Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM ENERGI TERBARUKAN

Kelompok : …………
Kelas : ……………….

Disusun Oleh :

Antonio Bandoraz : NPM 17.62.0017


Ricardus Bei Wego : NPM 17.62.0125
John Wick Al Qathyri : NPM 17.62.0125

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI TERBARUKAN

Dosen pengampu Praktikum Energi Terbarukan dengan ini menyatakan bahwa :

Kelompok :
Kelas :

Antonio Bandoraz : NPM 17.62.0017


Ricardus Bei Wego : NPM 17.62.0125
John Wick Al Qathyri : NPM 17.62.0125

1. Telah melaksanakan praktikum energi Terbarukan dan melakukan perbaikan-


perbaikan yang disarankan oleh Dosen pengampu/Asisten Praktikum.
2. Telah menyelesaikan Laporan lengkap Praktikum Energi Terbarukan yang disetujui
oleh dosen pengampu.

Catatan Tambahan:

Banjarmasin, ....................................

Dosen Pengampu Kalab. Teknik Mesin

Sobar Ihsan, ST.,MT Mujiburrahman, ST,.MT


NIK. 06.1508.785 NIK. 06.1611.967

Mengetahui,
Kaprodi. Teknik Mesin

Muhammad Firman, ST,.MT


NIP. 197202226.200501.1.003
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktikum
1.3. Manfaat Praktikum

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Mesin Konversi Energi Air
2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Air
3.3. Klasifikasi Turbin Air
3.4. Pemilihan Jenis Turbin

BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM


3.1. Tempat dan Waktu Praktikum
3.1.1. Tempat Praktikum
3.1.2. Waktu Praktikum
3.2. Spesifikasi Alat
3.2.1. Gambar Desain Alat
3.3. Metode Pengujian
3.3.1. Peralatan Dan Bahan
3.3.2. Prosedur Percobaan
3.4. Skema Percobaan
3.4.1. Langkah – langkah percobaan

BAB IV HASIL PRAKTIKUM


4.1. Hasil Percobaan
4.1.1. Tabel hasil perhitungan
4.1.2. Tabel hasil pengujian
4.2. Analisis Data
4.2.1. Grafik hasil perhitungan
4.2.2. Grafik hasil pengujian

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

IV BAB LAMPIRAN DATA PRAKTIKUM


Dukumentasi Kegiatan Praktikum
Lembar Bimbingan Laporan
Dan Pengesahan Praktikum
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengujian Turbin Air


Praktikan sangat membantu dalam mendapatkan gambaran yang nyata
tentang alat/mesin yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan demikian
dalam praktikum turbin air, mahasiswa (praktikan) selain dapat melihat proses
kerja yang sesungguhnya, mereka juga akan mendapatkan ingatan yang tidak
mudah hilang tentang turbin air. Khususnya tipe pelton dimana cara
kerjanya merupakan salah satu hal yang harus dikuasai. Untuk itu dalam
praktikum ini, praktikan diharapkan aktif dan menguasai terlebih dahulu
dasar - dasar praktikum yang akan dilakukan. Peran praktikan juga sangat
penting dalam hal ide atau saran baik berbentuk lisan maupun tulisan jika
menemukan adanya keganjilan atau ketidaksempurnaan demi kemajuan bersama.
1.2. Tujuan Praktikum
Yang menjadi tujuan dalam peraktikum pengujian turbin ini adalah
sebagai berikut :
1. Memahami dan mempelajari pengaruh ketinggian terhadap unjuk kerja
turbin pelton
2. Memahami dan mempelajari pengaruh bukaan katup terhadap unjuk kerja
turbin pelton
1.3. Manfaat Praktikum
Yang menjadi manfaat dalam peraktikum pengujian turbin ini adalah
sebagai berikut :
1. Mahasiswa berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya energi terbarukan.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja turbin pelton dan cara
pengaplikasiannya.
3. Mahasiswa mampu mendorong pengembangan potensi energi terbarukan
untuk daerah – daerah yang memiliki potensi air sebagai pembangkit
listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin Konversi Energi Air


Mesin-mesin fluida adalah mesin-mesin yang dapat mengubah energi
mekanis menjadi energi fluida kerja atau sebaliknya. Secara umum mesin-mesin
fluida dapat diklarifikasikan atas dua bagian yaitu, Mesin-mesin kerja, yaitu mesin
fluida yang menghasilkan kerja dan dapat mengubah energi mekanis poros
menjadi energi fluida, contoh mesin ini adalah pompa, kompresor, blower dan fan.
Sedangkan mesin-mesin tenaga, yaitu mesin fluida yang menghasilkan tenaga dan
dapat mengubah energi fluida menjadi energi mekanis poros, contoh mesin ini
adalah turbin air, kincir air, kincir angin dan lain-lain.
2.1.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Turbin air adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi
mengkonversikan atau mengubah bentuk energi potensial (head) yang
dimiliki air ke bentuk energi mekanik pada poros turbin. Energi potensial
yang tersimpan pada fluida yang diam pada ketinggian tertentu dapat
menjadi energi kinetik pada waktu air masuk ke guide vane, sebagian dari
energi jatuh atau tinggi jatuh (head) yang telah bekerja di dalam guide vane
(GV) diubah menjadi kecepatan arus masuk (energi kinetik). Energi yang
berbentuk tersebut nantinya digunakan untuk memutar turbin dari turbin memutar
poros yang dihubungkan ke generator.
2.1.2. Klasifikasi Turbin Air
Turbin air merupakan salah satu jenis mesin fluida dari kelompok mesin
tenaga yang berfungsi mengubah energi fluida menjadi energi mekanis, dimana
air sebagai fluida kerjanya. Secara umum turbin air dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal yaitu :
1. Berdasarkan perubahan tekanan fluidanya.
2. Berdasarkan ketinggian air jatuh.
3. Berdasarkan kecepatan spesifik.
4. Berdasarkan arah aliran fluida.
Turbin air mengubah atau mengkonversi energi kinetik air menjadi energi
mekanis. Energi mekanis dikonversi dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi kinetik air
menjadi energi mekanis (momentum fluida kerjanya), turbin air dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu turbin implus dan turbin reaksi masing-masing dapat
diaplikasikan untuk air yang mengalir pada head tertentu gambar di bawah ini
merupakan klasifikasi berbagai jenis turbin air yang digunakan dalam pembangkit
listrik tenaga air (PLTMH). (Elbatran, et al. 2015).
Gambar 2.1 Klasifikasi Turbin Mikro hidro
Sumber : (Elbatran, et al. 2015)

Sedangkan untuk aplikasi atau pemilihan dari berbagai jenis turbin air
sebagai pembangkit listrik dapat menggunakan klasifikasi head seperti tabel
berikut ini.
Tabel 2.1 Aplikasi Turbin Mikro hidro Dengan Klasifikasi Head

Sumber : (Elbatran, et al. 2015)

2.1.3. Klasifikasi Berdasarkan Tinggi Air Jatuh


Pemakaian turbin untuk setiap ketinggian air jatuh. Pada tabel 2.1
diperlihatkan jenis- jenis turbin yang digunakan berdasarkan ketinggian jatuh air.
Sumber : MM, Dandekar, K. N. Sharma, “Pembangkit Listrik Tenaga Air hal.394.

Tabel 2.1. Klasifikasi Turbin Berdasarkan Ketinggian Air Jatuh


1.1.3. Klasifikasi Berdasarkan Kecepatan Spesifiknya
Kecepatan spesifik adalah kecepatan turbin model ( turbin dengan bentuk
yang sama namun berbeda skala ) yang beroperasi pada satu satuan ketinggian air
jatuh dan menghasilkan daya output ( keluaran ) sebesar satu satuan daya.
Penggolongan turbin air berdasarkan kecepatan spesiiknya dapat dibagi dalam
tiga bagian. Pada tabel 2.2 dapat dilihat jenis turbin berdasarkan kecepatan
spesifiknya. Sumber : MM, Dandekar, K. N. Sharma, “Pembangkit Listrik Tenaga
Air hal.398.
Tabel 2.2 Klasifikasi berdasarkan kecepatan spesifik

1.1.4. Klasifikasi Berdasarkan Arah Aliran Fluida


Berdasarkan arah aliran fluida maka turbin air dapat diklasifikasikan atas
empat bagian. Pada tabel 2.3 dapat dilihat klasifikasi turbin air berdasarkan arah
aliran fluida. Sumber : MM, Dandekar, K. N. Sharma, “Pembangkit Listrik
Tenaga Air hal.396.
Tabel 2.3. Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan Arah Aliran

2.1.4. Perbandingan Karakteristik Turbin


Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) dan
flow(m /s) di bawah ini.
3
Gambar 2.2. Grafik Aplikasi Turbin
(Sumber: Water turbine chart; 2012)

Pada gambar 2.2 turbin francis mempunyai karakteristik yang berbeda


dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang rendah
atau beroperasi pada head yang tinggi. Turbin Pelton adalah turbin yang
beroperasi pada head tinggi dengan debit yang rendah. Sedangkan untuk turbin
Cross-flow dapat beroperasi pada head rendah dengan kapasitas aliran yang
rendah pula. Secara umum pemilihan turbin didasarkan pada head air yang
didapatkan dan kurang lebih pada rata-rata debitnya. Umumnya, turbin impuls
digunakan untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk
tempat dengan head rendah.

2.1.5. Turbin Pelton


Turbin pelton adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik
air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh air
menjadi energi mekanik berupa putaran pada poros turbin tersebut. Dan
perputaran poros dari poros tersebut bisa digunakan untuk memutar generator
listrik yang kemudian bisa menghasilkan energi listrik. Pada roda turbin terdapat
sudu dan fluida kerja mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut.
Gambar 2.2 : Nosel
(Sumber : www.directindustry.com)

Komponen -komponen turbin yang penting adalah sebagai berikut :


1. Nosel (Nozzle) : Berfungsi untuk mengarahkan aliran masuk ke sudu,
biasanya dapat diatur untuk mengontrol kapasitas aliran yang masuk
turbin.
2. Runner : Bagian pada runner ini terdiri dari beberapa jumlah sudu dan
piringan. Pada bagian ini terjadi peralihan energi potensial air yang
menumbuk sudu yang terikat pada runner dan merubah energi tersebut
menjadi energi mekanik
3. Poros turbin : Pada bagian runner turbin terdapat poros turbin yang
ditumpu dengan bantalan radial dan bantalan axial.
4. Rumah turbin : Fungsi dari rumah turbin ini adalah sebagai tempat utama
turbin dan membatasi pergerakan air agar lebih terarah.
5. Generator : Alat ini berfungsi merubah energi mekanik dari poros turbin
menjadi energy listrik.
6. Sistem Perpipaan : mengalirkan air dari reservoir ke saluran luar menuju
rumah Turbin dan dari rumah turbin ke pembuangan atau output.
2.1.6. Nozel
Nozel memiliki peran penting dalam meningkatkan kecepatan aliran
menumbuk sudu dan memutar turbin. Dimensi nosel dipengaruhi oleh debit fluida
dan head dari fluida tersebut.sedangkan nosel itu sendiri mempengaruhi dimensi
dari sudu.

Gambar 2.2. Nosel


(Sumber : www.directindustry.com)
Nosel mempunyai beberapa fungsi meningkatkan daya turbin,
mengarahkan pancaran air ke sudu turbin, mengubah tekanan menjadi energi
kinetik, dan mengatur kapasitas air yang masuk turbin.
2.1.7. Sudu atau Bucket
Bucket pelton atau biasa disebut sudu, bentuknya seperti mangkuk yang
dibelah dua. Sudu yang terbelah ini berfungsi sebagai pembagi pancaran menjadi
dua bagian dan mengarahkan air sisa semprotan dari nosel untuk terbuang
kesamping atau tidak menyebar sehingga mengganggu kerja sudu lainnya. Gaya
pada bucket ini berasal dari pancaran air yang keluar dari nosel, yang dibalikan
setelah membentur sudu, arah aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum, gaya inilah yang disebut gaya impuls.

Gambar 2.3. Sudu atau bucket Pelton


Sumber : (Seith & Modi,1991)

Geometri sudu turbin pelton yang meliputi lebar sudu (B), kedalaman sudu
(C), lebar bukaan sudu (M), panjang sudu (L), dan jarak pusat pancaran jet ke
ujung sudu (l) secara empiris (Seith & Modi,1991).

Tabel 2.1. Perbandingan Geometri Sudu Dengan Nozel


Diameter sudu (D) Diameter nozel (dn)
Lebar sudu (B) 4 sd 5 (dn)
Kedalaman sudu (c) 0,81 sd 1,05 (dn)
Lebar celah sudu (M) 1,1 sd 1,25 (dn)
Panjang sudu (L) 2,4 sd 3,2 (dn)
Jarak pusat pancaran air ke ujung sudu 1,2 sd 1,9 (dn)
Sudut pancaran air masuk sudu (1) 50 sd 80 (dn)
Sudut pancaran air keluar sudu (sudut 1600 sd 1700 (dn)
pantul) (2)
Gambar 2.4. Dimensi sudu
Sumber : (Seith & Modi,1991)

Secara umum rumus persamaan untuk menghitung besarnya kecepatan


aliran air dapat digunakan persamaan berikut [Munson et al. 2013].
s
v .................................................................................................. (2.1)
t
Di mana :
v = Kecepatan aliran air (m/s)
s = Panjang jarak lintasan (m)
t = waktu (detik)
Sedangkan rumus persamaan untuk menghitung luas ujung saluran nosel
yang menumbuk sudu turbin adalah :
1
A . .d 2 ....................................................................................... (2.2)
4
Di mana :
π = 3,14
d2 = jari – jari diameter nozel (m2)
Menurut persamaan kontinuitas debit air yang mengalir dalam pipa
bertekanan dapat ditentukan dengan persamaan berikut [Munson et al. 2013].
Q = v. A ............................................................................................ (2.3)
Di mana :

Q = Debit air (m3/s)


v = Kecepatan aliran air (m/s)
A = Luas penampang aliran (m2)
Untuk mengetahui karakteristik aliran air dalam pipa atau bilangan
Reynold dapat digunakan persamaan berikut (Munson et al. 2013).
.v.d
Re ....................................................................................... (2.4)

Di mana :
Re = Bilangan Reynold
= Massa jenis air, 1000 (kg/m3)
v = Kecepatan aliran air (m/s)
d = Diameter dalam pipa (m2)
= viskositas kinetik fluida = 0,801.10-6 m2 /det (konstanta).
Adapun perhitungan besarnya daya potensial air yang digunakan yaitu
dengan persamaan berikut (Mockmore, and Merryfield, 1949, Rajab Yassen,
2014).
P = g Q H t ............................................................................... (2.5)
Di mana :
P = Daya turbin (W)
= Massa jenis air (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi (m/s2)
Q = Debit aliran air (m3/s)
He = Tinggi jatuh air efektif (m)
t = Effisiensi turbin (berkisar antara 84% - 94%).

Untuk turbin pelton harga efisiensi berkisar antara 94 %. (Arismunandar,


W, 1982).
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan
PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 2 - 15 m, yang dapat dikategorikan pada
head rendah dan medium. Boyle, Renewable Energy, Oxford University, 2003.

Gambar 2.5. Kecepatan Spesifik Turbin


Sumber : Boyle, Renewable Energy, Oxford University, 2003

Perhitungan kecepatan spesifik turbin dapat dihitung menggunakan


persamaan berikut (Arismunandar, W. 2004).

P
Ns n 5/4 ……………………....…………......….………. (2.6)
H
Di mana :
Ns = kecepatan spesifik turbin (rpm)
n = putaran turbin (rpm)
H = tinggi jatuh air, head (m)
Menghitung kecepatan mutlak sisi masuk di rumuskan sebagai berikut :
c1 2.g.H
……………………....…………...….……........…. (2.7)
Di mana :
c1 = kecepatan mutlak sisi masuk
g = kecepatan gravitasi 9,81(m/s2)
H = tinggi aliran jatuh (meter)
Sedangkan menghitung kecepatan mutlak sisi keluar di rumuskan sebagai
berikut : (Gusriwandi, 2014).
c2 0,528.c1 ……………………....…………...….……........…. (2.8)
Di mana :
c1 = kecepatan mutlak sisi masuk (m/s)
Menghitung kecepatan keliling runner di rumuskan sebagai berikut :
.D 0 .n
u1 ……………………....…………...….………........... (2.9)
60
Di mana :
u1 = kecepatan keliling runner sisi masuk
D0 = diameter luar runner (m)
Ns = putaran spesifik turbin (rpm)
Sedangkan menghitung kecepatan keliling runner sisi keluar menggunakan
persamaan berikut : (Gusriwandi, 2014).
D1
u u ……………………....…………...….…….............. (2.10)
2 D0
Di mana :
D0 = diameter luar runner (m)
D1 = diameter dalam runner (m)
Menghitung kecepatan relatif arah masuk menggunakan persamaan
sebagai berikut : (Gusriwandi, 2014).
w1 0,555.c1 ……………………....…………...….………....... (2.11)
Di mana :
c1 = kecepatan mutlak sisi masuk
Sedangkan perhitungan Kecepatan relatif sisi keluar menggunakan
persamaan sebagai berikut :
w2 0, 785.u1 ……………....……....…………...….………...... (2.12)
Di mana :
u1 = kecepatan keliling runner sisi masuk
Menghitung sudut kecepatan mutlak sisi masuk menggunakan persamaan
sebagai berikut : (Gusriwandi, 2014).
u
ArcCos 2 1
......…..…………....…………...….………. (2.13)
1 u2
Di mana :
u1 = kecepatan keliling runner sisi masuk
u2 = kecepatan keliling runner sisi keluar
Sedangkan perhitungan sudut kecepatan mutlak sisi keluar menggunakan
persamaan sebagai berikut :
w
ArcTan 2 1
…………………....…………...….………. (2.14)
2 u1
Di mana :
w1= kecepatan relatif arah sisi masuk
u1 = kecepatan keliling runner arah masuk
Menghitung sudut sudu kecepatan relatif sisi masuk menggunakan
persamaan sebagai berikut : (Gusriwandi, 2014).
1 ArcTan (2.Tan 1 ) ...……………....…………...….………. (2.15)

Di mana :
1= sudut kecepatan mutlak sisi masuk
Sedangkan sudut sudu kecepatan arah sisi masuk
Menghitung jari- jari kemiringan sudu menggunakan persamaan sebagai
berikut : (Gusriwandi, 2014).
rs 0,326.r1 ……………………....…………...….………........ (2.16)
Di mana :
r1= jari – jari diameter luar runner
Menghitung daya generator turbin yang dihasilkan menggunakan
persamaan berikut :
Pg V.I …………………….....…………...….………........ (2.17)

Di mana :
Pg = Daya generator turbin (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum bertempat di Laboraturium Teknik Mesin Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari. Waktu praktimum di laksanakan pada
bulan April 2019. Sedangkan objek yang di amati dalam praktikum merupakan
turbin air jenis pelton, dengan variabel percobaan menekankan pada pengaruh
tinggi air jatuh (H), Bukaan katup (%)), dan Pembebanan lampu (W) terhadap
parameter percobaan yang menekankan pada hasil pengukuran pressure tekanan
(Pa), putaran poros generator (rpm), dan daya generator (W).
3.1.1. Spesifikasi Turbin Pelton
Tabel 3.1. Spesifikasi Turbin Pelton
No Dimensi Turbin Simbol Satuan
1 Diameter runner = 0,030 D m
2 Tebal runner = 0,03 Tr m
3 Diameter sudu = 0,05 ds mm
4 Tebal sudu = 0,2 Ts mm
5 Kedalaman sudu = 0,30 C mm
6 Jumlah sudu = 15 Z buah
7 Diameter nozel = 100 x 15 dn mm
8 Jumlah nozel = 1 zn buah
10 Diameter pipa aliran ¾ Dp in
11 Tinggi pipa aliran = 2 H m
12 Meterial sudu = aluminium - -

3.1.2. Gambar Desain Alat


Gambar 3.1. Desain Alat Uji Turbin Pelton

3.1.3. Parameter Pengujian dan Variabel Yang Di Ukur


Yang menjadi parameter perobaan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2. Parameter Percobaan
No Parameter yang diukur
1 Pressure Tekanan (Pa)
2 Putaran generator (rpm)
3 Daya (Watt)

Sedangkan yang menjadi variabel perobaan dalam praktikum ini adalah


sebagai berikut :
Tabel 3.3. Variabel Percobaan
No Variabel yang di amati
1 Tinggi Jatuh Air, H (m)
2 Bukaan Katup (%)
3 Pembebanan (W)

3.2. Peralatan dan Bahan


1. Runner
Bahan runner menggunakan besi plat dengan
diameter 400 mm, dan tebal 3 mm. Sebagai
dudukan untuk memutar sudu.

Gambar 3.2. Runner


2. Sudu
Menggunakan bahan aluminium, dimensi 100 x
100 mm, kedalaman 30 mm, dan tebal 2 mm.
Berfungsi sebagai alat konversi energi air
melalui pancaran jet.
Gambar 3.3. Sudu
3. Nozel
Berfungsi untuk meningkatkan semprotan
aliran fluida yang mengalir melalui pipa aliran
menuju sudu.

Gambar 3.4. Nozel aliran


4. Bak Penampungan
Di gunakan sebagai tempat menampung air dan
mensirkulasikan aliran air dari pompa menuju
sudu turbin.

Gambar 3.5. Bak Penampungan


5. Alternator
Menggunakan Alternator (dinamo ampere)
genuine mitsubishi eterna. Yang sudah
dimodifikasi agar mampu menghasilkan arus
dan tegangan pada rpm, dalam menghasilkan
energi listrik. Gambar 3.6. Alternator
6. Poros Bantalan
Menggunakan bahan baja ST37, dengan
diamter 25 mm, panjang 400 mm, berfungsi
untuk mentransmisikan putaran, dari turbin ke
generator.
Gambar 3.7. Poros
7. Pompa
Shimizu Pompa Air Auto PS-135 E, dengan
kapasitas 30 m3/jam berfungsi untuk
memindahkan air melalui pipa sebagai sumber
tenaga air.
Gambar 3.8. Shimizu Pompa
8. Tachometer
Jenis SDFC High Quality Digital Laser
Tachometer RPM Meter Non-Contact,
digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi
putaran poros turbin dalam pengujian.
Gambar 3.9. Digital Tachometer
9. Stopwatch
Digital Stopwach alat yang digunakan untuk
mengukur lamanya waktu yang diperlukan
mengukur kecepatan aliran air keluar nozel.

Gambar 3.10. Digital Stopwach


10.Multitester
Digunakan untuk mengukur arus dan tegangan
yang dihasilkan dari generator saat pengujian.

Gambar 3.11. Multitester

3.2.1. Langkah Percobaan

1. Pastikan semua instrumen peralatan pengujian dan pengukuran bekerja


dengan baik.
2. Siapkan buku dan pulpen untuk mencatat setiap pengukuran hasil
pengujian.
3. Langkah selanjutnya melakukan pengujian turbin
4. Mengukur kecepatan pancaran nozel.
5. Mengukur tekanan aliran pada nozel.
6. Mengukur putaran poros turbin menggunakan tachometer.
7. Mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan saat generator pengujian
menggunakan pembebanan lampu.
8. Ulangi pengujian seperti pada langkah satu sampai dengan selesai.
9. Percobaan selesai.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1. Hasil Percobaan (tulis tangan sesuai hasil pengamatan di lapangan)


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil – hasil pengujian sesuai dengan tujuan praktikum
percobaan.
5.2. Saran
Memberikan saran tindak lanjut percobaan berdasarkan analisis masalah
hasil – hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan teori – teori yang di gunakan
dalam penulisan, baik buku, jurnal, artikel, dll, yang di sadur sebagai acuan
referensi penulisan laporan. Penulisan daftar pustaka di awali (Nama, Tahun,
Judul).
LAMPIRAN PRAKTIKUM

Berisikan dokumentasi data dan poto kegiatan praktikum, pesiapan,


perakitan instrumen, dan percobaan dalam praktikum.

Anda mungkin juga menyukai