Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Disusun Oleh :
Rifka Najmi Sadiah
19613160
Farmasi C

Laboratorium Farmasi Praktikum 1


Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2022
LAPORAN SEMENTARA
P2: Perencanaan, Pengadaan, dan Penerimaan

A. DASAR TEORI (Jawablah pertanyaan di GC)


Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien. Bahan medis habis pakai (BMHP) adalah alat kesehatan
yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus,
dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mencegah, mendiagnosis suatu penyakit atau kondisi seseorang.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan Obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan
yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi
dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersediaMetode pengadaan
yaitu :
a. Pembelian
Untuk Rumah Sakit pemerintah pembelian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa
yang berlaku.
b. Produksi sediaan farmasi
Sediaan yang dibuat di rumah sakit/fasilitas kesehatan harus memenuhi persyaratan
mutu dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit
tersebut.
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
Instalasi Farmasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap penerimaan dan
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sumbangan/dropping/ hibah. Seluruh kegiatan penerimaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan cara sumbangan/dropping/hibah
harus disertai dokumen administrasi yang lengkap dan jelas.
Syarat pengadaan obat prekursor dan narkotika yaitu harus berdasarkan surat
pesanan dengan format khusus sesuai peraturan perundang-undangan secara
elektronik maupun manual, surat pesanan sebagaimana dimaksud hanya dapat
berlaku untuuk masing-masing narkotika, psikotropika, atau precursor farmasi, surat
pesanan narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 jenis Narkotika, dan surat pesanan
psikotropika atau prekursor farmasi dapat digunakan untuk 1 atau beberpa jenis
psikortropika atau prekursor farmasi.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok :
a. Reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan operasionalnya.
b. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan.
c. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya
tersedia dalam jumlah terbatas.
d. Harga yang tidak wajar.
Hal-hal yang harus dilakukan saat melakukan penerimaan obat yaitu wajib
melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi,
bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh
Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi
syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa
minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima disesuaikan dengan periode
pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
B. PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM
1. Perencanaan

Diberikan data morbiditas penyakit, data penggunaan obat pada periode


sebelumnya dan data pendukung lain yang dibutuhkan dalam perencanaan
kebutuhan obat.

Melakukan perencanaan obat dengan metode konsumsi dengan anggaran


dan periode pengadaan yang telah ditetapkan.

Melakukan skala prioritas dalam perencanaan obat.

2. Pengadaan

Diberikan data perencanaan dan data pendukung lain yang dibutuhkan


dalam menentukan jumlah dan waktu pengadaan obat yang efektif dan
efisien.

Melakukan pengadaan obat dengan metode yang sesuai dengan dengan


peraturan perundang-undangan.

Memilih PBF dan membuat surat pesanan obat regular, psikotropika, dan
precursor.

3. Penerimaan

Diberikan beberapa obat dan alkes yang baru datang dari PBF disertai
faktur pembelian atau LPLPO.

Melakukan penerimaan obat dengan melengkapi ceklist penerimaan.

Melakukan prioritas penerimaan obat yang perlu penanganan cold chain.


C. REFERENSI
BPOM. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun
2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik, Jakarta.
Republik Indonesia, 2016, Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai