Anda di halaman 1dari 3

Vaksinasi booster adalah vaksinasi COVID-19 setelah seseorang mendapat vaksinasi

primer dosis Lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan


serta memperpanjang masa perlindungan. Vaksinasi booster diselenggarakan oleh
Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas
kelompok Lansia dan penderita imunokompromais. Penerima vaksinasi booster
berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap
minimal 6 bulan sebelumnya.

Vaksinasi booster dilakukan melalui dua mekanisme yaitu mekanisme Homolog,


yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama
dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Sementara itu,
mekanisme Heterolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis
vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat
sebelumnya.

A.    Memilih Jenis Vaksin Booster

Untuk mendapatkan vaksin booster, kamu harus memenuhi beberapa syarat, yaitu


memiliki KTP Indonesia, dengan prioritas lansia dan penderita masalah kekebalan
tubuh, berusia 18 tahun ke atas, telah melakukan vaksinasi dosis 1 dan 2, serta
minimal enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua. Pemerintah telah
menyediakan berbagai jenis vaksin yang dijadikan sebagai booster, sesuai
pertimbangan hasil riset para ahli. Nah, sama halnya dengan memilih pasangan,
kamu pun juga enggak boleh sembarangan dalam memilih vaksin. Sebab, ada
ketentuan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk memilih
vaksin booster, sebagai berikut :

1.     Jika
kamu mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) Sinovac, maka kamu akan
mendapatkan setengah dosis booster vaksin Pfizer atau AstraZeneca.

1. Jika kamu mendapat vaksin primer AstraZeneca, maka kamu akan mendapatkan setengah
dosis booster  vaksin Moderna.

Perbedaan jenis vaksin booster dengan dosis 1 dan 2 ini mengacu pada kombinasi vaksin yang
dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer merupakan
jenis vaksin yang direkomendasikan sebagai booster. Ketiga vaksin ini cukup efektif untuk
meningkatkan antibodi dan berpotensi melindungi diri dari varian Omicron. Tetapi, jenis vaksin
ini enggak bisa digunakan buat semua orang. Ada kriterianya sesuai dengan kondisi
kesehatannya, seperti di bawah ini.
1.       Vaksin
AstraZeneca hanya boleh digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, tidak memiliki
riwayat penyakit pembekuan darah, tidak memiliki alergi dari vaksin sebelumnya, bukan ibu
hamil, dan jika ada penyakit komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter.

1. Vaksin Pfizer boleh digunakan untuk orang usia 16 tahun ke atas, tidak memiliki alergi berat,
bisa digunakan bagi ibu hamil di atas 12 minggu, serta yang memiliki penyakit komorbid.
2. Vaksin Moderna boleh digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas, dan diprioritaskan buat
kelompok orang yang memiliki penyakit komorbid dan autoimun.

B.     Setengah Dosis Bisa Tingkatkan Antibodi

Pemberian dosis setengah ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan untuk
mengurangi dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan. Namun,
tak perlu khawatir. Meskipun dosisnya hanya setengah, vaksin booster ini memiliki
peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin dosis penuh.

Setiap jenis vaksin dapat memiliki efek KIPI yang berbeda pada setiap orang. Ada yang
mengalami KIPI, tapi ada juga yang tidak. Gejala KIPI umumnya seperti mengalami
nyeri pada otot, mual, sakit kepala, bahkan demam. Seperti Naura dan Tasya, dua pekerja
di Jakarta yang mengalami gejala yang sama usai vaksin booster dengan vaksin Pfizer.
Keduanya mengaku mengalami demam satu hari usai vaksinasi. Adapun pengalaman
Nana, juga warga yang beraktivitas di Jakarta, berbeda dengan Tasya dan Naura.
“Pengalaman aku divaksin booster ini sangat berbeda dengan vaksinasi dosis 1 dan 2.
Sebelumnya, aku divaksin Sinovac dan efeknya jadi sering lapar dan mengantuk. Tapi,
efek vaksinasi booster AstraZeneca ini, aku malah jadi kurang nafsu makan, lemas, dan
mengantuk terus,” ujar Nana.

Namun, kamu enggak perlu cemas. Jika mengalami KIPI usai divaksin, ada beberapa
cara yang bisa kamu lakukan, seperti berikut ini.

1. Tetap tenang jika alami reaksi KIPI.

2. Jika alami kondisi nyeri dekat area suntikan, bisa dikompres dengan air dingin.

3. Perbanyak minum air putih dan istirahat.

4. Bisa juga minum obat yang telah dianjurkan oleh petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai