SKENARIO 2
KeluarDarah Dari Jalan Lahir
Seorang perempuanberusia 27 tahun G2P0A0usiakehamilan 38
minggudirujukke Unit GawatDarurat RS oleh
bidandengankeluhandarahdarijalanlahirsejak 2 jam yang lalu.
Keluhandisertaiperutterasakencangsejak 6 jam yang lalu yang
dirasakansemakinsakit dan sering. Pada pemeriksaan Leopold
diketahuijanintunggal, punggungkanan, kepaladibawah,
sudahmasukpintupanggul. Pada pemeriksaan obstetric
didapatkanpembukaan cervix 3cm, selaput amnion masihutuh dan cervix
sudahmenipis.
Doktermengisilembarpartogramuntukmengobservasikemajuanpersalinan.
STEP 1
1. G2P0A0 : Gravida ke 2, Para (melahirkan) 0, Abortus (keguguran) 0.
2. Leopold :Pemeriksaan pada
ibuhamildengancaraperabaanuntukmenentukantinggi
fundus, DJJ.
3. Amnion:Selaput tipis yang
membentukkantungketubanuntukmelindungiembrioselam
akehamilan.
4. Obstetrik:Pemeriksaan yang berhubungandengankehamilan dan
persalinan.
5. Partogram:Alat bantu yang digunakanuntukmemantau kala persalinan
dan keputusanklinik.
STEP 2
1.Mengapabisaterjadikeluardarahdarijalanlahir, perutterasakencang dan
terasasakit?
2.Bagaimanapemeriksaanleopold?
3.Bagaimana pemeriksaanobstetrik?
4.Bagaimana caramengisilembarpartogram?
2
h) Kondisiibu
STEP 4
1. Bisaterjadikeluardarah, perutterasakencang dan sakitkarena:
Aterm (37-42 minggu) → HIS
→serviksmenipismembuka→keluardarahdaridalammukus.
Terjadi pada kala I →sudahpembukaanserviks.
Perutterasakencang→warnabagiandari uterus mengalamiperubahan.
Rasa sakit→karnakontraksi→mulaibertekanan→kontraksiregangan→
ganglia →anoksiaselotot→nyeri.
Kala I →faselaten dan faseaktif.
2. Pemeriksaan Leopold yaitu:
Leopold I →bagianjanin fundus uteri, bokong dan kepala.
Leopold II → 2 kelopaktangan, bokongkerasbentukteratur.
Leopold III →bagianterbawah, perutibu, lutut flexi.
4
6. Tanda-tandapersalinanyaitu:
Sesungguhnya: interval rasa, nyerimendadak, lendirdarahkeluarbanyak.
Semu: nyerisemakinrendah, nyerihanyadidepan,
tidakbanyakkeluarlendirdarah.
7. Mekanismepersalinanyaitu:
a) Engagement: jam setinggispiraischiadikum
b) Desensus: gerakanjaninkebawah
c) Fleksi:gerakankepalajanin
d) Rotasiinterna: gerakanrotasikepala
e) Ekstensi: gerakanoksiputberhimpit
f) Rotasieksterna: gerakanrotasi dan posisi PA
g) Ekspulsi: kelahiran
Mind Map
Mekanisme
fisiologi
Tanda-tanda
Pemeriksaan Power
Kala I Obstetrik Passage
Kala II Passanger
Kala III
Kala IV
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik :
Leopold
Pemeriksaan
Penunjang : Partograf
6
STEP 5
1. Tahap-tahap persalinan kala I-IV
2. Proses fisiologis dan biokimiawi pengaturan persalinan serta peran
fetusnya
3. Faktor yang mempengaruhi persalinan serta faktor penyulitnya
4. Pemeriksaan intrapartum (Hodge) dan partograf
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
1. Tahappersalinan
Pada persalinan normal, terdapat empat stadium atau kala yang
membentuk grafik persalinan yang lazim, yaitu:
KALA II
Stadium kedua (kala dua) berawal ketika pembukaan telah lengkap dan
berakhir dengan pelahiran bayi. Karena itu, stadium kedua persalinan adalah
stadium pengeluaran bayi.1
Pada stadium ini terdapat peregangan serat-serat levator ani dengan cara
penipisan bagian sentral perineum, yang berubah dari massa jaringan
12
Gambar 1.4 Rangkaian perkembangan segmen dan cincin di uterus pada aterm
dan saat persalinan. Perhatikan perbandingan antara uterus wanita tak hamil,
uterus selama persalinan. Segmen bawah uterus yang pasif berasal dari
isthmus, dan cincin retraksi fisiologis terbentuk di taut segmen atas dan
bawah. Cincin retraksi patologis terbentuk dari cincin fisiologis (OI Anat. =
ostium internum anatomis, OE = ostium eksternum, OI Hist. = ostium
internum histologis, CR F = cincin retraksi fisiologis).1
KALA III
Stadium ketiga (kala tiga) dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta. Karena itu, stadium ketiga persalinan ini adala
stadium pemisahan dan pengeluaran plasenta.1
Pada saat bayi lahir seluruhnya, rongga uterus nyari lenyap. Organ ini
terdiri dari hampir hanya massa padat otot dengan ketebalan beberapa
sentimeter diatas segmen bawah ketinggian umbilikus.1
13
Pengecilan mendadak ukuran uterus ini serta merta diikuti penurunan luas
tempat implantasi plasenta. Agar dapat menyesuaikan dirinya dengan tempat
yang semakin sempit ini, plasenta meninkatkan ketebalannya, tetapi karena
elastisitasnya rendah, plasenta dipaksa untuk menyerah. Tegangan yang
terbentuk menarik lapisan terlemah desidua-desidua spongiosa dan tempat itu.
Karena itu ketidak seimbangangan antara ukuran plasenta yang tetap dan
ukuran tempat implantasi yang menciut menyebabkan plasenta terlepas.1
Segera dan selama sekitar satu jam setelah pelahiran, miometrium tetap
berada dalam status berkontraksi kaku dan persisten serta teretraksi. Hal ini
secara langsung menekan pembuluh-pembuluh besar uterus dan
memungkinkan terbentuknya thrombosis di dalam lumen pembuluh. Karena
itu, perdarahan pascapersalinan yang berlebihan dapat diegah.1
Asuhan Pasca Persalinan (kala iv):2
a) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
b) Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit
ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
1) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu.
2) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 60-90 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
pada menit ke-45-60, dan berlangsung selama 10-20 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
3) Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya dan biarkan bayi
berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
4) Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau
sebelum bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama
dengan mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.
5) Jika bayi belum menemukan puting ibu-IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.
6) Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan
ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan
asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian
vitamin K1, salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu
untuk menyusu.
7) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
kehangatannya.
15
8) Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama.
Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya
kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti keduanya
sampai bayi hangat kembali.
9) Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu
dalam jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu
sesering keinginannya.2
tulang panggul. Sementara itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun") dan
dalam keadaan normal terorientasi sedemikian rupa sehingga kepala
berkontrak dengan serviks sebagai persiapan untuk keluar melalui jalan
lahir. Pada persalinan langsung, setiap bagian tubuh selain kepala adalah
bagian yang pertama kali mendekati jalan lahir.4
Kontraksi ritmik terkoordinasi, biasanya tak-nyeri pada awalnya,
dimulai pada awitan persalinan. Seiring dengan kemajuan persalinan,
frekuensi, intensitas, dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan kontraksi
bertambah. Kontraksi kuat dan berirama ini mendorong janin menekan
serviks sehingga mendilatasikannya. Kemudian, setelah membuat serviks
terbuka cukup lebar untuk dapat dilalui janin, kontraksi-kontraksi ini
mendorong janin keluar melalui jalan lahir.4
a) Peran estrogen kadar tinggi
Selama awal gestasi, kadar estrogen ibu relatif rendah, tetapi
seiring dengan kemajuan kehamilan, sekresi estrogen plasenta terus
meningkat. Pada hari-hari tepat menjelang persalinan, terjadi lonjakan
kadar estrogen yang menyebabkan perubahan pada uterus dan serviks
untuk mempersiapkan kedua struktur ini untuk persalinan dan
pelahiran pertama, estrogen kadar tinggi mendorong sintesis
konekson di dalam sel-sel otot polos uterus. Sel-sel miometrium ini
secara fungsional tidak berkaitan sama sekali hampir di sepanjang
masa gestasi. Konekson yang baru terbentuk disisipkan di membran
plasma miometrium untuk membentuk taut celah yang secara elektrik
menyatukan sel-sel otot polos uterus sehingga mereka mampu
berkontraksi secara terkoordinasi. Secara bersamaan, estrogen kadar
tinggi secara drastis dan progresif meningkatkan konsentrasi reseptor
oksitosin di miometrium. Bersama-sama, perubahan-perubahan
miometrium ini menyebabkan responsivitas uterus terhadap oksitosin
meningkat yang akhirnya memicu persalinan. Selain mempersiapkan
uterus untuk persalinan, estrogen kadar tinggi juga mendorong
pembentukan prostaglandin lokal yang berperan dalam pematangan
17
Teknik sebuahendoskopdengansinardimasukkanmealuiserviks
yang
dilatasisetelahketubanpecahsehinggadapatditekakankekulitkepalajanin.
Kulitdibersihkandengankapas dan dilapisidengan gel silikon yang
menyebabkandarahterkumpulsebagaigelembung-gelembungdiskret.
Sayatandibuatmelaluikulithinggakedalaman 2 mm
menggunakanpisaukhususdengangagang yang panjang.
Segerasetelahsetetesdarahterbentuk di permukaan,
secepatnyadikumpulkankedalamsebuahtabungkapilerkaca yang berisi
heparin, phdarahkemudansegeradiukur. 1
Interpretasi,
pHdarahkapilerkulitkepalajaninbiasanyalebihrendahdaripada pHdarah
vena umblikalis dan mendekati pHdaraharteriumbilicalis.
Jikaphdarahlebihbesardari 7,25persalinandiobservasi. Jika pHantara
7,20 dan 7,25pengukurandiulangdalamwaktu 30 menit. JikapH
kurangdari 7,20 sampeldarahkulitkepala lain segeradiambil, dan
ibudibawakeruangoperasi dan dipersiapkanuntukoperasi.
Pelahiransegeradilakukanjika pHrendahtelahdikonfirmasi, jikatidak,
persalinanbolehdilanjutkan, dan
sampeldarahkulitkepaladiulangsecaraberkala. 1
3) Stimulasikulitkepala
Pengamatanbahwaakselerasidenyutjantungakibatjepitankulitkepala
denganklemallistepatsebelumpengambilandarah,
selaludikaitkandenganph normal. Sebaliknya,
kegagalanuntukmemicuakselerasitidakselalusamadalammemprediksias
idemiajanin.1
4) Stimulasivibroakustik
Akselerasidenyutjantungjaninakibatstimulasivibroakustiktelahdirek
omendasikansebagaipenggantipengambilansampelkulitkepalajanin.Tek
nik inimengggunakanlaringartifisialelektronikditempatkansekitar 1 cm
dariataulangsung pada perutibu.
31
Responterhadapstimulasivibroakustikdianggapwajarjikaakselerasideny
utjantungjaninsetidaknya 15 denyut per menitselamasetidaknya 15
detik, terjadidalamwaktu 15 detiksetelahstimulasi dan
dengangerakanjanin yang berkepanjangan.1
5) Oksimetrinadijanin
Menggunakanteknologi yang samadenganoksimeterdenyutdewasa,
instrumentasitelahdikembangkansehinggamemungkinkanpenilaianoksi
hemoglobinjaninsaatketubanpecah. Sensor
unikmiripbantalandimasukkanmelaluileherrahim dan
diletakkanberhadapandenganwajahjanin, sertatertahan oleh dinding
Rahim. 1
6) Elektrokardiografijanin
Teknik inimemerlukanpemantauandenyutjantungjanin internal dan
peralatankhususuntukmemroses EKG janin. Dasar pemikiran di
balikteknologiiniadalahpengamatanbahwajaninmatur yang
terpajanhipoksemiamengalamipeningkatansegmenstdisertaikenaikanpr
ogresiftinggigelombang t yang dan dinyatakansebagairasio t: qrs. Hal
inimenyatakanbahwapeningkatan ratio t:qrs
mencerminkankemampuanjantungjaninuntuberadaptasidenganhipoksia
dan munculsebelumkerusakansarafterjadi. Hipoksia yang
memburukmenyebabkanpeningkatandeflesisegmenst negative
sedemikianrupasehinggatampilsebagaigelombangbifasik.1
7) Vesilometri Doppler intrapartum
Analisis Doppler arteria
umbilikalisuntukpemantauanjaninkonvensional. Bentukgelombang
Doppler abnormal
menandakanresistensipembuluhtalipusatplasentapatologis.1
32
Bidanghodge
Partograf
33
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
aseton atau protein dalam urin.
Pengisianpartograf
41
Keterangan:
a. Halamandepanpartograf
Halamandepanpartografmencantumkanbahwaobservasi yang dimulai
pada faseaktifpersalinan dan menyediakanlajur dan
kolomuntukmencatathasil-
hasilpemeriksaanselamafaseaktifpersalinan.1
a) Informasitentang ibu:1
1. Nama, umur
2. Gravida, para, abortus
3. Nomercatatanmedikataunomorpuskesmas
42
Untukmenyatakankontraksilamanyakurangdari 20 detik
Untukmenyatakankontraksi yang lamanya 20-40 detik
Untukmenyeatakankontraksi yang lamanyalebihdari 40 detik.
47
Lembarbelakangpartograf
Daftar Pustaka
1. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri Williams
Volume : 1. Edisi ke-3. Jakarta : EGC ; 2018.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku : Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes ; 2013.
3. Hall John E. Guyton dan Hall : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-12.
Singapore : Elsevier ; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC;
2015.
5. PrawirohardjoSarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
SarwonPrawirohardjo; 2018