FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA TAHUN 2022 JAWABAN KASUS Perusahaan yang direncanakan untuk didirikan oleh Mr. John merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha sewa tanah dan bangunan serta jasa akomodasi. Sesuai dengan bentuk badan usaha yang akan didirikan, dan jika dilihat dari segi perpajakannya maka disarankan agar Mr. John mendirikan perusahaannya dalam bentuk CV daripada PT. Alasannya karena CV dan PT perlakuan pajaknya berbeda. Dasar perpajakan CV lebih sederhana dibandingkan PT. CV merupakan pengembangan usaha kemitraan atau perseorangan. Laba atas CV yang diterima saat akhir tahun hanya dikenai pajak satu kali saja yaitu PPh Pasal 25/29 dan atas laba yang diterima oleh pemilik CV tidak dikenai pajak dan termasuk dalam non objek pajak PPh sebagaimana telah ditetapkan di Pasal 4 ayat (3) huruf i UU Nomor 36 Tahun 2008. Penghasilan yang diterima oleh manajemen sebuah CV tidak dianggap sebuah gaji, maka tidak dimasukkan ke dalam PPh Pasal 21. Sedangkan bentuk usaha PT memisahkan kekayaan perusahaan dengan pemilik, sehingga terdapat potensi pembebanan pajak berganda ditiap pihak yang menerima penghasilan. Penghasilan yang diperoleh PT akan terkena PPh Pasal 25/29 serta bagian keuntungan atau dividen yang dibagikan ke pemilik juga dikenai pajak PPh Pasal 23 atau PPh Final Pasal 4 ayat 2, gaji manajemen juga dikenakan pajak PPh Pasal 21. Untuk perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dibuat pada perusahaan yang akan didirikan Mr. John yaitu: 1. Optimalkan Kredit Pajak yang Dapat Dikreditkan Kebanyakan wajib pajak badan masih kurang mengetahui bahwa mereka dapat mengkreditkan pajak yang dipotong asalkan tidak menyimpang dari peraturan perpajakan. Macam – macam pajak yang dikreditkan yaitu: a. PPN Faktur Pajak Masukan b. PPh Pasal 22 atas pembelian solar atau impor. c. PPh Pasal 23 atas penghasilan jasa atau sewa. d. Pajak fiskal luar negeri atas perjalanan dinas pegawai. 2. Manfaatkan Fasilitas Pengurangan Pajak yang Ada Memanfaatkan dan mengoptimalisasi fasilitas pengurangan pajak dari pemerintah dapat menghemat jumlah pajak yang disetorkan. Contohnya, saat diadakan Tax Amnesty atau pengampunan pajak. Tax amnesty bisa sangat menekan biaya pajak yang dibayarkan. Tax amnesty merupakan program pemerintah yang bertujuan membuat para pelaku bisnis meringankan biaya pajak dengan memangkas beberapa sektor perpajakan yang seharusnya dibayarkan. Namun program ini sangat jarang terjadi. Atau pada saat pandemi seperti ini, pemerintah banyak memberikan insentif perpajakan untuk perusahaan, contohnya PPh Pasal 21 yang ditanggung pemerintah untuk kriteria perusahaan tertentu, dan juga masih banyak insentif lainnya yang bisa dimanfaatkan. 3. Tax Avoidance Tax avoidance adalah penghindaran pajak dengan cara meringankan beban pajak atau menghindari pajak secara legal atau tidak melanggar peraturan perpajakan. Memanfaatkan celah yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Tax avoidance bisa dilakukan dengan cara menghindari pengenaan pajak yang bukan objek pajak. Contoh penerapan tax avoidance yaitu: a. Membentuk badan usaha baru sebagai revenue dan profit centre untuk menurunkan lapisan PPh tarif tertinggi. b. Untuk kesejahteraan karyawan, dapat mengalokasikan dana dalam bentuk natura apabila ingin memberikan tunjangan tambahan, pemberian atau hadiah. Mengingat pemberian natura pada perusahaan yang tidak terkena PPh Final bukan merupakan objek PPh Pasal 21. 4. Tax Saving Tax saving adalah upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Lewat tax saving, menjadi lebih selektif untuk mengatur objek pajak yang akan dibebankan atau mengurangi pengenaan pajaknya. Contoh penerapan tax saving yaitu: a. Pengalihan bentuk natura menjadi pendapatan karyawan yang akan memberi dampak pada penurunan PPh Badan dan dampak kenaikan pda PPh Pasal 21. b. Merekomendasikan Angka Pengenal Importir (API) untuk PPh Pasal 22 untuk memperbesar penghematan pajak sebesar 5%. 5. Hindari Sanksi Pajak Untuk meminimalisir setoran pajak salah satunya dengan menghindari sanksi perpajakan. Jika sebuah perusahaan taat pada peraturan perpajakan, mambayar dan melapor pajak tepat waktu, maka akan terhindar dari sanksi perpajakan berupa sanksi administrasi, seperti denda, bunga, kenaikan, hingga sanksi pidana. Tax planning merupakan suatu cara untuk meminimalisasi kewajiban perpajakan dan perencanaan pajak akan lebih optimal jika dikaitkan dengan pemahaman yang baik terhadap standar akuntansi. Dari sisi positifnya, pemahaman yang baik ini akan berefek pada creative accounting. Pada dasarnya, perencanaan pajak dan creative accounting yang baik meliputi:
a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan dan standar akuntansi.
b. Secara bisnis masuk akal dan dapat diterima umum. c. Bukti-bukti pendukungnya memadai.