Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KEGIATAN 2

KEGIATAN PENYULUHAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG


PADA ANAK DIDESA BELITAR SEBERANG KEC.SINDANG
KELINGI KAB.REJANG LEBONG

Disusun Oleh :

Kelompok II

FAKLUTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN I

Judul Program Kegiatan : Kegiatan penyuluhan tentang deteksi tumbuh


kembang anak didesa belitar seberang
kec.sindang kelingi

Kab.rejang lebong

Kelompok Sasaran : Masyarakat Desa Belitar Seberang


Lokasi Kegiatan : Desa/Kelurahan : Desa Belitar Seberang
Kecamatan : Sindang Kelingi
Kabupaten : Rejang Lebong
Kelompok : Kelompok II (Dua)
Fakultas/Prodi : Fakultas Ilmu Kesehatan / Ilmu Keperawatan
Dan Kesehatan Masyarakat
Waktu Pelaksanaan : April 2022
Biaya Yang Digunakan:
Sumber Biaya :

Mengetahui: Mengetahui:
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok
Lapangan

Mengetahui:
Ketua KKN

Ns. Emi,M.Kep Adi kuswanto


NIDN::0219028804 NPM:19230239P

Darmawansyah,SKM,M.Kes
NIDN:0203038904
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Kegiatan
D. Manfaat Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
B. Jenis Luka Yang Ada Di Daerah Pariwisata
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Sasaran Program
B. Pelaksanaan Kegiatan
C. Evaluasi Kegiatan
BAB IV RENCANA BIAYA DAN RENCANA LUARAN
A. Rancangan Biaya
LAMPIRAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga
melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan
selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan
sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun
sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu
mendapat perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau dalam melakukan deteksi dan intervensi dini dalam
penyimpangan tumbuh kembang. Melakukan stimulasi yang memadai dengan
tujuan untuk merangsang kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian secara optimal.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan
ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan
untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Sebagai calon generasi
penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian yang
serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau
dalam melakukan deteksi dan intervensi dini dalam penyimpangan tumbuh
kembang. Melakukan stimulasi yang memadai dengan tujuan untuk merangsang
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam kegiatan ini


adalah “bagaimana cara mengetahui deteksi tumbuh kembang pada anak”.

C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang deteksi tumbuh kembang anak


di Desa belitar seberang kec .sindang kelingi Kab.Rejang Lebong.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit, diharapkan peserta
penyuluhan akan mampu:
a. Menyebutkan pengertian tentang tumbuh kembang anak
b. Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang anak
c. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
d. Menyebutkan dan menjelaskan tahapan tumbuh kembang anak
e. Menyebutkan dan menjelaskan deteksi dini tumbuh kembang anak
f. Menyebutkan dan menjelaskan perkembangan psikologis anak usia dini
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa

Dapat mengembangkan pengetahuan mengenai deteksi tumbuh kembang pada


anak khususnya wisata di Desa Belitar Seberang. Dan diharapkan juga dapat
menjadi  masukan untuk mahasiswa dalam menambah pengetahuan tentang
pelatihan cara mendeteksi tumbuh kembang pada anak.

2. Bagi Ibu
Memberikan pengetahuan mengenai deteksi tumbuh kembang pada anak.
pengetahuan ibu sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita, karena
ibu berpengaruh langsung serta berperan besar dalam pemantauan tumbuh
kembang seorang anak.
E. Khalayak Sasaran

Masyarakat yang tergabung dan menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini
adalah ibu-ibu di Desa Belitar Seberang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa
tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan
mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan
anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Perkembangan
kemampuan, terutama motoric, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau
hanya dalam dua tau tiga bulan saja.
B. Ciri – Ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan,
yaitu :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf (Kemenkes,
2012).
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya .
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya (Kemenkes, 2012).
3. Pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ pada masingmasing
anak mempunyai kecepatan yang berbeda (Kemenkes, 2012).
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya (Kemenkes, 2012).
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu :
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal) (Kemenkes, 2012).
b. Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal) (Kemenkes, 2012).
6. Perkembangan memilki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, tidak bisa terjadi terbalik (Kemenkes RI, 2012).

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal
(genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal antara lain jenis
kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila faktor ini dapat berinteraksi
dalam lingkungan yang baik dan optimal, akan menghasilkan pertumbuhan yang
optimal pula. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan
oleh faktor genetik, di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik
juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh
secara optimal. Faktor eksternal sangat menentukan tercapainya potensi genetik
yang optimal. (Supariasa dkk, 2016) .
Menurut Supariasa dkk, 2016 faktor lingkungan dapat dibagi dua, yaitu
faktor pranatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pranatal adalah
faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan.
Menurut Soetjiningsih (1998) dalam Supariasa dkk, 2016, lingkungan
pranatal yang mempengaruhi pertumbuhan janin mulai konsepsi sampai lahir,
antara lain :
1. Gizi ibu pada saat hamil
Status gizi ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Status gizi ibu buruk baik sebelum maupun selama kehamilan,
akan menyebabkan Berat bayi Lahir Rendah (BBLR), mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir maupun
terinfeksi atau terjadi abortus (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
2. Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan
ketuban yang kurang. Posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan
berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
3. Toksin/zat kimia
Obat-obatan yang bersifat racun seperti Thalidomide, Phenitoin,
Methadion dan obat-obatan anti kanker yang diminum oleh ibu pada saat
kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang kecanduan
alkohol dan perokok berat, dapat melahirkan bayi dengan BBLR, lahir mati,
cacat atau retadasi mental. Pada ibu hamil yang menderita keracunan logam
berat, seperti makan ikan yang terkontaminasi merkuri (air raksa) dapat
menyebabkan mikrosefali (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
4. Endokrin
Jenis hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, dan hormon insulin
(Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
5. Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat
mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan
lainnya (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
6. Infeksi
Cacat bawaan juga bisa disebabkan oleh infeksi intrauterin, varisela,
malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza (Soetjiningsih 1998 dalam
Supariasa, dkk 2016).
7. Stress
Ibu hamil yang mengalami stress akan mempengaruhi tumbuh kembang
janin, yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan kejiwaan (Soetjiningsih 1998
dalam Supariasa, dkk 2016).
8. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta dapat
menyebabkan berat badan lahir rendah (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa,
dkk 2016).
Soetjiningsih (1998) dalam Supariasa dkk, 2016,faktor lingkungan
pascanatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak
setelah lahir. Faktor lingkungan pascanatal yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak yaitu :
1. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis dan fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang
lain. Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah status gizi
bayi yang dilahirkan. Bayi yang mengalami kekurangan gizi, dapat dipastikan
pertumbuhan anak akan terhambat dan tidak akan mengikuti potensi genetik
yang optimal (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk 2016).
2. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca,
keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Cuaca
dan keadaan geografis berkaitan dengan pertanian dan kandungan unsur
mineral dalam tanah. Daerah kekeringan atau musim kemarau yang panjang
menyebabkan kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan persediaan
pangan di tingkat rumah tangga menurun yang berakibat pada asupan gizi
keluarga rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan gizi kurang dan
pertumbuhan anak akan terhambat.Di daerah endemik, gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKY) menyebabkan petumbuhan penduduknya sangat
terhambat sepeti kerdil atau kretinisme (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa,
dkk 2016).
3. Keadaan sanitasi lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya
berbagai jenis penyakit antara lain diare, cacingan dan infeksi saluran
pencernaan. Anak yang menderita infeksi saluran pencernaan akan
mengalami gangguan penyerapan zat gizi sehingga terjadi kekurangan zat
gizi. Anak yang kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit dan
pertumbuhan akan terganggu (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa, dkk
2016).
4. Faktor psikososial
Faktor psikososial yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah
stimulasi, motivasi, ganjaran, kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah,
cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi antara anak dan orang tua.
Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama orang tua berinteraksi dengan
anak, tetapi ditentukan oleh kualitas interaksi yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masingmasing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan
tersebut yang dilandasi oleh rasa kasih sayang (Soetjiningsih 1998 dalam
Supariasa, dkk 2016).
5. Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada pertumbuhan
anak antara lain : pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah
tangga, norma dan tabu serta urbanisasi (Soetjiningsih 1998 dalam Supariasa,
dkk 2016).
6. Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain :
pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya dan pendapatan keluarga. Faktor
tersebut akan berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat
mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Ketersediaan zat gizi
pada tingkat seluler yang rendah yang pada akhirnya akan mengakibatkan
pertumbuhan terganggu (Supariasa dkk, 2016).

D. Tahapan Tumbuh Kembang Anak


Tahapan tumbuh kembang anak berdasarkan umur yaitu:
E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak adalah kegiatan pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan tumbuh
kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan
juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan yang tepat, terutama
ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui,
intervensi akan lebih sulit dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak
(Kemenkes RI, 2012).

Jenis deteksi dini tumbuh kembang anak yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.
Deteksi dini pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan yaitu
keluarga, masyarakat dan Puskesmas.Pengukuran Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) bertujuan untuk menentukan status gizi anak
termasuk normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB
disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran Berat Badan (BB)
menggunakan timbangan dacin, pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi
Badan (TB) dengan menggunakan Infantometer dan microtoise (Kemenkes,
2012).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua
tingkat pelayanan yaitu keluarga, masyarakat dan Puskesmas.Salah satu alat
yang digunakan adalah skrining perkembangan anak menggunakan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Tujuan skrining untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Perkembangan yng
dideteksi adalah motorik/gerak kasar,motorik/gerak halus,bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes, 2012).

Jadwal skrining KPSP rutin adalah pada umur


3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Jika anak belum
mencapai umur tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang
terdekat untuk pemeriksaan rutin. Skrining dilakukan oleh tenaga kesehatan,
guru TK dan petugas PADU terlatih. Instrumen yang digunakan adalah
formulir KPSP menurut umur. Formulir berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak
umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm (Kemenkes, 2012).

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional.


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat
segera dilakukan tindakan intervensi (Kemenkes, 2012)
BAB III
METODE PELAKSANAN

A. Keterkaiatan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di posko kelompok 2 di desa belitar
seberang kecamatan sindang kelingi kabupaten rejang lebong provinsi bengkulu.
Penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan yang dipandang penting untuk orang tua
terkhusus pada ibu-ibu dalam menambah wawasan dalam mendeteksi tumbuh
kembang anak.
B. Pelaksanaan Kegiatan

No. Uraian Kegiatan Tempat Waktu

1 Penyusunan Proposal Sekre 2 April 2022

2 Perbaikan proposal Sekre -

3 Permohonan kepala desa Kepala desa 14 april 2022

4 Pengurusan Izin Posko II 14 April 2022

5 Penyebaran undangan Desa Belitar 15 April 2022


Seberang

6 Persiapan Tempat Posko II 15 April 2022

7 Pelaksanaan kegiatan Posko II 16 April 2022

8 Evaluasi Kegiatan Posko II 16 April 2022

9 Penyusunan laporam Sekre 17 April 2022


C. Rancangan Anggaran Belanja
Rencana anggaran kegiatan (RAP) penyuluhan kepada ibu-ibu di desa Belitar
Seberang Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu sebagai berikut :

No. Uraian Jumlah Harga Jumlah


satuan satuan

Total
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Pembahasan : Penyuluhan deteksi tumbuh kembang pada anak


Hari/tangggal : Sabtu, 16 April 2022
Tempat : Posko Kelompok II
Penyuluh/pemateri : Adi kuswanto
Pukul : 19.00 Wib

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang deteksi tumbuh kembang anak
di Desa belitar seberang kec .sindang kelingi Kab.Rejang Lebong
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit, diharapkan peserta
penyuluhan akan mampu:
a. Menyebutkan pengertian tentang tumbuh kembang anak
b. Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang anak
c. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
d. Menyebutkan dan menjelaskan tahapan tumbuh kembang anak
e. Menyebutkan dan menjelaskan deteksi dini tumbuh kembang anak
f. Menyebutkan dan menjelaskan perkembangan psikologis anak usia dini
B. Materi
Materi yang akan disampaikan tentang deteksi tumbuh kembang pada anak.
C. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya Jawab

D. Media
1. Lcd
2. Laptop
3. Ppt
4. Leaflet
Soal pre dan post-test deteksi tumbuh kembang anak

1. Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang ?


a. Hal yang tumbuh dan berkembang pada anak, yang di pengaruhi oleh
faktor keadaan tempat tinggal.
b. Suatu proses perkembangan menuju dewasa pada anak, yang di pengaruhi
faktor orang tua.
c. proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa, yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Yang termasuk ciri dari tumbuh kembang anak adalah ?
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
b. Tinggi dan berkembang
c. Proses yang sanggat panjang
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
a. Keluarga dan keturunan
b. Genetic dan lingkungan
c. Suasana dan keadaan
4. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 0-3 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Mengerakan kepala dari kiri kanan dan tengah
b. Berjalan
c. Merangkak
5. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 3-6 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Berjalan
b. Berbalik telungkup dan terlentang
c. Duduk
6. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 6-9 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Duduk
b. Mengerakkan kepala kiri kanan
c. Berjalan
7. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 9 -12 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Mengangkat benda keposisi berdiri
b. Hanya bisa mengerakan kepala
c. Hanya peka terhadap rangsangan
8. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 12-18 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Memanggil ayah dan ibu
b. Belum bisa berjalan
c. Blm bisa merangkak
9. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 18-24 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Menumpuk 4 kudus
b. Belum bisa merangkak
c. Belum bisa berdiri sendiri
10. Tahapan tumbuh kembang anak yang normal pada usia 24-36 bulan bisa
melakukan apa saja ?
a. Berjalan naik tangga sendiri
b. Belum bisa mengerakan tanggan
c. Belum bisa memangil ayah ibu

Anda mungkin juga menyukai