Anda di halaman 1dari 6

POSTER FINAL & PENJELASAN

BLOK POS KESEHATAN PESANTREN

Mentor : dr. Nur Meity, M.Med.Ed

Disusun Oleh :

Luthfiyah Nahda Ahmad


18777001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Skabies adalah infeksi kulit oleh Sarcoptes scabiei. Bentuk lesi awal
dapat berupa papul eritematosa dan vesikel miliar. Sarkoptes melakukan
kegiatan di malam hari, menggali kulit dan membentuk terowongan (kunikula),
melakukan kopulasi, dan meletakkan telumya. Skabies merupakan
penyakit kulit menular yang masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Skabies disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes Scabie
yang mudah menular dari hewan kepada manusia.
Prevalensi cenderung lebih tinggi di negara-negara tropis dan
daerah perkotaan terutama di daerah yang padat penduduk. Skabies
dapat terjadi di semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-
anak mengalami prevalensi lebih tinggi. Pada musim dingin, prevalensi
cenderung lebih meningkat dibandingkan pada musim panas. Kejadian
kasus endemi skabies pada umumnya terjadi di area dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi, dikarenakan penyakit ini mudah menular
dengan cepat dan dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan.
Pondok pesantren merupakan tempat yang memiliki resiko tinggi
dalam penularan skabies yakni pondok pesantren. Salah satu faktor yang
berperan dalam kejadian skabies di pondok pesantren adalah pengetahuan
akan penyakit skabies itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal
itu terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu.
Pengetahuan akan skabies merupakan hal penting yang dapat
mempengaruhi kejadian skabies karena pengetahuan akan membentuk
tindakan seseorang dalam menyikapi penyakit tersebut. Akibat pengetahuan
yang kurang, santri menjadi kurang dalam menjaga kebersihan diri dan
bersikap kurang baik sehingga skabies akan lebih mudah menular,
sedangkan santri yang memiliki pengetahuan yang baik akan lebih berhati-
hati dalam bertindak guna mencegah suatu penyakit seperti skabies
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuannya agar santri dan santriwati serta tenaga pendidik yang
mendengarkan atau membaca dapat mengetahui dan mencegah terjadinya
scabies dengan selalu menjaga kebersihan
C. Manfaat
Manfaatnya agar santri-santriwati serta tenaga pendidik dapat menerapkan
sanitasi lingkungan yang bersih dan Personal Hygiene.
Penjelasan Isi Poster

Judul : ABIS (Ayo Basmi Skabies)


Poin-poin di Poster :
1. Mandi 2x sehari menggunakan sabun : Perilaku mandi merupkan upaya untuk
membersihkan diri dari kotoran setelah berkegiatan. Mandi yang baik itu adalah
mandi minimal 2 kali sehari, menggunakan air bersih, menggunakan sabun serta
tidak bertukar pakai sabun atau alat mandi, mengelap dengan handuk setelah
mandi.
2. Mencuci Pakaian,sprei dan menjemur : Perilaku mencuci yaitu salah satu
kegiatan yang berkaitan dengan perilaku personal hegiene yang dapat di artikan
kegiatan mencuci barang barang yang kita pakai sehari hari dan yang memiliki
sifat kontak langsung dengan kita seperti handuk, selimut ,sprei, sarung bantal,
pakaian dan lain lain. perilaku mencuci yang baik adalah mencuci pakaian atau
barang yang kita pakai dengan sabun, menggunakan air bersih, memiliki
frekuansi yang benar sesuai kebutuhan jika pakaian setelah di pakai.
3. Tidak menggunakan barang pribadi secara bersamaan : Penggunaan alat
pribadi bersama-sama merupakan salah satu faktor risiko skabies. Kebiasaan
tukar menukar barang pribadi seperti sabun, handuk, selimut, sarung dan
pakaian bahkan pakaian dalam merupakan perilaku santri sehari-hari. Pakaian
yang dipinjam bukan saja pakaian yang bersih namun juga pakaian yang telah
dipakai dan belum dicuci. Tungau dewasa dapat keluar dari stratum korneum,
melekat di pakaian dan dapat hidup di luar tubuh manusia sekitar tiga hari; masa
tersebut cukup untuk menularkan skabies. Oleh karena itu, santri tidak boleh
saling meminjam pakaian dan peralatan shalat terutama pakaian yang telah
digunakan dan belum dicuci
4. Membersihkan tempat tidur : Tempat tidur merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas tidur. Agar kasur tetap bersih dan terhindar dari kuman
penyakit maka perlu menjemur kasur 1x seminggu karena tanpa disadari kasur
akan menjadi lembab hal ini dikarenakan seringnya berbaring dan suhu kamar
yang berubah-rubah. Kuman penyebab penyakit kulit paling senang hidup dan
berkembang biak di perlengkapan tidur. Dengan menjemur kasur sekali
seminggu dan mengganti sprei sekali seminggu ini bisa mengurang.
5. Menggunakan krim anti tungau :
6. Menghindari kontak dengan orang-orang yang dicuragai terinfeksi :
Menghindari kontak dengan orang yang didiagnosis atau terkena skabies pun
dapat menurunkan angka penularan
.
Sumber :
1. Nanda M. Faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis pada santri di pesantren modern
al muksimin tanjong morawa kabupaten deli Serdang tahun 2014. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/download/1018/811
2. Samosir K, Sitanggang HD, Yusuf MF. Hubungan Personal Hygienedengan
Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Madani Unggulan, Kabupaten Bintan.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020.
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/view/499/423
3. https://journals.unihaz.ac.id/index.php/abdihaz/article/download/1768/986
4. Buku Ilmu Penyakit kulit dan kelamin

Anda mungkin juga menyukai