saat ini. Kemudahan dalam mempelajari sejarah adalah melalui buku dan tempat-temoat
bersejarah. Salah satunya adalah dengan wisata kota tua. Wisata kota tua memiliki suasana
tempo dulu yang dapat dilihat dari bangunan-bangunan kolonial maupun bangunan bernuansa
kerajaan. Perkembangan zaman membuat kita perlu mengembangkan potensi melalui ciri khas
yang ada pada setiap kota tua. Apabila wisata kota tua ini dapat dikelola dengan baik, maka akan
menjadi sumber perekonomian masyarakat setempat. Selain dari segi bangunan, daya Tarik kota
tua itu sendiri adalah melalui makanan khasnya dan nilai sejarah yang terjadi di tempat tersebut.
Segi Keunikan: nilai sejarah yang terkandung di dalamnya mempengaruhi daya Tarik
wisatawan. Nilai sejarah dapat kita lihat melalui aspek perjuangan, sosial budaya, dan
arsitektural
Segi Budaya: kota tua dapat dijadikan sebagai icon atau landmark dari sebuah kota yang
saat ini memiliki daya Tarik tersendiri karena desain dan nilai estetika yang tinggi. Hal
ini tentunya menarik bagi kaum milenial sehingga sering kali dijadikan sebagai spot foto.
Segi perekonomian: sebagai tempat wisata, hal ini akan berdampak baik bagi
perekonomian masyarakat sekitar apabila terdapat pengunjung yang berkunjung. Maka
dari itu, kita perlu merawatnya dengan baik.
Pada jalan dan gang sempit yang terletak di Kota Gede menyirikan pad akebudayaan
mataram pada abad ke 16 masehi. Bentuk rumah yang besar dengan dikelilingi tembok yang
tebal dan tinggi menjadi ciri bangunan peninggalan pada masa kerajaan Mataram Islam.
Kota Gede merupakan pemukiman penduduk yang memiliki usaha kerajinan perak. Mungkin
tak banyak yang mengetahui bahwa kerajinan perak Kota Gede Yogyakarta sudah
berkembang sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Mulanya, kerajinan perak khas
Yogyakarta ini hanya membuat pesanan untuk keraton Yogyakarta saja. Namun, istri
Gubernur Belanda pada masa itu, Mary Agnes mencoba mengembangkan industri kerajinan
ini.