Kapilavatthu Koliya
Jayasena
Sihahanu Kacchana
Yasodhara Anjana
Ghanitodana Pamita Sukkodana Dhotodana Amitodana Amita Suddhodana Maya Pajapati Dandapani Suppabuddha
Rahula
1. Ratu mahamaya bermimpi dibawa oleh 4 dewa membawanya ke Gunung Himalaya dan meletakkannya di bawah pohon Sala di (lereng)
Manosilatala. Kemudian para istri Dewa-dewa Agung tersebut memandikannya di Danau Anotatta
Artinya:
“Akulah pemimpin dalam dunia ini,
Akulah tertua dalam dunia ini,
Akulah teragung dalam dunia ini,
Inilah kelahiranku yang terakhir,
Tak akan ada tumimbal lahir lagi.”
5. Acara pemberian nama pangeran siddhatta dihadiri oleh 108 brahmana, dengan 8 orang Brahmana peramal, yaitu: Rama, Dhaja, Lakkhana,
Manti, Kondañña, Bhoja, Suyama dan Sudatta. Semuanya kecuali Kondanna, meramalkan bahwa pangeran siddhatta akan menjadi cakkavati
atau Buddha, hanya kondanna yang meramalkan bahwa Kondanna pasti akan menjadi Buddha
9. Pada saat pangeran Siddhatta keluar istana untuk yang keempat kalinya, ia mendapatkan kabar bahwa Putri yasodhara telah melahirkan,
pada saat ingin kembali ke istana, ia bertemu dengan Kisa Gotami dan menghadiahkan kalung emas yang sedang dipakainya.
10. Delapan anugrah yang diminta oleh pangeran Siddhatta saat meminta izin kepada Raja Suddhodana untuk meninggalkan istana:
1. Anugerah supaya tidak menjadi tua.
2. Anugerah supaya tidak sakit.
3. Anugerah supaya tidak mati.
4. Anugerah supaya Ayah tetap bersamaku.
5. Anugerah supaya semua wanita yang ada di istana bersama sama dengan kerabat lain tetap hidup.
6. Anugerah supaya kerajaan ini tidak berubah dan tetap seperti sekarang.
7. Anugerah supaya mereka yang pernah hadir pada pesta kelahiranku dapat memadamkan semua nafsu keinginannya.
8. Anugerah supaya aku dapat mengakhiri kelahiran, usia tua, dan mati.
RIWAYAT HIDUP BUDDHA GOTAMA
11. Setelah sampai di luar kota, Pangeran berhenti sejenak dan memutar kudanya untuk melihat kota Kapilavatthu untuk terakhir kali (di
tempat itu kemudian didirikan sebuah cetiya yang dinamakan Kanthakanivattana-cetiya)
12. Potongan rambut petapa gotama di tepi sungai Anoma diambil oleh dewa Sakka dan dipuja di Culamanicetiya, Tavatimsa
Pakaian pangeran siddhata diambil oleh brahma chatikkara (gatikhara) yang mempersembahkannya 8 kebutuhan bhikkhu
14. Petapa Gotama bertemu dengan raja Bimbisara di hutan mangga anupiya, Pandavapabbata, Rajagaha
15. Setelah menjalani petapaan menyiksa diri yang berlebihan, suatu hari petapa Gotama menyadari perumpamaan:
Jika sepotong kayu basah dalam air digosok-gosok dengan kayu lainnya maka tidak akan pernah bisa membuat api, begitupun
dengan batin dan indriya yang masih diliputi nafsu keduniawian tidak akan pernah bisa mencapai pembebasan.
Jika sepotong kayu basah di atas tanah kering digosok-gosok dengan kayu lainnya, maka tidak akan bisa membuat api, begitupun
juga, walaupun tidak lagi terikat oleh kesenangan indriya, namun apabila batin masih ingin menikmatinya tetap tidak akan bisa
mencapai pembebasan
Jika sepotong kayu kering di atas tanah kering digosok dengan kayu lainnya maka akan dengan mudah memperoleh api, begitu juga,
apabila batin dan indriya tidak lagi dilekati oleh nafsu keduniawian maka pembebasan akan dengan mudah diperoleh.
16. Petapa Gotama yang pingsan di tepi sungai, ditolong oleh pengembala bernama Nanda
RIWAYAT HIDUP BUDDHA GOTAMA
17. Syair tentang 2 jalan ekstrim diperoleh petapa Gotama dari penari ronggeng yang lewat di depan gubuk saat ia bermeditasi, yang bunyinya
“Kalau tali gitar ditarik terlalu keras, talinya putus, lagunya hilang. Kalau ditarik terlalu kendur ia tak dapat mengeluarkan suara. Suaranya
tidak boleh terlalu rendah atau keras. Orang yang memainkannyalah yang harus pandai menimbang dan mengira.”
18. Sujata mempersembahkan makanan terakhir kepada petapa Gotama, yang kemudian mangkuknya dihanyutkan di sungai Neranjana
19. Pada saat meditasi pencapaian penerangan agung, petapa Gotama duduk beralaskan 8 rumput kering yang diperoleh dari sotthiya di bawah
pohon Bodhi, dengan wajah menghadap kea rah timur dan mengambil objek meditasi anapanasati
24. Upasaka yang pertama berlindung pada Buddha Dhamma adalah Tapussa dan Bhallika
Upasaka yang pertama berlindung kepada Tiratana adalah ayah yasa
Upasika yang pertama berlindung kepada Tiratana adalah Ibu Yasa dan istri Yasa
25. Tapussa dan Bhallika mendapatkan Kesa Dhatu (relik rambut) Buddha untuk dijadikan sebagai objek penghormatan
26. Yang memohon kepada Buddha untuk mengajarkan dhamma adalah Brahma Sahampati
27. Pada perjalanan menuju ke taman rusa isipatana, Benares, untuk memutar roda dhamma yang pertama, Buddha bertemu dengan ajivaka
bernama upaka
28. Panca vaggiya terdiri dari: Kondanna, Vappa, Bhadiya, Mahanama, dan Assaji
30. Buddha menguraikan Anupubbikatha yang berisi tentang pentingnya berdana, hidup bersusila, tumimbal lahir di surge karena berbuat baik,
buruknya mengumbar nafsu , dan manfaat melepaskan diri dari ikatan duniawi kepada:
1. Yasa
2. Ayah Yasa
3. Ibu Yasa dan istri Yasa
4. Bhaddavagiya
33. Buddha membabarkan adittapariyaya sutta (6 salayatana yang menyala) kepada kassapa bersaudara
35.