Anda di halaman 1dari 53

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

(PPI) PADA PROSEDUR INVASIVE

Disampaikan pada Workshop “ Update Penyusunan Dokumen PPI sesuai


SNARS” PERDALIN CABANG JAKARTA, 9 s.d 11 Desember 2019
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta diharapkan mampu :

Memahami Prosedur Invasif


Memahami Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pada
Prosedur Invasif
Memahami Standar PPI 7 Dalam Persiapan Akreditasi
Nasional SNARS Edisi 1.1
PENDAHULUAN

1. PPI pada prosedur invasif dalam Standar Nasional


Akreditasi Rumah Sakit (PPI 7 dan PPI 7.1)
2. Rumah Sakit melakukan identifikasi terhadap
prosedur asuhan invasif yang berisiko infeksi dan
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi
3. Penetapan risiko infeksi pada prosedur invasif (ICRA)
seperti pencampuran obat suntik, pemberian suntikan,
terapi cairan dan lumbal punksi
Pengertian
1. HELTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)
ADALAH
Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi
pada saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah
sakit tapi muncul setelah pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada staf di fasilitas pelayanan kesehatan

2. PROSEDUR INVASIF ADALAH


Tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan
Prosedur Invasif
Suatu prosedur medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh manusia
Pemasangan Central Line
Endoskopi
Gastrokopi
Tracheostomi
Kateterisasi
Tindakan bedah
Hemodialisa
Lumbal Punksi
dll
PHATOGINESIS

1. Perpindahan organisme bakteri masuk kedalam kulit


dan pembuluh darah melalui tindakan medis atau
kateter yang masuk ke dalam kulit dan pembuluh atau
kolonisasi bakteri di ujung katater atau peralatan yang
digunakan
2. Kontaminasi langsung dari kateter atau hub kateter
yang kontak melalui tangan atau kontaminiasi cairan
atau peralatan
3. Pengaruh bahan material yang digunakan ( resiko
allergi)
PEMASANGAN IV KATETER
Kateter arteri perifer : biasanya dimasukkan ke dalam IV perifer,
arteri radialis
Kateter Sentral: untuk memberikan obat, cairan dan nutrisi
parenteral
CARDIOVASCULAR CATH LAB
Catheterisasi Jantung
FAKTOR RESIKO TINDAKAN INVASIF

1. Kurangnya pengawasan terhadap risiko infeksi


2. In adquate perawatan lokasi insersi dan pasien
3. Komunikasi petugas kesehatan sebelum, selama dan sesudah
prosedur tindakan dikerjakan
RESIKO INFEKSI PADA PENGGUNAAN
ALAT KESEHATAN

Alat kesehatan dapat terinfeksi dengan beberapa cara,


antara lain melalui Proses:
1. Tindakan pemasangan alat kesehatan yang bermigrasi
di sepanjang permukaan area tindakan
2. Kontaminasi alat kesehatan dengan kolonisasi masuk
ketubuh pasien
3. Penyebaran hematogen yang berada di alat kesehatan
dan masuk aliran darah alat akibat kontaminasi
peralatan yang digunakan
4. Kemudian muncul tanda tanda dini infeksi
Sistem INTEGRASI KEGIATAN
manajemen DNG PMKP
data

SDM :
- Komite/Tim SURVEILANCE
PPI
- IPCN
- IPCLN ) KESEHATAN &
KESELAMA
ICRA TAN KERJA
DIKLAT PPI :
- Staf RS
- Px & pengunjung PROGRAM
- Mhs praktik PPI
ISOLASI, APD,
STERILISASI & HAND
ANGGARAN HYGIENE
LAUNDRY)
- APD
- Desinfectan
- Diklat, HYGIENE &
SANITASI
- Periksa kuman
- Buku referensi luwi 13 -14 Des 2016
SALURAN
PERNAFA
SAN

EMERGING/
SALURAN
RE-
KENCING
EMERGING

SURVEILANCE

MULTI PERALATAN
DRUG INTRAVAS
PPRA RESISTEN KULER
ORGANISM INVASIF

LOKASI
OPERASI
TELUSUR DATA
PPI 1 Komite PPI

PPI 2 IPCN

PPI 3 IPCLN

PPI 4 Sumber daya untuk program PPI

PPI 5 Program PPI & Kesehatan kerja

PPI 6 Program Surveilans

PPI 6.1 Risiko infeksi, tingkat infeksi dan


kecenderungan infeksi
PPI 6.2 ICRA infeksi
17 januari 2018
PPI 7
ICRA prosedur dan proses asuhan invasif
yg berisiko infeksi
PPI 7.1 ICRA prosedur dan kegiatan penunjang
pelayanan yg berisiko infeksi
PPI 7.2 Sterilisasi peralatan

PPI 7.2.1
Perbekalan farmasi habis pakai,
kadaluwarsa dan single use – re use
PPI 7.3 Linen/Londri

PPI 7.3.1 Linen dan Londri sesuai prinsip-2 PPI


PPI 7.4 Pengelolaan limbah infeksius yg benar

PPI 7.4.1
Pengelolaan kamar mayat dan kamar
bedah mayat
PPI 7.5 Pengelolaan limbah benda tajam dan
jarum
PPI 7.6 Penyelenggaraan makanan

PPI 7.7 Mechanical dan enginering control

PPI 7.7.1 ICRA Renovasi

PPI 8 Kewaspadaan isolasi


PPI 8.1 Penempatan pasien dan transfer pasien
dng airborne disease

PPI 8.2 Penempatan pasien dng airborne


disease dalam waktu singkat

PPI 8.3 Penanganan Outbreak

PPI 9 Hand Hygiene

PPI.9.1 APD

PPI 10 Integrasi PPI dengan PMKP

PPI 11 Edukasi/diklat PPI


PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI

Standar PPI 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan
proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 7 dan PPI 7.1
Rumah sakit melakukan asesmen dan memberi asuhan kepada pasien
dengan menggunakan banyak proses sederhana maupun kompleks,
masing masing dengan tingkatan risiko infeksi terhadap pasien dan staf,
misalnya pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan,
lumbal punksi dan lain sebagainya. Dalam hal ini sangat penting mengukur
dan mengkaji proses tersebut dan melaksanakan regulasi, pelatihan,
edukasi, kegiatan berdasar bukti pelaksanaan yang telah dirancang untuk
menurunkan risiko infeksi (lihat juga ARK 6).
Akses ke rumah sakit dan kontinuitas Pelayanan

=======
Maksud dan Tujuan PPI 7 dan PPI 7.1
Rumah sakit juga melakukan manajemen risiko terhadap
kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus mengikuti
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta
melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi,
namun tidak terbatas pada:
a) sterilisasi alat;
b) pengelolaan linen/londri;
c) pengelolaan sampah;
d) penyediaan makanan;
e) kamar jenazah.
Elemen penilaian PPI 7 Telusur Skor

1. Rumah sakit R Regulasi tentang 1 TL


menetapkan risiko manajemen risiko 0 -
infeksi pada prosedur infeksi pada prosedur - TT
0
dan proses asuhan dan proses asuhan
invasif yang berisiko invasif (ICRA-Prosedur
infeksi serta strategi dan proses invasif)
untuk menurunkan seperti antara lain
risiko infeksi. (R) pencampuran obat
suntik, pemberian
suntikan, terapi cairan,
punksi lumbal,dll 22
Elemen penilaian PPI 7 Telusur Skor
2. Ada bukti risk register, prosedur D 1) Bukti risk register 10 TL
dan proses asuhan invasif serta 2) Bukti strategi untuk menurunkan 5 TS
strategi untuk menurunkan risiko risiko infeksi prosedur dan 0 TT
infeksi. (D,W) proses asuhan invasif yang
terdiri dari
a) Bukti tentang asesmen risiko
infeksi pada prosedur dan proses
asuhan invasif
b) Bukti strategi untuk penurunan
infeksi (tata kelola risiko infeksi)
W
 Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
 Kepala bidang/divisi 27

 Kepala unit pelayanan


INFECTION CONTROL RISK ASSESMEN (ICRA) TAHUN 2019
PROSEDUR INVASIF

SKORRIS
PROBAB

RANGKI
DAMPA

SISTEM

ADA(1-
NO

RISIKO
ILITAS.

k(1-5)
(0-4)

IKO

NG
YG

5)
POTENSI RISIKO

A Pemasangan Intra Vena Perifer


1 Tanggal Pemasangan Kateter Tidak di tulis 4 1 2 8 2
2 IV dressing tidak paten dan tidak transparant 1 1 2 2 4
3 Administrasi set lebih dari 72 jam tidak di ganti 2 1 2 4 3
4 Open system 4 1 4 16 1

B Pemasangan Intra Vena Central


1 Maximal barrier precaution tidak di terapkan 4 2 2 16 3
3 IV dressing tidak paten dan tidak transparant 4 3 2 24 2
4 Cairan infus terpasang lebih dari 24 jam 2 3 2 12 4
5 Open system 4 3 3 36 1

C Prosedur Lumbal Punksi


1 5 moment Hand hygiene tidak dilakukan 2 2 2 8 1
2 Penggunaan APD tidak sesuai indikasi 2 2 2 8 1
Preparasi kulit tidak menggunakan desinfektan yang
3 0 2 2 4 2
tepat

D Pemberian Suntikan
Tempat persiapan obat tidak sesuai standar (tidak
1 4 1 1 4 2
bersih)
2 Penggunaan APD tidak sesuai indikasi 3 1 1 3 3
3 Tidak menerapkan tehnik aseptik 4 2 1 8 1
4 Penyimpanan obat multidose tidak sesuai standar 4 1 1 4 2
Skin preparation tidak menggunakan alkohol dan
5 1 1 1 1 4
chlorhexidin
E Hemodialisa
Tidak melakukan hand hygiene sesuai 5
2 3 2 12 2
momment
1 Petugas tidak menggunakan APD sesuai indikasi 2 1 2 4 5
2 Skin preparation tidak sesuai standar 2 3 1 6 4
Akses HD double lumen digunakan untuk
3 4 3 2 24 1
Injeksi, transfusi dan pengambilan darah
Tidak dilakukan screening terhadap pasien
4 0 5 1 5 6
berisiko HIV dan HBSAG (+)
5 Tidak menerapkan tehnik aseptik 2 3 2 12 2
Mesin hemodialisa tidak dalam kondisi bersih
6 2 2 2 8 3
dan siap pakai

F Catheterisasi
1 Hand hygiene tidak dilakukan sesuai moment 2 2 2 8 2
Tidak menggunakan drap yang menutupi
2 0 3 1 3 3
seluruh badan pasien
Tidak menggunakan APD lengkap selama
3 0 3 1 3 3
tindakan berlangsung
4 Tidak menerapkan tehnik aseptik 1 3 1 3 3
Suhu dan kelembaban ruangan tidak dilakukan
5 3 3 4 36 1
pemantauan dan dokumentasi
G Ruang Pencampuran obat
Pemantauan suhu dan kelembaban ruangan tidak
1 1 1 2 2 6
dipantau secara rutin dan tidak di dokumentasikan
Refrigerator penyimpanan obat tidak bersih dan tidak
2 1 1 2 2 6
bebas dari benda-benda lain
3 Tempat sampah cytotoksik tidak tersedia 0 2 1 2 6
4 Tidak Tersedia washtafel dengan air mengalir 2 3 2 12 3
5 APD digunakan tidak sesuai indikasi 2 2 1 4 5
6 Fasilitas Eye Wash tidak tersedia 4 2 2 16 2
Lingkungan pemrosesan pencampuran obat tidak bebas
7 4 2 2 16 2
debu
8 Pencampuran obat tidak menggunakan tehnik aseptik 1 3 2 6 4
9 Ruangan tidak menggunakan tekanan positif 4 3 4 48 1

H Gigi dan Bedah Mulut


1 5 momen hand hygiene tidak dilakukan 4 2 2 16 2
2 APD digunakan tidak sesuai indikasi 4 2 2 16 2
Petugas tidak mengganti sarung tangan untuk setiap
3 0 4 2 4 3
pasien
4 Pengelolaan alat single use- reuse tidak terpantau 4 4 4 64 1

I Ruang Donor
1 Hand Hygiene tidak dilakukan sesuai 5 momen 4 1 2 8 2
Petugas tidak mengganti sarung tangan untuk setiap
2 4 3 3 36 1
pendonor
Skin preparation tidak dilakukan dengan menggunakan
3 0 3 1 3 3
alcohol chlorhexidine swab
4 Tempat sampah infeksius tidak tersedia 4 1 2 8 2
Spillkit, isi lengkap, ada prosedur dan MSDS tidak tersedia
5 0 2 1 2 4
/ tidak lengkap
J Laboratorium
1 Petugas tidak menggunakan jas lab 0 2 1 2 2
Tidak Tersedia Sabun cuci tangan dan tissue
2 1 2 2 4 1
towel ,braket
2 Tidak Tersedia tempat sampah infeksius 0 1 1 1 3

Petugas tidak menggunakan sarung tangan


4 0 2 1 2 2
selama prosedur

K Endoscopy
1 Sarana Hand hygiene tidak lengkap 1 2 2 4 3

Tempat khusus pengelolaan alat tidak tersedia


2 0 2 2 4 3
sesuai standar

Cairan disinfektan yang digunakan tidak


3 4 3 4 48 1
memiliki indikator tip
Pengelolaan alat single use- reuse tidak
4 4 3 3 36 2
terpantau
Penggunaan APD pada pemrosesan alat tidak
5 0 2 2 4 3
sesuai indikasi

Proses DTT dan penyimpanan alat tidak


6 4 2 2 16 2
dilakukan pemantauan

7 APD digunakan tidak sesuai indikasi 1 2 2 4 3


STRATEGI MENURUNKAN RISIKO INFEKSI
PADA PROSEDUR INVASIF TAHUN 2019
RANGK
NO POTENSI RISIKO SKOR TUJUAN SASARAN STRATEGI EVALUASI PJ KEGIATAN
RISIKO
Pemasangan Intra
A
Vena Perifer
Administrasi set Tersedianya administrasi set Monitoring Pengadaan Kabag
Pengadaan administrasi set
1 Open system 16 1 pemasangan kateter vena (Kateter vena,infus set ) closed administrasi set close Pengadaan dan
close system
perifer closed system system system Instalasi Farmasi
Monitoring dan
Edukasi pencatatan tanggal evaluasi pencatatan
Tanggal pemasangan
Tanggal pasang Dituliskannya tanggal pemasangan setiap kali tanggal pemasangan
2 8 2 kateter vena perifer IPCN dan IPCLN
kateter tidak di tulis pemasangan vena perifer mengganti dan memasang setiap kali mengganti
tertulis
vena perifer dan memasang vena
perifer
Monitoring dan
Administrasi set lebih Administrasi set tidak lebih Administrasi set sesuai Edukasi penggantian
3 4 3 evaluasi penggantian IPCN dan IPCLN
dari 72 jam dari 72 jam ketentuan administrasi set
administrasi set
IV dressing tidak Kabag
IV Dressing tidak mudah Tersedianya IV dressing yang Pengadaan IV dressing Monitoring Pengadaan
4 paten dan tidak 8 2 Pengadaan dan
lepas dan transparan transparan transparan IV dressing transparan
transparant Instalasi Farmasi

Pemasangan Intra
B
Vena Central
Monitoring dan
Administrasi set Tersedianya administrasi set Pengadaan administrasi set evaluasi Pengadaan
1 Open system 36 1 pemasangan kateter vena Kateter vena/infus set closed close system administrasi set close Instalasi farmasi
perifer closed system system system

IV dressing tidak Monitoring dan


IV Dressing tidak mudah Tersedianya IV dressing yang Pengadaan IV dressing
2 paten dan tidak 24 2 evaluasi Pengadaan IV Instalasi farmasi
lepas dan transparan transparan transparan
transparant dressing transparan
Monitoring dan
Tidak menerapkan
Maksimal barier precaution Tersedianya linen untuk pengadaan linen untuk evaluasi pengadaan Kabag
3 maximal barrier 16 3
diterapkan menerapkan barier precaution barier precaution linen untuk barier Pengadaan
precaution
precaution
Cairan Infus yang di Monitoring dan
Cairan infus terpasang Cairan di gunakan sesuai Edukasi penggunaan cairan
4 12 4 gunakan tidak lebih dari 24 evaluasi penggunaan IPCN dan IPCLN
lebih dari 24 jam ketentuan tidak lebih 24 jam
jam cairan selam 24 jam
Prosedur Lumbal
C
Punksi

Hand hygiene tidak Monitoring dan


Pelaksanaan hand Kepatuhan HH sesuai 5 Edukasi pelaksanaan HH
1 dilakukan sesuai 5 8 1 evaluasi pelaksanaan IPCN
hygiene sesuai 5 moment moment sesuai 5 moment
moment HH sesuai 5 moment

Penggunaan APD Monitoring dan


Penggunaan APD sesuai
2 tidak sesuai indikasi 8 1 Kepatuhan penggunaan APD Edukasi penggunaan APD evaluasi penggunaan IPCN & IPCLN
indikasi
dan tekhnis APD

Preparasi kulit tidak Monitoring dan


Preparasi kulit dengan Tersedianya desinfektan Evaluasi ketersediaan Ka. Instalasi
3 dengan desinfektan 4 2 evaluasi ketersediaan
desinfektan yang tepat yang tepat desinfectan Farmasi
yang tepat cairan desinfectan

D Pemberian Suntikan

Tehnik aseptik Kepatuhan pelaksanaan Monitoring tehnik


Tidak menerapkan Edukasi tehnik aseptik
1 8 1 diterapkan saat tehnik aseptik saat aseptik saat IPCN,IPCLN
tehnik aseptik saat pemberian obat
pemberian sun pemberian suntikan pemberian obat

Tempat persiapan Edukasi pentingnya Ka


Tempat persiapan obat Tersedianya tempat Monitoring tempat
2 obat yang tidak 4 2 tempat persiapan obat Ruangan,IPCN,I
bersih persiapan obat yang bersih persiapan Obat
bersih yang bersih PCLN

Penyimpanan obat Tersedianya penyimpanan Edukasi penyimpanan Monitoring


Penyimpanan obat
3 multidose tidak 4 2 obat multi dosis sesuai obat multi dosis sesuai penyimpanan dosis IPCN,IPCLN
multidose sesuai standar
standar standar standar sesuai standar
E Hemodialisa

Akses HD double
lumen Digunakan Akses HD double lumen Kepatuhan penggunaan Monitoring
Edukasi penggunaan KAUR HD dan
1 untuk tujuan Injeksi, 24 1 hanya digunakan untuk akses double lumen hanya penggunaan akses
akses double lumen IPCN
transfusi dan HD untuk HD double lumen
pengambilan darah

Tidak melakukan Pelaksanaan hand Monitoring


Kepatuhan pelaksanaan HH Edukasi pelaksanaan HH
2 hand hygiene sesuai 12 2 hygiene sesuai 5 pelaksanaan HH IPCN dan IPCLN
sesuai 5 moment sesuai 5 moment
5 momment momment sesuai 5 moment

Monitoring
Tidak menerapkan Tehnik aseptik Kepatuhan penerapan Edukasi penerapan
3 12 2 penerapan tehnik IPCN dan IPCLN
tehnik aseptik diterapkan tehnik aseptik tehnik aseptik
aseptik

F Catheterisasi

Suhu dan Monitoring dan


Evaluasi pengadaan
kelembaban Suhu dan kelembaban Evaluasi pengadaan
Suhu dan kelembaban higrotermometer,keters Ka Unit Tehnik
1 ruangan tidak 36 2 ruangan dilakukan higrotermometer
ruangan terpantau ediaan formulir dan IPCN
dilakukan pemantauan dan lembar grafik
pemantauan
pemantauan pemantauan

Pelaksanaan hand
Kepatuhan pelaksanaan HH Edukasi pelaksanaan HH
Hand hygiene tidak hygiene dilaksanakan
Monitoring
2 dilaksanakan 8 3 IPCN
pelaksanaan HH
dengan benar
dengan benar
Ruang Pencampuran
G
Obat

Tersedianya ruangan tekanan Monitoring


Tekanan ruangan Evaluasi pemantauan Kaunit Tehnik
1 48 1 Tekanan ruangan positif positif yang di atur oleh pemantauan ruangan
tidak positif ruangan tekanan positif dan IPCLN
mesin dan terpantau tekanan positif

Lingkungan
Lingkungan pemrosesan Lingkungan pemrosesan Audit lingkungan Monitoring
pemrosesan
2 16 2 pencampuran obat bebas pencampuran obat bebas pemrosesan pemrosesan IPCN
pencampuran obat
debu debu pencampuran obat pencampuran obat
tidak bebas debu

Tidak Tersedia
Tersedia washtafel Tersedia washtafel dengan Evaluasi ketersediaan Monitoring
3 washtafel dengan air 12 3 Ka Unit Tehnik
dengan air mengalir air mengalir wastafel ketersediaan wastafel
mengalir

Gigi dan Bedah


H
Mulut

Monitoring
Pengelolaan alat Hasil pemantauan Edukasi pentingnya
Pengelolaan alat single pemantauan KAUR TSSU dan
1 single use- reuse 64 1 Pengelolaan alat single use- pemantauan Pengelolaan
use- reuse terpantau Pengelolaan alat IPCN
tidak terpantau reuse alat single use- reuse
single use-reuse

Monitoring
Tidak melaksanakan Kepatuhan Pelaksanakan Edukasi Pelaksanakan
Pelaksanakan hand Pelaksanakan hand
2 hand hygiene sesuai 16 2 hand hygiene sesuai 5 hand hygiene sesuai 5 IPCN
hygiene sesuai 5 momen hygiene sesuai 5
5 momen momen momen
momen

Monitoring
Tidak menggunakan Penggunaan APD sesuai Kepatuhan Penggunaan APD Edukasi Penggunaan APD
3 16 2 Penggunaan APD IPCN
APD sesuai indikasi indikasi sesuai indikasi sesuai indikasi
sesuai indikasi
J Ruang Donor Darah

Petugas tidak
Petugas mengganti Kepatuhan petugas
mengganti sarung Monitoring
1 36 1 sarung tangan untuk mengganti sarung tangan Edukasi penggunaan APD IPCN
tangan untuk setiap penggunaan APD
setiap pendonor untuk setiap pendonor
pasien
5 momen Hand Monitoring
Hand Hygiene dilakukan Kepatuhan pelaksanaan HH Edukasi pelaksanaan HH
2 Hygiene tidak 8 2 pelaksanaan HH sesuai IPCN
sesuai 5 momen sesuai 5 momen sesuai 5 moment
dilakukan 5 moment
Tidak tersedia Monitoring pengadaan Kabag
Tempat sampah infeksius Tersedia tempat sampah Pengadaan tempat
3 Tempat sampah 8 2 tempat sampah Pengadaan dan
tersedia infeksius sampah infeksius
infeksius infeksius House Keeping

L Endoscopy

Monitoring pengadaan Kabag


Cairan disinfektan Cairan disinfektan yang Tersedianya Cairan Pengadaan Cairan
cairan disinfektan Pengadaan dan
1 yang digunakan tidak 48 1 digunakan memiliki disinfektan yang memiliki disinfektan yang memiliki
yang memiliki Ka Instalasi
memiliki indikator Tip indikator tip indikator tip indikator tip
indikator tip Farmasi
Monitoring KAUR TSSU,
Tidak terpantau Hasil pemantauan Edukasi pentingnya
Pengelolaan alat single pemantauan KAUR
2 Pengelolaan alat 36 2 Pengelolaan alat single use- pemantauan Pengelolaan
use- reuse terpantau Pengelolaan alat Endoscopy dan
single use- reuse reuse terdokumentasi alat single use- reuse
single use- reuse IPCN
Proses DTT dan Monitoring
Ada pemantauan proses Edukasi pentingnya
penyimpanan alat Hasil pemantauan proses DTT pemantauan proses Ka
3 16 2 DTT dan penyimpanan pemantauan proses DTT
tidak dilakukan dan penyimpanan alat DTT dan penyimpanan Ruangan,IPCN
alat dan penyimpanan alat
pemantauan alat
Elemen penilaian PPI 7 Telusur Skor
3. Rumah sakit melaksanakan strategi D Bukti pelaksanaan strategi untuk 10 TL
untuk menurunkan risiko infeksi pada menurunkan risiko infeksi sebagai 5 TS
prosedur dan proses asuhan invasif tindak lanjut EP 2 0 TT
yang berisiko infeksi. (D,O,W,S)
O Lihat pelaksanaan pencampuran obat
suntik, pemberian suntikan, terapi
cairan, punksi lumbal

W  Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
 Kepala unit/Kepala ruangan

S Peragaan pencampuran obat suntik,


pemberian suntikan, terapi cairan,
punksi lumbal 37
Elemen penilaian PPI 7 Telusur Skor

4. Rumah sakit telah D Bukti pelaksanaan 10 TL


5 TS
melaksanakan pelatihan tentang 0 TT
kegiatan pelatihan kegiatan untuk
untuk menurunkan menurunkan risiko
risiko infeksi di infeksi
dalam proses-proses
kegiatan tersebut. W  Kepala diklat
 Peserta pelatihan
(D,W)
38
STRATEGI PENURUNAN RISIKO INFEKSI PADA
PROSEDUR INVASIF

1. Kebersihan Tangan
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri
3. Penyuntikan aman
4. Dekontaminasi
5. Pengendalian Kebersihan Lingkungan
6. Pendidikan dan Pelatihan
7. Pelaksanaan Audit
Rekomendasi dalam penggunaan IV kateter

1. Pendidikan dan pelatihan secara berkala petugas kesehatan


2. Surveilans untuk infeksi terkait kateter
3. Melakukan kebersihan tangan sesuai moment
4. Tindakan pencegahan selama pemasangan dan perawatan
kateter
5. Seleksi penggunaan dan penggantian perangkat intravaskular
6. Penggantian set administrasi dan cairan intravena.
7. Persiapan dan kontrol kualitas pencampuran intravena.
Upaya pencegahan infeksi

• Surveilans untuk infeksi terkait penggunaan IV Kateter dengan


menggunakan metode dan penetapan angka kejadian infeksi dan studi
banding
• Perawatan setiap hari dengan memperhatikan :
1. Melihat area tusukan kateter dan palpasi tempat pemasangan kateter
setiap hari melalui penutup kasa kateter
2. Jika terlihat tanda kemerahan dan pembengkakan kapan saja maka
hentikan IV kateter dan bila perlu pindahkan ketempat yang baru dan
pada area tersebut dilakukan perawatan
3. Lakukan dokumentasi dengan mencatat tanggal & waktu pemasangan
kateter di lokasi yang jelas di dekat tempat pemasangan kateter
TEHNIK PENCAMPURAN OBAT

1. Persiapan, pelaksanaan dan pengawasan kualitas


pencampuran obat intravena
2. Pencampuran semua cairan parenteral dalam laminary flow
menggunakan teknik aseptik
3. Periksa semua tempat obat/vial/ampul untuk cairan parenteral
untuk melihat terapi, kebocoran, retakan, dan tanggal
kedaluwarsa produsen sebelum digunakan
4. Gunakan botol dosis tunggal (single use) untuk parenteral
atau obat bila memungkinkan.
RUANG PENYIAPAN OBAT & SUNTIKAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

• Sebelum melakukan prosedur, pastikan bahwa tidak ada risiko


lingkungan yang dapat mengkontaminasi dengan tujuan
mengurangi risiko kontaminasi karena gerakan, sentuhan atau
kedekatan.
• Contoh risiko lingkungan mungkin termasuk :
oKebersihan tempat tidur pasien
oLingkungan di sekitar pasien
oResiko kontaminasi tirai disekitar pasien
oArea kerja terbatas
oJumlah orang yang hadir terlalu banyak.
PENGAWASAN RESIKO INFEKSI

• Kebersihan tangan : rutin dan cuci tangan bedah


• Pengunaan APD :
oSarung tangan steril untuk tindakan bedah, dan
pemasangan pada sentral line
oSarung tangan bersih mencegah resiko paparan darah &
produk darah
oPada pemasangan sentral line APD maksimal (lengkap)
digunakan
• Pengelolahan limbah, darah & produk darah, benda tajam
Mempertahankan Tindakan Aseptik

Melindungi area tusukan dari kolonisasi bakteri masuk ke pembuluh


darah dengan tindakan disinfeksi permukaan kulit
Prosedur tindakan aseptik memerlukan area kerja yang yang lapang
dengan peralatan yang digunakan steril
Hindari risiko kontaminasi pada peralatan yang digunakan teknik
non-sentuh untuk mempertahankan tindakan asepsis. : tangan
petugas tidak bersentuhan benda yang berrisko mencemari lokasi &
peralatan steril :
Pengelolaan pemberian obat IV yang adekuat :

1. Area persiapan obat (Ruang dispensing/pencampuran obat)


terpisah tersendiri dan dikelola oleh unit Farmasi, jika tidak maka
petugas harus sdh dilatih oleh petugas farmasi
2. Teknik aseptik selalui menjadi fokus utama
3. Prinsip single dose dan multi dose dapat dilaksanakan jika sesuai
rekomendasi pabrik dengan tehnik yang ditetapkan
4. Selalu menggunakan prinsip Penyuntikan yang aman
Invasive Procedure Safety
Checklist: CVC INSERTION

During the procedure


Sterile gloves and sterile gown worn by operator and assistant Yes
Hat and mask worn by operator and assistant Yes
Sterile field maintained Yes
Sterile sheath and sterile gel used with ultrasound probe (if applicable) Yes
Procedure Cather type Insertion site
Elective Multi-lumen Subclavian
Emergency Dialysis Jugular
Re-wire Introducer/Sheath Femoral
Ultrasound used? PICC/ Midline Right Left
Yes No ECMO / VAD Guidewire Removed Yes

Complications
Pneumothorax Arterial puncture Malposition Haemorrhage
2nd person required Unable to cannulate Other None
Complication Actions/Comments:
KEGIATAN DIKLAT KEPADA PETUGAS
KESIMPULAN

Strategi
Prosedur & proses Identifikasi risiko
penurunan risiko
asuhan invasif infeksi
infeksi

Melaksanakan
Diklat utk
strategi
menurunkan risiko
penurunan risiko
infeksi
infeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai