Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

MANAJEMEN PERPAJAKAN

Nama : I Made Rama Wiguna

NPM : 1833121381

Kelas/Jurusan : D8/Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2022
JAWABAN KASUS
Perusahaan yang direncanakan untuk didirikan oleh Mr. John merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang usaha sewa tanah dan bangunan serta jasa akomodasi. Sesuai dengan
bentuk badan usaha yang akan didirikan, dan jika dilihat dari segi perpajakannya maka
disarankan agar Mr. John mendirikan perusahaannya dalam bentuk CV daripada PT.
Alasannya karena CV dan PT perlakuan pajaknya berbeda. Dasar perpajakan CV lebih
sederhana dibandingkan PT. CV merupakan pengembangan usaha kemitraan atau
perseorangan. Laba atas CV yang diterima saat akhir tahun hanya dikenai pajak satu kali saja
yaitu PPh Pasal 25/29 dan atas laba yang diterima oleh pemilik CV tidak dikenai pajak dan
termasuk dalam non objek pajak PPh sebagaimana telah ditetapkan di Pasal 4 ayat (3) huruf i
UU Nomor 36 Tahun 2008. Penghasilan yang diterima oleh manajemen sebuah CV tidak
dianggap sebuah gaji, maka tidak dimasukkan ke dalam PPh Pasal 21.
Sedangkan bentuk usaha PT memisahkan kekayaan perusahaan dengan pemilik, sehingga
terdapat potensi pembebanan pajak berganda ditiap pihak yang menerima penghasilan.
Penghasilan yang diperoleh PT akan terkena PPh Pasal 25/29 serta bagian keuntungan atau
dividen yang dibagikan ke pemilik juga dikenai pajak PPh Pasal 23 atau PPh Final Pasal 4
ayat 2, gaji manajemen juga dikenakan pajak PPh Pasal 21.
Untuk perencanaan pajak (tax planning) yang dapat dibuat pada perusahaan yang akan
didirikan Mr. John yaitu:
1. Optimalkan Kredit Pajak yang Dapat Dikreditkan
Kebanyakan wajib pajak badan masih kurang mengetahui bahwa mereka dapat
mengkreditkan pajak yang dipotong asalkan tidak menyimpang dari peraturan perpajakan.
Macam – macam pajak yang dikreditkan yaitu:
a. PPN Faktur Pajak Masukan
b. PPh Pasal 22 atas pembelian solar atau impor.
c. PPh Pasal 23 atas penghasilan jasa atau sewa.
d. Pajak fiskal luar negeri atas perjalanan dinas pegawai.
2. Manfaatkan Fasilitas Pengurangan Pajak yang Ada
Memanfaatkan dan mengoptimalisasi fasilitas pengurangan pajak dari pemerintah
dapat menghemat jumlah pajak yang disetorkan. Contohnya, saat diadakan Tax Amnesty
atau pengampunan pajak.
Tax amnesty bisa sangat menekan biaya pajak yang dibayarkan. Tax amnesty
merupakan program pemerintah yang bertujuan membuat para pelaku bisnis meringankan
biaya pajak dengan memangkas beberapa sektor perpajakan yang seharusnya dibayarkan.
Namun program ini sangat jarang terjadi.
Atau pada saat pandemi seperti ini, pemerintah banyak memberikan insentif
perpajakan untuk perusahaan, contohnya PPh Pasal 21 yang ditanggung pemerintah untuk
kriteria perusahaan tertentu, dan juga masih banyak insentif lainnya yang bisa
dimanfaatkan.
3. Tax Avoidance
Tax avoidance adalah penghindaran pajak dengan cara meringankan beban pajak atau
menghindari pajak secara legal atau tidak melanggar peraturan perpajakan.
Memanfaatkan celah yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
Tax avoidance bisa dilakukan dengan cara menghindari pengenaan pajak yang bukan
objek pajak. Contoh penerapan tax avoidance yaitu:
a. Membentuk badan usaha baru sebagai revenue dan profit centre untuk menurunkan
lapisan PPh tarif tertinggi.
b. Untuk kesejahteraan karyawan, dapat mengalokasikan dana dalam bentuk natura
apabila ingin memberikan tunjangan tambahan, pemberian atau hadiah. Mengingat
pemberian natura pada perusahaan yang tidak terkena PPh Final bukan merupakan
objek PPh Pasal 21.
4. Tax Saving
Tax saving adalah upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui pemilihan
alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Lewat tax saving, menjadi
lebih selektif untuk mengatur objek pajak yang akan dibebankan atau mengurangi
pengenaan pajaknya. Contoh penerapan tax saving yaitu:
a. Pengalihan bentuk natura menjadi pendapatan karyawan yang akan memberi dampak
pada penurunan PPh Badan dan dampak kenaikan pda PPh Pasal 21.
b. Merekomendasikan Angka Pengenal Importir (API) untuk PPh Pasal 22 untuk
memperbesar penghematan pajak sebesar 5%.
5. Hindari Sanksi Pajak
Untuk meminimalisir setoran pajak salah satunya dengan menghindari sanksi
perpajakan. Jika sebuah perusahaan taat pada peraturan perpajakan, mambayar dan
melapor pajak tepat waktu, maka akan terhindar dari sanksi perpajakan berupa sanksi
administrasi, seperti denda, bunga, kenaikan, hingga sanksi pidana.
Tax planning merupakan suatu cara untuk meminimalisasi kewajiban perpajakan dan
perencanaan pajak akan lebih optimal jika dikaitkan dengan pemahaman yang baik terhadap
standar akuntansi. Dari sisi positifnya, pemahaman yang baik ini akan berefek pada creative
accounting. Pada dasarnya, perencanaan pajak dan creative accounting yang baik meliputi:

a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan dan standar akuntansi.


b. Secara bisnis masuk akal dan dapat diterima umum.
c. Bukti-bukti pendukungnya memadai.

Anda mungkin juga menyukai