji Box’s M didapat nilai signifikansi
untuk melakukan aktivitas pribadi misalnya sebesar 0,000. Oleh karena angka ini nilainya <
perlengkapan mandi (personal care amenities), 0,1, maka Ho ditolak. Namun dari uji Levene
perlengkapan untuk menyimpan pakaian (clothes diperoleh angka signifikansi yang bervariasi,
hanger), dan sebagainya. Sedangkan controlling sebagian besar menunjukkan nilai signifikansi >
equipment didefinisikan sebagai segala perleng- 0,1. Jika didapati angka Box’s M < 0,1,
kapan yang dapat digunakan untuk mengatur menunjukkan Ho ditolak, yang berarti tidak ada
(control) berbagai fasilitas yang disediakan oleh kesamaan varians-kovarians, namun secara
pihak hotel, misalnya remote control (television), individu (Levene Test) ada kesamaan varians-
in room temeperature control (air conditioner), kovarians sehingga secara keseluruhan asumsi
bedside control (light fuse), dan local and tetap dianggap bisa dipenuhi (Santoso, 2002, p.
international televison channel (preference 213).
channel). Tabel 5. Box's Test of Equality of Covariance
Subfaktor kedua adalah in-room kit and furniture. Matrices(a)
In room kit didefinisikan sebagai segala
perlengkapan dalam ukuran relatif kecil/tipis Box's M 466,797
ringan yang disediakan dan selalu diperbaharui F 1,337
untuk membantu berbagai aktivitas dan keperluan df1 276
tamu di dalam kamar, misalnya coffee and tea df2 32177,831
(instant), guest staionery, room service menus, “do Sig. ,000
not disturb” sign, dan guest laundry list and bags. Sumber: data primer, diolah
Dengan demikian, berdasarkan hasil uji MANO- Untuk menganalisa hipotesa pertama, digunakan
VA dapat ditarik kesimpulan untuk uji hipotesa uji multivariate analysis. Dimana dari hasil uji
sebagai berikut: tersebut diperoleh nilai Sig sebesar 0,111. Nilai α
1. Untuk hipotesa pertama, bahwa terdapat per- yang dipergunakan adalah 0,1 dengan df1=23 (24
bedaan yang signifikan antara harapan business- subfaktor –1), df2 = 104 (128 responden –24
women dan businessmen dalam pemilihan sebuah subfaktor) maka diperoleh nilai F tabel sebesar
hotel dilihat dari segi atribut hotel dan penggunaan 1,45. Sedangkan nilai F hitung hasil uji
amenities hotel. multivariate adalah sebesar 1,44 (1,439). Ho
ditolak apabila nilai F hitung > F tabel. Menurut
Santoso, dalam kasus dimana selisih angka tidak
µ11 µ12 yaitu tidak terdapat perbedaan berbeda jauh, dimungkinkan bagi seorang penulis
Ho: µ21 = µ22 : yang signifikan antara harapan untuk mengambil keputusan fleksibel (2002).
µ p1 µ businesswomen dan business- Pertama, karena nilai 1, 44 dianggap lebih kecil
p2 men. dari 1, 45 maka dapat diambil keputusan Ho
diterima yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan. Kedua, angka 1, 44 dengan 1, 45
µ11 µ12 yaitu terdapat perbedaan yang tidaklah berbeda jauh, apalagi dengan memper-
H1 : µ ≠ µ : signifikan antara harapan busi- hatikan uji pengaruh variabel secara individu
21 22
µ p1 µ nesswomen dan businessmen. bahwa terdapat perbedaan pada beberapa sub-
p2
faktor, maka dapat diambil keputusan Ho ditolak,
yang artinya secara keseluruhan terdapat per- nesswomen dengan businessmen untuk setiap
bedaan yang signifikan antara harapan business- indikator yang terkandung di dalam atribut hotel
men dan businesswomen terhadap atribut hotel dan dan amenities hotel.
penggunaan amenities hotel. Dengan menimbang 3. Atribut dan amenities yang menunjukkan tingkat
hasil uji pengaruh variabel secara individu maka harapan businesswomen lebih tinggi dari business-
diambil keputusan Ho ditolak. men antara lain:
2. Untuk hipotesa kedua, dari segi atribut hotel, a. Fasilitas dan layanan bisnis, yaitu pada indi-
faktor-faktor yang mengalami perbedaan yang kator ketersediaan komputer dan internet,
signifikan adalah business facilities and services, ketersediaan peralatan audiovisual, ketersedia-
security services dan personal services. Ternyata
an pelayanan sekretariat, ketersediaan layanan
dari hasil uji MANOVA pada yaitu tabel 4.29.
kesehatan dan prearranged check-in.
menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut tidak
mengalami perbedaan yang signifikan. Faktor- b. Fasilitas keamanan, yaitu pada indikator
faktor yang mengalami perbedaan signifikan ketersediaan kunci ganda, ketersediaan kamera
adalah convenient eating facilities dan advertising pengamatan 24 jam, ketersediaan kunci rantai
and parking. Masing-masing dengan angka Sig dan ketersediaan sistem penyemprot air.
sebesar 0,057 dan 0,047. Dengan nilai α = 0,1 dan c. Fasilitas dasar, yaitu pada indikator keter-
df1=1 (2 – 1); 2 berasal dari jumlah independen sediaan kolam renang.
variabel, dalam hal ini adalah businessmen dan d. Layanan pribadi, yaitu pada indikator layanan
businesswomen, serta df2=126 (128 – 2) maka valet.
diperoleh F tabel sebesar 2,75. Untuk menolak Ho e. Tambahan cuma-cuma, yaitu pada indikator
maka F hitung > F tabel. F hitung untuk faktor complimentary koran dan akses lounge dan bar
convenient eating facilities adalah 3,70 (3,703) pribadi,
sedangkan untuk advertising and parking adalah f. Kenyamanan fasilitas makan, yaitu pada
4,04, dengan demikian F hitung > F tabel sehingga indikator ketersediaan snack bar, ketersediaan
Ho ditolak, berarti harapan businessmen dan lebih dari 1 macam restoran dan ketersediaan
businesswomen terhadap faktor convenient eating menu diet.
facilities dan advertising and parking adalah g. Kekhasan kamar hotel, yaitu pada indikator
signifikan berbeda. kamar bebas rokok.
3. Untuk hipotesa ketiga, dari segi penggunaan
h. Fasilitas bandara atau pertemuan, yaitu pada
amenities hotel, faktor-faktor yang mengalami
indikator airport transportation.
perbedaan yang signifikan adalah in-room faci-
lities and services dan bathroom extras. Ternyata i. Periklanan dan lahan parkir, yaitu pada indi-
dari hasil uji MANOVA, hanya satu faktor yang kator impressive advertising dan on premises
mengalami perbedaan yang signifikan yaitu in parking.
room facilities and services yaitu pada subfaktor j. Fasilitas rekreasi, yaitu pada indikator fitness
support appearance facilities and minibar. Nilai facilities, sauna and spa dan health facilities.
Sig sebesar 0,001 dan nilai F hitung untuk k. Fasilitas dan layanan di dalam kamar, yaitu
subfaktor support appearance facilities and pada indikator hair dryer, iron and ironing
minibar adalah 11,05 (11,051). Dengan F tabel board, minibar, room service dan refrigerator.
sebesar 2,75 berarti Ho ditolak. Dengan demikian l. Perlengkapan di dalam kamar, yaitu pada
terbukti bahwa harapan businessmen dan business- indikator full length mirror.
women terhadap subfaktor support appearance m. Fasilitas tambahan di dalam kamar mandi,
facilities and minibar adalah signifikan berbeda. yaitu pada indikator phone dan branded
toiletries.
KESIMPULAN DAN SARAN 4. Atribut dan amenities yang menunjukkan tingkat
harapan businessmen lebih tinggi dari business-
Kesimpulan women antara lain:
1. Secara keseluruhan, harapan businesswomen dan a. Fasilitas dan layanan bisnis, yaitu pada indi-
businessmen terhadap 12 atribut hotel dan 3 ame- kator ketersediaan suite room.
nities hotel untuk semua indikator adalah penting. b. Tambahan cuma-cuma, yaitu pada indikator
Hal ini terlihat pada nilai rata-rata untuk masing- sarapan pagi.
masing faktor yang sebagian besar di atas 4. c. Perlengkapan di dalam kamar, yaitu pada
2. Berdasarkan hasil analisa deskriptif, umumnya indikator local and international television
terdapat perbedaan tingkat harapan antara busi- channel.
5. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan parkir, diharapkan pihak hotel bisa menye-
MANOVA, ternyata secara keseluruhan terbukti diakan fasilitas yang mempermudah akses dari
terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan area parkir ke gedung hotel jika keberadaannya
businesswomen dan businessmen. Saat dilakukan terpisah dari gedung hotel, contohnya 1) shuttle
pengujian secara individual didapat hasil bahwa service, 2) akses khusus ke gedung hotel untuk
atribut dan amenities yang signifikan berbeda memperpendek jalan, dan sebagainya.
hanya atribut kenyamanan fasilitas makan, 2. Dari segi penggunaan amenities hotel
periklanan dan lahan parkir sedangkan untuk Pihak hotel diharapkan selalu melakukan inovasi
amenities yang signifikan berbeda adalah fasilitas dan tetap menjaga konsistensi dalam memberikan
dan layanan di dalam kamar yaitu untuk subfaktor amenities yang telah ada kepada para pelang-
support appearance facilities and minibar. gannya. Konsistensi yang dimaksudkan adalah
tetap menjaga kualitas maupun kuantitas fasilitas
Saran dan layanan. Contoh: 1) rutin melakukan pemerik-
saan pada peralatan seperti hair dryer, iron and
Dengan terbukti bahwa terdapat perbedaan yang
ironing board, apakah masih berfungsi dengan
signifikan antara harapan businesswomen dan
baik, apakah kebersihannya terjaga, apakah model
businessmen dalam pemilihan sebuah hotel ditinjau
dan kenyamanan pemakaiannya masih up to date
dari segi atribut hotel dan penggunaan amenities hotel,
dan sesuai dengan keinginan tamu. 2) Untuk
maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai
fasilitas minibar, rutin melakukan pemeriksaan
berikut:
baik untuk batas waktu penggunaan, kesempur-
1. Dari segi atribut hotel
naan dalam packaging, dan variasi item-item
a. Pihak hotel diharapkan bisa menyediakan
dalam minibar apakah masih sesuai dan diminati
fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-
oleh pelanggan, dan sebagainya.
masing segment gender ini. Untuk atribut
kenyamanan fasilitas makan, dimana telah
DAFTAR PUSTAKA
terbukti harapan businesswomen lebih tinggi
dibandingkan dengan businessmen, yaitu: 1) Accenter. (2006). Amenities. [diakses dari http://www.
penyediaan pilihan menu diet yang lebih accenter.com/aboutthecenter/glossary.html.
bervariasi baik untuk room service maupun tanggal 17 September 2006.
restaurant menus, mengingat lebih banyak
businesswomen yang menggunakan layanan Arikunto, S. (1998). Manajemen penelitian. Jakarta:
room service serta mengutamakan adanya lebih PT. Rineka Cipta.
dari 1 pilihan restoran di hotel. 2) Penyediaan
Biro Pusat Statistik. (2003). Tinjauan ekonomi Kota
menu snack yang lebih ringan dan menyehat- Surabaya. Surabaya: Biro Pusat Statistik.
kan baik dari segi porsi maupun kandungan
kalorinya, misalnya lebih banyak pilihan buah ------- (2004). Tinjauan ekonomi Kota Surabaya.
dan sayuran, tersedia roti gandum, dan sebagai- Surabaya: Biro Pusat Statistik.
nya.
-------- (2005). Tingkat penghunian hotel 2004-2005.
b. Untuk atribut periklanan dan parkir, juga
Surabaya: Biro Pusat Statistik.
menunjukkan tingkat harapan yang lebih tinggi
untuk businesswomen dibandingkan business- Cooper, D.R., Emory, C. W. (1997). Metode peneliti-
men. Untuk periklanan, diharapkan pihak hotel an bisnis jilid 2 (Edisi Kelima). Jakarta:
bisa mengembangkan program-program Erlangga.
promosi maupun periklanan yang inovatif.
-------- (1997). Metode penelitian bisnis jilid 1 (Edisi
Tujuannya untuk menarik minat business-
Kelima. Jakarta: Erlangga.
person terlebih businesswomen yang sangat
memperhatikan keberadaan iklan yang me- Cooper, D.R., Schindler, P.S. (1998). Business rese-
narik sebagai salah satu pertimbangan dalam arch methods (6th ed.). Singapore: McGraw-
memilih hotel. Contohnya, mengeluarkan Hill Book Co.
bulletin setiap bulan sebagai sarana mempro-
Davidoff, D.M. (1994). Customer service in the
mosikan berbagai kegiatan yang ada di hotel
hospitality and tourism industry. New Jersey:
misalnya cake of the month, launching menu Prentice Hall Career and Technology.
baru ataupun promosi produk dan keunggulan
dari masing-masing outlet. Sedangkan untuk
Engel, J.F., Blackwell, R.D. and Miniard, P.W. Powers, T. (1995). Introduction to the hospitality
(1994). Perilaku konsumen (Edisi Keenam). industry (3rd Edition). Canada: John Wiley &
Jakarta: Binarupa Aksara. Sons Inc.
Gozhali, A. (2006, July). Survey gaji marketer 2006: Schutte, Hellmut and Ciarlante, D. (1998). Consumer
Apakah salary anda berada di atas atau malah behaviour in Asia. London: Macmillan Press
di bawah rata-rata industri. Marketing. 31-37. Ltd.
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E. & Santoso, S. (2002). SPSS statistik multivariat. Jakarta:
Tatham, R.L. (2006). Multivariate data ana- PT Elex Media Komputindo.
lysis (Sixth Edition). New Jersey: Prentice Hall.
-------- (1999). SPPS mengolah data statistik secara
Hart, W. (1993). What women want. Cornell Hotel profesional. Jakarta: PT Elex Media Kom-
and Restaurant Administration Quarterly, 34, 5 putindo.
(10). Oct 1993. ABI/INFORM Global (Pro-
quest) database. Soelaeman, H.T. (2006, April 20). Dan, derap perem-
puan pun kian bergemuruh. Swa. September
Horovitz, J. (2000). Seven secrests of service strategy. 28, 2006.
Great Britain: Pearson Education Limited.
http://www.swa.co.id/swamajalh/sajian/details.php?ci
Kotler, P. (1997). Marketing management: Analysis, d=1&id=4247.
planning, implementation, and control (9th ed.).
New Jersey: Prentice Hall. Subhash, S. (1996). Applied multivariate techniques.
USA: John Willey & Sons Inc.
Kotler, P., Bowen, J. and Makens, J. (1999). Mar-
keting for hospitality and tourism (2nd ed.). Suryabrata, S. (1983). Metodologi penelitian. Jakarta:
New Jersey: Prentice Hall. CV. Rajawali.
Krisnamurthi, Y. B. (1994). Metode pengumpulan Wikipedia, the free encyclopedia. (2006). Business-
data dalam penelitian sosial ekonomi. Pam- person. August 26, 2006. http://en.wikipedia.
budy, Rachmat (Eds). Metode penelitian sosial org/wiki/Businessman.
ekonomi (pp. 38-57). Direktorat Perguruan Withiam, G. (2000). Studying women business
Tinggi Swasta. travelers. Cornell Hotel and Restaurant Admi-
Lastara, I.M. (1984). Pengantar perhotelan. Bali: nistration Quarterly, 41, 3 (11). Jun 2000. ABI/
Diklat NHI Bali. INFORM Global (Proquest) database.
Lovelock, C.H., Patterson, P.G., & Walker, R.H. -------- (1999). Wyndham: Focus on women business
(2001). Services marketing: An Asia-Pacific travelers. Cornell Hotel and Restaurant Admi-
perspective (2nd ed.). Australia: Pearson nistration Quarterly, 40, 3 (9). Jun 1999.
Education Australia. ABI/INFORM Global (Proquest) database.
Lunberk, E.D. (1989). The hotel and restaurant -------- (1998). Studying women business travelers.
business. Netherland: Van Nostrand Reinhold. Cornell Hotel and Restaurant Administration
Quarterly, 39, 4 (8). Aug 1998. ABI/INFORM
McCleary, K.W., Weaver, P.A., & Lan, Li. (1994). Global (Proquest) database.
Gender-based differences in business travelers’
lodging preferences. Cornell Hotel and Res- -------- (1997). How would you improve business
taurant Administration Quarterly, 35, 2(51). travel for women? Cornell Hotel and Restau-
Apr 1994. ABI/INFORM Global (Proquest) rant Administration Quarterly, 38, 4 (16). Aug
database. 1997. ABI/INFORM Global (Proquest) data-
base.
Napitupulu, F., dan Bagasworo, J.T. (2004). Analisa
perbedaan harapan dan persepsi konsumen Wlazlowski, T. (January 29, 2000). As women busi-
terhadap kualitas pelayanan karyawan Hotel ness travelers increase, hospitality industry
Villa Ciputra Surabaya (01010139/HTL/ takes note. The Daily Record Baltimore.
2004). Surabaya: Petra Christian University. February 8, 2006. http://proquest.umi.com/
pqdweb?did=48844469&Fmt=3&clientId=469
Nazir, Mohd. (1983). Metode penelitian. Jakarta: 69&RQT=309&VName=PQD.
Ghalia Indonesia.