Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TERMOKIMIA_BAGIAN II

Kajian kuliah baian II ini terdiri dari dua kluster siklus 5M Iia dan IIB. Indikator capaian
luaran pengetahuan sebagai berikut.
Kluster siklus 5M IIa
6. Use bond energy to predic or enhand undertanding of enthalpy change of reaction.
7. Use the degree of freedom of a microstate such in energy types to enhance understanding
of entropy change
8. Use free energy change or cell potential to explain spontaneity of thermochemical
reaction
Kluster siklus 5M IIb
9. Use Hass law as state function to determine a related unknown chemical reaction
10. Use Born-Haber cycle to determine H of a connected process or a step of chemical
reaction and enhancement of understanding various H types of related reactions/events
Seperti telah disampaikan pada sesi pengantar, setiap Sesi/Bab dalam modul kuliah
Kimia Dasar II mengikuti secara konsisten belajar dengan pendekatan saintifik induktif. Setiap
Bab diorganisasikan menjadi 1-3 kluster siklus 5M saintigik induktif. Setiap kluster 5M
saintifik induktif khususnya dicirikan oleh pengisian lembar kerja mahasiswa (LKM) yang
mengikuti tahapan saintifik 5M induktif sebelum sajian materi secara rasional membangun
konsespsi-konsepsi ilmiah sasaran.

2. Konsep/Kompetensi Esensial
Termokimia II terdiri dari 2 siklus 5M yakni siklus IIa dengan AWTM 2 x 50 menit
meliputi energi ikatan, hubungan energi ikatan dengan H reaksi, perubahan entropi dalam
perubahan fase dengan indikasi perubahan perubahan derajat kebebasan dan ketidakteraturan,
dan hubungan spontanitas reaksi dengan perubahan energi bebas atau potensial sell. Siklus 5M
IIb (dengan AWTM 2 x 50 menit) meliputi perubahan entalpi sebagai fungsi keadaan, hukum
Hess, dan siklus Born_Haber.
Kluster IIa mulai dari fenomena ikatan kimia akibat gaya tarik Coulomb, reaksi kimia
melibatkan kebutuhan energi pemutusan ikatan kimia antar atom-atom pembentuk partikel zat-
zat reaktan dan pelepasan enerigi pembentukan ikatan antar atom dari zat-zat produk, H
reaksi, hubungan penyerapan kalor dengan entropi, serta fakta adanya reaksi spontan dan tidak
spontan), energi ikatan, hubungan H reaksi dengan energi iktan, dan perubahan energi bebas
atau potensial sell reaksi redoks. Kluster IIb mulai dari fenomena (reaksi kimia dapat berupa
reaksi pembentukan atau penguaraian dengan konsequensi adanya asumsi tahap-tahap reaksi,
fakta suatu reaksi dapat melibatkan tahap-tahap reaksi dimana H reaksi yang bergantung
pada keadaan awal dan akhir reaksi saja ikenal sebagai fungsi keadaan), hukum Hess, dan
siklus Born-Haber, serta latihan beberapa contoh representatif pemecahan soal-soal
termokimia. Label konsep untuk dikonstruksi konsepsi ilmiahnya setidaknya meliputi:
IIa IIb
 Enrgi ikatan  Hukum Hess
 Hubungan H dan energy ikatan  Siklus Born-Haber
 S perubahan fase
 Spontanitas

3. Materi Pendukung/Pengayaan
Format panduan tugas pra- dan pasca-kuliah setiap klustrer 5M saintifik induktif serta
arahan akhir untuk verifikasi dengan penalaran deduktif
(https://drive.google.com/drive/folders/1HKw5o8mezNblPRfW_Fo17-4VSpq5FAC-). Materi
pendukung Tabel H, S, dan G pembentukan standar (link URL sumber), energi kisi
beberapa zat terlibat dalam contoh siklus Bohr-Haber (link URL sumber). Latihan beberapa
contoh soal (50 menit) dalam Buku “The Nature of Metter and Change (Silberberg
-https://www.myebooksfree.com/pdf/chemistry-9e-by-silberberg-and-amateis).

4. Modul Kuliah Termokimia_IIa


Seperti informasi dalam bagian modul sebelumnya, modul setiap kegiatan kluster
5M terdiri atas (a) tujuan pembelajaran, (b) lembar kerja mahasiswa atau LKM dan (c)
informasi materi rasional konsepsi ilmiah.
A. Termokima Kluster_Bagian IIa
a. Tujuan pembelajaran
1.6 Delineates bond energy via discussion of bond energy data
1.7 Determine enthalpy change of reaction using bond energy via calculation
practice
1.8 Use the degree of freedom of a microstate such in energy types to enhance
understanding of entropy change via discussion
1.9 Use free energy change or cell potential to explain spontaneity of
thermochemical reaction via discussion
b. Lembar kerja kegiatan 5M mahaisswa (LKM)
Ukuran keberhasilan pengerjaan setiap fase dari LKM didasarkan pada dua
kriterian utama yakni kebenaran/ketepatan hasil rumusan setiap fase dan ketepatan
rumusan paling tidak dengan rumusan fase 5M berikutnya. Rubrik pensekorannya
adalah benar dan tepat (SB = sangat baik), salah satu cukup benar/cukup tepat yang
satu lagi benar/tepat (baik = B), keduanya tergolong cukup (C), slah satu/keduanya
kurang (K), dan sat/keduanya salah atau tidak buat (SK)
Fenomena
Mengamati (M1) reaksi kimia ditandai dengan pembentukan zat baru. Zat baru
(produk) berbeda dengan zat reaktan baik pada aspek/level makroskopik (sifat yang
teramati seperti perubahan warna atau yang lain), sub-mikroskopik (partikel-partikel)
zat reaktan dan zat produk berbeda, dan simbolik (rumus kimia) zat reaktan dan zat
produk berbeda. Partikel zat dapat berupa atom atau gabungan atom melalui ikatan
kimia. Besar energi ikatan kovalen antar dua atom yang berikatan sudah berhasil
dengan baik diukur (daftar besar energy ikatan mudah diakses dari berbagai sumber
online) yang cukup bersesuaian dengan perhitungan teoritik (program komputer) yang
berbasis pada kekuatan gaya tarik Coulomb (perbedaan keelektronegatifan) antar atom
yang berikatan. Reaksi kimia cendrung melibatkan pemutusan ikatan antar atom dari
reaktan dan pembentukan antar atom dari produk. Jenis dan jumlah ikatan yang
terputus dan terbentuk tentuk bergantung pada struktur molekul zat-zat yang terlibat
dalam reaksi. Energi yang terlibat dalam peristiwa reaksi kimia (termokimia) dalam
kajian sebelumnya dikajian sebagai perubahan entalpi (H) system reaksi. Rasional
reaksi eksotermal dan endotermal mestinya sangat jelas dapat dipahami dari kajian
energy ikatan.
Reaksi yang terjadi terus sampai selesai (salah satu zat reaktan sudah habis
bereaksi) dengan sendiri atau dengan energy pengaktifan diawal saja dikatakan terjadi
secara spontan. Raaksi spontan dapat eksotermal (suhu lingkungan bertambah) seperti
reaksi pembakaran gas hydrogen, pembakaran bensin, dan pembakaran pada
umumnya; atau dapat juga endotermal (suhu lingkungan turun) seperti reaksi antara
padatan barium hidroksida oktahidrat dengan padatan amonium tiosianat yang menghasilkan
gas amonia atau pelarutan padatan anonium klorida dalam air. Kedua contoh reaksi/peristiwa
tersebut terjadi spontan dan suhu lingkungan turun. Sementara, reaksi yang terus
memerlukan bantuan dari luar seperti pemanasan atau pemberian energy listrik dari
awal sampai reaksi selesai seperti pada peristiwa pengisian (penyetruman accu
kembali) accu merupakan reaksi tidak spontan. Reaksi spontan sering dikaitkan
dengan peningkatan entropi (derajat ketidakteraturan atau derajat kebebasan)
komponen system yang sangat mudah dijelaskan pada contoh es mencair pada suhu
kamar dan perubahan fase dari cair ke gas. Derajat ketidakteraturan partikel-partikel
materi meningkat secara berurut dari fase padat menjadi cair, dan menjadi uap. Namun
spontanitas air berubah menjadi es pada suhu dibawah nol derajat Celcius (seperti di
dalam freezer atau di kutub utara dan kutub selatan bumi) kurang konsisten dapat
dijelaskan dengan peningkatan derajat ketidak teraturan, karena mengalami penurunan
ketidakteraturan atau penurunan derajat kebebasan. Besar entrogi sebagai ukuran
efektifitas transfer panas pada suhu tertentu, sedangkan besar H sebagai perubahan
energy dalan suatu reaksi atau peristiwa berbeda pada temperature yang berbeda.
Perubahan energy bebas (G) atau potensial reaksi cell (Ecell) sebagai besaran
kombinasi antara besaran perubahan entrofi (S) dan perubhan entalpi (H) pada suhu
tertentu ditemukan secara konsisten menyajikan kriteria suatu reaksi spontan dan tidak
spontan.
1) Mengamati (M1)
Informasi penting dalam paragraph fenomena dan pengalaman pengamatan di
sekitar sebagai latar belakang munculnya konsepsi ilmiah energy ikatan, hubungan
H reaksi dengan energy ikatan, hubungan entropi dan perubahan energy bebas
(G) atau potensial cell (Ecell) reaksi redok dengan spontanitas reaksi sebagai
berikut (diisi).
1. Es mencair pada suhu kamar dan perubahan fase dari cair ke gas.
Derajat ketidakteraturan partikel-partikel materi meningkat secara
berurut dari fase padat menjadi cair, dan menjadi uap.
2.
2) Menanya (M2) berupa pertanyaaan klarifikasi informasi dan rumusan masalah
inversitagsi sebagai berikut (diisi).
v) Bagaimana hubungan antara jenis ikatan dan keelektronegatifan antar atom
dengan energi ikatan?
vi) Bagaimana hubungan pemutusan ikatan antar atom dari reaktan dan
pembentukan antar atom dari produk dengan energy ikatan dan (H) system
reaksi?
vii) Bagaimana keterkaitan antara nilai delta G dengan kespontanitasan suatu
reaksi kimia?
3) Mengumpulkan data (M3), jawaban terhadap rumusan masalah investigasi
diperoleh melalui beberapa langkah.
a) Rumusan hipotesis dari rumusan masalah investigasi terdiri dari (terutama
dalam bentuk kalimat aktif sebab-akibat):
v) Ikatan kimia yang terjadi karena gaya tarik menarik antar atom-atom yg
berikatan, sehingga pemutusan memerlukan energi yang sama dengan
energi yang dilepaskan saat pembentuka ikatan tersebut dikenal sebagai
energi ikatan antar atom-atom yang bersangkutan yang dinyatakan dalam kJ
permol.
vi.) Karena dapat diasumsikan rekasi kimia melibatkan pemutusan ikatan-ikatan
dalam molekul-molekul reaktan (menerima energi) dan pembentukan
ikatan-ikatan molekul-molekul produk (melepas energi), maka selisih total
energi ikatan molekul-molekul reakatan dikurangi total energi ikatan
molekul-molekul produk sama dengan H reaksi tersebut.
vii.) Reaksi kimia dengan ∆G negatif atau Ecell (potensial sell khusus utk reaksi
redoks) positif berlangsung spontan, sedangkan utk ∆G atau E = nol rekasi
berkesetimbnagn, reaksi dengan ∆G positif atau E negatif reaksi tidak tidak
spontan.
b). Variabel bebas, terikat, dan kontrol dari setiap hipotesis di atas disajikan
dalam tabel contoh berikut (diisi dan bentuk tabel bisa diubah sesuai
kepentingan). Jumlah baris bisa ditambah jika ada suatu hipotesis yang berupa
multi variable bebasdan/ atau multi variable terikat.

No.Hp. V. bebas V. terikat V. kontrol

v Jenis energi Besar energi ikatan Situasi pengukuran


ikatan(gaya tarik
coulomb/perbedaan
keelektronegatifan)

vi Hubungan H reaksi H reaksi hasil Keadaan standar


dengan energi ikatan pengukuran dan
melibatkan reaksi prediksi
kimia, total energi
pemutusan dan
pembentukan ikatan
vii Spontanitas Spontanitas Keadaan standar
melibatkan reaksi
dan G (atau H,
S, dan T) atau Ecell

Ke-n … … …

c). Rancangan pembuktian hipotesis berupa pemberian variasi nilai (sampel


variable bebas), perkiraan variasi nilai variable terikat (variasi efek dari akibat
variasi perlakuan atau sampel variable bebas), variabel lain yang mungkin
berpengaruh dan dibuat sama agar tidak berpengaruh (sebagai variable
control). Rnacangan pembuktian untuk semua hipotesis di atas disajikan dalan
tabel berikut. Masing-masing kolom variable bebas maupun variable terikat
masih bisa dipecah menjadi beberapa kolom masing-masing jika hipotesisinya
beruva multi (lebih dari satu) variable sesuai dengan bunyi hipotesis.
Variasi nilai V. terikat
Variasi nilai V. bebas
(variasi efek perlakuan) V. kontrol
No.Hp. (sampel perlakuan)
yg teramati

v Situasi
pengukuran

vi Keadaan
standar
vii Keadaan
standar
Ke-n
d). Alat dan bahan yang diperlukan untuk mengumpulkan data setiap hipotesisis
disajikan dalam tabel berikut.
Bahan Alat
Spesifikasi Nama Spesifikasi
No.Hp.
Nama & dan jumlah
kuantitas
v  Tabel  Format
dan energi pencatatan
vi ikatan informasi
 Tabel H (molekul dan
 Es jenis ikatan)
 Program
pengolahan
data (format
excell atau
kalkulator)
 Mangkuk
vii  Format  Format
pencatatan pencatatan
informasi informasi
(fase, suhu, (fase, suhu,
derajat derajat
kebebasan kebebasan
seperti jenis seperti jenis
gerakan) gerakan)

viii

Ke-
n

e) Cara kerja pengumpulan data


v) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi v (kalimat tidak
berupa kalimat printah – gunakan kalimat persuasip/pasif):
- Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Dicatat informasi yang didapat melalui percobaan yang telah dilakukan.
vi) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi (vi):
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
..) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi ke-n:
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
f) Tabel pencatatan data (bisa sama dengan tabel rancangan pembuktian hipotesis
– bisa juga dikembangkan/disederhanakan untuk lebih praktis)

g) Pelaksanaan pengumpulan data dan mencatat data yang diperoleh dalam tabel
pencatatan data yang telah dirancang.
Catatan, karena rancangan kegiatan ini memprioritaskan penggunaan data
primer. Namun jika pengambilan data primer tidak feasible dan/atau
ketersediaan alokasi waktu tatap muka sangat terbatas, penggunaan data
sekunder dimungkinkan (studi dokumen). Langkah penentuan alat dan bahan,
cara kerja, dan pelaksanaan pengumpulan data sekunder dalam M3 bisa
diprediksi seperti dengan cara kerja jika Anda mengambil data tersebut
langsung (nanti disempurnakan disesuaikan dengan yang digunakan authornya
ketika pelaksanaan pengumpulan data).. Tabel data pembuktian hbipotesis bisa
diisi langsung dengan data yang diperoleh dari sumber pustaka atau hasil kerja
orang lain, namun sitasi terhadap sumber harus dituliskan.
4). Kegiatan mengasosia (M4) meliputi pengolahan, analisis data, dan membuat
kesimpulan yang disertai kompiramasi penerimaan/penolakan hipotesis.
a) Hipotesis v
- ………………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………….
- dst. ………………………………………………………………………….
Simpulan : ………………………………………………………….. (hipotesis i
diterima/titolak coret yang tidak sesuai)
b) Hipotesis vi
- ………………………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
Simpulan : ………………………………………………………….. (hipotesis
ii diterima/titolak coret yang tidak sesuai)
c) Hipotesis vii
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………...
- ……………………………………………………………………………….
Simpulan: …………………………………………………………..(hipotesis iii
diterima/titolak coret yang tidak sesuai)
d) Hipotesis ke-n
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………...
- ……………………………………………………………………………….
Simpulan: ………………………………………………………. (hipotesis ke-n
diterima/ titolak coret yang tidak sesuai)

5) Mengkomunikasi (M5): hasil kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik untuk


hipotesis v, vi, .. dan ke-n) kami sajikan dalam forum (misalnya: diskusi/
presentasi/majalah/seminar ini – pilih sesuai dengan yang akan dilakukan) sebagai
berikut.
c. Informasi materi konsepsi ilmiah
Fenomena (lihat dalam LKM)

Hasil pengamatan awal (M1)


Pragraf fenomena di atas dengan informasi pengetahuan awal prasyarat inplisit di
dalamnya cukup memberiakan beberapa kelompok informasi awal terkait. (1) Kelompok
inrformasi awal berupa ikatan kimia antar dua atom karena gaya tarik coulomb (perbedaan
keelektronegatifan), dan tabel besar energi ikatan kovalen antar dua atom sudah ada
dalam sumber pustaka. (2) kelompok informasi awal berupa reaksi kimia melibatkan
pemutusan ikatan antar atom dari reaktan dan pembentukan antar atom dari produk,
jenis dan jumlah ikatan sesuai struktur molekul, indikasi ada hubungan energy ikatan
dan (H) system reaksi. (3) Reaksi spontan dapat eksotermal (suhu lingkungan
bertambah) atau endotermal (suhu lingkungan turun), reaksi spontan sering dikaitkan
dengan peningkatan entropi (derajat kebebasan/ketidakterauran seperti pada perubahan
fase padat menjadi cair dan cair menjadi gas, tetapi kurang konsisten), G
mengakomodasi H, S, dan temperatur Kalvin atau Ecell menjadi kriteria spotanitas
suatu reaksi.
Agar pengumpulan data untuk konstruksi konsepsi ilmiah sebagai jawaban rumusan
masalah di atas, maka perlu diawali dengan rumusan hipotesis dalam bentuk
pengetahuan konseptual sebab akibat menggunakan kalimat aktif agar lebih menjamin
aspek sebab (variabel bebas) tidak terlupakan dalam rumusan hipotesis seperti berikut.
(v) Ikatan kimia yang terjadi karena gaya tarik menarik antar atom-atom yg berikatan,
sehingga pemutusan memerlukan energi yang sama dengan energi yang dilepaskan saat
pembentuka ikatan tersebut dikenal sebagai energi ikatan antar atom-atom yang
bersangkutan yang dinyatakan dalam kJ permol. (vi) Karena dapat diasumsikan rekasi
kimia melibatkan pemutusan ikatan-ikatan dalam molekul-molekul reaktan (menerima
energi) dan pembentukan ikatan-ikatan molekul-molekul produk (melepas energi),
maka selisih total energi ikatan molekul-molekul reakatan dikurangi total energi ikatan
molekul-molekul produk sama dengan H reaksi tersebut. (vii) Perubahan fase materi
yang menambah jenis gerakan partikel-partikelnya menyebabkan entropi (penyerapan
panas per suhu mutlak pada suhu itu) meningkat tajam dan derajat ketidakteraturan
materi meningkat (viii) Reaksi kimia dengan ∆G negatif atau Ecell (potensial sell khusus
utk reaksi redoks) positif berlangsung spontan, sedangkan utk ∆G atau E = nol rekasi
berkesetimbnagn, reaksi dengan ∆G positif atau E negatif reaksi tidak tidak spontan.
Langkah pengumpulan data selanjutnya melibatkan penentuan variabel bebas (VB
= aspek sebab) dan variasi nilainya, variabel terikat (VT = aspek akibat) dan variasi
nilainya, dan variabel kontrol (VK = aspek lain yang dikendalikan seperti disamakan
agar tidak ikut mempengaruhi akibat) untuk setiap rumusan hipotesis. Jenis dan variasi
nilai masing-masing variabel untuk setiap hipotesisis di atas sebagai berikut. Hipotesis
(v) tentang energi ikatan melibatkan jenis ikatan (gaya tarik coulomb/perbedaan
keelektronegatifan) antar atom yang berikatan sebagai VB, besar energi ikatan sebagi
VT, dan situasi pengukuran yakni keadaan standar sebagai VK. Hipotesis (vi) tentang
hubungan H reaksi dengan energi ikatan melibatkan reaksi kimia, total enrgi
pemutusan dan pembentukan ikatan sebagai VB, H reaksi hasil pengukuran dan
prediksi sebagai VT, dan keadaan standar sebagai VK. Hipotesis (vii) tentang
peningkatan entropi/derajat ketidakteraturan melibatkan perubahan fase materi dan
perubahan derajat kebebasan (seperti penambahan/pengurangan jenis gerakan partikel)
sebagai VB, besar perubahan entropi (dilihat pada grafik perubahan entrofi sebagai
fungsi suhu atau q/T ) dan ketidak teraturan sebagai VT, keadaan pada tekanan tetap
sebagai VK. Hipotesis (viii) tentang spontanitas melibatkan reaksi dan G (atau H,
S, dan T) atau Ecell sebagai VB, spontanitas sebagai VT, keadaan standar sebagai VK.
Desain/rancangan percobaan terhadap keempat hipotesis sesuai dengan VB, VT,
dan VK dengan memberi variasi nilai VB dan mengamati variasi nilai VK yang
terindikasi dalam tabel pengolahan dalam analisis data (fase mengasosiasi M4) yang
mengakomodasi semua semua aspek desain pembuktian hipotesis. Sementara tabel
pengolahan data bisa berisi tambahan untuk data olahan antara menuju simpulan.
Olehkarena untuk efisiensi halaman, tabel sajian aspek-aspek rancangan pembuktian
hipotesis silahkan dulu melompat baca ke belakang untuk menyimak tabel pengolahan
analisis data dimana aspek-aspek rancangan pembuktian hipotesis menjadi bagian dari
aspek-aspek dalam tabel pengolahan dan analisis.
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang sudah
tersedia pada berbagai literatur. Untuk pegumpulan data pembuktian hipotesis sesuai
rancangan diperlukan alat-alat dan bahan sebagai berikut.
Hip.nomor Alat Bahan
(v dan  Format pencatatan informasi (molekul  Tabel energi ikatan
vi) dan jenis ikatan)  Tabel H
 Program pengolahan data (format
excell atau kalkulator)
(vii)  Format pencatatan informasi (fase,  Grafik fungsi entropi terhadap
suhu, derajat kebebasan seperti jenis suhu dari dari fase padat sampai
gerakan) dengan gas pada tekanan tetap

(viii)  Format pencatatan informasi (reaksi Tabel berisi harga-harga berikut


kimia, H, S, T, dan G ata Ecell ) untuk sampel reaksi
 Program pengolahan data (format  Tabel H
excell atau kalkulator)  Tabel S
 Tabel G
 Suhu (T)

Prosedur ringkas pengambilan data eksperimen untuk pmbuktian hipotesisi (v) s.d.
(vi) sebagai berikut. Data hipotesis (v) dikumpulkan studi literatur mendapatkan struktur
melekul dan harga energi ikatan standar. Hipotesisis (ii), struktur molekul dan
persamaann dari contoh reaksi, serta Tabel H dikumpulkan dari literatur (Tabel energi
ikatan untuk pembuktiann hipotesisis mungkin sudah berisi sampel yang digunakan).
Hipotesis (viii), melakukan studi literatur pencarian disply (gambar) grafik fungsi
entropi terhadap suhu pada tekanan tetap untuk perubahan fase dari padat hingga gas
serta dan gambar/disply model partikel yang menunjukkan derajat kebebasan seperti
jenis-jenis gerakan partikel dalam fase padat, cair, dan gas. Hipotesis (viii) melibatkan
studi literatur untuk mendapatkan data/Tabel G (atau set H, S dan T) atau Ecell dari
contoh-contoh reaksi yang dikaji.
Format (tabel) pencatatan data hasil pengumpulan data untuk pembuktian hipotesis
mungkin bisa tidak serumit tabel reancangan percoabaan atau tabel pengolahan analisis
data. Tabel pencatatan data bertujuan untuk mencatat data kebutuhan minimal agar
semua data aspek-aspek yang diperlukan dalam tabel pengolahan data terpenuhi.
Sebagai contoh, pencatatan data suhu awal dan suhu-suhu pada interval waktu yang
terobservasi sudah cukup memenuhi kebutuhan aspek perubahan suhu pada tabel
pengolohaan analsisi data. Untuk efisiensi halaman tulisan, urutan isi format/tabel
pencatatan data disjaikan pada langkah terakhir fase pengumpulan data berikut bersama
dengan isian data sekunder yang diperoleh untuk pembuktian hipotesisi.
Dengan mengikuti prosedur dan urutan langkah efisiensi pengambilan data di atas
diperoleh hasil studi dokumen untuk hipotesis (v, vi, vii, dan viii) sebagai berikut.

Hipotesis VB (sebab) VT (akibat)


(v) Jenis ikatan Keelktronegatifan Energi ikatan VK
(A-B) Atom A Atom B untuk jenis ikatan
H-H 2.1 2.1 436 Molekul
Cl-Cl 242.6 (memiliki
partikel materi
HCl 431.8 dengan ikatan
F-F 156.9 kovalen)
H-F 586.6
H-O 2.1 3.5 428
H-OH 498.7
vi Total energi ikatan (EI) H melaui
Hitung total EI Penguku-
Reaksi Pembentukan
Reaktan Produk reaktan - EI ran
produk kJ/mol (kJ/mol)
1/2H2(g) + 1/2Cl2(g) 339.3 431.8 -92.5 92.31  Keadaan
HCl(g) standar
H2(g) + 1/2O2(g) 435 249 -241.7 -241.82
2H2O(g)

vii VB (sebab) VT (akibat)


Perubahan derajat
kebebasan (DB) dan entrofi
Materi/ (S) pada perubahan fase VK
keadaan
Fase 1 Fase 2 Fase 3
Peruba- Peruba-
han 1 han 2
Air Fase Fase cair: Fase gas Padat ke Cair ke  Entropi vs
suhu pada
padat: • Vibrasi • Vibrasi cair padat teakanan
• Vibrasi • Rotasi • Rotasi • DB > • DB > yang
(stretchin • Glinding • Glinding •S > •S > tetap 1
g& • Translasi • Translasi Cair ke Gas ke atm (data
sekunder)
bending) terbatas bebas padat padat dari suatu
• DB < • DB< materi
•S < •S < dari padat
- cair -
gas
Zat A kristalin Polikristalin Amorf Kritalin ke Amor ke
amorf: kristalin:
• DB > • DB <
•S > •S <
Zat B Kristalin Amorf Kritalin ke Amor ke
amorf: kristalin:
• DB > • DB <
•S > •S <

viii VB (sebab) VT (akibat) VK


Reaksi/ Harga ∆H dan S ∆G = ∆H - Spontanitas
keaadaan T∆S atau
standar Ecell= Ered - Eoks
Pembentukan Hf = -92.31 kj/mol  G= -95.32 Spontan  Keadaan
HCl(g) 1/2SH2 = 75.3 J/mol kJ/mol standar
1/2SCl2 = 111.5 J/mol Atau (1 atm
SHCl = 186.91 J/mol  Ecell = 11.36 dan
SfHCl = 10.11 J/mol volt 25oC)
EoksH2 = 0 volt
EredCl2= 1.36 volt
Pembentukan Hf = -92.31 kj/mol  G+ -228.59 Spontan
H2O(g) SH2 = 130.63 J/mol kJ/mol
1/2SO2 = 102.5 J/mol Atau
SH2O = 188.7 J/mol  Ecell = 11.36
SfH2O = -44.4 J/mol volt

Pembentukan Hf = -92.31 kj/mol  G+ 7.14 Tidak


HI(g) 1/2SH2 = 75.3 J/mol kJ/mol spontan
1/2SI2 = 102.5 J/mol
SHI = 206.6 J/mol
SfHI = 10.76 J/mol
Pembentukan Hf = 82.05 kJ/mol  G= 106.24 Tidak
NO2(g) 1/2SN2 = 96.0 J/mol kJ/mol spontan
SO2 = 205.3 J/mol
SNO2 = 219.9 J/mol
SfNO2 = -81.2 J/mol
pembentukan Hf = 147.7 kJ/mol  G= 103.40 Tidak
Mg(g) atau SMg = 75.3 J/mol kJ/mol spontan
penguapan 1/2SO2 = 102.5 J/mol
SMg(s) = 0 J/mol
padatan Mg
SMg(g) = 186.9 J/mol
Pembentukana Hf = -271.1 kJ/mol  G= -273.21 Spontan
HF 1/2SH2 = 75.3 J/mol kJ/mol
1/2SF2 = 101.39 J/mol
SHF = 186.9 J/mol
SfHCl = 10.11 J/mol
.
Hasil pengolahan data untuk masing-masing hipotesis memberikan
dukungan terhadap kebenaran klaim (rumusan) hipotesisis untuk pembuktian
keempat hipotesis. Uraian ringkas paragraf fenomena cukup memberikan
arahan untuk menemukan informasi penting dalam melahirkan rumusan
masalah nomor (v), (vi), (vii), dan (viii). Sebagai contoh informasi awal
terutama tentang kriteria sub-mikroskopik reaksi kimia melibatkan pemutusan
ikatan kimia antar dua atom yang berikatan berbasis kekeuatan gaya tarik
Coulomb cukup menjamin pada hadirnya rumusan masalah tentang energi iktan
(v) dan bahkan terus berlanjut pada masalah perubahan entalpi dalam reaksi
kimia (rumusan masalah (vi). Informasi awal tentang penambahan jenus
gerakan pada partikel dalam perubahan fase padat menjadi caiir dan fase cair
menjadi gas berhasil mengungkap rasional hubungan peningkatan derajat
kebebasan dengan peningkatan entropi zat tersebut (rumusan maslah vii).
Demikian juga informasi awal tentang contoh reaksi dapat terjadi sendiri dan
sebaliknnya juga ada reaksi yang harus dibantu dari luar agar reaksi terjadi
sampai selesai dan rujukan terhadap keberhasilan eksperimen (data primer)
penentuan dH atau kalor reaksi pada tekanan tetap sebelumnya beserta contoh
air diluar freezer tidak spontan menjadi es (pada), namaun di dalam freezer
perubahan air menjadi es terjadi spontan yang dikaitkan dengan inkonsistensi
tanda DH terhadap spontanitas reaksi kuat mengarahkan pada rumusan masalah
(viii). Pengamatan awal untuk menemukan sejumlah informasi kunci di awal
demikian (latar belakang) sangat penting untuk mengarahkan munculnya atau
timbulnya aktifitas langakah menanya investigatifif (M2), melakukan
pengumpulan data yang diawali dengan perumusan hipotesisis yang akan
dirancang pembuktiannya dengan data yang dapat dikumpulkan (M3). Tanpa
kegiatan M1 – M3 yang efektif, kegiatan mengasosiasi tidak bisa diharafkan
berkualitas. Tanpa kehadiaran tahapan kegiatan rasional M1 – M4, kesimpiulan
didapat cendrung dari penerima (menghafal), entah diberi oleh dosen atau
menjiplak dari sumber bacaan.
Modul kuliah saintifik terstruktur demikian, tentu hanya perlu di awal jika
belum terbiasa (terampil) dengan belajar dengan pendekatan saintifik.
Selanjutnya secara berangsur-angsur, mahasiswa harus bisa menyusun segera
materi penjastifikasi (rasional) terhadap kegiatan belajar 5M yang baru saja
dilakukannya. Untuk menguatkan munculnya tantangan/rangsangan belajar
dengan pendekatan saintifik, ada empat jenis pengetahuan yang terkait dan
harus dirajut dalam belajar dengan pendekatan saitifik untuk setiap rumusan
masalah investigatif atau hipotesisis menuju tujuan penemuanpengetahuan
(konsesepsi) ilmiah yang disasar. Sebuah contoh keterkaitan kemempat jenis
pengetahuan dalam membangun suatu konsepsi ilmiah (terutama dalam bentuk
rumusan pengetahuan konseptual sebab-akibat) untuk rumusan hipotesis (v)
diberikan pada tabel berikut.

Hipo- Pengetahuan Prosedur (p. Variabel Variabel Variabel Pengetahuan Metakog-


tesis faktual Prosedural) bebas terikat kontrol prasyarat nitif
nomor
(VB) (VT) (VK)
(v) 

TUGAS:
Tugas kelompok: rangkuman kegiatan 5M saintifuik induktif (dikumpul bersamaan
dengan isian LKM sebagai tugas kelomppk pasca-kuliah)
Rangkuman kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik 5M untuk siklus IIa sebagai
berikut (deskripsi ringkas tujuan, kegiatan 5M untuk mencapainya, hasil kegiatan,
dan rasioanal/kesesuaian temuan dengan kajian pustaka).
--------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, dan metakognitif yang terkait
dari konstruksi konsepsi ilmiah (= pengetahuan konseptual sebab-akibat) serta
konsistensi variabel-variabel pembuktian hiptesis disajikan dalam tabel berikut.
Hipo- Pengetahuan Prosedur (p. Variabel Variabel Variabel Pengetahuan Metakog-
tesis faktual Prosedural) bebas terikat kontrol prasyarat nitif
nomor
(VB) (VT) (VK)
(v) 

(vi) 

… 

Ke-n 

Tugas perorangan: pemahaman dan pengayaan konsepsi ilmiah yang disasar.


Kerjakan soal-soal pada link drive (….) berikut yang dibuka untuk dikerjakan
(langsung unggah) pada hari ketiga (hari Kemis) pukul 20.00 – 21.00 bersamaan
dengan unggah terakhir tugas pasca-kuliah untuk modul ini.
KITA PASTI BISA DAN SUKSES.
4. Modul Kuliah Termokimia_IIb
a. Tujuan pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
1.9 Use Hass law as state function to determine a related unknown chemical reaction
1.10 Use Born-Haber cycle to determine H of a connected process or a step of chemical
reaction and enhancement of understanding various H types of related
reactions/events via discussion and calculation practices
b. Lembar kerja kegiatan 5M mahaisswa (LKM)
Fenomena
Suatu reaksi kimia dapat terkait atau menjadi tahapan dari reaksi lain. Suatu tahap
reaksi berkaitan dengan tahap reaksi sebelum dan sesudahnya, dan bahkan dapat terkait
dalam bentuk suatu reaksi keseluruhan sebagai suatu siklus. Perubahan entalpi suatu
tahap reaksi sering belum diketahui, mungkin karena belum ada yang mengukurnya atau
memang sulit ditentukan melaui pengukuran langsung. Jika perubahan entalpi tahap-
tahap reaksi lainnya diketahui, maka perubahan entalpi tahap reaksi yang tidak diketahui
tersebut dapat ditentukan melalui perhitungan yang difasilitasi oleh penerapan hukum
Hess atau siklus Born-Haber.

Tahap-tahap reaksi hokum Hess


Siklus Born-Haber
Seperti secara singkat telah disebutkan. penggunaan hukum Hess ditemukan dalam
penentuan perubahan entalpi yang belum diketahui untuk suatu tahap reaksi sebagai
bagian dari reaksi keseluruhan, dimana perubahan entalpi trahap-tahap reaksi yang lain
sudah diketahui. Serupa dengan penerapan hokum Hess, siklus Born-Haber ditemukan
penggunaannya pada tahap-tahap reaksi dalam bentuk siklus untuk reaksi pembentukan
suatu senyawa kristalin. Kedua cara itu dapat diterapkan untuk suatu besaran fungsi
keadaan. Suatu tahap reaksi menunjukkan suatu keadaan zat itu di dalam tahapan reaksi
keseluruhannya. Bersyukur perubahan entalpi merupakan besaran fungsi keadaan seperti
ketinggian dari bawah ke puncak gunung. Besaran fungsi keadaan ketinggian (di tempat
yang sama ketinggiannya sama) bebrbeda dengan besaran jarak tempuh yang dapat
bervariasi, jarak tempuh bergantung pada jalan yang ditempuh apakah jalan lurus
menanjak (pendek) atau jalan miring berliku (lebih panjang/jauh). Besaran jarak tempuh
seperti halnya kalor reaksi tidak merupakan fungsi keadaan, meskipun seperti telah
dilakukan pada kluster 5M siklus TK-I besar perubahan entalpi system pada tekanan dan
volume tetap akan sama dengan kalor reaksi yang diukur dengan teliti.
1) Mengamati (M1)
Informasi penting dalam paragraph fenomena dan pengalaman pengamatan di sekitar
sebagai latar belakang munculnya rumusan masalah investigasi menuju penemuan
konsepsi ilmiah tentanh hukum Hess dan siklus Born-Haber sebagai berikut (diisi).
• •
• •
• •
• •
2) Menanya (M2) berupa pertanyaaan klarifikasi informasi dan rumusan masalah
inversitagsi sebagai berikut (diisi).
ix) ___________________________________________________________
x) ___________________________________________________________
..). _____________________________________________________________
3). Mengumpulkan data (M3), jawaban terhadap rumusan masalah investigasi
diperoleh melalui beberapa langkah.
a) Rumusan hipotesis dari rumusan masalah investigasi terdiri dari (terutama
dalam bentuk kalimat aktif sebab-akibat):
ix) ___________________________________________________________
x.) ___________________________________________________________
..). _____________________________________________________________
b). Variabel bebas, terikat, dan kontrol dari setiap hipotesis di atas disajikan
dalam tabel contoh berikut (diisi dan bentuk tabel bisa diubah sesuai
kepentingan). Jumlah baris bisa ditambah jika ada suatu hipotesis yang berupa
multi variable bebasdan/ atau multi variable terikat.

No.Hp. V. bebas V. terikat V. kontrol

v … … …

vi …. …. ….

… …. …. …

Ke-n … … …

c). Rancangan pembuktian hipotesis berupa pemberian variasi nilai (sampel


variable bebas), perkiraan variasi nilai variable terikat (variasi efek dari akibat
variasi perlakuan atau sampel variable bebas), variabel lain yang mungkin
berpengaruh dan dibuat sama agar tidak berpengaruh (sebagai variable
control). Rnacangan pembuktian untuk semua hipotesis di atas disajikan dalan
tabel berikut. Masing-masing kolom variable bebas maupun variable terikat
masih bisa dipecah menjadi beberapa kolom masing-masing jika hipotesisinya
beruva multi (lebih dari satu) variable sesuai dengan bunyi hipotesis.
Variasi nilai V. terikat
Variasi nilai V. bebas
(variasi efek perlakuan) V. kontrol
No.Hp. (sampel perlakuan)
yg teramati

vi

Ke-n
d). Alat dan bahan yang diperlukan untuk mengumpulkan data setiap hipotesisis
disajikan dalam tabel berikut.
Alat Bahan
No.Hp. Spesifikasi & Nama Spesifikasi dan
Nama
kuantitas jumlah
ix  Format  Tabel harga
pencatatan H setiap
informasi tahap reaksi
harga H yang
tahap-tahap terlibat atau
reaksi yang tabel H
untuk
terlibat atau
keaadaan
perhitungan standar
harga H
setiap tahap
reaksi
berdasarkan
H
pembentukan
masing-
masing tahap
reaksi dari
harga H
pembentukan
zat-zat yang
terlibat
dalam tahap
reaksi
tersebut
Program
pengolahan
data (format
excell atau
kalkulator)

x Sda, tetapi
untuk tahap-
tahap reaksi
yang
dilibatkan
dalam siklus
reaksi
pemebntuka
n satu
senyawa
ionik
kristalin
(siklus Born-
Haber)

e) Cara kerja pengumpulan data


ix) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi ix (kalimat tidak
berupa kalimat printah – gunakan kalimat persuasip/pasif):
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
x) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi (x):
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
..) Cara kerja mendapatkan data untuk pembuktian hipotesisi ke-n:
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………..
f) Tabel pencatatan data (bisa sama dengan tabel rancangan pembuktian hipotesis
– bisa juga dikembangkan/disederhanakan untuk lebih praktis)

g) Pelaksanaan pengumpulan data dan mencatat data yang diperoleh dalam tabel
pencatatan data yang telah dirancang.
Catatan, karena rancangan kegiatan ini memprioritaskan penggunaan data
primer. Namun jika pengambilan data primer tidak feasible dan/atau
ketersediaan alokasi waktu tatap muka sangat terbatas, penggunaan data
sekunder dimungkinkan (studi dokumen). Langkah penentuan alat dan bahan,
cara kerja, dan pelaksanaan pengumpulan data sekunder dalam M3 bisa
diprediksi seperti dengan cara kerja jika Anda mengambil data tersebut
langsung (nanti disempurnakan disesuaikan dengan yang digunakan authornya
ketika pelaksanaan pengumpulan data).. Tabel data pembuktian hbipotesis bisa
diisi langsung dengan data yang diperoleh dari sumber pustaka atau hasil kerja
orang lain, namun sitasi terhadap sumber harus dituliskan.
4). Kegiatan mengasosia (M4) meliputi pengolahan, analisis data, dan membuat
kesimpulan yang disertai kompiramasi penerimaan/penolakan hipotesis.
a) Hipotesis ix
- ………………………………………………………………………………..
- ……………………………………………………………………………….
- dst. ………………………………………………………………………….
Simpulan : ………………………………………………………… (hipotesis ix
diterima/titolak coret yang tidak sesuai)
b) Hipotesis x
- ………………………………………………………………………………
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
Simpulan : ………………………………………………………… (hipotesis x
diterima/titolak coret yang tidak sesuai)
c) Hipotesis …
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………...
- ……………………………………………………………………………….
Simpulan: …………………………………………………………. (hipotesis …

5) Mengkomunikasi (M5): hasil kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik untuk


hipotesis v, vi, .. dan ke-n) kami sajikan dalam forum (misalnya: diskusi/
presentasi/majalah/seminar ini – pilih sesuai dengan yang akan dilakukan) sebagai
berikut.

Informas / Konten Materi

Fenomena (lihat dalam LKM)

Hasil pengamatan awal (M1)


Pragraf fenomena di atas dengan informasi pengetahuan awal prasyarat inplisit di
dalamnya cukup memberiakan beberapa kelompok informasi awal terkait. (1) Kelompok
inrformasi awal berupa tahap-tahap reaksi terkait, perubahan entalpi sebagai satu fungsi
keadaan, H satu tahap reaksi belum diketahui dan H untuk semua tahap lainnya yang terkait
lainnya, hokum Hess. (2) kelompok informasi siklus Born-Haber serupa dengan hukum Hess
(tentang H), tahap-tahap siklus reaksi pembentukan senyawa ionik kristalin,
Agar pengumpulan data untuk konstruksi konsepsi ilmiah sebagai jawaban rumusan
masalah di atas, maka perlu diawali dengan rumusan hipotesis dalam bentuk pengetahuan
konseptual sebab akibat menggunakan kalimat aktif agar lebih menjamin aspek sebab (variabel
bebas) tidak terlupakan dalam rumusan hipotesis seperti berikut. (ix) Bagaimana rumusan
hukum Hess yang memberdayakan H tahap-tahap reaksi terkait sebagai fungsi keadaan untuk
menghitung H dari satu tahap reaksi yang belum diketahui. (x) sejalan dengan hukum Hess
“bagaimana siklus Born-Haber digunakan menentukan H satu tahap reaksi yang belum
diketahui dalam satu sikulus reaksi pembentukan sebauh senyawa ionik kristalin.
Agar pemecahan masalah investigatif efektif berdasarkan data hasil eksperimen, dugaan
(hipotesis) jawaban secara rasional terhadap setiap rumusan masalah perlu dirumuskan.
Rumusan masalah untuk dua rumusan masalah tersebut sebagai berikut. (ix) Dengan
memperhatikan suatu zat dapat sebagai reaktan dalam suatu reaksi dan sebagai produk dalam
reaksi lain, “melaui pemaduan tahap-tahap rekasi terkait yang diketahui perubahan entalpinya
(sebagai suatu fungsi keadaan) – H yang belum diketahui dari sebuah tahap rekasi dapat
ditentukan dengan memadukan tahap-tahap reaksi setara menuju reaksi yang dicar i dan
menjumlahkan H tahap-tahap reaksi lain terkait” dikenal sebagai hukum Hess. (x) “dengan
menggorganisasikan tahap-tahap reaksi terlibat dalam pembentukan senyawa ion kristalin
dalam sebuah siklus tahap-tahap reaksi, Jika H semua taha reaksi terkait dalam siklus tersebut
diketahui kecuali hanya H suatu tahap reaksi yang belum diketahuai, maka H tahap reaksi
yang belum diketahui tersebut dapat ditentukan dengan merujuk penjumlahan H semua tahap
reaksi dalam siklus sama dengan nol”, dikenal sebagai siklus Born-Haber.
Langkah pengumpulan data selanjutnya melibatkan penentuan variabel bebas (VB = aspek
sebab) dan variasi nilainya, variabel terikat (VT = aspek akibat) dan variasi nilainya, dan
variabel kontrol (VK = aspek lain yang dikendalikan seperti disamakan agar tidak ikut
mempengaruhi akibat) untuk setiap rumusan hipotesis. Jenis dan variasi nilai masing-masing
variabel untuk setiap hipotesisis di atas sebagai berikut. Hipotesis (ix) tentang hukum Hess
melibatkan tahap-tahap reaksi setara beserta H-nya masing-masing (dengan tanda sesuai
dengan reaksi eksotermal atau endotermal) sebagai VB, tahap reaksi sebagai sebagai hasil
netto pemaduan semua tahap reaksi terlibat serta besar H yang diperoleh sebagai VT, dan
harga H semua tahap reaksi untuk keaadaan sama (misalnya standar) sebagai VK. Hipotesis
(x) tentang siklus Born-Haber melibatkan tahap-tahap reaksi setara terkait dalam siklus Born-
Haber beserta H-nya masing-masing sebagai VB, H satu tahap reaksi yang belum diketahui
melalui perhitungan dengan merujuk total H untuk keseluruhan siklus (termasuk tahap reaksi
yang dicari) adalah nol sebagai VT, dan juga harga H semua tahap reaksi untuk keaadaan
sama (misalnya standar) sebagai VK.
Desain/rancangan percobaan terhadap keempat hipotesis sesuai dengan VB, VT, dan VK
dengan memberi variasi nilai VB dan mengamati variasi nilai VK yang terindikasi dalam tabel
pengolahan dalam analisis data (fase mengasosiasi M4) yang mengakomodasi semua semua
aspek desain pembuktian hipotesis. Sementara tabel pengolahan data bisa berisi tambahan
untuk data olahan antara menuju simpulan. Oleh karena untuk efisiensi halaman, tabel sajian
aspek-aspek rancangan pembuktian hipotesis silahkan dulu melompat baca ke belakang untuk
menyimak tabel pengolahan analisis data dimana aspek-aspek rancangan pembuktian hipotesis
menjadi bagian dari aspek-aspek dalam tabel pengolahan dan analisis.
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang sudah tersedia
pada berbagai literatur. Untuk pegumpulan data pembuktian hipotesis sesuai rancangan
diperlukan alat-alat dan bahan sebagai berikut.
Hip.nomor Alat Bahan
(ix)  Format pencatatan informasi harga H tahap-  Tabel harga H setiap
tahap reaksi yang terlibat atau perhitungan harga tahap reaksi yang terlibat
H setiap tahap reaksi berdasarkan H atau tabel H untuk
pembentukan masing-masing tahap reaksi dari keaadaan standar
harga H pembentukan zat-zat yang terlibat
dalam tahap reaksi tersebut
 Program pengolahan data (format excell atau
kalkulator)
(x)  Sda, tetapi untuk tahap-tahap reaksi yang  Sda
dilibatkan dalam siklus reaksi pemebntukan satu
senyawa ionik kristalin (siklus Born-Haber)
Prosedur ringkas pengambilan data eksperimen untuk pembuktian hipotesisi (ix) dan (x)
sebagai berikut. Untuk kedua hipotesis, semua tahap-tahap reaksi yang terlibat sudah
terindetifikasi dalam desain eksperimen. Data hipotesis (ix) dikumpulkan studi literatur
mendapatkan tahap-tahap reaksi terkait beserta H masing-masing tahap reaksi (langsung) atau
melalui perhitungan dari H reaksi pemebnetukan masing-masing zat yang terlibat dalam
setiap tahap reaksi, sehingga tersisa H hanya untuk satu tahap reaksi yang belum diketahui.
Format (tabel) pencatatan data hasil pengumpulan data untuk pembuktian hipotesis
mungkin bisa tidak serumit tabel reancangan percoabaan atau tabel pengolahan analisis data.
Tabel pencatatan data bertujuan untuk mencatat data kebutuhan minimal agar semua data
aspek-aspek yang diperlukan dalam tabel pengolahan data terpenuhi. Format pencatatan data
untuk pembuktian kedua hipotesis di atas cukup sederhana yakni berupa tabel beris taha-tahap
reaksi beserta H masing-masing tahap reaksi (jika ditemukan H tahap reaksi secara langsung di
literatur) atau penambahan kolom untuk data H pembentukan zat-zat terlibat untuk setiah tahapan
reaksi guna menghitung setiap H tahap reaksi (jika H tahap reaksi bersangkutan tidak ditemukan
langsung di literatur).
Dengan mengikuti prosedur dan urutan langkah efisiensi pengambilan data di atas
diperoleh hasil studi dokumen untuk hipotesis (v, vi, vii, dan viii) sebagai berikut.
VB (sebab) VT (akibat)
Hip Tahap-tahap reaksi setara dari H satandar tahap Satu tahap reaksi dicari H untuk
otes suatu siklus Born-Haber reaksi setara selain sesuai koefesien reaksi Hitung Teori
is satu tahap yg belum (dari Tabel
diketahui standar)
ix C(s) + O2(g) CO2(g) -394 kJ CO(g) + 1/2 O2(g) -283 kJ
C(s) + 1/2O2(g) CO(g) -111 kJ CO2(g)

ix VB (sebab) VT (akibat)
H satandar Satu tahap H untuk H total
Tahap-tahap reaksi setara tahap reaksi reaksi dicari Hitung keseluru
H
dari suatu siklus Born- setara selain satu sesuai Teori (dari han
Haber total koefesien
tahap yg belum Tabel tahapan
diketahui reaksi standar) siklus

Hasil pengolahan data untuk masing-masing hipotesis memberikan dukungan


terhadap kebenaran klaim (rumusan) hipotesisis untuk pembuktian keempat hipotesis.
Uraian ringkas paragraf fenomena cukup memberikan arahan untuk menemukan
informasi penting dalam melahirkan rumusan masalah nomor (ix) dan (x). Sebagai
contoh informasi awal terutama tentang kriteria sub-mikroskopik reaksi kimia
melibatkan pemutusan ikatan kimia antar dua atom yang berikatan berbasis kekeuatan
gaya tarik Coulomb cukup menjamin pada hadirnya rumusan masalah tentang energi
iktan (v) dan bahkan terus berlanjut pada masalah perubahan entalpi dalam reaksi
kimia (rumusan masalah (vi). Informasi awal tentang penambahan jenus gerakan pada
partikel dalam perubahan fase padat menjadi caiir dan fase cair menjadi gas berhasil
mengungkap rasional hubungan peningkatan derajat kebebasan dengan peningkatan
entropi zat tersebut (rumusan maslah vii). Demikian juga informasi awal tentang
contoh reaksi dapat terjadi sendiri dan sebaliknnya juga ada reaksi yang harus
dibantu dari luar agar reaksi terjadi sampai selesai dan rujukan terhadap keberhasilan
eksperimen (data primer) penentuan dH atau kalor reaksi pada tekanan tetap
sebelumnya beserta contoh air diluar freezer tidak spontan menjadi es (pada), namaun
di dalam freezer perubahan air menjadi es terjadi spontan yang dikaitkan dengan
inkonsistensi tanda DH terhadap spontanitas reaksi kuat mengarahkan pada rumusan
masalah (viii). Pengamatan awal untuk menemukan sejumlah informasi kunci di awal
demikian (latar belakang) sangat penting untuk mengarahkan munculnya atau
timbulnya aktifitas langakah menanya investigatifif (M2), melakukan pengumpulan
data yang diawali dengan perumusan hipotesisis yang akan dirancang pembuktiannya
dengan data yang dapat dikumpulkan (M3). Tanpa kegiatan M1 – M3 yang efektif,
kegiatan mengasosiasi tidak bisa diharafkan berkualitas. Tanpa kehadiaran tahapan
kegiatan rasional M1 – M4, kesimpiulan didapat cendrung dari penerima (menghafal),
entah diberi oleh dosen atau menjiplak dari sumber bacaan.
Modul kuliah saintifik terstruktur demikian, tentu hanya perlu di awal jika
belum terbiasa (terampil) dengan belajar dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya
secara berangsur-angsur, mahasiswa harus bisa menyusun segera materi
penjastifikasi (rasional) terhadap kegiatan belajar 5M yang baru saja dilakukannya.
Untuk menguatkan munculnya tantangan/rangsangan belajar dengan pendekatan
saintifik, ada empat jenis pengetahuan yang terkait dan harus dirajut dalam belajar
dengan pendekatan saitifik untuk setiap rumusan masalah investigatif atau hipotesisis
menuju tujuan penemuanpengetahuan (konsesepsi) ilmiah yang disasar. Sebuah
contoh keterkaitan kemempat jenis pengetahuan dalam membangun suatu konsepsi
ilmiah (terutama dalam bentuk rumusan pengetahuan konseptual sebab-akibat) untuk
rumusan hipotesis (v) diberikan pada tabel berikut.

Hipo- Pengetahuan Prosedur (p. Variabel Variabel Variabel Pengetahuan Metakog-


tesis faktual Prosedural) bebas terikat kontrol prasyarat nitif
nomor
(VB) (VT) (VK)
(v) 


TUGAS:
Tugas kelompok: rangkuman kegiatan 5M saintifuik induktif (dikumpul bersamaan
dengan isian LKM sebagai tugas kelomppk pasca-kuliah)
Rangkuman kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik 5M untuk siklus IIa sebagai
berikut (deskripsi ringkas tujuan, kegiatan 5M untuk mencapainya, hasil kegiatan,
dan rasioanal/kesesuaian temuan dengan kajian pustaka).
--------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, dan metakognitif yang terkait
dari konstruksi konsepsi ilmiah (= pengetahuan konseptual sebab-akibat) serta
konsistensi variabel-variabel pembuktian hiptesis disajikan dalam tabel berikut.
Hipo- Pengetahuan Prosedur (p. Variabel Variabel Variabel Pengetahuan Metakog-
tesis faktual Prosedural) bebas terikat kontrol prasyarat nitif
nomor
(VB) (VT) (VK)
(ix) 

(x) 

… 

Tugas perorangan: pemahaman dan pengayaan konsepsi ilmiah yang disasar.


Kerjakan soal-soal pada link drive (….) berikut yang dibuka untuk dikerjakan
(langsung unggah) pada hari ketiga (hari Kemis) pukul 20.00 – 21.00 bersamaan
dengan unggah terakhir tugas pasca-kuliah untuk modul ini.
Referen
1. Silberberg, M.S. (2003). Chemistry The Molecular nature of Matter and Change. Third
Edition. New York : McGraw-Hill Higher Education.
2. Brady, J.E., (1990). General Chemistry: Principle and Structure. New York: John Wiley
& Son.
3. Chand, R., (2002). Chemistry. Seventh Edition, Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.
4. Internet resources lainnya untuk kajian termokimia dan bagian-bagianya seperti
kalorimeter, termokimia, perubahan entalpi reaksi, energy ikatan, entropi, spotanitas
reaksi kimia umum dan khusus redoks yang sangat berkembang untuk elektrokimia,
hokum Hess, dan siklus Born-Haber.

KITA PASTI BISA DAN SUKSES.

Anda mungkin juga menyukai