Disusun Oleh :
Kelompok II
Kab.rejang lebong
Mengetahui: Mengetahui:
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok
Lapangan
Mengetahui:
Ketua KKN
Darmawansyah,SKM,M.Kes
NIDN:0203038904
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Kegiatan
D. Manfaat Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
B. Jenis Luka Yang Ada Di Daerah Pariwisata
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Sasaran Program
B. Pelaksanaan Kegiatan
C. Evaluasi Kegiatan
BAB IV RENCANA BIAYA DAN RENCANA LUARAN
A. Rancangan Biaya
LAMPIRAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga
melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan
selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan
sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun
sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu
mendapat perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau dalam melakukan deteksi dan intervensi dini dalam
penyimpangan tumbuh kembang. Melakukan stimulasi yang memadai dengan
tujuan untuk merangsang kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian secara optimal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan
ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan
untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Sebagai calon generasi
penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian yang
serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau
dalam melakukan deteksi dan intervensi dini dalam penyimpangan tumbuh
kembang. Melakukan stimulasi yang memadai dengan tujuan untuk merangsang
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian secara optimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
2. Bagi Ibu
Memberikan pengetahuan mengenai deteksi tumbuh kembang pada anak.
pengetahuan ibu sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita, karena
ibu berpengaruh langsung serta berperan besar dalam pemantauan tumbuh
kembang seorang anak.
E. Khalayak Sasaran
Masyarakat yang tergabung dan menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah ibu-ibu di Desa Belitar Seberang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa
tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan
mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan
anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Perkembangan
kemampuan, terutama motoric, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau
hanya dalam dua tau tiga bulan saja.
B. Ciri – Ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan,
yaitu :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf (Kemenkes,
2012).
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya .
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya (Kemenkes, 2012).
3. Pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ pada masingmasing
anak mempunyai kecepatan yang berbeda (Kemenkes, 2012).
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya (Kemenkes, 2012).
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu :
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal) (Kemenkes, 2012).
b. Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal) (Kemenkes, 2012).
6. Perkembangan memilki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, tidak bisa terjadi terbalik (Kemenkes RI, 2012).
Jenis deteksi dini tumbuh kembang anak yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.
Deteksi dini pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan yaitu
keluarga, masyarakat dan Puskesmas.Pengukuran Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) bertujuan untuk menentukan status gizi anak
termasuk normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB
disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran Berat Badan (BB)
menggunakan timbangan dacin, pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi
Badan (TB) dengan menggunakan Infantometer dan microtoise (Kemenkes,
2012).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua
tingkat pelayanan yaitu keluarga, masyarakat dan Puskesmas.Salah satu alat
yang digunakan adalah skrining perkembangan anak menggunakan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Tujuan skrining untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Perkembangan yng
dideteksi adalah motorik/gerak kasar,motorik/gerak halus,bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes, 2012).
A. Keterkaiatan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di posko kelompok 2 di desa belitar
seberang kecamatan sindang kelingi kabupaten rejang lebong provinsi bengkulu.
Penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan yang dipandang penting untuk orang tua
terkhusus pada ibu-ibu dalam menambah wawasan dalam mendeteksi tumbuh
kembang anak.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Total
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang deteksi tumbuh kembang anak
di Desa belitar seberang kec .sindang kelingi Kab.Rejang Lebong
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit, diharapkan peserta
penyuluhan akan mampu:
a. Menyebutkan pengertian tentang tumbuh kembang anak
b. Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang anak
c. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
d. Menyebutkan dan menjelaskan tahapan tumbuh kembang anak
e. Menyebutkan dan menjelaskan deteksi dini tumbuh kembang anak
f. Menyebutkan dan menjelaskan perkembangan psikologis anak usia dini
B. Materi
Materi yang akan disampaikan tentang deteksi tumbuh kembang pada anak.
C. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Lcd
2. Laptop
3. Ppt
4. Leaflet
Soal pre dan post-test deteksi tumbuh kembang anak