Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rifaldi Syahputra

NIM : 170101094

MK : HUKUM ACARA PIDANA

Dosen pembimbing : Meta Suriyani, S.H.,M.H.

Ruang : 03

1. Sebutkan hak tersangka/terdakwa ?


2. Sebutkan tugas dan wewenang penyelidik, penyidik dan penyidik ppns ?
3. Sebutkan tugas dan wewenang jaksa penuntut umu ?
4. Sebutkan tugas dan wewenang hakim ?
5. Sebutkan tugas dan wewenang lembaga permasyarakatan ?
6. Sebutkan tugas dan wewenang penasehat hukum ?
7. Jelaskan proses dari mulai penyidikan,penuntutan,mengadili dan putusan Pengadilan
Negeri, banding , kasasi sampai eksekusi

Jawaban

1. Dalam KUHAP telah menempatkan tersangka sebagai manusia yang utuh, yang memiliki
harkat, martabat dan harga diri serta hak asasi yang tidak dapat dirampas darinya.
Tersangka telah diberikan seperangkat hak-hak oleh KUHAP yang meliputi:
 Hak untuk segera mendapat pemeriksaan. Tersangka berhak segera mendapatkan
pemeriksaan oleh penyidik yang selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut
umum, dan tersangka berhak perkaranya segera dimajukan oleh pengadilan ke
penuntut umum (Pasal 50 ayat 1 dan ayat 2).
 Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu
pemeriksaan dimulai (Pasal 51)
 Hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik.  Dalam
pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa
berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim (Pasal
52 KUHAP).
 Hak untuk mendapatkan juru bahasa dalam setiap pemeriksaan.  Dalam
pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa
berhak untuk setiap waktu mendapat juru bahasa (Pasal 53 ayat 1, lih. Juga Pasal
177).
 Hak untuk mendapat bantuan hukum pada setiap tingkat pemeriksaan. Guna
kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan
hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada
setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang/
KUHAP  (Pasal 54)
 Berhak secara bebas memilih penasihat hukum. Untuk mendapatkan penasihat
hukum tersangka atau terdakwa berhak memilih sendiri penasihat hukumnya
(Pasal 55).
 Hak untuk berubah menjadi wajib untuk mendapat bantuan hukum. Wajib bagi
tersangka mendapat bantuan hukum bagi tersangka dalam semua tingkat
pemeriksaan jika sangkaan yang disangkakan diancam dengan pidana mati atau
ancaman pidana minimal 15 tahun atau lebih (Pasal 56).
 Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi
penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP (Pasal 57).
 Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi atau
menerima kunjunngan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang
ada hubungannya dengan proses perkara maupun tidak (Pasal 58)
 Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak diberitahukan tentang
penahanan atas dirinya oleh pejabat yang berwenang, pada semua tingkat
pemeriksaan dalam proses peradilan, kepada keluarga atau orang lain yang
serumah dengan tersangka atau terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya
dibutuhkan oleh tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau
jaminana bagi penangguhannya (Pasal 59).
 Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari
pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka
atau terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun
untuk usaha mendapatakan bantuan hukum (Pasal 60).
 Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraan
penasihat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluraganya
dalam hal yang tidak ada hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa
untuk kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan (Pasal 61).
 Tersangka atau  terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraan
penasihat hukumnya dan menerima surat dari penasihat hukumnya dan sanak
keluragan setiap kali yang diperlukan olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka
atau terdakwa disediakan alat tulis-menulis (Pasal 62).
 Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari
rohaniawan (pasal 63).
 Terdakwa berhak untuk diadili di siding pengadilan yang terbuka untuk umum
(Pasal 64).
 Tersangka tau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan
atau seorang yang mempunyai keahlian khusus guna memberikan keterangan
yang menguntungkan bagi dirinya (Pasal 65).
 Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian (Pasal 66).
 Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi (Pasal
68. Lih. Juga pasal 95)

2. Menurut KUHAP Tugas penyelidik ialah melaksanakan penyelidikan


Wewenang penyelidik diatur dalam Pasal 5 KUHAP yang selengkapnya berbunyi :
(1) Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4:
a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang :  
1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; 
2. mencari keterangan dan barang bukti;  
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri; 
4. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 
b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 
1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan; 
2. pemeriksaan dan penyitaan surat;  
3. mengambil sidik jari dan memotret seorang; 
4. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik. 
(2) Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan
sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dan huruf b kepada penyidik. 

Menurut KUHAP tugas penyidik ialah melaksanakan penyidikan


Di samping itu penyidik juga mempunyai tugas:
1. Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakannya; (Pasal 8 Ayat (1)
KUHAP)
2. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum atau jaksa; (Pasal 8 Ayat (2)
KUHAP); penyidik yang dari pegawai negeri sipil menyerahkannya dengan
melalui penyidik yang dari pejabat kepolisian negara.
Penyerahan berkas perkara ini meliputi dua tahap, yaitu: (Pasal 8 Ayat (3) KUHAP)
1. Penyidik harus menyerahkan berkas perkara;
2. Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung
jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum.

Wewenang penyidik yang dari pejabat Kepolisian negara diatur di dalam Pasal 7 Ayat (1)
KUHAP:
"(1) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya
mempunyai wewenang:
a. menerima Iaporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab

Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah pegawai negeri sipil tertentu
sebagaimana dimaksud dalam KUHAP, baik yang berada di pusat maupun daerah yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Pejabat PPNS ini pada sektor tertentu ada
yang diberi kewenangan untuk melakukan penangkapan atau penahanan namun tetap
berkoordinasi dengan penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia, ada juga yang
tidak diberi kewenangan untuk itu.

Tugas nya melalukan penyidikan yang ada di badan maupun sector lingkungan lembaga
masing-masing.

3. Tugas jaksa penuntut umum ialah melaksanakan penuntutan dan melaksanakan putusan
hakim.
penuntut umum mempunyai wewenang:
a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik
pembantu;
b. mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi
petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
c. memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh
penyidik;
d. membuat surat dakwaan;
e. melimpahkan perkara ke pengadilan;
f. menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
g. melakukan penuntutan;
h. menutup perkara demi kepentingan hukum;
i. mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai
penuntut umum menurut ketentuan undang-undang ini;
j. melaksanakan penetapan hakim

4. Tugas dan wewenang hakim Dalam konteks hukum di Indonesia, maka tugas dan
wewenangnya adalah :
Menetapkan hasil sidang.Membuat catatan pinggir pada berita acara putusan Pengadilan
Negeri mengenai hukum yang dianggap penting.Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan
Pemerikasaan tambahan untuk mendengarkan sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim
bertanggung jawab atas pembuatan kebenaran berita acara persidangan serta
menandatanganinya.Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.Menyiapkan dan
memaraf naskah putusan lengkap untuk ucapan.Hakim wajib menandatangani putusan
yang sudah diucapkan dalam persidangan.Melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya
serta meneruskan kepustakaan hukum yang diterima dari Mahkamah Agung kepada
Hakim Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

5. Mempunyai tugas dan kewenangan untuk mendukung  proses pembinan. Tugas pokok,
antara lain :  melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik, melakukan bimbingan
sosial / kerohanian narapidana dan anak didik, Memberikan bimbingan, mempersiapkan
sarana dan hasil kerja, Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib lembaga
pemasyarakatan. Kewenangan, antara lain : membantu mengarahkan narapidana untuk
mentaati semua peraturan dan bertindak sesuai dengan prosedur agar menciptakan
kondisi yang kondusif dan aman.

6. Tugas dan wewenang advokat yaitu membantu klien dalam menghadapi persidangan
serta memberikan pengetahuan mengenai proses persidangan di Pengadilan yang akan ia
lakukan, atau mewakili secara keseluruhan dalam persidangan.

7. Tahapan penanganan suatu perkara tindak pidana

Adanya suatu tindak pidana lalu di lakukan suatu tindakan penyelidikan untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna memntutkan
bisa atau tidak dilakukan penyidikan,
Setelah melewati tahap penyelidikan maka masuk ketahap penyidikan untuk melakukan
atau menemukan atau mengumpulkan barang bukti dan tersangka.
Lalu tahap selanjutnya berkas perkara pidana sebelum di limpahkan ke pengadilan negeri
maka akan di cek kembali oleh kejaksaan selaku penuntut umum, kejakasaan memastikan
apakah berkas penyidikanbtelah di laukan secar benar, apa bila masih terdapat
kekurangan, kejaksaan dapat mengebalikan berkas tersebut kepolisian guna di perbaiki
atau dilengkapi, tapi sebaliknya apabila lengkap kejaksaan harus segera melimpahkan
perkara ke pengadilan, tahap selajutnya mengadili disini tindakan hakim
menerima,memeriksa dan memutuskan perkara.
Di tahap ini jaksa penuntut umum berupaya membuktikan bahwa terdakwa bersalah
melakukan tindak pidana, dan terdakwa juga memiliki kesempatan untuk membela diri.
Muara dari proses ini adalah putusan hakim atau vonis bersalah atau tidak si terdakwa,
jika bersalah terdakwa memiliki kesempatan untuk banding kepengadilan tinggi atas
hukuman yang tidak sesuai atau terdakwa merasa berat dengan hukuman tersebut jika
banding gagal makan terdakwa dapat melakukan kasasi atau peninjauan kembali ke
mahkamah agung.
Tahap terakhir ialah esekusi apa bila vonis bersalah maka terdakwa harus menjalani
hukuman penjara atau pembinaan di lembaga permasyarakatan sesuai dengan putusan
hakim di pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai