Anda di halaman 1dari 10

NAMA :ASWAT

STAMBUK :C30119095

“AUDITING DISEKTOR PEMERINTAH”

A. Perbedaan Pengawasan dan Pemeriksaan


Fungsi pemeriksaan berbeda dengan fungsi pengawasan. Secara
konsepsional, pelaksanaan pemeriksaan APBN/APBD sangat berbeda dari aspek
pengawasan. Secara operasional, antara pengawasan dan pemeriksaan memang
sulit untuk dipisahkan. Sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan dari
pimpinan, pemeriksan keuangan secara internal, tidak bisa lepas dari keharusan
untuk melakukan pengawasan, yaitu membandingkan hasil yang seharusnya terjadi
dengan yang benar-benar terjadi. .
B. Jenis-jenis Audit Sektor Publik
1. Audit Keuangan
Merupakan audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta
dicatatsecara benar. Audit keuangan dibagi menjadi dua yaitu audit audit atas
laporan keuangan dan audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan.
2. Audit Kinerja (performance audit/value for money audit)
Merupakan perluasan audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Menurut
SKPN, audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
3. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Ini bertujuan untuk menentukan bahwa suatu entitas telah memperoleh, melindungi,
menggunakan sumber dayanya (karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor)
secara ekonomi dan efisien. Juga menentukan dan megindentifikasi penyebab
terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis dan efisien.

4. Audit Efektivitas
Ini bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang
diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan
menentukan apakan entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain
yang memberikan hasil yang sama dengan biaya paling rendah.
5. Audit Investigasi
Merupakan kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periode tidak dibatasi,
lebih spesifik pada area pertanggungjawaban yang diduga mengandung indikasi
penyalahgunaan wewenang
C. Proses dan pendekatan Audit dalam Sektor Publik
Sebelum melakukan audit, auditor harus memperoleh informasi umum
organisasi guna mendapatan pemahaman yang memadai tentang lingkungan
organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja, serta
sistem informasi dan pelaporan. Kemudian menetapkan kriteria audit dan
mengambangkan ukuran kinerja yang tepat. Megembangkan hasil temuan audit dan
membangdingkannya antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Proses audit keuangan secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga
tahap, yaitu:
1. Perencanaan audit
2. Pekerjaan lapangan (pelaksanaan audit)
3. Pelaporan

Pendekatan-pendekatan dalam Audit Sektor Publik


1. Audit Transaksi => meliputi vouching atau pembuktian seluruh transaksi yang
terjadi.
2. Audit Neraca => verifikasi seluruh aset dan kewajiban yang disajikan dalam
neraca.
3. Audit Sistem => pengujian sistem akuntansi dan pengendalian internal.
D.Uraian tentang SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara)
Keberaaan standar sangat penting karena menjadi patokan dalam pelaksanaan
tugas pemeriksaan. Patokan inilah yang akan mengarahkan pemeriksa di dalam
setiap tahapan pemeriksaan dan menjadi penilai apakah sebuah pemeriksaan telah
dijalankan atau tidak. SPKN memiliki kedudukan sebagai dasar untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kreabilitas dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
tanggungjawab keuangan negara. Peran SPKN adalah memberikan patokan
prtahapan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara bagi
pemeriksa. Dengan kata lain, SPKN disusun untuk menjadikan ukuran mutu bagi
para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanaan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggungjawa keuangan negara.
Media sederhana yang dapat dilakukan untuk memulai suatu pemahaman pada
SPKN adalah melalui sosialisasi. Namun, terkadang sosialisasi tidak berjalan
efektif karena hanya sekadar penyampaian. Oleh karena itu, perlu dibuat sosialisasi
yang dapat membuat pihak memahami makna SPKN sehingga memahami apa yang
akan dilaksanakan. Penerapan SKPN kadang memungkinkan terjadi perbedaan
interprestasi dalam memahami SKPN. Oleh karena itu, diterbitkan interpretasi atas
SPKN terhadap kondisi yang sedang berkembang dan belum diatur dalam SPKN.
Selain itu, tantangan dimasa mendatang bagi auditor, sebagaimana dijelaskan oleh
Ritonga (2010) bahwa adanya amanat UU Nomor 17 Tahun 2003 untuk
menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Oleh karena itu, akuntansi
berbasis akrual menjadi kewajiban yang harus segera diterapkan. Kendalanya
adalah belum adanya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berbasis akrual
karena belum mengatur penganggaran berbasis akrual yang dikeluarkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

E.MEMAHAMI PERAN BPK, BPKP DAN INSPEKTORAT DI PEMERINTAH


INDONESIA
Undang-undang dasar 1945 telah menerapkan lembaga audit eksternal
pemerintah yang tugasnya sebagai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badaan ini
berada diluar struktur pemerintah karena itu berada dalam posisi setara dengan
pemerintah. Fungsi utama BPK adalah memeriksa tanggung jawab keuangan
negara, yang secara operasional dijalankan oleh pemerintah. Sedangkan tanggung
jawab keuangan negara yang diaudit adalah pelaksanaan anggaran penerimaan dan
belanja negara (APBN).berdasarkan pasal 3 angka (1) nomor 15 tahun 2004 bahwa
pmeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara, kewenangan BPK cukup besar
sehingga terhadap hasil pmeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan
internal diwajibkan disampaikan kepada BPK dan hasil pemerikasaan tersebut
dapat dimanfaatkan oleh BPK dalam melakukan pemeriksaan pengelolaan
keuangan oleh pemerintah. Jadi tanggung jawab pemeriksaan laporan keuangan
negara hanya dipegang oleh BPK, sedangkan aparat pengawasan lainnya seperti
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dan inspektorat hanya
dapat melakukan pengawasan terhadap pembangunan. Jadi dapat dikatakan bahwa
BPK merupakan pengawas eksternal, sedangkan BPKP dan inspektorat merupakan
pengawas internal.

UU nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pngelolaan dan taggungjawab


keungan negara menyatakan bahwa terdapat tiga jenis pmeriksaan yang dapat
dilakukan oleh BPK, jenisnya sebagai berikut.

1. Pemerikasaan keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pmeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah pusat dan daerah. Penyataan ini dilakukan untuk memberikan
penyatan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang di sajikan dalam
laporan keuangan pemerintah
2. Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemerksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan aspek efektivitas. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi
hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk
pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai
dengan keuangan negara atau daerah diselenggarakan secara ekonomis dan
efisien, serta memenuhi sasarannya secara efektif.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Maksudnya adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus yan
tidak termasuk didalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
Hal ini termasuk pemeriksaan atas keuangan dan pemeriksaan investigasi.

Sementara itu, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)


merupakan sebuah lembaga nondepartemen (LPND) yang berada dibawah dan
tanggung jawab langsung kepada presiden. BPKP diperlukan sebagai badan atau
lembaga pengawas yang dapat melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa
mengalami kemungkinan hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi
objek pemeriksanya.

Tugas pokok BPKP yaitu (1) mempersiapkan perumusan kebijakan


pengawasan keuangan dan pembangunan, (2) menyelenggarakan pengawasan
umum atas penguasaan dan pengurusan keuangan dan (3) menyelengarakan
pengawasan pembangunan. Berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 sistem
pengendalian internal pemerintah (SPIP), BPKP merupakan aparat pengewas
intarnal pemerintah (APIP)yang bertanggung jawab langsung kepada preseden dan
berwenang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara.

Inspektorat Jenderal sendiri dalam kementerian Negara Republik


Indonesia adalah unsur pembantu yang ada disetiap departemen atau kementerian
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
dilingkungan departemen atau kementeriannya. Tugas pokok Inspektorat yaitu
menyelenggarakan pengawasan dilingkungan departemen terhadap semua
pelaksanaan tugas unsur departemen agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
berdasarkan kebijakan menteri dan peratuaran perundang-undangan berlaku, yang
bersifat rutin maupun tugas pembangunan.

Kedudukan BPK hingga nilai-nilai dasar yang menjadi acuan bagi BPK untuk
bekerja :

1. Kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan


Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah badan yang memeriksa tanggung
jawab tentang keuangan Negara yang dalam pelaksanaan tugasnya bebas
dan mandiri serta tidak berdiri di atas pemerintahan

2. Tugas dan wewenang badan pemeriksa keuangan


Memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara.

3. Keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan


Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
dan diresmikan oleh presiden. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih
dari dan oleh anggota.

4. Visi Badan Pemeriksa Keuangan


Terwujudnya BPK RI sebagai lembaga pemeriksa yang bebas dan mandiri,
professional, efektif, efisien dan modern dalam system pengelolaan
keuangan Negara yang dalam setiap kegiatannya: (1) memiliki
pengendalian intern yang kuat; (2) memiliki aparat pemeriksa intern yang
kuat; dan (3) hanya diperiksa oleh satu aparat pemeriksa eksternal.

5. Misi Badan Pemeriksa Keuangan


Mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangn Negara yang bebas dan
mandiri, professional, efektif, efisien dan modern sesuai dengan praktik
internasional terbaik, berkedudukan di ibukota Negara dan ibukota disetiap
provinsi, serta mampu memberdayakan DPR, DPD, dan DPRD dalam
melaksanakan fungsi pengawasannya terhadap pemerintah pusat dan daerah
untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN).

6. Nilai – nilai Dasar Badan Pemeriksa Keuangan

a. Independensi

BPK RI adalah lembaga Negara yang independen di bidang organisasi,


legislasi dan anggaran serta bebas dari pengaruh lembaga Negara
lainnya.

b. Integritas

BPK RI menjunjung tinggi integritas dengan mewajibkan setiap


pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi kode etik
pemeriksa dan standar perilaku professional.

c. Profesionalisme

BPK RI melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesionaisme


pemeriksaan keuangan Negara, kode etik, dan nilai-nilai kelembagaan
organisasi.

FUNGSI BPKP:

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program;

2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah


dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan
daerah;

4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat


strategis dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah;
5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah
kerjanya;

6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi


pemerintah;

7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;

8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan/daerah, BUMN/


BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;

9. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di


dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan


akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain
yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik
daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan


keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap
hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam
rangka perhitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan
ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta


pengendalian mutu pengawasan; dan

13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.


BPKP juga memiliki kegiatan-kegiatan yang meliputi:

1. Audit

2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi

3. Pemberantasan KKN

4. Pendidikan dan pelatihan pengawasan

INSPEKTORAT JENDERAL

Adalah unsur pengawasan yang berada dibawah dan bertanggungjawab


kepada menteri. Tugas Menyelenggarakan pengawasan internal atas pelaksanaan
tugas di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal atas pelaksanaan tugas
di lingkungan Kementerian Keuangan;

b. pelaksanaan pengawasan internal atas pelaksanaan tugas di lingkungan


Kementerian Keuangan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, 
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan


Kementerian Keuangan; dan

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Dasar hukum: Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Kementerian


Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/08/17/audit-sektor-publik-pengantar/

http://www.kumoro.staff.ugm.ac.id/file_artikel/%232%20Jenis%20dan%20Lingk
up%20Audit%20Sektor%20Publik.pdf

http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/10/31/objek-audit-sektor-publik-2/

https://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2017/01/file_storage_1484641204.pdf

https://dokumen.tips/download/link/memahami-fungsi-bpk-bpkp-dan-inspektorat-
di-pemerintah-indonesia

Anda mungkin juga menyukai