Anda di halaman 1dari 52

1

SKENARIO 2
KeluarDarah Dari Jalan Lahir
Seorang perempuanberusia 27 tahun G2P0A0usiakehamilan 38
minggudirujukke Unit GawatDarurat RS oleh
bidandengankeluhandarahdarijalanlahirsejak 2 jam yang lalu.
Keluhandisertaiperutterasakencangsejak 6 jam yang lalu yang
dirasakansemakinsakit dan sering. Pada pemeriksaan Leopold
diketahuijanintunggal, punggungkanan, kepaladibawah,
sudahmasukpintupanggul. Pada pemeriksaan obstetric
didapatkanpembukaan cervix 3cm, selaput amnion masihutuh dan cervix
sudahmenipis.
Doktermengisilembarpartogramuntukmengobservasikemajuanpersalinan.

STEP 1
1. G2P0A0 : Gravida ke 2, Para (melahirkan) 0, Abortus (keguguran) 0.
2. Leopold :Pemeriksaan pada
ibuhamildengancaraperabaanuntukmenentukantinggi
fundus, DJJ.
3. Amnion:Selaput tipis yang
membentukkantungketubanuntukmelindungiembrioselam
akehamilan.
4. Obstetrik:Pemeriksaan yang berhubungandengankehamilan dan
persalinan.
5. Partogram:Alat bantu yang digunakanuntukmemantau kala persalinan
dan keputusanklinik.
STEP 2
1.Mengapabisaterjadikeluardarahdarijalanlahir, perutterasakencang dan
terasasakit?
2.Bagaimanapemeriksaanleopold?
3.Bagaimana pemeriksaanobstetrik?
4.Bagaimana caramengisilembarpartogram?
2

5.Apasajafaktor yang mempengaruhidaripersalinantersebut?


6.Apasajatanda-tandadaripersalinan?
7.Bagaimanamekanismedaripersalinan?
STEP 3
1. Bisaterjadikeluardarah, perutterasakencang dan sakitkarena:
Aterm (37-42 minggu) → HIS
→serviksmeipismembuka→keluardarahdaridalammucus.
Terjadi pada kala I →sudahpembukaanserviks.
Perutterasakencang→warnabagiandari uterus mengalamiperubahan.
Rasa sakit→karnakontraksi.
2. Pemeriksaan Leopold yaitu:
Pemeriksaanleopolduntukmenentukan fundus uteri, presentasijanin dan
DJJ.
Leopold I →bagianjanin di fundus uteri.
Leopold II →untukmenentukanbagiankananataukirijanin, punggung
dan ekstremitas.
Leopold III →untukmenentukanbagianterbawahjanin.
Leopold IV →janinsudahmasukkepintuatastunggal.
3. Pemeriksaanobstetrikyaitu:
Inspeksi: head to toetermasukbagian genital.
Palpasi: pemeriksaanleopold I-IV.
Auskultasi: stetoskop, doppler.
4. Cara mengisilembarpartogramyaitu:
Untuksemuaibu pada kala I sampaipersalinanfaseaktif (4cm)
a) Informasiibu
b) Waktu pecahnyaketuban
c) Kondisijanin
d) Kemajuanpersalinan
e) Jam dan waktu
f) Kontraksi uterus
g) Obat-obatan
3

h) Kondisiibu

5. Faktor-faktor yang mempengaruhipersalinanyaitu:


5P → Power, Passage, Passanger, Position, Psikologis
6. Tanda-tandapersalinanyaitu:
a) Permukaanpersalinan: kepalajaninmasukke PAP, polyuria,
sakitpanggul dan pinggang, pengeluaran lender darah.
b) Serviksmulaimenipis dan membuka.
c) Rasa nyeriteratur, kekuatankontraksi.
7. Mekanismekontraksiyaitu:
a) Engagement
b) Desensus
c) Fleksi
d) Rotasiinterna
e) Ekstensi
f) Rotasiekterna
g) Ekspalsi

STEP 4
1. Bisaterjadikeluardarah, perutterasakencang dan sakitkarena:
Aterm (37-42 minggu) → HIS
→serviksmenipismembuka→keluardarahdaridalammukus.
Terjadi pada kala I →sudahpembukaanserviks.
Perutterasakencang→warnabagiandari uterus mengalamiperubahan.
Rasa sakit→karnakontraksi→mulaibertekanan→kontraksiregangan→
ganglia →anoksiaselotot→nyeri.
Kala I →faselaten dan faseaktif.
2. Pemeriksaan Leopold yaitu:
Leopold I →bagianjanin fundus uteri, bokong dan kepala.
Leopold II → 2 kelopaktangan, bokongkerasbentukteratur.
Leopold III →bagianterbawah, perutibu, lutut flexi.
4

Leopold IV →2 telapaktangan, pintuataspanggul.


3. Pemeriksaanobstetrik yaitu:
1) Anamnesis:
a) Riwayathaid
b) Kontrolkehamilan
c) Penyakitsebelumnya
2) Pemeriksaan fisik:
a) Head to toe
b) Bagian genital
c) Bagianpayudara
d) Bagian abdomen
e) Linea alba
4. Cara mengisilembarpartogram yaitu:
Halamandepan:
a) Informasiibu
b) Waktu pecahnyaketuban
c) Kondisijanin
d) Kemajuanpersalinan
e) Jam dan waktu
f) Kontraksi uterus
g) Obat-obatan
h) Kondisiibu
5. Faktor-faktor yang mempengaruhipersalinanyaitu:
a) Power:kekuatankontraksi uterus dan dinding his, kontraksidiafragma
b) Passage: jalanlahirkeras dan lunak
c) Passanger: letak, presentasijanin
d) Faktor hormonal → 1-2 minggu dan sebelumpersalinanestrogen dan
progesterone menurun (relaksasiotot polos)
→alirandarahberkurang→memicupengeluaran prostaglandin
→memicupengeluaranoksitosin→kontraksi uterus.
5

6. Tanda-tandapersalinanyaitu:
Sesungguhnya: interval rasa, nyerimendadak, lendirdarahkeluarbanyak.
Semu: nyerisemakinrendah, nyerihanyadidepan,
tidakbanyakkeluarlendirdarah.
7. Mekanismepersalinanyaitu:
a) Engagement: jam setinggispiraischiadikum
b) Desensus: gerakanjaninkebawah
c) Fleksi:gerakankepalajanin
d) Rotasiinterna: gerakanrotasikepala
e) Ekstensi: gerakanoksiputberhimpit
f) Rotasieksterna: gerakanrotasi dan posisi PA
g) Ekspulsi: kelahiran

Mind Map

Mekanisme
fisiologi

Tanda-tanda

PERSALINAN Faktor yang


mempengaruhi
Tahap-tahap

Pemeriksaan Power
Kala I Obstetrik Passage
Kala II Passanger
Kala III
Kala IV
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik :
Leopold
Pemeriksaan
Penunjang : Partograf
6

STEP 5
1. Tahap-tahap persalinan kala I-IV
2. Proses fisiologis dan biokimiawi pengaturan persalinan serta peran
fetusnya
3. Faktor yang mempengaruhi persalinan serta faktor penyulitnya
4. Pemeriksaan intrapartum (Hodge) dan partograf

STEP 6
Belajar Mandiri

STEP 7
1. Tahappersalinan
Pada persalinan normal, terdapat empat stadium atau kala yang
membentuk grafik persalinan yang lazim, yaitu:

Gambar 1.1 Perbedaan lamanya persalinan primigravida dan multigravida.1


KALA I
Stadium pertama (kala satu) berawal ketika terjadi kontraksi-kontraksi
uterus yang frekuensi, intensitas, dan durasinya mampu menyebabkan
penipisan serviks, yang dinamai pendataran atau penipisan (effacement).
Stadium persalinan ini berakhir ketika serviks berdilatasi sempurna
(pembukaan lengkap)sekitar 10 cmsehingga kepala janin dapat lewat. Karena
itu, kala satu persalinan adalah stadium pendataran dan pembukaan serviks.1
Kala I dibagi menjadi 2:
1) Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.
7

2) Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6


jam.2
Kontraksi uterus selama persalinan dimulai terutama di puncak fundus
uteri dan menyebar ke bawah ke seluruh korpus uteri. Selain itu,
intensitas kontraksi kuat di puncak dan korpus uteri, tetapi lemah di
segmen bawah uterus di dekat serviks. Oleh karena itu, setiap kontraksiuterus
cenderung mendorong bayi ke bawah ke arah serviks.Pada awal persalinan,
kontraksi mungkin hanya terjadi sekali setiap30 menit. Dengan majunya
persalinan, kontraksi akhirnya timbul sekalisetiap 1 sampai 3 menit, dan
intensitasnya sangat meningkat, denganperiode relaksasi yang singkat di
antara kontraksi. Gabungan kontraksiuterus dan otot-otot abdomen selama
persalinan menyebabkan tekananke bawah pada fetus sebesar sekitar 25 pon
pada tiap kontraksi yang kuat.Untungnya, kontraksi persalinan terjadi secara
intermiten karenakontraksi yang kuat menghalangi atau kadang-kadang
bahkanmenghentikan aliran darah melalui plasenta dan dapat menyebabkan
kematian fetus bila kontraksi terus berlangsung. Memang, padapemakaian
berlebihan berbagai zat perangsang uterus sepertioksitosin, dapat
menyebabkan spasme uterus, bukan kontraksiritmis, dan dapat mengakibatkan
kematian fetus.3
Pada lebih dari 95 persen persalinan, kepala merupakan bagian
pertama bayi yang dikeluarkan, dan pada sebagian besar sisanya,
bokong dikeluarkan pertama kali. Bila bayi memasuki jalan lahir
dengan bokong atau kaki terlebih dahulu, ini dinamakan sungsang.3
Kepala bertindak sebagai baji untuk membuka struktur-struktur jalan lahir
ketika fetus didorong ke bawah. Hambatanutama yang pertama pada
pengeluaran fetus adalah serviks uteri.Menjelang akhir kehamilan serviks
menjadi lunak, yangmemungkinkannya untuk meregang saat kontraksi
persalinanterjadi di uterus. Kala satu persalinanadalah periode dilatasi
serviks yang progresif, berlangsung sampai pembukaan servikssebesar kepala
fetus. Stadium ini biasanya berlangsung selama 8 sampai 24 jam pada
8

kehamilan pertama, tetapi sering hanyaberlangsung beberapa menit pada


kehamilan yang sudah berkali-kali.3
Segmen bawah dan atas uterus. Seluruh miometrium termasuk segmen
bawah uterus dan serviks akan berkontraksi secara bersamaan dan dengan
intensitas yang sama maka gaya eksplisit netto akan sangat bergantung.
Segmen atas akan berkontraksi (terasa padat saat palpasi abdomen) dan
segmen bawah uterus yang melunak dan serviks berdilatasi dan karenanya
membentuk saluran yang sangat melebar dan menipis dan dapat dilewati oleh
janin.1
Perubahan Serviks Selama Kala Satu Persalinan
Akibat gaya-gaya kontraksi, terjadi dua perubahan mendasar-
pendatarandan dilatasi-pada serviks yang sudah matang. Agar kepala janin
yang berukuran rerata dapat melewati serviks maka kanalis servisis uteri harus
melebar hinggagaris tengahnya mencapai sekitar 10 cm. Pada saat ini,serviks
dikatakan telah membuka lengkap atau sempuma.Meskipun selama
pendataran serviks janin mungkin belumturun namun umumnya bagian
presentasi janin agak turun ketika serviks membuka. Selama persalinan kala
dua padanulipara, bagian presentasi biasanya turun secara perlahandan
tetap.Namun, pada multipara, terutama dengan paritastinggi, penurunan dapat
berlangsung cepat.1
Pendataran serviks adalah"obliterasi"atau"penyerapan"serviks. Proses ini
bermanifestasi secara klinis oleh pemendekan kanalis servisis uteri dari
panjang sekitar 2 cm menjadihanya suatu lubang dengan cepi nyaris setipis
kertas. Serat-serat otot di sekitar level ostium internus serviks tertaris keatas,
atau"terserap", ke datam segmen bawah uterus. Kondisiostium
eksternusserviks secara temporer tidak berubah. 1
Pendataran dapat diibaratkan sebagai proses pembentukan saluran di mana
keseluruhan panjang suatu silinder sempit diubah menjadi saluran yang sangat
melebar dan tumpul dengan lubang melingkar kecil. Karena
meningkamyaaktivitas miometrium selama persiapan uterus untuk
persalinanmaka pendataran serviks yang telah melunak kadang terjadisebelum
9

persalinan dimulai. Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mukus ketika


kanalis servisis uteri memendek. 1
Karena segmen bawah uterus dan serviks memiliki resis-tensi yang lebih
rendah ketika uterus berkontraksi, terbentuktarikan sentrifugal yang mengenai
serviks dan menyebabkanterjadinya peregangan, atau pembulcaairl
serviks.Karena kontraksi uterus menyebabkan tekanan padamembran, efek
hidrostatik kantong amnion pada gilirannyamenyebabkan dilatasi kanalis
servisis uteri seperti baji, meskipun membran tidak utuh, tekanan bagian
presentasijanin terhadap serviks dan segmen bawah uterus tetapefektif.
Ketuban pecah dini tidak memperlambat pembukaanserviks selama bagian
presentasi janin berada datam posisimemberi tekanan pada serviks dan segmen
bawah uterus.Proses pendataran dan pembukaan serviks
menyebabkanterbentuknya forebag cairan amnion, yaitu bagian terdepandari
kantong dan cairan amnion yang terletak didepanbagian presentasi. 1
Pembukaan serviks dibagi menjadi fase laten dan fase aktif. Fase aktif
dibagi lagi rnenjadi fase percepatan, fase kecuraman maksimal, dan fase
perlambatan. Durasi fase laten lebih bervariasi dan peka terhadap perubahan
oleh faktor-faktor eksternal. Durasi fase laten tidakbanyakberpengaruh pada
perjalanan persalinan selanjutnya,sementarakarakteristikfase percepatan
biasanya menentukan hasil akhir persalinan. Penuntasan pembukaan serviks
selamafase aktif terjadi karena retraksi serviks di sekitar bagian presentasi.
Kala satu berakhir ketika pembukaan serviks telah lengkap. Jika kala dua telah
dimulai maka hanya penurunan progresif bagian presentasi yang dapat
memperkirakan kemajuan lebih lanjut. 1
10

Gambar 1.2 Gambaran skematik yang memperlihatkan pendatarn dan


pembukaan. A. Sebelum persalina, serviks primigravida tampak panjang dan
tertutup, berbeda dengan yang dijumpai pada multipara, yang mengalami
dilatasi ostium internus dan eksternus. B. Sewaktu pendataran dimulai, serviks
multipara memperlihatkan dilatasi dan pembentukan saluran pada ostium
internusnya. Hal ini kurang tampak pada serviks primigravida. C. Pada
primigravida, ketika pendataran tercapai, dilatasi hanya minimal. Hal yang
sebaliknya terjadi pada multipara.1
11

Gambar 1.3 Efek hidrostatik membran-membran yang menyebabkan


pendataran dan pembukaan serviks. Seiring dengan kemajuan persalinan,
perhatikan perubahan hubungan ostium internus dan ekternus di (A), (B), dan
(C). Meskipun tidak diperlihatkan di diagram ini, dengan pecahnya ketuban,
bagian presentasi janin, yang menekan serviks dan membentuk segmen bawah
uterus, bekerja serupa.1

KALA II

Stadium kedua (kala dua) berawal ketika pembukaan telah lengkap dan
berakhir dengan pelahiran bayi. Karena itu, stadium kedua persalinan adalah
stadium pengeluaran bayi.1
Pada stadium ini terdapat peregangan serat-serat levator ani dengan cara
penipisan bagian sentral perineum, yang berubah dari massa jaringan
12

berbentuk bayi dengan ketebalan 5 cm menjadi struktur membranosa tipis


yang hampir transparan dengan ketebalan kurang dari 1 cm.1
Segera setelah serviks berdilatasi sempurna, ketuban biasanyapecah dan
cairan ketuban tiba-tiba hilang melalui vagina.Kemudian kepala fetus bergerak
dengan cepat masuk jalan lahir,dan dengan kekuatan tambahan dari atas,
kepala terus turunmelalui jalan lahir sampai akhirnya terjadi kelahiran.
Keadaan inidapat berlangsung paling cepat 1menit pada multipara dan sampai
30 menit atau lebih padaprimigravida.3

Gambar 1.4 Rangkaian perkembangan segmen dan cincin di uterus pada aterm
dan saat persalinan. Perhatikan perbandingan antara uterus wanita tak hamil,
uterus selama persalinan. Segmen bawah uterus yang pasif berasal dari
isthmus, dan cincin retraksi fisiologis terbentuk di taut segmen atas dan
bawah. Cincin retraksi patologis terbentuk dari cincin fisiologis (OI Anat. =
ostium internum anatomis, OE = ostium eksternum, OI Hist. = ostium
internum histologis, CR F = cincin retraksi fisiologis).1
KALA III
Stadium ketiga (kala tiga) dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta. Karena itu, stadium ketiga persalinan ini adala
stadium pemisahan dan pengeluaran plasenta.1
Pada saat bayi lahir seluruhnya, rongga uterus nyari lenyap. Organ ini
terdiri dari hampir hanya massa padat otot dengan ketebalan beberapa
sentimeter diatas segmen bawah ketinggian umbilikus.1
13

Pengecilan mendadak ukuran uterus ini serta merta diikuti penurunan luas
tempat implantasi plasenta. Agar dapat menyesuaikan dirinya dengan tempat
yang semakin sempit ini, plasenta meninkatkan ketebalannya, tetapi karena
elastisitasnya rendah, plasenta dipaksa untuk menyerah. Tegangan yang
terbentuk menarik lapisan terlemah desidua-desidua spongiosa dan tempat itu.
Karena itu ketidak seimbangangan antara ukuran plasenta yang tetap dan
ukuran tempat implantasi yang menciut menyebabkan plasenta terlepas.1

Gambar 1.5 Berkurangnya ukuran tempat plasenta setelah pelahiran janin. A.


Hubungan spasial sebelum pelahiran. B. Hubungan spasial plasenta setelah
pelahiran.1
Proses pengeluaran plasenta ini dikenal sebagai mekanisme Schultze
ekspulsi plasenta, darah dari tempat plasenta mengalir ke dalam kantung
membran dan tidak keluar sampai ekstrusi plasenta. Pada metode pengeluaran
plasenta yang lain, yang dikenal sebagai mekanisme Duncan, plasenta mula-
mula terlepas di bagian tepi. Akhirnya, darah mengumpul di antara membrane
dan dinding uterus dan keluar dari vagina. Pada keadaan ini, plasenta turun
melalui samping dan yang muncul pertama kali adalah permukaan maternal.1
KALA IV
14

Segera dan selama sekitar satu jam setelah pelahiran, miometrium tetap
berada dalam status berkontraksi kaku dan persisten serta teretraksi. Hal ini
secara langsung menekan pembuluh-pembuluh besar uterus dan
memungkinkan terbentuknya thrombosis di dalam lumen pembuluh. Karena
itu, perdarahan pascapersalinan yang berlebihan dapat diegah.1
Asuhan Pasca Persalinan (kala iv):2
a) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
b) Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit
ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
1) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu.
2) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 60-90 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
pada menit ke-45-60, dan berlangsung selama 10-20 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
3) Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya dan biarkan bayi
berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
4) Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau
sebelum bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama
dengan mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.
5) Jika bayi belum menemukan puting ibu-IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.
6) Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan
ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan
asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian
vitamin K1, salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu
untuk menyusu.
7) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
kehangatannya.
15

8) Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama.
Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya
kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti keduanya
sampai bayi hangat kembali.
9) Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu
dalam jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu
sesering keinginannya.2

2. Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan untuk persalinan


Persalinan (partus atau pelahiran) memerlukan dilatasi kanalis
servikalis untuk mengakomodasi lewatnya janin dari uterus melalui vagina
dan ke lingkungan luar dan kontraksi miometrium uterus yang cukup kuat
untuk mengeluarkan janin. Beberapa perubahan terjadi selama gestasi
akhir sebagai persiapan untuk dimulainya persalinan. Selama dua trimester
pertama gestasi, uterus relatif tetap tenang karena efek inhibitorik
progesteron kadar tinggi pada otot uterus. Namun, selama trimester
terakhir, uterus menjadi semakin peka rangsang sehingga kontraksi ringan
(kontraksi Braxton-Hicks) dapat dialami dengan kekuatan dan frekuensi
yang bertambah. Kadang kontraksi ini menjadi cukup teratur sehingga
disangka sebagai awitan persalinan, suatu fenomena yang dinamai
"persalinan semu".4
Selama gestasi, pintu keluar uterus tetap tertutup oleh serviks yang
kaku dan tertutup rapat. Seiring dengan mendekatnya persalinan, serviks
mulai melunak (atau "matang") akibat disosiasi serat jaringan ikatnya yang
kuat (kolagen). Karena perlunakan ini, serviks menjadi lentur sehingga
dapat secara bertahap membuka pintu keluarnya sewaktu janin di dorong
dengan kuat melawan serviks selama persalinan. Perlunakan serviks ini
terutama disebabkan oleh relaksin, suatu hormon peptida yang dihasilkan
oleh korpus luteum kehamilan dan oleh plasenta. Faktor lain yang akan
dijelaskan berikut turut berperan dalam perlunakan serviks. Relaksin juga
melemaskan jalan lahir dengan melonggarkan jaringan ikat antara tulang-
16

tulang panggul. Sementara itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun") dan
dalam keadaan normal terorientasi sedemikian rupa sehingga kepala
berkontrak dengan serviks sebagai persiapan untuk keluar melalui jalan
lahir. Pada persalinan langsung, setiap bagian tubuh selain kepala adalah
bagian yang pertama kali mendekati jalan lahir.4
Kontraksi ritmik terkoordinasi, biasanya tak-nyeri pada awalnya,
dimulai pada awitan persalinan. Seiring dengan kemajuan persalinan,
frekuensi, intensitas, dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan kontraksi
bertambah. Kontraksi kuat dan berirama ini mendorong janin menekan
serviks sehingga mendilatasikannya. Kemudian, setelah membuat serviks
terbuka cukup lebar untuk dapat dilalui janin, kontraksi-kontraksi ini
mendorong janin keluar melalui jalan lahir.4
a) Peran estrogen kadar tinggi
Selama awal gestasi, kadar estrogen ibu relatif rendah, tetapi
seiring dengan kemajuan kehamilan, sekresi estrogen plasenta terus
meningkat. Pada hari-hari tepat menjelang persalinan, terjadi lonjakan
kadar estrogen yang menyebabkan perubahan pada uterus dan serviks
untuk mempersiapkan kedua struktur ini untuk persalinan dan
pelahiran pertama, estrogen kadar tinggi mendorong sintesis
konekson di dalam sel-sel otot polos uterus. Sel-sel miometrium ini
secara fungsional tidak berkaitan sama sekali hampir di sepanjang
masa gestasi. Konekson yang baru terbentuk disisipkan di membran
plasma miometrium untuk membentuk taut celah yang secara elektrik
menyatukan sel-sel otot polos uterus sehingga mereka mampu
berkontraksi secara terkoordinasi. Secara bersamaan, estrogen kadar
tinggi secara drastis dan progresif meningkatkan konsentrasi reseptor
oksitosin di miometrium. Bersama-sama, perubahan-perubahan
miometrium ini menyebabkan responsivitas uterus terhadap oksitosin
meningkat yang akhirnya memicu persalinan. Selain mempersiapkan
uterus untuk persalinan, estrogen kadar tinggi juga mendorong
pembentukan prostaglandin lokal yang berperan dalam pematangan
17

serviks dengan merangsang enzim-enzim serviks yang secara lokal


menguraikan serat kolagen. Selain itu, berbagai prostaglandin itu
sendiri meningkatkan responsivitas uterus terhadap oksitosin.4
b) Peran oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon peptida yang diproduksi oleh
hipotalamus, disimpan di hipofisis posterior, dan dibebaskan ke dalam
darah dari hipofisis posterior pada stimulasi saraf oleh hipotalamus
Oksitosin menjalankan fungsinya melalui jalur IP3/Ca2+/DAG.
Sebagai stimulan otot uterus yang kuat, oksitosin berperan kunci
dalam kemajuan persalinan. Namun, hormon ini semula bukan
dianggap sebagai pemicu persalinan karena kadar oksitosin dalam
darah tetap konstan sebelum awitan persalinan.4
Penemuan bahwa responsivitas uterus terhadap oksitosin pada
aterm adalah 100 kali lipat dibandingkan wanita tak-hamil (karena
adanya konekson dan meningkatnya konsentrasi reseptor oksitosin
miometrium) menyebabkan ditariknya kesimpulan yang sekarang
diterima luas bahwa persalinan dimulai ketika konsentrasi reseptor
oksitosin mencapai suatu ambang kritis yang memungkinkan awitan
kontraksi kuat terkoordinasi sebagai respons terhadap kadar oksitosin
darah yang biasa.4
c) Peran corticotropin-releasing hormone
Selama ini para ilmuwan dibuat bingung oleh faktor-faktor yang
meningkatkan sekresi estrogen plasenta. Riset-riset terakhir telah
memberi gambaran baru tentang mekanisme yang mungkin berperan.
Bukti mengisyaratkan bahwa corticotropin-releasing hormone (CRH)
yang dikeluarkan oleh plasenta bagian janin ke dalam sirkulasi ibu
dan janin tidak saja mendorong pembentukan estrogen plasenta
sehingga akhirnya menentukan saat dimulainya persalinan, tetapi juga
mendorong perubahan-perubahan di paru janin yang dibutuhkan
untuk menghirup udara. Ingat kembali bahwa CRH dalam keadaan
normal dikeluarkan oleh hipotalamus dan mengatur pengeluaran
18

ACTH oleh hipofisis anterior. ACTH kemudian merangsang


pembentukan kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal.4
Pada janin, sebagian besar CRH berasal dari plasenta dan bukan
semata-mata dari hipotalamus janin. Sekresi kortisol tambahan yang
dirangsang oleh CRH ekstra mendorong pematangan paru janin.
Secara spesifik, kortisol merangsang sintesis surfaktan paru, yang
mempermudah ekspansi paru dan mengurangi kerja bernapas.
Peningkatan laju sekresi DHEA oleh korteks adrenal sebagai respons
terhadap CRH plasenta menyebabkan peningkatan kadar sekresi
estrogen plasenta karena plasenta mengubah DHEA dari kelenjar
adrenal janin menjadi estrogen, yang kemudian masuk ke dalam
aliran darah ibu. Jika sudah cukup tinggi, estrogen ini mengaktifkan
proses-proses yang memulai persalinan. Karena itu, durasi kehamilan
dan pelahiran ditentukan terutama oleh kecepatan produksi CRH oleh
plasenta. Demikianlah, "jam plasenta" menandai rentang waktu
hingga persalinan.4
Saat persalinan telah ditentukan sejak awal kehamilan, dengan
pelahiran pada titik akhir proses pematangan yang terbentang
sepanjang proses gestasi. Dentingan jam plasenta diukur oleh laju
sekresi plasenta. Seiring dengan kemajuan kehamilan, kadar CRH
dalam plasma ibu meningkat. Para peneliti dapat secara akurat
memperkirakan waktu persalinan dengan mengukur kadar CRH
plasma ibu bahkan sejak akhir trimester pertama. Kadar yang lebih
tinggi daripada normal dilaporkan berkaitan dengan persalinan
prematur, sedangkan kadar yang lebih rendah daripada normal
mengisyaratkan persalinan melewati jadwal. Hal ini dan data lain
menunjukkan bahwa persalinan dimulai ketika kadar kritis CRH
plasenta tercapai. Kadar kritis CRH ini memastikan bahwa ketika
persalinan dimulai, bayi telah siap hidup di luar rahim. Hal ini dicapai
melalui peningkatan secara bersamaan kortisol janin yang di-perlukan
19

untuk pematangan paru dan estrogen yang diperlukan untuk


perubahan-perubahan uterus yang memulai persalinan.4

Gambar 2.1Sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta.4


Persalinan berlangsung melalui siklus umpan balik positif
Setelah kepekaan uterus terhadap oksitosin mencapai suatu tingkat
kritis dan kontraksi uterus yang teratur telah dimulai, kontraksi
miometrium ini secara progresif bertambah sering, kuat, dan lama
sepanjang persalinan hingga isi uterus dikeluarkan. Pada awal
persalinan, kontraksi berlangsung 30 detik atau kurang dan terjadi
setiap sekitar 25 hingga 30 menit pada akhir persalinan, kontraksi
tersebut berlangsung 60 hingga 90 detik dan terjadi setiap 2 hingga 3
menit.4
Seiring dengan kemajuan persalinan, terjadi siklus umpanbalik
positif yang melibatkan oksitosin dan prostaglandin serta secara terus-
menerus meningkatkan kontraksi miometrium.Setiap kontraksi uterus
dimulai di puncak uterus dan menyapu ke bawah, mendorong janin
menuju serviks. Tekanan janin terhadap serviks menyebabkan dua
hal. Pertama, kepala janin mendorong serviks yang telah lunak dan
20

menyebabkan kanalis servikalis membuka. Kedua, stimulasi reseptor


di serviks akibat tekanan oleh janin mengirimkan sinyal saraf ke
medula spinalis dan kemudian ke hipotalamus, yang nantinya memicu
pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior. Oksitosin tambahan ini
menyebabkan kontraksi uterus menjadi lebih kuat. Akibatnya, janin
terdorong lebih kuat menekan serviks, merangsang pelepasan lebih
banyak oksitosin, dan demikian seterusnya. Siklus ini bertambah kuat
karena oksitosin merangsang produksi prostaglandin oleh desidua.
Sebagai perangsang miometrium yang kuat,prostaglandin
meningkatkan kontraksi uterus.Sekresi oksitosin, produksi
prostaglandin, dan kontraksi uterus terus meningkat melalui umpan-
balik positif sepanjang persalinan hingga pelahiran janin melenyapkan
tekanan pada serviks.4
Proses Fisiologi dan Biokimiawi yang Mengatur Partus
Masih banyak proses fisiologis penyebab dimulainya persalinan
dan pelahiran belum sepenuhnya dipahami. Terdapat dua teorema
umum yang muncul secara bersamaan tentang inisiasi persalinan.
Secara sederhana, keduanya adalah hilangnya fungsi faktor
pemeliharaan kehamilan (loss of function of pregnancy maintenance
factor) dan sintesis faktor-faktor yang memicu partus (synthesis of
factors that induce parurition). Pendapat-pendapat tertentu dari kedua
postulat ini umumnya dijadikan dasar bagi kebanyakan teori.5
Beberapa peneliti juga berspekulasi bahwa janin yang matang
adalah sumber dari sinyal awal untuk dimulainya partus. Yang lain
menyarankan bahwa satu atau lebih uterotonin yang produksinya
meningkat, atau suatu peningkatan dalam populasi reseptor dn
miometrium, adalah penyebab utama. Memang sebagian besar teori
tentang persalinan memasukkan peran obligatorik satu atau lebih
uterotonin. baik sebagai fenomena primer atau sekunder dalam
proses-proses terakhir persalinan. Keduanya mengandalkan regulasi
cermat atas kontraksi otot polos.5
21

Gambar 2.2Inisiasi dan kemajuan persalinan.4

Faktor Anatomis dan Fisiologis Miometrium


Otot polos, termasuk miometrium, memiliki karakteristik unik
dibandingkan dengan otot rangka yang mungknn memberi
keunggulan bagi miometrium dalam efisiensi kontraksi uterus dan
pelahiran janin. Pertama, derajat pemendekan otot polos sewaktu
berkontraksi mungkm lebih besar satu tingkat daripada yang dicapai
oleh sel-sel otot lueik. Kedua, gaya-gaya yang dihasilkan oleh sel otot
polos dapat memiIiki banyak arah, sementara gaya kontraksi yang
dlhasilkan oleh otot rangka selalu sesuai dengan sumbu serat otot.
Ketiga, otot polos tidak tersusun dengan cara seperti pada otot rangka.
Di miometrium, filamen tebal dan tipis ditemukan dalam berkas-
22

berkas panjang acak di seluruh sel. Susunan pleksiform ini


meningkatkan pemendekan dan kemampuan orot menghasilkan gaya.
Yang terakhir, lebih besarnya gaya multiarah di fundus uterus
dibandingkan dengan di segmen bawah uterus memungkinkan otot
menyesuaikan arah gaya ekspulsifnya. Karena itu, gaya-gaya ini dapat
tetap melahirkan bayi tanpa bergantung pada letak atau presentasi
janin.5
Regulasi Kontraksi dan Relaksasi Miometrium
Kontraksi miometrium dikendalikan oleh transkripsi gen, gen
kunci, yang menghasilkan berbagai protein yang menekan atau
meningkatkan kontraktilitas sel. Protein-protein ini berfungsi:5
a. Meningkatkan interaksi antara protein aktin dan miosin yang
menyebabkan kontraksi otot.
b. Meningkatkan eksitabilitas masing-masing sel miometrium.
c. Mendorong interaksi intrasel yang memungkinkan terjadinya
kontraksi yang sinkron.
lnteraksi Aktin-Miosin
Interaksi miosin dan aktin esensial bagi kontraksi otot. Interaksi ini
mensyaratkan diubahnya aktin dari bentuk globulus menjadi filamen.
Selain itu, aktin harus melekat ke sitoskeleton di titik-titik fokus di
membran sel agar tegangan dapat terbentuk. Aktin harus berpasangan
dengan miosin, yang terdiri dari banyak rantai ringan dan berat.
Interaksi aktin dan miosin menyebabkan pengaktifan adenosin
trifosfatase, hidrolisis adenosin trifosfat, dan dihasilkannya gaya.
Interaksi ini dilaksanakan oleh fosforilasi enzimatik rantai ringan 20
kDa miosin. Reakai fosforilasi ini dikatalisis oleh enzim rantai-ringan
kinase miosin, yang diaktifkan oleh kalslum. Kalsium berikatan
dengan kalmodulin, suatu protein regulatorik pengikatan kalsium,
yang sebaiknya berikatan dengan dan mengaktifkan rantai-ringan
kinase miosin.5
Kalsium lntrasel
23

Bahan-bahan yang mendorong kontraksi bekerja di sel miometrium


untuk meningkatkan konsentrasi kalsium sitosol intrasel (Ca2+) atau
memungkinkan influks kalsium ekstrasel melalui saluran kalsium
yang diatur oleh ligan atau tegangan. Sebagai contoh, prostaglandin
F2 dan oksitosin berikatan dengan reseptor mereka selama
persalinan, yang membuka saluran kalsium yang diatur oleh ligan.
Pengaktifan reseptor-reseptor ini juga membebaskan kalsium dari
simpanan internal di retikulum sarkoplasma. Hal ini menyebabkan
penurunan elektronegativitas di dalam sel. Saluran-saluran ion
bergerbang tegangan akan terbuka sehingga lebih banyak ion
kalsium berpindah ke dalam sel dan terjadi depolarisasi sel.
Peningkatan [Ca2+] ini sering transien tetapi kontraksi dapat
diperpanjang melalui inhibisi aktivitas fosfatase miosin.5
Keadaan-keadaan yang menurunkan (Ca2+) dan meningkatkan
konsentrasi adenosin monofosfat siklik (cAMP) atau guanosin
monofosfat siklik (cGMP) intrasel biasanya menyebabkan relaksasi
uterus. Studi-studi pada hewan memperlihatkan pentingnya saluran
K“ isoform 3 yang diaktifkan oleh kalsiumdalam mempertahankan
relaksasi uterus.5
Ekspresi saluran SK3 menurun pada akhir kehamilan seiring
dengan meningkatnya kontraktilitas. Bahan-bahan misalnya
corticotropin releasing hormone (CRH) dan prostaglandin E2
meningkatkan cAMP intrasel. Mekanisme potensial lain untuk
mempertahankan relaksasi adalah promosi aktin menjadi lebih
berbentuk globulus daripada fibrilar yang diperlukan untuk
kontraksi. Selain kontraktilitas miosit, eksitabilitas miosit juga diatur
oleh perubahan-perubahan dalam gradien potensial elektrokimiawi
yang menembus membran plasma. Sebelum persalinan, miosit
mempertahankan elektronegativitas di dalam sel yang relatif tinggi.
Keadaan ini dipertahankan oleh kombinasi efek pompa natrium
kalium yang digerakkan oleh ATP dan saluran K + peka Ca2+ dan
24

voltase dengan konduktansi besar-maxi channels. Selama masa


tenang uterus, saluran maksi-K ini terbuka dan memungkinkan
kalium keluar sel untuk mempertahankan elektronegativitas di dalam
sel. Pada saat persalinan, perubahan-perubahan dalam
elektronegativitas menyebabkan depolarisasi dan kontraksi.5
Hal penting lain dalam kontraktilitas uterus adalah perlunya miosit-
miosit bekerja secara terpadu untuk menghasilkan gelombang-
gelombang kontraksi miometium yang kuat. Kontraksi-kontraksi ini
harus dikoordinasikan, memiliki amplitudo memadai, dan diselingi
oleh masa-masa relaksasi uterus agar aliran darah ke plasenta tetap
memadai. Seiring dengan kemajuan persalinan, terjadi peningkatan
sinkronisasi aktivitas listrik uterus.5

Gambar2.2 Subunit-subunit protein pada saluran taut celah disebut


koneksin.5
Taut Celah Miometrium
Seperti di sel otot lain, sinyal-sinyal sel yang mengontrol kontraksi
dan relaksasi miometrium dapat secara efektif di pindahkan antarsel
melalui saluran-saluran pertautan antarsel. Terbentuk komunikasi
antara sel-sel miometrium melalui taut celah (gap junction), yang
25

membantu mengalirnya arus listrik atau ion serta metabolic coupling.


Saluran-saluran transmembran yang membentuk taut celah terdiri dari
dua protein “hemichannels" (setengah saluran). Keduanya disebut
koneksan (connexon), dan masing-masing terdiri dari enam protein
subunit konekson.5
Pasangan-pasangan konekson ini membentuk saluran antara sel-sel
yang berdekatan untuk pertukaran molekul kecil yang dapat berupa
nutrien, produk sisa, metabolit, pembawa pesan kedua, atau ion.
Jumlah optimal taut celah permeabel fungsional di antara sel-sel
miometrium diperkirakan penting bagi keterpaduan listrik
miometrium. Paling tidak 21 gen koneksin manusia telah berhasil
diketahui. Empat yang ada di uterus adalah koneksin 26, 40, 43, dan
45. Karena jarang pada uterus tak hamil maka taut koneksin 43
diperkirakan paling berperan dalam pembentukan taut celah selama
persalinan. Yang pasti, taut koneksin ini meningkat ukuran dan
jumlahnya selama persalinan manusia.5
Reseptor Permukaan Sel
Terdapat banyak reseptor permukaan sel yang dapat secara
langsung mengatur keadaan kontraktil miosit. Tiga kelas  utama
adalah reseptor terkait protein G, terkait-saluran ion, dan terkait-
enzim. Di miometrium manusia. dapat ditemukan beragam contoh
dari masing-masing kelas. Selain itu, reseptor-reseptor ini tampaknya
mengalami modifikasi selama fase-fase persalinan. Sebagian besar
reseptor yang berikatan dengan protein G berhubungan dengan
pengaktifan adenilil siklase-misalnya reseptor CRHRla clan LH.
Namun, reseptor terkait-protein (3 lainnya di miometrium berkaitan
dengan pengaktifan fosfolipase C).5
Ligan untuk reseptor terkait protein G adalah neuropeptida,
hormon, dan autakoid (autacoid). Banyak dari bahan ini ditemukan di
miometrium selama kehamilan dalam konsentrasi tinggi melalui
beberapa rute. Berbagai ligan tersebut: bekerja secara endokrin,
26

melalui darah ibuparakrin, melalui jaringan atau sel sekitar; atau


autokrin, melalui sintesis langsung di miosit itu sendiri. Yang utama,
respons miometrium terhadap hormon dapat berubah selama
kehamilan. Karena itu dapatlah diterima bahwa efek hormon Pada
miometrium diatur oleh ekspresi reseptor terkait protein G, protein-
procein G terkaitnya, dan protein efektor di membran plasma.5

Gambar2.3 Kontraksi dan relaksasi myometrium uterus.1

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


1) Power
Power (kekuatan) adalah kemampuan ibu untuk berkonraksi
(meliputi: kontraksi dan tenagaataukekuatan mengejan). Kontraksi
otot-otot uterus yang mempengaruhi terjadinya pengeluaran janin dan
placenta dari kavum uteri. Kontraksi uterus  terdiri dari kontraksi
involunter dan volunter.1
Kontraksi uterus involunter disebut kekuatanataukontraksi primer,
menandai dimulainya persalinan  disebut juga dengan istilah his
dalam bahasan ini, selanjutnya disebut kontraksiatauhis. His dimulai
pada bulan terakhir kehamilan sebelum persalinan disebut his
pendahuluanatauhis palsu  merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks.His pendahuluan bersifat tidak teratur, tidak
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak
27

menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian


bawah  tidak bertambah kuat dan sering seiring dengan bertambahnya
waktu, dan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.1
Kontraksi uterus volunter disebut kekuatanataukontraksi sekunder,
diakibatkan karena serviks berdilatasi, mengakibatkan adanya
kekuatan untuk mendorong janin keluar dalam bahasan ini,
selanjutnya disebut kekuatan sekunder. Kontraksi involunter
(kontraksi primeratauhis) berasal dari titik pemicu tertentu yang
terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas.
Kemudian dihantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk
gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Kontraksi ini terjadi
karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna,
dengan sifat kontraksi simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi.
Sifat-sifat yang lain  involuntir (ke arah dalam-bawah), intermiten
(disertai periode aktif dan tidak aktif), terasa sakit, terkoordinasi
secara simetris, serta kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar
secara fisik, kimia dan psikis.1
2) Passenger 
Passanger dalam proses persalinan meliputi janin, plasenta dan air
ketuban. Penumpang (janin), bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu:1
a. Ukuran Kepala Janin
Ukuran dan sifat kepala janin yang relatif kaku sangat
mempengaruhi proses persalinan.
b. Presentasi Janin
Presentasi janin adalah bagian janin yang pertama kali
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) danterus melalui jalan
lahir saat persalinan mencapai aterm. Faktor-faktor yang
menentukan bagian presentasi adalah: letak janin, sikap  janin,
dan ekstensi atau fleksi kepala janin.
c. Letak Janin
28

Letak janin adalah hubungan antara sumbu panjang


(punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu.
d. Plasenta
Plasenta merupakan produk kehamilan yang akan lahir
mengiringi kelahiran janin.
e. Air Ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira
1000 - 1500 cc.
f. Psikis
Tingkat kecemasan pada ibu bersalin cenderung meningkat
dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman ibu tentang proses
persalinan. Dukungan dari suami dan orang-orang terdekat ibu
dapat mengurangi tingkat kecemasan  meningkatkan
kenyamanan (perasaan disayangi) dengan mendampingi
jalannya persalinan (mulai dari awal kala I, dan apabila
mungkin sampai proses persalinan selesai).
Dukungan bidan yang dapat mengurangi tingkat kecemasan
ibu diantaranya  membantu ibu untuk berpartisipasi dalam
proses persalinannya, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir
persalinan, membantu ibu untuk menghemat tenaga, dan
mengendalikan rasa nyeri. Tingkat kecemasan akan berkurang
dengan meningkatkan perasaan nyaman pada diri ibu,
diantaranya  kamar bersalin dibuat senyaman mungkin,
member sentuhan dan dukungan, memberikan penanganan
nyeri yang tepat, berada di sisi pasien.
g. Posisi
Posisi ibu saat persalinan akan mempengaruhi adaptasi
anatomi dan fisiologi persalinan. Perubahan posisi saat
persalinan mengakibatkan rasa letih berkurang, memberikan
rasa nyaman, memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki
posisi  janin. Posisi ibu yang tidak sesuai dengan posisi, sikap
29

dan presentasi janin, akan menghambat penurunan bagian


terendah janin, sehingga dapat memperlama proses persalinan.
4. Pemeriksaanintrapartustermasukbidanghodge dan partograf
Pemeriksaan intrapartum:
1) Pemantauanjaninsecaraelektonik
Denyutjantungjanindapatdiukurdenganmenempelkanelektroda
spiral bipolar langsungkejanin.
Kawatelektrodatersebutmenembuskulitkepalajanin,
sedangkankutubkeduanyaberupalempenglogam pada elektroda.
Cairan vagina berperansebagaijembatanlistriksepertilarutan garam
yang dilengkapirangkaianlistrik,
sehinggamemungkinkanterjadinyapengukuranperbedaanteganganlistri
kantarakeduakutubtersebut. Keduakabelelektroda bipolar dilekatkan
pada elektrodaacuan yang melekatkan pada
pahasiibuuntukmenghilangkanintervensilistrik.
Sinyaljantungjaninelektris, yaitugelombang P, kompleksqrs, dan
gelombang t diperkuat dan kemudianmasukkecardiotachometeruntuk
proses perhitungandenyutjantung. Puncaktegangangelombang r
adalahbagianelektrokardiogram, janin yang paling dapatdipercaya
yang terdeteksi.1
Elektrodamendeteksisekumpulanaktivitasjantung, termasuk yang
dihasilkan oleh ibu. Walaupunsinyalelektrokardiogram (ekg)
siibusekitar lima kali lebihkuatdaripadaekgjanin,
amplitudonyaakanmelemahjikadirekammelaluielektroda pada
kulitkepalajanin, tetapitertutupi oleh ekgjanin. Jikajaninmeninggal,
sinyalibu yang lebihlemahtersebutakandiperkuat dan
ditampikansebagaidenyutjantungjanin.1
2) Pengambilansampeldarahkulitkepalajanin
Pengukuran
pHdarahdaridarahpembuluhkapilerkulitkepalajanindaparmembantume
ngidentifikasijanin yang distress berat.1
30

Teknik sebuahendoskopdengansinardimasukkanmealuiserviks
yang
dilatasisetelahketubanpecahsehinggadapatditekakankekulitkepalajanin.
Kulitdibersihkandengankapas dan dilapisidengan gel silikon yang
menyebabkandarahterkumpulsebagaigelembung-gelembungdiskret.
Sayatandibuatmelaluikulithinggakedalaman 2 mm
menggunakanpisaukhususdengangagang yang panjang.
Segerasetelahsetetesdarahterbentuk di permukaan,
secepatnyadikumpulkankedalamsebuahtabungkapilerkaca yang berisi
heparin, phdarahkemudansegeradiukur. 1
Interpretasi,
pHdarahkapilerkulitkepalajaninbiasanyalebihrendahdaripada pHdarah
vena umblikalis dan mendekati pHdaraharteriumbilicalis.
Jikaphdarahlebihbesardari 7,25persalinandiobservasi. Jika pHantara
7,20 dan 7,25pengukurandiulangdalamwaktu 30 menit. JikapH
kurangdari 7,20 sampeldarahkulitkepala lain segeradiambil, dan
ibudibawakeruangoperasi dan dipersiapkanuntukoperasi.
Pelahiransegeradilakukanjika pHrendahtelahdikonfirmasi, jikatidak,
persalinanbolehdilanjutkan, dan
sampeldarahkulitkepaladiulangsecaraberkala. 1
3) Stimulasikulitkepala
Pengamatanbahwaakselerasidenyutjantungakibatjepitankulitkepala
denganklemallistepatsebelumpengambilandarah,
selaludikaitkandenganph normal. Sebaliknya,
kegagalanuntukmemicuakselerasitidakselalusamadalammemprediksias
idemiajanin.1
4) Stimulasivibroakustik
Akselerasidenyutjantungjaninakibatstimulasivibroakustiktelahdirek
omendasikansebagaipenggantipengambilansampelkulitkepalajanin.Tek
nik inimengggunakanlaringartifisialelektronikditempatkansekitar 1 cm
dariataulangsung pada perutibu.
31

Responterhadapstimulasivibroakustikdianggapwajarjikaakselerasideny
utjantungjaninsetidaknya 15 denyut per menitselamasetidaknya 15
detik, terjadidalamwaktu 15 detiksetelahstimulasi dan
dengangerakanjanin yang berkepanjangan.1

5) Oksimetrinadijanin
Menggunakanteknologi yang samadenganoksimeterdenyutdewasa,
instrumentasitelahdikembangkansehinggamemungkinkanpenilaianoksi
hemoglobinjaninsaatketubanpecah. Sensor
unikmiripbantalandimasukkanmelaluileherrahim dan
diletakkanberhadapandenganwajahjanin, sertatertahan oleh dinding
Rahim. 1
6) Elektrokardiografijanin
Teknik inimemerlukanpemantauandenyutjantungjanin internal dan
peralatankhususuntukmemroses EKG janin. Dasar pemikiran di
balikteknologiiniadalahpengamatanbahwajaninmatur yang
terpajanhipoksemiamengalamipeningkatansegmenstdisertaikenaikanpr
ogresiftinggigelombang t yang dan dinyatakansebagairasio t: qrs. Hal
inimenyatakanbahwapeningkatan ratio t:qrs
mencerminkankemampuanjantungjaninuntuberadaptasidenganhipoksia
dan munculsebelumkerusakansarafterjadi. Hipoksia yang
memburukmenyebabkanpeningkatandeflesisegmenst negative
sedemikianrupasehinggatampilsebagaigelombangbifasik.1
7) Vesilometri Doppler intrapartum
Analisis Doppler arteria
umbilikalisuntukpemantauanjaninkonvensional. Bentukgelombang
Doppler abnormal
menandakanresistensipembuluhtalipusatplasentapatologis.1
32

Bidanghodge

Gambar 4.1Bidang-bidang Hodge.1


Bidang-bidanghodgedipelajariuntukmenentukansampai di
manakahbagianterendahjaninturundalampangguldalampersalinan.
a. Bidanghodge I: ialahbidangdatar yang melaluibagianatassimfisis dan
promontorium. Bidanginidibentuk pada lingkaranpintuataspanggul.
b. Bidanghodge II: ialahbidang yang sejajardenganbidanghodge I
terletaksetinggibagianbawahsimfisis.
c. Bidanghodge III: ialahbidang yang sejajardenganbidanghodge I dan II
terletaksetinggi spina ischiadicakanan dan kiri. Pada rujukanlain,
bidanghodge III disebut juga bidang O. kepala yang berada di atas 1
cm disebut (-1) atausebaliknya.
d. Bidanghodge IV: ialahbidang yang sejajardenganbidanghodge I, II,
dan III, terletaksetinggioskoksigis.1

Partograf
33

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan


utama penggunaan paftograf adalah untuk : (1) mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dan (2) mendeteksi apakah proses persalinan berjalan
secara normal. Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini,
setiap kemungkinan terjadinya partus lama. partograf akan membantu
penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan
janin, asuhan yang diberikanselama persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercataq sehinggasecara dini mengidentifikasi
adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan klinikyang sesuai dan
tepat waktu.
1) Komponen partograph
a. Halaman depan partograph
34

Gambar 5. Halaman depan partograph


 Informasi tentang Ibu:
 Nama, Umur;
 Gravida, Para, Abortus (keguguran)
 Nomor catatan medik/nomor Puskesmas
 Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah : tanggal
dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu).
35

 Waktu pecahnya selaput ketuban.


 Kondisi Janin:
 DJJ (deny'ut jantung janin)
 warna dan adanya air ketuban
 Penyusupan (molase) kepala janin.
 Kemajuan Persalinan:
 Pembukaan serviks
 Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
 Garis waspada dan garis bertindak.
 Jam dan Waktu:
 Waktu mulainya fase aktif persalinan
 Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
 Kontraksi ljterus:
 Frekuensi dan lamanya
 Obat-Obatan dan Cairan yang diberikan:
 Oksitosin
 Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
 Kondisi Ibu:
 Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
 Urin (volume, aseton, atau protein).
 Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia disisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)
b. Partograph halaman belakang
36

Gambar 6. Halaman belakang partograph


2) Interpretasi
 Denyut Jantung Janin.
Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit.
Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat
DIJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan
angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang
satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.
Kisaran normal DJJ pada partograf di antara garis tebal angka
180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ
di bawah 120 atau di atas 160. Pantau DJJ secara seksama untuk
37

mengenali tanda-mnda gawat janin (denyut jantung janin < 100


atau > 180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium kental, segera
rujukibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan
obstetrik dan bayi baru lahir.
 Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam
dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat
temuan-temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DlJ.
Gunakan lambing berikut.
U: ketuban utuh (belum pecah)
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium.
D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K : ketuban sudah pecah dan tidak adaair ketuban (kering).
 Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0 - 10 yang tertera di tepi kolom
paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai
lajur dan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan pe-
nambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1 - 5 juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian
ini menyatakan waktu 30 menit.
- Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks sedap 4 jam (lebih sering
dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam
fase aktif persaiinan, catat pada panograf ha-sil temuan setiap
pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis waktu yang
sesuaidengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda
untuk temuan-temuan dari pe-meriksaan dalam yang dilakukan
38

pertama kali selama masa fase aktif persalinan digaris waspada.


Hubungkan tanda "X" dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh.
- Penurunan bagian terbawah
Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi
simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5
sampai 0/5. Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin
belum memasuki tepiatas simfisis pubis; sedangkan simbol 0/5
menyatakan bahwa bagian kepala janin sudahtidak dapat lagi
dipalpasi di atas simfisis pubisl. Kata-kata "Turunnya Kepala"
dangaris terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan
angka pembukaan serviks.Berikan tanda (o) pada garis waktu
yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisadipalpasi 4/5,
tuiiskan tanda (o) di nomor 4. Hubungkan tanda (o) dari setiap
pe-meriksaan dengan garis terputus.
- Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pen-catatan selama
fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaanserviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm/jam), maka harus
dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang
diperiukan, misalnya: amniotomi, infus oksitosin atau persiapan-
persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas)) yang
mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetrik. Garis
bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh
8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks
berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk
menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
 Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
39

Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera


kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan
dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan
dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak
diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya.
Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan
pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu
aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh,
jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6
cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X" di garis waspada yang
sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri
dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak
ketiga dari kiri)
 Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak
dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom
paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksidalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang
terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak
yang sesuai. Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
40

Gambar 7. Interpretasi partograph


 Obat-obatan dan Cairan yang Dibeikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur
kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan IV.
Oksitosin Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlahunit.oksitosin yang
diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan reresan permenit.
 Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri
tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (.)
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika dianggap adanya penyulit). Beri
tanda panah pada partograf pada kolomwaktu yang sesuai
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat
arau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur
tubuh dalam kotak yang sesuai.
 Volume Urin, Protein, atau Aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
aseton atau protein dalam urin.

Pengisianpartograf
41

Gambar 4.2Halamandepan partograf.1

Keterangan:
a. Halamandepanpartograf
Halamandepanpartografmencantumkanbahwaobservasi yang dimulai
pada faseaktifpersalinan dan menyediakanlajur dan
kolomuntukmencatathasil-
hasilpemeriksaanselamafaseaktifpersalinan.1
a) Informasitentang ibu:1
1. Nama, umur
2. Gravida, para, abortus
3. Nomercatatanmedikataunomorpuskesmas
42

4. Tanggal dan waktumulaidirawat (ataujika di rumah: tanggal


dan waktupenolongpersalinanmulaimerawatibu)
b) Waktu pecahnyaselaputketuban
c) Kondisijanin:
1. DJJ (denyutjantungjanin)
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Penyusupan (molase) kepalajanin
d) Kemajuanpersalinan:
1. Pembukaanserviks
2. Penurunanbagianterbwahjaninataupresentasijanin
3. Gariswaspada dan garisbertindak
e) Jam dan waktu:
1. Waktu mulainyafaseaktifpersalinan
2. Waktu actual data pemeriksaanataupersalinan
f) Kontraksi uterus:Frekuensi dan lamanya
g) Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
1. Oksitosin
2. Obat-obatanlainnya dan cairan IV yang diberikan
h) Kondisiibu:
1. Nadi, tekanandarah, dan temperature tubuh
2. Urin (volume, aseton, atau protein)
i) Asuhan, pengamatan, dan keputusankliniklainnya
(dicatatdalamkolomtersedia di sisipartografatau di
catatankemajuanpersalinan)
Cara Pengisian Halaman Depan Partograf
1. Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat
memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan tertulis sebagai:
"Jam" pada partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang
dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.1
2. Kesehatan dan kenyamanan Janin
43

Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk


pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban, dan
penyusupan tulang kepala janin.1
3. Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada
bagian Pemeriksaan fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ)
setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).
Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala
angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka
yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu
dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.1
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis
tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah
waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Catat tindakan-
tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dan
kedua sisi partograf.1
4. Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan
nilai wama air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-
temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan
lambang lambang berikut:1
U: ketuban utuh (belum pecah).
J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium
D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)

5. Molase (penyusupan tulang kepala janin)


Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul
44

ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih,


menunjukkan kemungkinan adanya disproposrsi tulang panggul
(cephalo pelvic disproportion – cpd). Ketidakmampuan akomodasi
akan benar-benar terjadi jika tulang keala yang saling menyusup
tidak dapat dipisahkan. 1
Setaip kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan
kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bwah lajur air
ketuban. Gunakan lambing-lambang berikut.1
0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi.
1: Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi
masihdapat dipisahkan.
3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapatdipisahkan.
6. Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling
kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur
dan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian
ini menyatakan waktu 30 menit.1
7. Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian
Pemeriksaan Fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu
berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil
temuan setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda
untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan
45

pertama kali selama masa fase aktif persalinan di garis waspada.


Hubungkan tanda "X" dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh.1
8. Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau
lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dannn catat
turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan
turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun
kadangkala, turunnya bagian terbawahataupresentasi janin baru
terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala
janin diukur secara palpasi bimanual. Purunan kepala janin diukur
beberapa juga dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori
dengan simbol 5/5 sampai 0/5. Symbol 5/5 menyatakan bahwa
bagain kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis
sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian keepala janin
sudah tidak dapat lagu dipalpasi di atas simfisis pubis. kata-kata
“turunnya kepala” dan garis terputus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda (o) pada
garis waktu yang sesuai. hubungkan tanda (o) dari setiap
pemeriksaaan dengan garis terputus.1
9. Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi
ika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencataran selama fase aktif
persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukan kurang dari
1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula adanva tindakan
intervensi yang diperlukan, misalnya: amniotomi, infus oksitosin
atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit kegawatdarurat obstetrik. Garis
bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8
46

kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di


sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan
persalinan harus dilakukan.1
10. Jam dan Waktu
1) Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan seriks dan penurunan)
tertera kotak-kotak diberi angka 1-16. Setiap kotak
menyatakan waktu aktif persalinan.
2) Waktu actual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak. untuk waktu mulainya fase aktif, tertera
kotak-kotak untuk mencatat waktu actual. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak
waktu tiga puluh menit lajur kotak di atasnya atau lajur
kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif
persalinan, catatkan pembuakaan serviks di garis waspada.
kemudian catatkan waktu actual pemeriksaan ini di kotak
waktu yang sesuai.1
11. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak
dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom
paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.Nyatakan jumlah kontraksi
yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada
kotak yang sesuai. Nyatakan lamanya kontraksi dengan:1

Untukmenyatakankontraksilamanyakurangdari 20 detik
Untukmenyatakankontraksi yang lamanya 20-40 detik
Untukmenyeatakankontraksi yang lamanyalebihdari 40 detik.
47

12. Obat-obatan dan cairan yang diberikan:1


1) Oksitosin
Jikatetesan (drip) oksitosinsudahdimulai,
dokumentasikansetiap 30 menitjumlah unit oksitosi yang
diberikan per volume cairan IV, dan dalamsatuantetesan per
menit.
2) Obat-obatanlainnya dan cairan IV yang diberikan
Catatsemuapemberianobat-obatantambahan dan/ataucairan
IV dalamkotak yang sesuaidengankolomwaktunya.
13. Kondisiibu:
1) Nadi, tekanandarah, dan temperature tubuh
Angka di
sebelahkiribagaianpartografiniberkaittandengannadi dan
tekanandarah ibu:1
a. Nilai dan catatnadiibusetiap 30
menitselamafaseaktifpersalinan. Beri tandatiti pada
kolomwaktu yang sesuai (.)
b. Nilai dan catattekanandaahibusetiap 4 jam
selamafaseaktifpersalinan. Beri tandapanah pada
partograf pada kolomwaktu yang sesuai (↨).
c. Nilai dan catat temperature tubuhibusetiap 2 jam dan
catat temperature tubuh pada kotak yang sesuai.
2) Urin (volume, aseton, atau protein)
Ukur dan catatjumlah protein urinibusedikitnyasetiap 2 jam
(setiap kali ibuberkemih).
Jikamemungkinkansaatibuberkemih,
lakukanpemeriksaanadanyaasetonatau protein dalamurin.1
Asuhan, pengamatan, dan keputusankliniklainnya
(dicatatdalamkolomtersedia di sisipartografatau di
catatakemajuanpersalinan). Catatsemuaasuhanlain, hasilpengamatan, dan
keputusanklinik di sisiluarkolompartograf,
48

ataubuatcatatanterpisahtentangkemajuanpersalinan. Cantumkan juga


tanggal dan waktusaatmembuatcatatanpersalinan.1
Asuhan, pengamatan, dan/ataukeputuasanklinik mencakup:1
1) Jumlahcairan per oral yang diberikan
2) Keluhansakitkeapaataupenglihatan (pandangan) kabur
3) Konsultasidenganpenolongpersaliananlainnya (obgin, bidan,
dokterumum)
4) Persiapansebelummelakukanrujukan
5) Upayarujukan
49

Lembarbelakangpartograf

Gambar 4.3Halamanbelakang partograf.1


Keterangan:
a. Data dasar
Data dasarterdiriatastanggal, namabidan, tempatpersalinan,
alamattempatpersalinan, catatan, alasanmerujuk, tempatrujukan
dan pendamping pada saatmerujuk. Isi data pada tiaptempat yang
telahdisediakanataudengancaramemberitanda pada kotak di
sampingjawaban yang sesuai, untukpertanyaan no.5,
50

lingkarijawaban yang sesuai dan untukpertanyaan no. 8,


jawabanbisalebihdari 1.1
b. Kala I
Kala I terdiriataspertanyaan-
pertanyantentangpartografsaatmelewatigariswaspada, masalah-
masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan
hasilpenatalaksanaantersebut. Untukpertanyaan no. 9,
lingkarijawaban yang sesuai.
Pertanyaanlainnyahanyadiisijikaterdapatmasalahlainnyadalampersa
linan.1
c. Kala II
Kala II terdiriatas episiotomy persalinan, gawatjanin, distosia
bahu, masalahpenyerta, penatalaksaan dan hasilnya. Beri tanda “√”
pada kotak di damping jawaban yang sesuai. Untukpertanyaan no.
14, jikajawaban “ya”, tulisindikasinya, sedangkanuntuk no. 15 dan
16 jawaban “ya” isijenistindakan yang
telahdilakukanuntukpertanyaan no. 14, jawabanbisalebihdari 1,
sedangkanuntuk “masalah lain” hanyadiisiapabilaterdapatmasalah
lain pada kala II. 1
d. Kala III
Kala III terdiriatas lama ka;a III, pemebrianoksitosin,
penegangantalipusatterkendali, pemijatan fundus,
plasentalahirlengkap, plasentatidaklahir>30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlahperdarahan, masalahpenyerta, penatalaksanaan dan
hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beritanda
pada kotak di sampingjawaban yang sesuai. Untuk no. 25, 26, dan
28 lingkarijawaban yang benar. 1
e. Bayibarulahir
Infomasibayibarulahirterdiriatasberat dan panjang badan,
jeniskelamin, penilaiankondisibayibarulahir, pemberian ASI,
masalahpenyerta, tatalaksanaterpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada
51

tempat yang disediakansertaberitanda pada kotak di


sampingjawaban yang sesuai. Untukpertanyaan no. 36 dan 37
lingkarijawaban yang sesuaisedangkanuntuk no. 38
jawabanbisalebihdari 1. 1
f. Kala IV
Kala berisitenangtekanandarah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontaksi
uterus, kandungkemih, dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV
inisangatpentingterutamauntukmenilaiapakahterdapatrisikoatauterj
adiperdarahanpascapersalinan. Pengisianpemantauan kala IV
dilakukansetiap 15 menitadasatu jam pertamasetelahmelahirkan
dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi
setiapkolomsesuaidenganhasilpemeriksaan dan
jawabpertanyaanmengenaimasaah kala IV pada tempat yang
telahdisediakan. Bagian yang digelapkantidakusahdiisi. 1
52

Daftar Pustaka
1. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri Williams
Volume : 1. Edisi ke-3. Jakarta : EGC ; 2018.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku : Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes ; 2013.
3. Hall John E. Guyton dan Hall : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-12.
Singapore : Elsevier ; 2016.
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC;
2015.
5. PrawirohardjoSarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
SarwonPrawirohardjo; 2018

Anda mungkin juga menyukai