Anda di halaman 1dari 37

Modul 1

Pengenalan Jaringan
Komputer

i
Modul 1
Pengenalan Jaringan Komputer

1.1 Tujuan Praktikum

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengetahui dan memahami konsep layer OSI dan TCP/IP.

2. Mengenal dasar media transmisi kabel LAN.

3. Mengetahui dan memahami pengalamatan IP Address.

4. Mampu mendesain jaringan VLAN.

1.2 Alat & Bahan

- Tang Crimping

- Kabel twisted pair

- Konektor RJ-45

1.3 Dasar Teori

Jaringan Komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung satu dengan


yang lain melalui media perantara. Komunikasi antar komputer dari vendor yang
berbeda akan dapat terjalin jika menggunakan protokol yang sama.

Protokol itu sendiri merupakan sekumpulan aturan mengenai pertukaran atau


bahasa untuk mempermudah pengertian, penggunaan, desain dan adanya
keseragaman di antara pembuat perangkat jaringan. Sedangkan standar adalah
aturan yang telah disepakati untuk diaplikasikan.

Oleh karena itu, perlu dibuat suatu referensi yang dapat disepakati bersama.
Sebuah model arsitektural dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection) yang
dibuat oleh badan International Organization for Standarization (ISO) digunakan
untuk menerangkan struktur dan fungsi protokol komunikasi data.

1.3.1 Model OSI

1
OSI Layer merupakan sebuah model arsitektural jaringan yang merupakan
standar dalam komunikasi data agar antar sistem yang berbeda
pengembang/vendor dapat saling berkomunikasi. Untuk menghubungkan
komputer di dalam sebuah jaringan haruslah melalui proses yang sangat
panjang. Proses terpanjang terjadi pada saat paket data mulai ditransmisikan
oleh server dan diterima oleh PC Client. Kedua proses tersebut haruslah
melewati beberapa layer atau bagian, yang dikenal dengan istilah OSI Layer.
Model OSI terdiri dari 7 layer, dimana setiap layer-nya memiliki fungsi
spesifik dalam sebuah jaringan serta sifat modularity yang artinya dapat
melakukan swap atau bongkar pasang teknologi di suatu layer tanpa
mempengaruhi layer lainnya, contohnya seperti pertukaran protokol yang

digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Layer Bentuk Fungsi Secara Umum

Gambar 1.1 OSI Layer

Berikut ini adalah fungsi dari masing masing layer:

1. Physical

Layer ini berfungsi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan koneksi antar

2
jaringan secara fisik (media transmisi) yang dibagi menjadi dua yaitu menggunakan kabel dan
tanpa kabel. Menggunakan kabel misalnya RJ-45, UTP, kabel fiber optik, dll. Dan
tanpa kabel misalnya dengan gelombang elektromagnetik, dll. Di layer ini data
berbentuk frame (dari data link) diubah menjadi bentuk bit, yang kemudian akan
ditransmisikan ke jaringan.

2. Data Link

Kata kuncinya adalan "Link", jadi fungsinya menyediakan link untuk data agar
sampai ke tujuan dan dikonversi menjadi frame. Menyediakan komunikasi dari
node ke node, melakukan error control dan flow control.

3. Network

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus


diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Bentuk data dari
layer Network adalah paket.

4. Transport

Bertanggungjawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika


“end to end” antar terminal, menyediakan transfer yang reliable dan transparan
antar kedua node akhir, multiplexing, kendali aliran dan kendali kesalahan serta
memperbaikinya.

5. Session

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur


koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain dan juga melakukan
terminasi bila komunikasi telah selesai dilakukan.

6. Presentation

Bertugas menangani format data yang dapat dipahami oleh berbagai macam
media, mengkonversi format data, enkripsi data dan kompresi data agar data lebih
efisien.

7. Application

Bertanggung jawab menyediakan layanan bagi berbagai aplikasi network.

3
1.3.2 Model TCP/IP
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah sekelompok
protokol yang mengatur komunikasi data komputer di Internet. Protokol TCP/IP
dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah
protokol standar untuk menghubungkan komputer- komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN).

TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independent


terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat
digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang
sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga
beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di
Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk
menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga
UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Berikut adalah layer-layer dalam TCP/IP:

Gambar 1.2 Model TCP/IP

Dari segi fungsi, layer-layer ini sama dengan OSI layer. Bedanya adalah:

1. Application pada TCP/IP, mewakili layer Application, Presentation, dan


Session pada OSI layer.
2. Transport pada TCP/IP, mewakili layer Transport pada OSI layer.
4
3. Internet pada TCP/IP, mewakili layer Network pada OSI layer.
4. Network layer pada TCP/IP, mewakili layer Data link dan Physical pada OSI
layer.

1.3.2.1 Protokol pada TCP/IP


Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau
mengizinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua
atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras,
perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah,
protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.

Protokol merupakan cara agar setiap perangkat yang berbeda-beda bisa


saling berkomunikasi dengan efektif baik secara perangkat lunak maupun
perangkat keras. Berikut adalah fungsi dari protokol TCP/IP:

1. Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau mesin
lainnya.

2. Melakukan metoda “jabat-tangan” (handshaking).

3. Negosiasi berbagai masam karakteristik hubungan.

4. Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.

5. Bagaimana format pesan yang digunakan.

6. Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak
sempurna.

7. Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang


dilakukan selanjutnya

8. Mengakhiri suatu koneksi.

1.3.2.2 IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah
deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka
ini adalah 32-bit (untuk IPv4), dan 128-bit (untuk IPv6) yang menunjukkan alamat
dari computer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

5
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:

1. IP versi 4 (IPv4)

2. IP versi 6 (IPv6)

1.3.3 Media Transmisi


Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan
penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu
diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan
berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi
digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara
pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat
elektronika seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media
transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media
transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel.
Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam
pengiriman datanya.

1.3.3.1 Jenis – Jenis Media Transmisi


A. Guided Transmission Media

Guided Transmission Media atau media transmisi terpandu


merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel.

B. Unguided Transmission Media

Unguided Transmission Media atau media transmisi tidak terpandu


merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang.

➢ Kabel
Jenis – jenis media transmisi kabel ada 3 ,yaitu :

1. Twisted Pair (kabel dua kawat)

2. Coaxial Cable (kabel koaksial)

3. Optic Fiber (kabel serat optik)

➢ Media transmisi twisted pair ini dikelompokan menjadi 2, yaitu:


1. Unshielded Twisted-Pair (UTP)

6
2. Shielded Twisted-Pair (STP)

1. Kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP)

Unshielded Twisted-Pair (UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang


menggunakan bahan dasar tembaga yang tidak dilengkapi dengan shield
internal. Jenis kabel UTP ini yang paling umum digunakan dalam Jaringan
Lokal (LAN), karena kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus dan harganya
juga murah. Dalam kabel UTP terdapat insulasi satu lapis yang melindungi
kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan api.

Gambar 1.3 Kabel UTP

UTP diimplementasikan menggunakan konektor modul telepon


seperti RJ-11 dan RJ-45. Kabel UTP dikelompokkan menjadi beberapa
kategori, mulai kategori 1 sampai kategori 5 masing-masing dengan
karakteristik tertentu, secara singkat kategori-kategori tersebut adalah
sebagai berikut:

Tipe Penggunaan

Kategori 1 Hanya untuk suara, biasanya untuk kabel telepon

Kategori 2 Maksimum laju data sampai 4 Mbps (LocalTalk)

Kategori 3 Maksimum laju data sampai 10 Mbps (Ethernet)


Kategori 4 Maksimum laju data sampai 20 Mbps (16 Mbps Token Ring)
Kategori 5 Maksimum laju data sampai 100 Mbps (Fast Ethernet)

Kategori 5 Maksimum laju data sampai (Perbaikan kategori 5)

7
Kategori 6 Diusulkan untuk laju data sampai 250 Mbps

Kategori 7 Diusulkan untuk laju data sampai 600 Mbps

Tabel 1.1 Kategori Kabel UTP

Ada 2 jenis pemasangan kabel UTP yaitu :

➢ Kabel Straight :
Kabel ini digunakan untuk menghubungkan antar perangkat yang
berbeda jenis, seperti antara komputer ke switch, komputer ke hub, router ke
switch, router ke hub, dll. Teknik ini digunakan pada Topologi Star.

Kombinasi warnanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Ujung ke -1 Ujung ke-2

Pin Warna Pin Warna

1 putih orange 1 putih orange

2 Orange 2 orange

3 putih hijau 3 putih hijau

4 Biru 4 biru

5 putih biru 5 putih biru

6 Hijau 6 hijau

7 putih coklat 7 putih coklat

8 Coklat 8 coklat

Tabel 1.2 Kombinasi Warna Kabel Straight


➢ Kabel Crossover
Kabel ini digunakan untuk koneksi jaringan peer to peer antara
perangkat yang sejenis contohnya dari komputer ke komputer, komputer
ke router, dari switch ke switch, dan kombinasi warna nya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Ujung ke -1 Ujung ke-2

Pin Warna Pin Warna

1 putih orange 1 putih hijau

2 Orange 2 hijau

8
3 putih hijau 3 putih orange

4 Biru 4 biru

5 putih biru 5 putih biru

6 Hijau 6 orange

7 putih coklat 7 putih coklat

8 Coklat 8 coklat

Tabel 1.3 Kombinasi Warna Kabel Crossover

Umumnya kabel jaringan Ethernet dibagi menjadi dua macam, yaitu kabel
straight-through dan kabel cross-over. Membedakan kedua jenis kabel tersebut
juga dapat terlihat secara fisiknya. Jika ingin mengecek seperti apa bentuk kabel
straight, cukup mudah. Kedua ujung sisi kabel (sisi A dan sisi B) memiliki susunan
kawat dengan warna yang sama. Seperti pada Tabel 1.3-3 pada halaman
sebelumnya, serta untuk mengecek fisik kabel cross-over, kedua sisi kabel (sisi A
dan sisi B) memiliki susunan kawat dengan warna yang berbeda. Susunannnya
seperti pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 pada halaman sebelumnya.

Dengan fungsi dan kegunaan dari kedua kabel tersebut yang berbeda, namun
perangkat zaman sekarang sudah menggunakan auto MDI-X jadi walaupun
perangkatnya berbeda ataupun sama, tetap bisa pakai kabel straight dan crossover.
Contohnya pada penghubungan switch dengan switch, dapat menggunakan kedua
kabel tersebut. Namun pernyataan di atas tidak hanya berlaku untuk switch saja,
namun, pada router dan hub juga dapat digunakan.

➢ Kabel Shielded Twisted-Pair (STP)


Shielded twisted-Pair (STP) adalah kabel tembaga yang memiliki
pembungkus pada masing-masing pasangan kabelnya. Perlindungan tersebut
terdapat pada setiap pasang kabelnya yang dilindungi timah dan setiap pasangan
kabel tersebut masing-masing dilapisi dengan pelindung. Kabel ini sama
dengan UTP, perbedaannya hanya dilapisan pelindungnya lapisan pelindung
tersebut berfungsi untuk melindungi interferensi gelombang elektromagnetik
baik dalam maupun diluar.

9
Gambar 1.4 Kabel UTP dan STP

➢ Konektor Registered Jack45 (RJ-45) dan Registered Jack11 (RJ-11)


Konektor RJ45 merupakan konektor yang digunakan dalam jaringan
Ethernet. Konektor RJ45 juga biasa digunakan dalam topologi jaringan
komputer LAN. Konektor ini memiliki 4 pin sebagai pengirim dan penerimaan
data, serta 4 pin lainnya untuk teknologi lain atau perangkat jaringan listrik.
Sementara konektor RJ11 merupakan konektor yang paling dominan
digunakan sebagai saluran telepon. Konektor ini umumnya memiliki enam
terminal dan hanya 4 pin tengah yang biasa digunakan.

Gambar 1.5 Konektor RJ-45

Perbedaan antara konektor RJ45 dan RJ11 dapat dilihat pada tabel berikut:

Perbedaan Konektor RJ45 Konektor RJ11

Pengaplikasian Jaringan Saluran telepon

Implementasi Menghubungkan komputer atau Perangkat telepon, ADSL, kabel


elemen jaringan lainnya modem

Skema Pengkabelan Memiliki konektor T-568A dan Memiliki 6 terminal yang


T-568B biasanya hanya 4 pin yang

10
digunakan

Struktur Memiliki 8 kabel dalam Memiliki 4 kabel dalam


konektornya konektornya

Ukuran Lebih besar Lebih kecil

Pengunaan Konektor untuk kabel UTP Konektor untuk kabel UTP


dengan 8 kabel (4 pair) dengan 4 kabel

Tabel 1.4 Perbedaan RJ45 dan RJ11

1.3.3.2 Router

Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer Network, yang
digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan, baik jaringan yang sama
maupun jaringan yang berbeda. Sebuah router memiliki kemampuan routing,
artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan
informasi (paket) akan dilewatkan melalui rute terbaik, apakah ditujukkan
untuk host lain yang satu network ataukah berada di network yang berbeda.

Router dibagi menjadi 2 jenis :

1. Dedicated Router

Dedicated Router adalah suatu perangkat yang memiliki fungsi khusus


untuk Routing.

Gambar 1.6 Dedicated Router Cisco

Seperti komputer, maka Router membutuhkan operating system, yaitu


Internetwork Operating System (IOS) untuk menjalankan file konfigurasinya yang
berisikan instruksi dan parameter untuk proses Routing.

11
2. PC Router
PC router adalah router yang dibuat dari sebuah PC. PC router bisa
dioperasikan karena adanya sistem operasi yang digunakan pada PC tersebut.
Biasanya operating system yang digunakan adalah Linux.

1.3.3.3 Switch
Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer Data Link,
berfungsi menerima pesan dari perangkat yang terhubung dengannya dan
kemudian mengirimkan pesan hanya ke perangkat tujuan dan sebagai
konsentrator pada sebuah network. Switch sering disebut juga sebagai
multiport bridge, karena cara kerja switch yang memang mirip dengan
bridge, namun memiliki port yang lebih banyak.

Gambar 1.7 Switch Cisco

1.3.4 Internet Protocol Version 4 (IPv4)

IP versi 4 (IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di


dalam protokol jaringan TCP/IP dengan protokol IP versi 4. Dengan panjang total
yaitu 32-bit, IPv4 secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer
di seluruh dunia.

Gambar 1.8 IPv4 Address


12
1.3.4.1 Classfull

IPv4 classfull adalah IP yang sudah terbagi bagi menjadi beberapa kelas
dengan masing-masing subnet mask dari tiap kelas sudah diset secara default.
Subnetting tidak bisa dilakukan pada IP address classfull.

Kelas IP Oktet pertama Subnet Mask

A 0-126 255.0.0.0

B 128-191 255.255.0.0

C 192-223 255.255.255.0

D (multicast) 224-239 -

E (reserved) 240-255 -

Tabel 1.5 IPv4 Classfull

1.3.4.2 Classless

Pada IPv4 classless, subnetting dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan,


sehingga IPv4 classless ini lebih fleksibel dan efisien. Namun ada beberapa alamat
IP yang tidak bisa dijadikan alamat host.

Kelas Range

A 10.0.0.0 - 10.255.255.255

B 172.16.0.0 - 172.31.255.255

C 192.168.0.0 - 192.168.255.255

Tabel 1.6 IPV4 Classless

1.3.4.3 Subnetting IPv4

Subnetting adalah proses pemecahan sebuah jaringan besar menjadi sebuah


jaringan-jaringan yang lebih kecil. Pada dasarnya subnetting yaitu mengambil bit-

13
bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reverse atau menyimpannya untuk
mendefinisikan alamat subnet.

Keuntungan dari dilakukannya Subnetting, antara lain:

1. Berkurangnya lalu lintas Jaringan

Untuk mengkomunikasikan beberapa subnet dalam sebuah jaringan, maka kita


harus menggunakan sebuah router. Dengan adanya router, maka semua lalu
lintas hanya akan berada di dalam jaringan tersebut, kecuali jika paket tersebut
ditujukan kepada jaringan yang lainnya.

2. Optimalisasi kerja jaringan

Kerja jaringan akan lebih optimal dan efisien karena lalu lintas jaringannya
berkurang.

3. Manajemen jaringan lebih mudah

Pengelolaan sebuah jaringan kecil yang saling terisolasi akan lebih mudah
dibandingkan mengelola sebuah jaringan tunggal yang sangat besar, sehingga
membantu dalam pengelolaan identifikasi masalah.

4. Mengatasi keterbatasan jumlah host dalam IPv4

Jumlah maksimal alamat IP yang memungkinkan pada IPv4 yaitu sebanyak 232
alamat IP. Maka dilakukannya Subnetting untuk mengatasi keterbatasan
tersebut agar alamat IP memungkinkan untuk seluruh mesin yang ada di dunia
ini.

1.3.4.4 Istilah-istilah dalam Subnetting

• Network Address

Network Address merupakan sebuah alamat IP yang dipakai untuk mewakili


dari sekumpulan host yang tergabung dalam sebuah jaringan. Fungsinya adalah
untuk menandai sebuah network agar dapat dibedakan dengan network yang
lain. Karena fungsinya tersebut, network address juga dipakai untuk

14
mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu ke jaringan lain. Dan
untuk Network Address setiap kelas sudah mempunyai kreteria nya masing-
masing.

• Subnet mask

Subnet mask adalah bagian IP address yang dapat menggambarkan jumlah host
dari sebuah jaringan. Digunakan untuk menentukan banyaknya jaringan yang
dapat dicakup. Contoh dari subnetmask, 255.255.255.0 (subnetmask desimal)
kemudian dikonversi ke bilangan binary menjadi
11111111.11111111.11111111.00000000 (subnetmask biner). Pada contoh
tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah host
pada jaringan tersebut adalah 2^8 = 256 host. Karena bilangan tersebut
berbentuk biner maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.

Tabel 1.7 Available Host by Subnet mask

• Broadcast Address

Broadcast address adalah alamat yang digunakan sebuah IP Address untuk


mengirimkan paket data ke semua host yang ada di dalam sebuah jaringan atau
LAN. Berbeda dengan network address, broadcast address tidak diperuntukan
untuk mengirim paket ke jaringan lain. Sehingga hanya host tujuan saja yang
memproses paket tersebut, sedangkan host yang lain mengabaikannya.

1.3.4.5 CIDR dan VLSM

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk


mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam
kelas-kelas A, B, dan C. CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi
subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang

15
sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada
kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan
kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah
ada dalam jaringan yang nyata.

Tabel 1.8 Available Addresses Per Subnet by CIDR

Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah metode Perhitungan IP


Address yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu
subnet mask. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah
host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan
perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan
CIDR, selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah
dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan
menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.

1.3.4.6 Perhitungan Subnetting

16
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di
beberapa masalah seperti Subnet Mask, Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet,
Blok Subnet, Alamat Host Range dan Broadcast Address.

Penulisan IP pada umumnya ditulis dengan format 192.168.100.123, tetapi


adakalanya penulisan IP tersebut ditambah dengan prefix (“/”). Contohnya
192.168.100.123/24.

Arti dari /24 ini adalah memberikan informasi bahwa IP 192.168.100.123


memiliki subnet mask 255.255.255.0. Hal ini bisa kita dapatkan dari prefix /24
tersebut yang mempunyai arti bahwa biner 1 pada subnet mask nya berjumlah 24,
dengan kata lain subnet mask nya:

Konsep ini disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

1.3.4.7 Analogi Subnetting :

Sebagai contoh dalam suatu komplek perumahan.

• Dalam 1 komplek terdiri dari 4 gang yang disebut subnet.

• Setiap gang memiliki nomor rumah masing-masing yang disebut Host Address.

• Dengan rentang Host Address disebut dengan Range Host.

• Masing-masing gang memiliki nama yang disebut Network Address.

• Dalam 1 gang memiliki pemimpin yang disebut Broadcast Address, yang fungsinya
mengirimkan pesan kepada semua host yang bertugas di NA tersebut.

• Subnet Mask yaitu cara kita dalam membaca membagi network dan hostnya.

• Dalam perhitungan Subnetting kita akan mencari jumlah subnet, jumlah host
per subnet, blok subnet, host address dan broadcast address.

• Maka jumlah subnet yang ingin kita cari sama dengan jumlah gang pada
komplek tersebut.

17
Contoh Subnetting :

Subnetting apa yang akan terjadi pada IP address dengan host ID 192.168.1.0/27 ?

Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /27 berarti:

11111111.11111111.11111111.111000000 255.255.255.224

8 8 8 3

1. Prefix merupakan jumlah biner “1” dalam Subnet Mask dan dibagi menjadi 4
oktet.

Contoh diatas menggunakan /27 maka jumlah biner 1 ada 27. Setelah itu, tiap
oktet di konversi menjadi angka desimal dengan cara convert binary to decimal
28+27+26+25 dst..

Menghasilkan Subnet Mask 255.255.255.224

2. Jumlah Subnet = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir


subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Jadi Jumlah Subnet adalah 23 = 8 subnet.

3. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya biner “0” pada oktet terakhir subnet. Karena jumlah binary 0 pada
/27 adalah 5, jadi jumlah host per subnet adalah 25 – 2 = 30 host

Host yang valid pada subnet mask /27 adalah 30

4. Blok Subnet = 256 – (nilai oktet terakhir subnet mask)

= 256 – 192 = 64

• Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192.


Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

5. Untuk alamat Host dan Broadcast yang valid nya lebih baik dibuat tabel seperti
berikut sebagai catatan

➢ Host pertama adalah 1 angka setelah Network ID dan Host terakhir adalah 1

18
angka sebelum Broadcast

➢ Broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya

Network Address Range Host Broadcast Address

192.168.1.0 192.168.1.1 192.168.1.62 192.168.1.63

192.168.1.64 192.168.1.65 192.168.1.126 192.168.1.127

192.168.1.128 192.168.1.129 192.168.1.190 192.168.1.191

192.168.1.192 192.168.1.193 192.168.1.254 192.168.1.255

Tabel 1.9 Tabel Host dan Broadcast

Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang IPv4 subnetting dapat mengakses
http://packetlife.net/library/cheat-sheets/ kemudian pilih file pada Reference – IPv4
Subnetting.

1.3.5 Internet Protocol version 6 (IPv6)

Dalam arsitektur pengalamatannya, alamat IPv6 mempunyai ukuran 128


bits yang artinya kira-kira berjumlah 2128 atau kira-kira 3,4 x 1038 alamat. Alamat
ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam bilangan heksa
antara 0×0000 s.d 0xffff.

IPv6 tidak memiliki broadcast, melainkan hanya unicast, multicast, dan


anycast. Unicast dalam IPv6 sama dengan unicast IPv4, hanya saja IPv6 dapat
memberikan lebih dari 1 alamat pada interface. Multicase pada IPv6 menggantikan
broadcast. Sedangkan anycast, dalam IPv6 beberapa host dan router dapat
diberikan IP yang sama.

1.3.6 Penyederhanaan IPv6

Alamat IPv6 dapat disederhanakan dengan beberapa cara, yaitu:

➢ Jika terdapat 0000 baik berjejer atau tidak, dapat diwakilkan dengan tanda colon
2 ( :: ), dengan syarat tidak boleh ada angka lain selain 0.

Contoh :

Alamat IPv6 : 2541:0000:360B:0000:0000:0020:875B:131B/64


19
Penyederhanaan I: 2541:0000:360B::0020:875B:131B/64

Dalam proses penyederhanaan IPv6, pada satu alamat IP hanya terdapat satu
tanda colon ( : ), maka jika ada 0000 tidak dapat diwakilkan dengan tanda colon.

➢ Jika terdapat 0000, dapat diwakilkan dengan angka 0

Contoh :

Penyederhanaan II: 2541:0:360B::0020:875B:131B/64

➢ Jika terdapat field di sisi kirinya berupa 0, maka 0 bisa dihilangkan

Contoh :

Penyederhanaan III: 2541:0:360B::20:875B:131B/64

Alamat IPv6 Penyederhanaan 1 Penyederhanaan 2

2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1 2001:d30:3:242:0:0:0:1 2001:d30:3:242::1

ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0 ff02:0:0:0:0:0:0:2 ff02::2


002

fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4c fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2 fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2


a2

Tabel 1.10 Penyederhanaan IPv6

Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang IPv4 Subnetting dapat mengakses
http://packetlife.net/library/cheat-sheets/ kemudian pilih file pada Protokol – IPv4.

20
1.3.7 VLAN

Virtual LAN (VLAN) membagi satu broadcast domain menjadi beberapa broadcast
domain, sehingga dalam satu switch bisa saja terdiri dari beberapa network. Host yang
berbeda VLAN tidak akan tersambung sehingga meningkatkan keamanan jaringan.
VLAN adalah fasilitas yang dimiliki oleh switch manageable, contohnya cisco. Pada
switch unmanageable, port-port nya hanya dapat digunakan untuk koneksi ke jaringan
yang sama (satu jaringan) sehingga tidak mendukung fasilitas VLAN.

Gambar 1.9 Topologi VLAN

Buatlah topologi seperti pada gambar diatas pada packet tracer. Konfigurasi VLAN
pada switch dengan VLAN 10 berikan nama Marketing dan VLAN 20 dengan nama
Sales.

#Setting VLAN pada switch


CLI Keterangan
Switch>enable Masuk ke mode privilege
Switch#conf t Masuk ke mode konfigurasi
Switch(config)#vlan 10 Konfigurasi pada vlan 10
Switch(config-vlan)#name Memberi nama pada vlan 10 menjadi Marketing
Marketing
Switch(config-vlan)#exit Keluar

21
Switch(config)#vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20
Switch(config-vlan)#name Sales Memberi nama pada vlan 20 menjadi Sales
Switch(config-vlan)#exit Keluar
Tabel 1.11 Setting VLAN pada Switch

#Setting Interface Switch dan Mode VLAN

CLI Keterangan

Switch(config)#int fa0/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/1

Switch(sonfig-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10

Swith(config-if)#exit Keluar

Switch(config)#int fa1/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 1/1

Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10

Switch(config-if)#exit Keluar

Switch(config-if)#int fa2/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 2/1

Switch(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch(config-if)#exit Keluar

Switch(config-if)#int fa3/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 3/1

Switch(config-if)switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.12 Setting Interface Switch dan Mode VLAN

22
#Setting IP Address untuk Laptop

Gambar 1.10 setting IP untuk PC0

23
Gambar 1.11 setting IP untuk PC1

24
Gambar 1.12 setting IP untuk PC2

Gambar 1.13 setting IP untuk PC3

1.3.7.1 Trunking VLAN


Trunking berfungsi melewatkan traffic VLAN dari switch yang berbeda.
Antara switch 0 dan 1 terhubung. PC0, PC1, PC2 dan PC3 masuk dalam VLAN 10
sedangkan PC4, PC5, PC6 dan PC7 masuk dalam VLAN 20.

25
Gambar 1.14 Topologi Trunking VLAN

#Setting VLAN pada switch 0


CLI Keterangan
Switch0>enable Masuk ke mode privilege

Switch0#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch0(config)#vlan 10 Konfigurasi pada vlan 10 di switch 0

Switch0(config-vlan)#exit Keluar

Switch0(config)#vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20 di switch 0

Switch0(config-vlan)#exit Keluar

Tabel 1.13 Setting VLAN pada Switch 0

#Setting VLAN pada switch 1


CLI Keterangan
Switch1>enable Masuk ke mode privilege

Switch1#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch1(config)#vlan 10 Konfigurasi pada vlan 10 di switch 1

Switch1(config-vlan)#exit Keluar

26
Switch1(config)#vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20 di switch 1

Switch1(config-vlan)#exit Keluar

Tabel 1.14 Setting VLAN pada switch 1

#Setting interface Switch 0 Mode Access


CLI Keterangan
Switch0(config)#int fa0/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/1
Switch0(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10
Switch0(config-if)#exit Keluar
Switch0(config)#int fa1/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 1/1
Switch0(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10
Switch0(config-if)#exit Keluar
Switch0(config)#int fa2/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 2/1
Switch0(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20
Switch0(config-if)#exit Keluar
Switch0(config)#int fa3/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 3/1
Switch0(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20
Switch0(config-if)#exit Keluar
Tabel 1.15 Setting interface Switch 0 Mode Access

#Setting interface Switch 1 Mode Access


CLI Keterangan
Switch1(config)#int fa0/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/1
Switch1(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10
Switch1(config-if)#exit Keluar
Switch1(config)#int fa1/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 1/1
Switch1(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10
Switch1(config-if)#exit Keluar
Switch1(config)#int fa2/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 2/1
Switch1(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20
Switch1(config-if)#exit Keluar
Switch1(config)#int fa3/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 3/1
Switch1(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20
Switch1(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.16 Setting Interface Switch 1 Mode Access

27
#Setting Interface Switch 0 dan Mode Trunk

CLI Keterangan

Switch0(config)#int fa6/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 6/1

Switch0(config-if)#switchport mode trunk Mengaktifkan mode trunk

Switch0(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.17 Setting interface Switch 0 dan Mode Trunk

#Setting Interface Switch 1 dan Mode Trunk

CLI Keterangan

Switch1(config)#int fa6/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 6/1

Switch1(config-if)#switchport mode trunk Mengaktifkan mode trunk

Switch1(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.18 Setting Interface Switch 1 dan Mode Trunk

1.3.7.2 Inter-VLAN-Router On a Stick

Untuk menghubungkan VLAN yang berbeda, dibutuhkan perangkat layer 3


baik itu router atau switch layer 3. Cara pertama adalah dengan menggunakan satu
router melalui satu interface. Teknik ini disebut router on a stick. Kekurangan dari
teknik ini adalah akan terjadi collision domain karena hanya menggunakan satu
interface.

Ada 2 Trunking Protocol yang biasa digunakan:

• ISL = cisco proprietary, bekerja pada ethernet, token ring dan FDDI,
menambahkan tanda sebesar 30 byte pada frame dan semua traffic VLAN ditandai.

• IEEE 802.11Q (dot1q) = open standard, hanya bekerja pada ethernet,


menambahkan tanda sebesar 4 byte pada frame.

28
Gambar 1.15 Topologi Trunking Protocol
Buat topologi seperti diatas dan konfigurasi VLAN 20 dan VLAN 30 seperti
topologi sebelumnya. Tambahkan 1 router karena hanya menggunakan 1 interface,
maka harus dibuat sub-interface untuk dijadikan gateway VLAN. Port Switch 0 yang
terhubung ke router harus diset mode trunk.

#Setting Router

CLI Keterangan

Router>enable Masuk ke mode privilage

Router>#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Router(config)#int gig0/0 Konfigurasi untuk interface gigabit ethernet 0/1

Router(config)#no sh Mengakifkan inteface gigabit ethernet 0/1

Router(config)#interface Masuk ke interface gigabit ethernet 0/0 vlan 20


GigabitEthernet0/0.20

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q Mengakifkan Trunking vlan 20


20

Router(config-subif)#ip address Menambahkan IP Address dan Netmask

29
192.168.20.1 255.255.255.0

Router(config)#port GigabitEthernet0/0.30 Masuk ke interface gigabit ethernet 0/0 vlan 30

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q Mengaktifkan Trunking vlan 30


30

Router(config-subif)#ip address Menambahkan IP Address dan Netmask


192.168.30.1 255.255.255.0

Router(config-subif)#exit Keluar

Tabel 1.19 Setting Router

#Setting VLAN pada switch 0

CLI Keterangan

Switch0>enable Masuk ke mode privilege

Switch0#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch0(config)#vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20 di switch 0

Switch0(config-vlan)#exit Keluar

Switch0(config)#vlan 30 Konfigurasi pada vlan 30 di switch 0

Switch0(config-vlan)#exit Keluar

Tabel 1.20 Setting VLAN pada Switch 0

#Setting VLAN pada switch 1

CLI Keterangan

Switch1>enable Masuk ke mode privilege

Switch1#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch1(config)#vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20 di switch 1

Switch1(config-vlan)#exit Keluar

Switch1(config)#vlan 30 Konfigurasi pada vlan 30 di switch 1

Switch1(config-vlan)#exit Keluar

Tabel 1.21 Setting VLAN pada Switch 1

30
#Setting interface Switch 0 Mode Access

CLI Keterangan
Switch0(config)#int fa0/3 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/3

Switch0(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch0(config-if)#exit Keluar

Switch0(config)#int fa0/4 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/4

Switch0(config-if)#switchport access vlan 30 Membuat port menjadi anggota vlan 30

Switch0(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.22 Setting Interface Switch 0 Mode Access

#Setting interface Switch 1 Mode Access

CLI Keterangan
Switch0(config)#int fa0/2 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/2

Switch0(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch0(config-if)#exit Keluar

Switch0(config)#int fa0/3 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/3

Switch0(config-if)#switchport access vlan 30 Membuat port menjadi anggota vlan 30

Switch0(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.23 Setting Interface Switch 1 Mode Access

#Setting Interface Switch 0 dan Mode Trunk

CLI Keterangan

Switch0(config)#int gig0/1 Konfigurasi untuk interface gigabit ethernet 0/1

Switch0(config-if)#switchport mode trunk Mengaktifkan mode trunk

Switch0(config-if)#exit Keluar

Switch0(config)#int fa0/2 Konfigurasi unuk interface fast ethernet 0/2

Switch0(config-if)#switchport mode trunk Mengakifkan mode trunk

Switch0(config-if)#exit Keluar

31
Tabel 1.24 Setting Interface Switch 0 dan Mode Trunk

#Setting Interface Switch 1 dan Mode Trunk

CLI Keterangan

Switch1(config)#int fa0/1 Konfigurasi untuk interface fast ethernet 0/1

Switch1(config-if)#switchport mode trunk Mengaktifkan mode trunk

Switch1(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.25 Setting Interface Switch 1 dan Mode Trunk

1.3.7.3 Inter-VLAN-Switch Layer 3

Untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan suatu perangkat layer 3 baik itu router
atau switch layer 3. Sebelum menggunakan router on a stick, kali ini kita akan
menggunakan switch Layer 3. Inilah kerennya cisco, kalau switch yang lain bekerja
pada layer 2, switch cisco dapat bekerja pada layer 3 dan menjalankan routing. Namun,
meski untuk routing yang lebih luas lebih dianjurkan menggunakan router sesuai
fungsinya.

Gambar 1.16 Inter-VLAN-Switch Layer 3

32
Konfigurasi Port ke masing – masing VLAN

CLI Keterangan

Switch>enable Masuk ke mode privilege

Switch#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch(config)#int fa0/1 Konfigurasi untuk interface fast


ethernet 0/1

Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10

Switch(config)#switchport mode access Mengaktifkan mode akses

Switch(config-if)#it fa0/2 Konfigurasi untuk interface fast


ethernet 0/2

Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Membuat port menjadi anggota vlan 10

Switch(config-if)#switchport mode access Mengaktifkan mode akses

Switch(confi-if)#int fa0/3 Konfigurasi untuk interface fast


ethernet 0/3

Switch(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch(config-if)#switchport mode access Mengaktifkan mode akses

Switch(config-if)#int fa0/4 Konfigurasi untuk interface fast


ethernet 0/4

Switch(config-if)#switchport access vlan 20 Membuat port menjadi anggota vlan 20

Switch(config-if)#switchport mode access Mengaktifkan mode akses

Switch(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.26 Konfigurasi Port ke masing – masing VLAN

Buat Interface VLAN dan beri IP Address

CLI Keterangan
Switch>enable Masuk ke mode privilege

Switch#conf t Masuk ke mode konfigurasi

Switch(config)#int vlan 10 Konfigurasi pada vlan 10

33
Switch(config-if)#ip add 10.10.10.1 Menambahkan IP Address dan Netmask
255.255.255.0
Switch(config-if)#int vlan 20 Konfigurasi pada vlan 20

Switch(config-if)#ip add 20.20.20.1 Menambahkan IP Address dan Netmask


255.255.255.0
Switch(config-if)#exit Keluar

Tabel 1.27 Interface VLAN dan beri IP Address

Ketik perintah IP Routing untuk merouting VLAN.

Switch(config)#ip routing

Sekarang tes Ping.

PC>ping 20.20.20.21

Pinging 20.20.20.21 with 32 bytes of data:

Request timed out.

Reply from 20.20.20.21: bytes=32 time=0ms TTL=127


Reply from 20.20.20.21: bytes=32 time=0ms TTL=127
Reply from 20.20.20.21: bytes=32 time=0ms TTL=127

Ping statistics for 20.20.20.21:

Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),


Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
PC>

34
1.4 Prosedur Praktikum

1.4.1 Melakukan Pembuatan kabel LAN dengan jenis kabel UTP/STP (salah
satu)
1 Kupas pelindung kabel terlebih dahulu.

2 Luruskan kabel tembaga agar mudah pada saat penyusunan.

3 Susun warna sesuai jenis kabel yang ingin digunakan


sesuai dengan spesifikasi dibawah ini.

Gambar 1.17 Spesifikasi pembuatan kabel LAN

1. Jika ingin membuat kabel LAN tipe Straight Trought, anda harus membuat di kedua
ujung konektor dengan spesifikasi yang sama. Misalkan T568A dengan T568A

2. Jika ingin membuat Kabel LAN tipe Crossover, anda harus membuat kedua ujung
konektor dengan spesifikasi yang berbeda. Misalkan T568A dengan T568B.

3. Gunakan Tang Crimping (Crimping Tool) untuk mengunci kabel tembaga yang
sudah diurutkan sebelumnya.

1.4.2 Melakukan Perhitungan Subnetting :

Diketahui Network ID 192.168.1.0/27, maka harus ditentukan:

35
1. Menghitung Network ID
2. Menghitung Nilai Subnet mask
3. Menghitung Broadcast ID
4. Menghitung Rentan Nilai Range host IP

1.4.3 Melakukan konfigurasi Jaringan VLAN dengan langkah-langkah berikut


:

Gambar 1.18 Topologi VLAN untuk praktikum

1. Buat konfigurasi VLAN di switch

2. Setting interface fa0/1

3. Setting interface fa0/2

4. Setting interface fa0/3

5. Setting interface fa0/4

6. Cek koneksi sesama VLAN dan berbeda VLAN

36

Anda mungkin juga menyukai