Disusun Oleh :
RISKI AYU ROSAMI 21080118120026
Dengan Judul :
“Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan”
Dosen Pembimbing
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Tampak Atas dan Tampak Samping Bak Ekualisasi ................ II-14
Gambar 2.2 Kecepatan Pengendapan pada Grit Chamber .......................................... II-16
Gambar 2.3 Bagian-bagian Parshall Flume ................................................................ II-17
Gambar 2.4 Skema Pengolahan dengan Lumpur Aktif .............................................. II-20
Gambar 2.5 Oxidation Ditch ....................................................................................... II-21
Gambar 2.6 Trickling Filter ........................................................................................ II-26
Gambar 2.7 Ilustrasi Bangunan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) ............ II-29
Gambar 2.8 Contoh Desain Sludge Drying Bed ......................................................... II-33
Gambar 3.1 Diagram Metodologi Perancangan ...........................................................III-2
Gambar 4.1 Nilai Faktor Puncak untuk Aliran Air Buangan Rata-Rata m3/s ............. IV-2
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Debit, BOD, dan TSS Air Limbah ............................. IV-4
Gambar 4.3 Sketsa Screw Pump ............................................................................... IV-12
Gambar 4.4 Grafik Kurva Distribusi Berat Partikel ................................................. IV-24
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Waktu dan Volume TAR .................................... IV-32
Gambar 4.6 Grafik Mass Loading BOD ................................................................... IV-34
Gambar 4.7 Grafik Mass Loading TSS ..................................................................... IV-36
Gambar 4.8 Dimensi Ruang Lumpur Berbentuk Limas Terpancung ....................... IV-43
Gambar 4.9 Skema Resirkulasi pada Oxidation Ditch.............................................. IV-52
Gambar 4.10 Oxidation Ditch ................................................................................... IV-56
Konsentrasi
Kontaminan Satuan Rata-
Maksimum Minimum
Rata
Padatan total (TS) mg/l 1200 720 350
Padatan terlarut total (TDS) mg/l 850 500 250
Padatan tersuspensi total (TSS) mg/l 350 220 100
BOD mg/l 400 220 110
COD mg/l 1000 500 250
Nitrogen mg/l 85 40 20
Fosfor mg/l 15 8 4
Klorida mg/l 100 50 30
Sulfat mg/l 50 30 20
Lemak mg/l 150 100 50
Total Coliform 107 - 109 107 – 109 106 – 107
Sumber: Metcalf & Eddy, 2003
2.3.3.2 Karakteristik Kimia
1. Organik
a. Zat organik
Komponen zat organik utama terdiri atas C, H, O, N. Komponen lain adalah
S, P juga Fe. Pembagian grup secara prinsipil dari organik yang didapat di air buangan
adalah protein (40-60%), karbohidrat (25-50%), dan lemak/minyak (10%). Urea juga
komponen organik yang penting dalam kontribusi air buangan. Selain itu surfaktan,
polutan utama, volatil organik dan pestisida termasuk pula dalam bahasan zat organik kali
ini.
c. Jumlah Kegiatan yang menggunakan suatu badan air sebagai penerima hasil
pengolahan air buagan. Pada badan air dimana banyak kegiatan atau industri yang
membuang air hasil pengolahan air buangan maka akan lebih baik jika
diberlakukan stream standard. (Yenti S, 2011)
Terdapat berbagai jenis pompa yang dapat digunakan pada pengolahan air
buangan, salah satunya adalah screw pump. Screw pump atau pompa ulir merupakan jenis
pompa yang sering digunakan pada instalasi air limbah domestik, khususnya untuk
kapasitas besar dengan head rendah (Buku D SPALD-T, 2018). Pompa berfungsi untuk
menaikkan air buangan dari sumur pengumpul sehingga memudahkan pengaliran ke unit-
unit sistem pengolahan. Salah satu pompa yang sering digunakan adalah pompa screw
karena mempunyai spesifikasi tertentu antara lain :
a. Dapat memompakan cairan dengan kapasitas yang berfluktuasi, sesuai taraf muka
air di sumur pengumpul
b. Dapat mengangkat benda-benda kasar yang ada dalam air buangan, sehingga bar
screen dapat ditempatkan di atas permukaan tanah untuk memudahkan konstruksi
dan pembersihan kotoran
c. Dapat digunakan untuk cairan yang banyak mengandung pasir dan Lumpur
Bar screen umumnya dibuat dari batangan besi atau baja yang
dipasang sejajar membentuk kerangka yang kuat. Kisi-kisi tersebut dipasang
melintang pada saluran sebelum unit pengolahan selanjutnya membentuk sudut 300
sampai 450 terhadap bidang datar saluran. Kisi yang umum dipakai adalah fixed
bar dan movable racks. Kehilangan tekanan pada batang dapat dihitung dari persamaan :
W 4/3
hL = ( ) hv sin (2.5)
d
Di mana :
Comminutor terdiri dari peralatan seperti grinder dan memotong material yang
tertangkap oleh screen. Comminutor dilengkapi dengan gigi pemotong atau peralatan
pencacah dalam drum yang berputar. (DepKes RI, 2011)
Gambar 2.1 Ilustrasi Tampak Atas dan Tampak Samping Bak Ekualisasi
Sumber : Buku B SPALD-T, 2018
Lumpur yang dihasilkan dari bak pengendap I akan diolah lebih lanjut pada proses
penanganan lumpur, sehingga volume lumpur dapat diperkecil. Sedang fluida atau
supernatannya keluar melalui sistem pelimpah yang ditampung pada saluran
penampung/gullet menuju ke unit pengolahan biologi. Faktor penentu untuk mendesain
Bak Pengendap Pertama adalah:
overflow rate
kedalaman tangki
waktu detensi
3. Ketersediaan lahan
Air buangan yang berasal dari bak penendap dipercikan di atas media saring
tersebut yang kemudian akan dioxidir oleh bakteri anaerobik dan aerobik yang ada di
dalamnya. Bakteri-bakteri yang menempel pada media saring akan mendapat substrat dari
air buangan, dimana pada periode tertentu akan membentuk lapisan film pada media
tersebut. Lapisan film merupakan bagian yang menentukan banyaknya oksigen yang
masuk untuk mensuplai mikroorganise yang ada pada lapisan aerobik. Ketebalan lapisan
film dipengaruhi oleh, kecepatan aliran air buangan, kekuatan dari air buangan, koefisien
peresapan dari molekul substrat ke dalam lapisan film. Dalam perancangan Trickling
Filter perlu diperhatikan adalah:
a) Tipe dan karakteristik alat pembagi dari instalasi sebelumnya ke media filter
b) Tipe media filter yang digunakan diusahakan yang mempunyai luas permukaan
besar, harga murah, tahan lama dan tidak mudah terjadi clogging
c) Sistem underdrain cukup besar untuk mengalirkan air.
d) Ventilasi udara cukup agar pertukaran udara terjadi.
BODi BODe
100%
BODi
E1 + E2 (1-E1) =
Tahap Pertama:
Faktor resirkulasi
1 R
F = (1 R / 10)
2
Volume filter
100
W1
1 0.4432
E1 = VF
Waktu detensi
V
td
Qi1
A = V/H
Atotal 2 A
Konsentrasi BOD
W2 = (1-E1) W1
Menghitung Volume
100
0.4432 W 2
1
E= 1 E1 VF
Diameter tahap 2
A = V/H = A = ¼ D2
Atotal 2 A
a. filter tahap 1
b. filter tahap 2
Sistem Distribusi
Debit
Q
4
panjang
orifice
jarakorifi ce
Debittiaplengan
Qor
jumlahorofice
Luas orifice,
Aor 1 D 2
4
Qor 2
Hor
C 2 A2 2 g
Ap 1 D 2
4
Q
vp
A
L v2
Hp f
D 2 g
H 1 Hor 1 2
Luas penampang pipa distributor,
Adist 1 D 2
4
Q2
H2
C 2 A2 2 g
2.4.2.4 Biofilter
Dijelaskan dalam Pedoman Teknis IPAL (2011) bahwa proses pengolahan air
limbah yang dilakukan dengan biofilter pada dasarnya yaitu dengan mengalirkan air
limbah yang akan diolah ke dalam suatu reaktor biologis. Reaktor biologis ini sebelumnya
telah diisi oleh media penyangga, dimana media penyangga tersebut berfungsi untuk
perkembangbiakkan mikroorganisme. Sistem biofilter ini dapat dilakukan dengan cara
aerob, anaerob atau kombinasi antara aerob anaerob. Untuk proses anaerob tidak
menggunakan udara ataupun oksigen. Sebaliknya jika proses dilakukan secara aerob
maka harus ditambahkan oksigen. Namun biasanya penggunaan sistem aerob dipilih
untuk beban pengolahan yang tidak terlalu besar. Oleh sebab itu sistem aerob biasanya
digunakan setelah melewati sistem anaerob pada proses sebelumnya. Pada proses biofilter
mikroorganisme akan berkembang dan tumbuh pada media penyangga yang digunakan.
Media yang dapat digunakan sebagai tempat melekatnya atau tumbuhnya
mikroorganismepun bermacam-macam seperti media yang terbuat dari plastik ataupun
Menurut Mackanzie L. Davis (2010), RBC adalah pengolahan biologi yang terdiri
dari serangkaian disc (3-3,5 m diameter) yang dipasang pada poros horizontal , disk pada
RBC tersebut berfunsgi sebagai penyedia media untuk penumpukan pertumbuhan
mikroba yang tersedia.
Air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan mikro-
organisme (microbial film) yang melekat pada permukaan media di mdalam suatu
reaktor.
Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan
polimer atau plastik yang ringan dan disusun pada suatu poros sehingga membentuk suatu
modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup
sebagian kedalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.
Dari proses tersebut mikro-organsme misalnya bakteri, alga, protozoa, fungi dan
lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu
laposan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm.
b. Anaerobik
Digunakan secara seri dengan kolam aerobik-anaerobik.
c. Aerobik-anaerobik
Merupakan tipe yang paling sering digunakan untuk mengolah limbah
domestik dan industri
2.4.2.8 Secondary Clarifier
Bak pengendap II berfungsi untuk mengendapkan zat padat yang terdapat dalam
air buangan setelah melalui pengolahan biologis. Pada unit clarifier ini terjadi
pengendapan padatan hasil dari proses biologi pada unit aerasi yaitu berupa flok – flok.
Bak pengendap ini dilengkapi dengan pengeruk lumpur mekanis. Lumpur yang
terkumpul dipompakan ke unit pengolahan lumpur, sedang supernatannya dialirkan
menuju bak desinfeksi sebelum dibuang ke dalam air penerima.
Secondary clarifier mempunyai fungsi yang penting dalam meningkatkan
pengolaha air buangan yaitu berfungsi untuk memisahkan mixed liquor suspended solid
dari efluen clarifier dan untuk mengentalkan lumpur yang diresirkulasi. Lumpur yang
mengendap pada dasar clarifier sebagian dipompakan ke tangki aerasi yang kemudian
akan diaerasi kembali. Supernatan yang keluar akan didesinfeksi terlebih dahulu sebelum
dibuang ke badan air penerima. (Buku B SPALD-T, 2018)
2.4.3 Pengolahan Tingkat III dan Pengolahan Lumpur
Pengolahan ini ditujukan untuk menyempurnakan efluen hasil pengolahan untuk
suatu tujuan tertentu, dalam hal ini ditujukan untuk penyempurnaan kualitas, misalnya
ditujukan untuk menghilangkan kandungan nitrat-nitrit dan fosfat dalam air buangan.
2.4.3.1 Desinfeksi
Desinfeksi merupakan salah satu proses pengolahan yang berfungsi untuk
mengurangi mikroorganisme patogen yang berpotensi terkandung di dalam air limbah
domestik. Secara umum terdapat dua metode desinfeksi yang dapat digunakan dalam
mengolah air limbah domestik, khususnya menyisihkan mikroorganisme patogen.
Proses ini merupakan proses terakhir dalam pengolahan air buangan, yaitu dengan
membubuhkan khlor yang bertujuan untuk :
Reaksi ini tergantung pada pH, temperatur dan waktu kontak serta rasio inisial
khlor/ammonia
Mulai
Analisis:
- Karakteristik air buangan
- Peraturan yang berlaku
- Penentuan alternatif-alternatif pengolahan
Perhitungan Detail
Dimensi Bangunan
Gambar Teknis
Selesai
Berdasakran data tabel 4.1 maka dapat ditentukan nilai maksimum, rata-
rata,minimum, dan peak dari debit, BOD, dan TSS air buangan.
∑ 𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 7,764
Debit rata-rata = 24 𝑗𝑎𝑚 = = 0,3235 m3/detik = 323,5 L/detik
24
Gambar 4.1 Nilai Faktor Puncak untuk Aliran Air Buangan Rata-Rata m3/s
Sumber: Sudjono, 2001
∑ 𝐵𝑂𝐷 4077
BOD rata-rata = 24 𝑗𝑎𝑚 = = 169,875
24
= 169,875m/L x 2,2
= 373,725 mg/L
∑ 𝑇𝑆𝑆 5610
TSS rata-rata = 24 𝑗𝑎𝑚 = = 233,75 mg/L
24
= 514,25 mg/L
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Debit, BOD, dan TSS Air Limbah
Sumber: Analisis Penulis, 2021
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa fluktuasi debit mengalami puncak pada
jam 11.00-12.00, yaitu sebesar 460 L/detik, dengan debit minimum sebesar 100 L/detik
yang terjadi pada jam 05.00-06.00. Sedangkan debit air buangan rata-rata selama 24 jam
adalah 323,5 L/detik. Kandungan BOD maksimum sebesar 377 mg/L terjadi pada jam
20.00-21.00 dan kandungan minimumnya yaitu mg/L pada jam 04.00-05.00, dengan rata-
rata kandungan BOD dalam air buangan sebesar 169,875 mg/L. Kandungan TSS
maksimum sebesar 319 mg/L terjadi pada jam 13.00-14.00 dan kandungan minimumnya
yaitu 105 mg/L pada jam 23.00-24.00, dengan rata-rata kandungan TSS dalam air
buangan sebesar 233,75 mg/L.
Jika :
Keterangan :
*) : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
: Parameter yang perlu disisihkan
Sumber: Analisis Penulis, 2021
Dari hasil perbandingan diketahui konsentrasi COD, amoniak, total coliform,
BOD, dan TSS melebihi standar baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke badan sungai.
Perlu dipilih alternatif pengolahan yang sesuai untuk dapat menyisihkan parameter yang
melebihi batas baku mutu.
1. COD
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk
proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. Nilai COD
mencakup kebutuhan oksigen untuk reaksi biokimiawi, karena senyawa organik yang
dapat dirombak oleh mikroorganisme dapat pula mengalami oksidasi lewat reaksi
2. Amonium
Dapat dihilangkan dengan proses pengolahan secara nitrifikasi.
3. BOD
Dapat dihilangkan dengan pengolahan secara biologi.
4. TSS
Dapat dihilangkan dengan screening dan kominutor, grit removal, sedimentasi, filtrasi,
flotasi, penambahan poimer kimia, koagulasi/sedimentasi, sistem natural (land
treatment).
Berikut merupakan efisiensi pengolahan yang harus dicapai agar tiap parameter
dapat memenuhi baku mutu.
Efisiensi pengolahan
Beban pengolahan
Ekonomis, ditinjau dari segi investasi dan operasional
Tenaga operasional dan energi yang digunakan
Berikut ini alternatif pengolahan air buangan yang akan digunakan sehingga
parameter-parameter di atas dapat diolah dengan baik :
1) Fungsi
Fungsi Sump Well adalah untuk menampung air buangan dari ujung pipa induk air
buangan (riol) yang terletak di bawah permukaan tanah untuk kemudian dialirkan ke unit
pengolahan berikutnya.
2) Kriteria Desain
Time Detention (td) harus ≤ 10 menit (Parker, 1978) dengan tujuan supaya
tidak terjadi pengendapan dan dekomposisi air buangan.
Panjang sumur disesuaikan dengan pamjang ruang pompa yang dibutuhkan.
Lebar sumur tergantung dari tergantung dari kedalaman dan ketinggian air
buangan sesuai pemompaan yang direncanakan.
Tinggi muka air sumur harus berada di bawah ujung pipa induk air buangan
agar tidak terjadi aliran balik.
b. Screw Pump
1) Fungsi
Fungsi Screw Pump adalah untuk menaikkan air buangan dari sumur pengumpul dan
mengalirkannya ke unit pengolahan berikutnya.
2) Kriteria Desain
Kapasitas max, Q = 0,46 m3/detik
Sudut
= 300 = 350 = 380
kemiringan
Spesifikasi Q Putaran Hl Q Putaran Hl Q Putaran Hl
Diameter (m3/mnt) N (rpm) (m) (m3/mnt) n (rpm) (m) (m3/mnt) n (rpm) (m)
400 1.62 92 1.41 92 1.32 92
450 2.1 85 1.8 85 1.56 85
500 2.82 80 2.4 80 2.1 80
550 3.54 75 4.5 3.06 75 5.2 2.7 75 5.5
600 4.26 70 3.6 70 3.38 70
700 6.3 64 5.4 64 4.74 64
800 8.52 58 7.32 58 6.42 58
900 11.34 54 9.72 54 8.52 54
1000 14.34 50 12.3 50 10.8 50
1100 17.52 47 14.94 47 13.08 47
1200 21.84 44 5.6 18.72 44 6.4 16.44 44 6.9
1250 23.34 43 19.86 43 17.3 43
1300 25.92 42 22.08 42 19.32 42
1400 31.56 40 27.00 40 23.7 40
1500 36.18 38 30.90 38 27.00 38
1600 42.96 36.5 36.78 36.5 32.28 36.5
1700 49.44 35 6.8 42.30 35 7.8 37.14 35 8.4
1800 57.00 34 48.78 34 42.84 34
1900 65.04 33 55.68 33 48.90 33
2000 73.56 32 63.00 32 55.26 32
2100 82.50 31 70.62 31 61.98 31
2200 91.80 30 78.60 30 69.00 30
dh
he
h1 a
3) Perhitungan
Digunakan 3 buah pompa ulir (2 operasi dan 1 cadangan) dengan kemampuan yang sama
dengan tujuan untuk memelihara kontinuitas aliran bila terjadi kerusakan dan 1 lagi untuk
cadangan.
Data perencanaan :
h1 = 3/4 . D . cos
h1 = 0,91 m
𝐷
h =2
1400 𝑚𝑚
h = 2
h = 700 mm = 0,7 m
H = H + h1 + h
H = 7,21 m
P = 50.8 Watt
c. Sumur Pengumpul
1) Kriteria Desain
Waktu detensi, td = ≤ 10 menit (tidak terjadi endapan & dekomposisi), (Parker, 1978).
3) Perencanaan
P:L =1:1
Dimensi sumur
𝑉𝑝𝑒𝑎𝑘
A = 𝐻
157,8
= 4
= 39.35 m2
Hfreeboard = 0,3 m
Q =vxA
0,526 = 1,5 x ¼ x π x D2
D = 0,67 m = 670 mm
Fungsi saluran pembawa adalah untuk menyalurkan air buangan dari satu unit pengolahan
ke unit pengolahan lainnya.
2) Kriteria desain
Kecepatan aliran disamakan dengan criteria bar screen karena saluran pembawa langsung
berhubungan dengan bar screen. V =(0,3 – 0,6) m/detik. Kecepatan aliran pada saluran
tidak kurang dari 0.3 m/detik. (Iskandar, 1990).
3) Perhitungan
Qpeak =A x vsaluran=
0,526 = A x 0,5
A = 1,052 m2
hfreeboard = 0,3 m
2) Kriteria desain
Kecepatan aliran saat melalui batang > 0,3 m/det
Jarak antar baang b = 1” – 2”(2,54 – 5,08 cm)
Tebal batang, w = 0,8” – 1” (2,032 cm – 2,54 cm)
Kemiringan dasar vertikal = (30 - 60°)
Panjang penampang batas = 1” – 1,5”
Headloss maksimum (6 inc) = 0,1524 (Metcalf & Eddy, 1991)
Tabel 4.8 Kriteria Desain Bar Screen
Mechanical
Faktor desain Manually cleaned
cleaned
Kecepatan melalui kisi (m/dtk) 0,3-0,6 0,6-1,0
Ukuran batang kisi :
Lebar (mm) 4-8 8-10
Kedalamam (mm) 25-50 50-75
Jarak antar kisi (mm) 25-75 (25-44)* 10-50 (14-25)*
Kemiringan dari horizontal
45-60 75-85
(derajat)
Tabel 4.9 Bentuk dan Faktor Bentuk Batang Bar Screen (Faktor Krischmer)
4) Perhitungan
Jumlah batang
L = n .w + (n + 1)b
0,68 = 0,055n
s = n + 1 = 13 + 1 = 14
b = 0,0475 m
𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑠 ℎ 1,45
Ymaks = = sin 60° = sin 60° = 4,756 m
sin 60°
𝑑 𝑚𝑖𝑛 ℎ 0,73
Ymin = sin 60° = sin 60° = sin 60° = 2,394 m
𝑄 𝑝𝑒𝑎𝑘 0,526
Luas total bukaan batang = = = 1,052 m2
𝑉 𝑏𝑎𝑟 0.5
𝐴 1,052
Luas bukaan bersih = = = 0,73 m
𝐾𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 1,45
= 0,33 m/s
4
𝑤 4 0.005 3 2,032
ℎ𝑙 = 𝛽( )3 . ℎ𝑣. sin 𝜃 = 1,79 ( ) . . 1/2√3 = 0,0061 𝑚
𝑏 0,045 2 𝑥 9,81
Tinggi freeboard =50 % . y1 maks = 50 % . 4,756 = 2,378 m
Tinggi total bar screen = y1 maks + Tinggi freeboard = 4,756 + 2,378 = 7,134 m
Jadi, dimensi bar screen adalah :
Lebar saluran : 0,73 m dan tinggi : 7,134 m
4.4.4 Comminutor
1) Fungsi
Communitor berfungsi sebagai pemotong partikel-partikel kasar yang lolos dari bar
screen, sehingga mempunyai ukuran partikel yang halus dan seragam sehingga tidak
emngganggu operasi dan proses pengolahan selanjutnya.
Qpeak = 0,526m3/det
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa comminutor yang digunakan adalah jenis
controlled discharged type 36 A dengan ukuran motor 2 dan kapasitas pengolahan
(1,5-25) mgd
Fungsi grit chamber adalah untuk memisahkan partikel padat (pasir, kerikil, biji-bijian)
yang mempunyai kecepatan pengendapan atau specific gravity lebih besar daripada
partikel organic agar tidak emngganggu proses pengolahan berikutnya.
2) Kriteria Desain
Kecepatan mengendap
% berat partikel
(m/menit)
3.4 0.7
2.3 0.5
0.6
0.4
0.2 Kecepatan mengendap
0
0.7 1.2 1.9 2.3 2.3 3.4
Vs (m/menit)
Dari grafik di atas dengan Vs = 0.7 m/mnt maka fraksi berat partikel adalah 16%.
Hal ini menunjukan efisiensi yang diperoleh dengan menggunakan unit grit
chamber sebesar 84 %. Partikel dengan kecepatan pengendapan lebih besar dari
0.7 m/menit akan disisihkan 100% (mengendap).
Settleble solid sisa = (100-84)% x 233,75 mg/L = 37,4 mg/l.
1/ 2
8k ( s 1) gd
Vh =
f
k = 0.05
s = 1.25
g = 9.81 m/s2
f = 0.025
1/ 2
8k ( s 1) gd 8.0.05(1.25 1)9.81.d
1/ 2
Vh = =
f 0.025
0,0135 = 39.24 x d
Vs = 1,2 m/menit
1/ 2
8k ( s 1) gd 8.0.05(1.25 1)9.81.d
1/ 2
Vh = =
f 0.025
Vs = 1,9 m/menit
1/ 2
8k ( s 1) gd 8.0.05(1.25 1)9.81.d
1/ 2
Vh = =
f 0.025
Vs = 2,3 m/menit
Vh = =
f 0.025
Vs = 3,4 m/menit
1/ 2
8k ( s 1) gd 8.0.05(1.25 1)9.81.d
1/ 2
Vh = =
f 0.025
Yang diremoval dalam grit chamber adalah semua partikel dengan diameter diatas
0.2 mm.
b. Overflow flowrate
= 48600 ga/day/ft2
c. Zona pengendapan
Qpeak 0,263
- Saat maksimum, As = = 0,022 = 11,95 m2
OR
Q min 0,05
- Saat minimum, As = = 0,022 = 2,27 m2
OR
P: L = 4:1
As = 4L2
11,95 = 4 L2
L = 1,73 m
P = 4 x 1,73 = 6,92 m
V = Q x td = P x L x H
Qpeakxtd 0,263𝑥120
H = = 6,92 𝑥1,73 = 2.64 m (memenuhi kriteria desain)
PxL
Freeboard = 0.6 m
Waktu detensi
Vol 31,58
td = =0,263 = 120 dtk ……………(OK)
Qmaks
Q 0,263
Vh = =1,73 𝑥 3,24 = 0.04 m/dtk
LxH
𝑉ℎ2 0,042
NFr =𝑔 𝑥 𝑅 = 9,81 𝑥 0,5 = 3,26 𝑥 10−4 > 10−5 (OK)
Lebar dan panjang saluran ruang pasir sama dengan lebar dan panjang saluran
grit chamber
V =pxlxt
= 219,13 kg/hari
219,13kg / hr
Volume Lumpur/hari pada grit chamber = 4,25m 3 / hari
0,05 g / g 1030 kg
VolumeLumpurPerhari
Periode pengambilan pasir =
VolumeRuangLumpur
4,25
= 4,78
= 0,88 = 1 kali /hari
Fungsi Tar adalah untuk menghindari masalah-masalah operasi akibat adanya perubahan
atau fluktuasi aliran dan konsentrasi dalam 24 jam.
2) Data Perencanaan
Digunakan TAR sistem on-line, yaitu TAR langsung diletakkan sebagai bagian dari flow
diagram karena debit aliran minimum sangat kecil.
Qr = 0,10330 m3/detik
Vi = Qi x t
Dimana :
Contoh :
V =Qxt
= 457,41 m3
c) Volume akumulasi
Contoh :
= 457,41 m3 + 427,66m3
= 2880 m3
d) Volume storage
Contoh :
25000.0
20000.0
15000.0
10000.0
5000.0
0.0
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 00 01 02 03 04 05 06 07
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 01 02 03 04 05 06 07 08
140.00
120.00
100.00
Massa (Kg)
40.00 Rata-Rata
20.00
0.00
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 00 01 02 03 04 05 06 07
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 01 02 03 04 05 06 07 08
Langkah perhitungan TSS mass loading sama dengan perhitungan BOD mass
loading.
Tabel 4.16 Perbandingan BOD Mass Loading dan TSS Mass Loading
Sebelum dan Sesudah Equalisasi
1) Kriteria desain
2) Data perencanaan
Kedalaman minimum = 2 m
Freeboard = 1 m
Vt = 1/3 (2a)2. T
Primary clarifier (pengendap pertama) bertujuan untuk memisahkan grit sand dan
partikel yang mungkin dapat mengendap secara gravitasi dalam waktu terbatas.
2) Kriteria desain
Bak sedimentasi I ini direncanakan berbentuk persegi panjang tipe horizontal flow.
Lumpur yang terkumpul dikeluarkan diolah di sludge drying bed.
Debit Rata - Rata = 0,3235 m3/detik
Debit Puncak = 0,526 m3/detik
P:L = 4:1
Overflow rate = 50 m3/m2.hari pada aliran rata-rata
Bentuk bak = rectangular
Spesifik gravity = 1,03
Kedalaman =3m
Plate Settler = t = 0,5 m ; jarak antar plate settler (w) = 10 cm; α = 60%
Tebal plate = 0,5 cm
Dimensi Bak
Q = 0,3235 m3/detik
Q = 27950,4 m3/hari
𝑄
Luas Permukaan (As) = 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒
27950,4 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 50 𝑚3/𝑚2.ℎ𝑎𝑟𝑖
= 559,008 m3
= 0,000579
= 5183,648 detik
= 1,44 jam ( memenuhi (1-2) jam)
Kecepatan Scouring
Nilai konstanta
k = 0,05
s = 1,03
L.H 11,82 x3
R 1,9m
L 2 H 11,82 2 x3
Ruang Lumpur
Dalam menentukan besarnya ruang lumpur, terlebih dulu harus menghitung produksi
lumpur sebagai hasil removal SS dan BOD5. Dari perhitungan efisiensi removal (R)
didapatkan :
𝑡 1,44
𝑇𝑆𝑆 𝑅𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 = = = 52,06 %
𝑎 + 𝑏𝑡 0,0075 + (0,014)1,44
Kualitas influent
Kuantitas influent
BODm = BOD x Q
= 4273,267 kg/hr
TSSm = TSS x Q
= 6206,736 kg/hr
CODm = COD x Q
= 14869,61 kg/hari
Kuantitas efluent
Dari lumpur sisa hasil analisa percobaan imhoff cone, konsentrasi padatan dalam
lumpur terbuang = 6 %. Volume lumpur dengan spesifik gravity 1030 kg/m3.
= Q lumpur x 1 hari
= 157,775 m3
L1 = 12 m , B1 = 4 m L2 = 9 m , B2 = 3 m
A1 = L1 x B1 A2 = L2 x B2
= 12 m x 4 m = 9m x3m
= 48 m2 = 27 m2
1
v . t . A1 A2 A1 xA2
3
178,075 m3 =
1
3
. t . 48 27 48 x27
t = 4,78 m
Kemiringan ruang lumpur
𝑡
Tan =
(𝐵1−𝐵2)/2
4,78
o =
(4−3)/2
= 9,56o
Outlet :
Direncanakan :
Perhitungan :
Q 0,526 m3/det
A = = = 1,75 m2
V 0.3
hf = 0,02 m
Head kecepatan (hv)
V2 0,32
hv = 0,0046 m
2 g 2(9,81)
Headloss total (H)
H = hf + hv
= 0,02 m + 0,0046 m = 0,0246 m
- Kd = 0,04 – 0,075/hari
Direncanakan :
- N = 20 mg/liter
- Solid 65 % biodegradable
- Temperatur (T) = 25 oC
= 61490,88 m3/hari
A) Oksidasi nitrogen
DO
μ' = μm . e 0,098(T – 15 ) . . (1 – 0,833 . (7,2 – pH))
DO KO 2
2,5
= 0,5 . e 0,098(25 – 15 ) . . (1 – 0,833 . (6,8 – 6,8))
2,5 1,3
= 0,87647/ hari
1
= Y x k’ – kd
c min
= 0,83 / hari
Umur lumpur ( c ):
c = SF x c min
= 3 hari
1
= Y x U – kd
c
1 1
= kd x
c Y
1 1
= (3 + 0,05) 𝑥 0,2
= 1,692 / hari
k' . N
U = KN N
KN = 10 0,051T – 1,158
= 10 0,051 x 25 – 1,158
= 1,309 mg/liter
Sehingga:
k' . N
U = KN N
4,38233 . N
1,692/ hari =
1,309 mg/L N
N = 0,82 mg/liter
BOD removal
1
= Y x U – kd
c
1 1
U = kd x
c Y
1 1
= 0,06 x
3 0,5
So Se
θ =
U. X
= 0,0427 hari
= 1,025 jam
D) Nitrifikasi
E) Denitrifikasi
Y 0,2
Yobs = = (1 +0,05.3) = 0,174
(1 kd . c )
Sehingga :
Px (MLVSS) = Yobs x Qinf x (So – Se) x 1000
Px (MLVSS) = 0,174 x 19008 m3/hari x (105,844 – 4,58) mg/liter/ 1000
= 334,92 kg/hari
Px (MLSS) = (Px (MLVSS) / (0.8)
Sehingga :
Px (MLSS) = (334,92 kg/hari) / (0.8)
= 418,65 kg/hari
Massa Lumpur yang harus dibuang
Px ( SS ) = Px (MLSS) - SS removed
= 418,65 kg/hari - (4,58 mg/l x 19008 m3/hari x 10-3 )
= 331,59 kg/hari
Kandungan N dalam mikroba (C5H7NO2) = 12,4 %
= 44,35
F) HRT untuk oksidasi BOD5 dan Nitrifikasi (Ammonia)
c' = c ,
f V aerobik
3 hari
c' = ,
0,65
= 4,7 hari
f VSS '
(1 (1 f VSS ' ) . kd . θc ' )
fVSS =
0,8
fVSS = (1 (1 0,8) . 0,06 . 4,7)
= 0,76
. Y . ( So Se)
c
θ = X (1 kd . f VSS . c ' )
3 𝑥 0,2 𝑥 (105,844−4,58)
= 3000 𝑥(1+0,06 𝑥 0,76 𝑥 4,7)
DN = (1 – Vaerobik) x θa
= 0,140 jam
= 0,0225 hari
= 0,54 jam
G) Resirkulasi
(Q (1+R)),XR Qe, Xe
QR , XR
Qw
BODeff = Se
= 4,58 mg/liter
= 2,977 mg/liter
= 4,23mg/liter
= 2,87 mg/liter
= 1,71 mg/liter
Px - SSeff
Qwaste = XR
𝑚3 −6
kg 𝑚𝑔 7649,9ℎ𝑎𝑟𝑖𝑥10 𝑘𝑔𝑥103 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
334,92 −(4,58 𝑥 )
hari 𝐿 𝑚𝑔 𝑚3
= 𝑚𝑔 10−6 𝑘𝑔
35141,79 𝑥
𝐿 𝑚𝑔
(105,844−1,71) 𝑚𝑔/𝐿
Sebagai BOD 5 terlarut = 𝑥 100% = 98,38%
105,844 𝑚𝑔/𝐿
(105,844−2,87) 𝑚𝑔/𝐿
Sebagai BOD 5 overall = 𝑥 100% = 97,28%
105,844 𝑚𝑔/𝐿
J) Kebutuhan Oksigen
Perencanaan:
61490,88 𝑥 (105,844−4,58)
= – (1,42 x 219,353) + (4,57 x 61490,88 x
1000 𝑥 0,68
(20−7,78)
1000
= 12279,58 kg O2/hari
OR
20 )
= { . ( C walt . . Fa C t / C st) . ( 1,024
(T
SOR )}
dimana :
12279,58 𝑘𝑔 𝑂2 /ℎ𝑎𝑟𝑖
SOR = 2
{0,8.(8,24.0,9.1− ).(1,02425−20 )}
9,08
K) Dimensi OD
Direncanakan:
Kedalaman OD = 1,5 m (1 - 2 m)
Lebar OD = 1 - 15 m
= 13,61 m ≈ 14 m
Panjang maksimum rotor ( l ) yang diijinkan dengan diameter ( ) = 1050
mm adalah 4 m, maka jumlah rotor yang dibutuhkan (n) :
𝐿𝑅 14 𝑚
n = = = 3,5 = 4 buah
𝑙 4𝑚
B. Oxidation Ditch
1. Lebar dan Kedalaman
Direncanakan jarak antar rotor dengan tepi OD adalah 0,75 m, maka
lebar OD (atas) :
b1 = l + (2 x 0,5 m)
= 3 m + (2 x 0,5 m) = 4 m
= 19 m
9. Cek F/M ratio
A=b.h
𝐴 0,44 𝑚2
h=𝑏= = 0,22 m
2
D. Pintu Air
Pintu air dipasang di bagian inlet bak OD
Direncanakan:
Lebar pintu rencana (B) =1m
Q pintu air = Qbak = 0,22 m3/dtk
Tinggi muka air sebelum pintu (h) = 0,15 m
Perhitungan:
Bukaan pintu air (a)
Q = k x μ x a x b ( 2 g h )0,5
0,22 = 1 x 1 x a x 1 (2 x 9,81 x 0,22) 0,5
Kedalaman, H = 3 – 4.9 m
Diameter, D =3–6m
2) Desain Terpilih
Direncanakan 3 bak pengendap (2 operasi 1 cadangan)
Q tiap bak = 0,10330 m3/dt/2
= 0,052 m3/dt
= 4492,8 m3/hari
= 4492,8 x 103 L/hari
vo = 30 m3/m2.hari
H =3m
Overflow
−1⁄𝑛
𝑦 𝑛. 𝑣𝑜
= 1 − [1 + ( )]
𝑦𝑜 𝑄⁄
𝐴
−3
1⁄ . 30
0,70 = 1 − [1 + ( 3 )]
𝑄⁄
𝐴
𝑄
= 20,251 𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐴
𝑄 4492,8
Luas bak, 𝐴 = 𝑄 = 20,251 = 221,85 = 222 𝑚2
⁄𝐴
4𝐴 4𝑥222
Diameter bak, 𝐷 = √ 𝜋 = √ = 16,8 𝑚 (𝑛𝑜𝑡 𝑂𝑘)
3,14
Ruang Lumpur
Konsentrasi rata-rata SS yang diendapkan
Konsentrasi SS efluent OD = 10,56 mg/l
Efisiensi pengolahan klarifier = 60 %
C = 0,60 x 10,56 = 6,34 mg/l
Konsentrasi solid 5%, maka berat
Berat endapan = 6,34 x 0,21 x 1000
= 1331,4 mg/det
= 115,03 kg/hari
Berat Lumpur = 115,03 x 100/5
= 2300,6 kg/hari
Volume lumpur dengan lumpur = 1,03 kg/l
2300,6
V= = 2233,6 l/hari = 2,23 m3/hari
1,03
Sistem Outlet
Menggunakan V-notch 90° dengan tinggi 8 cm
Diasumsikan jarak antar pelimpah,b = 30 cm = 0,3 m
Kell.bak D 45
Jumlah pelimpah, n 471,43buah 472buah
b b 0,3
Q (0,21 2.7 X 10 4 )
Debit pelimpah, q 4,44 10 4 m 3 / dt
n 472
Tinggi muka air pada pelimpah,
2 2
q 5
4,44 10 4 5
h 0,00317 m 0,0317 cm
1,4 1, 4
Saluran Penampung Efluen (supernatan) atau Gullet
Direncanakan berbentuk persegi panjang, dengan asumsi:
Koefisien kekasaran saluran, n = 0,013
Lebar saluran penampung, b = 0,5 m
Kecepatan pada saluran, v = 1,5 m/d
Q 0,21
Luas penampang basah, A 0,14m2
v 1,5
A 0,14
Kedalaman air pada saluran, y 0,29m 0,3m
b 0,5
A 0,14
Jari-jari hidrolis, R 0,13m
b 2 y 0,5 2 0,3
2
v n 1,5 0,013
2
Perencanaan :
Berat solid = 115,03 kg / hari
Volume lumpur = 0,1 m3 / hari
Kadar solid = 90 %
Kadar air = 10 %
Jumlah bak = 12 buah
Waktu pengeringan = 10 hari
Tebal cake di bed = 0,3 m
Rasio p : l =2:1
Berat air di dalam cake sludge = 60 % berat solid
Lapisan pasir = 225 mm
Lapisan kerikil = 225 mm
Perhitungan :
Dimensi bed
Produksi lumpur 1 hari dikeringkan dengan 1 cell unit sludge drying bed
Volume cake kering :
V x (1 - ) 2,23 𝑥 (1−0,9)
V1 = = = 0,56 m3/hari
1- S 1−0,6
Kedalaman air =
33,6 - 3,36 m 3 2,63 m
2,4 m 4,8 m
Sehingga :
Dimensi bed : P = 4,8 m, Kedalaman = 2,63 m , L = 2,4 m
Underdrain :
Berfungsi untuk menampung dan mengeluarkan air dari lumpur.
Terletak di bawah lapisan kerikil (media).
Diameter pipa underdrain :
4 0,00046
0,5
D= = 0,02 m = 20 mm
Pipa inlet lumpur :
4 0,00046
0, 5
3) Perhitungan
Ddd
Debit pengolahan
Qmaks = 0,46 m3/detik
Kaporit yang dibutuhkan =
dosis.kaporitxQ 10 x(0,46 m3/detik x1000 )
7666,67 mg
kadar.klor .dalam.kaporit 60%
Direncanakan periode pengisian selama 10 jam, maka :
Kapasitas bak mom = kapasitas pembubuhan x periode pengisian
= 1000 cc/mnt x (10 x 60) mnt
= 600000 cc
= 0,6 m3
= 0,16 m
Elevasi muka air pada bak TAR = 3,63 m – 0,16 m = 3,47 m
5) Primary Clarifier
𝐿 𝑉2
h = (𝑘𝑒𝑛 + 𝑘𝑏 + 𝑓 𝐷 + 𝑘𝑒𝑥) 2𝑔
7,53 12
= (0,5 + 0,4 + 0,02 + 1) 2(9,81)
0,1
= 0,174 m
Elevasi muka air pada bak sedimentasi primer = 3,47 – 0,174 =3,23m
Elevasi muka air pada v-notch = 3,23 m – 0,01 m = 3,22 m
6) Oxidation Ditch
Headloss dalam pipa
𝐿 𝑉2
h = (𝑘𝑒𝑛 + 𝑓 𝐷 + 𝑘𝑒𝑥) 2𝑔
2 12
= (0,5 + 0,02 0,1 + 1) 2(9,81)
= 0,0968 m
Elevasi muka air pada OD =3,22 m – 0,0968 m = 3,12 m
Headloss pada OD = 0,34 m
7) Secondary Clarifier
Headloss dalam pipa
𝐿 𝑉2
h = (𝑘𝑒𝑛 + 𝑓 𝐷 + 𝑘𝑒𝑥) 2𝑔
= 0,1138 m
Elevasi muka air pada bak sedimentasi sekunder = 3,12 m – 0,1138 m = 3,01
Elevasi muka air v-notch = 3,01 m – 0,01 m= 3,00 m
8) Sludge Drying Bed
Elevasi muka air = 3,00 m
2. Seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan
dengan baik.
3. Air limbah yang berasal dari kegiatan rumah saki dialirkan ke bak penampung
atau bak ekualisasi. Bak ekualisasi dilengkapi dengan pompa air limbah yang
bekerja secara otomatis dengan menggunakan Radar atau pelampung air,
fungsinya yaitu jika permukaan air limbah lebih tinggi melampaui batas level
minimum maka maka pompa air limbah akan berjalan dan air limbah akan
dipompa ke reaktor biofilter pada sistem IPAL. Jika permukaan air limbah di
dalam bak ekualisasi mencapai level minimum pompa air limbah secara otomatis
akan berhenti (mati).
4. Debit pompa air limbah diatur sesuai dengan kapasitas IPAL, dengan cara
mengatur posisi bukaan valve by pass (lihat Gambar di bawah ini). Debit pompa
air limbah (Q2) diatur sesuai dengan kapasitas IPAL dengan cara mengatur debit
Q1 dengan cara manual.
5. Pada saat pertama kali IPAL dioperasikan (Start Up), Reaktor Biofilter harus
sudah terisi air sepenuhnya.
6. Setelah itu dilakukan proses aerasi dan proses sirkulasi air dari bak pengendapan
akhir ke bak pengendapan awal di dalam reaktor aerob.
9. Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya lapisan lendir atau
biofilm yang menempel pada permukaan media.
10. Proses disinfeksi atau pembunuhan kuman yang mungkin masih ada didalam air
hasil olahan IPAL dilakukan dengan memberikan khlor tablet kedalam
Khlorinator. Jika khlor tablet di dalam khlorinator sudah habis harus diisi
kembali.Kebutuhan khlor yang akan digunakan dapat dihitung dengan rumus :
Kebutuhan Khlor =
Jumlah 2,176,455,271
5.1 Kesimpulan
1. Air buangan yang dihasilkan memiliki parameter yang berada diatas ambang batas
baku mutu bedasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.68 Tahun 2016 sehingga memerlukan pengolahan yang tepat untuk
menyisihkan parameter-parameter tersebut. Adapun parameter yang perlu
disisihkan yaitu COD dengan konsentrasi 725 mg/L, BOD sebesar 435 mg/L, TSS
sebesar 200 mg/L dan ammonium sebesar 36,25 mg/L. Konsentrasi tersebut
melebih baku mutu yang ditetapkan, yaitu COD sebesar 100 mg/L, BOD sebesar
30 mg/L, TSS sebesar 30 mg/L dan ammonium sebesar 10 mg/L.
2. Alternatif pengolahan yang dipilih berdasarkan efisiensi pengolahan, beban
pengolahan dan investasi serta operasional, maka dipilih unit :
5.2 Saran
Perencanaan bangunan pengolahan air buangan sebaiknya memperhatikan
masalah ketersediaan lahan yang ada. Oleh karena itu, dalam perhitungan dan penentuan
desain hendaknya mempertimbangkan aspek teknis dan non teknis.
LAMPIRAN
Penyelesaian
1. Konstanta kemampuan degradasi
𝐷1 𝑆1
k2 = k1 x (𝐷2)0.5 x (𝑆2)0.5
k1 = Konstanta kemampuan degradasi dimana kedalaman 6,1 m dan BOD 150 mg/l
k2 = Konstanta kemampuan degradasi yang dicari
D1 = Kedalaman penelitian sebelumnya= 6,1 m
D2 = Kedalaman yang ditentukan = 6,1 m
S1 = konsentrasi BOD penelitian sebelumnya 150 g/m3
S2 = konsentrasi BOD soal = 105,844 g/m3
Nilai k1, D1, S1, diperoleh dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, standar
yang digunakan kedalaman sama 6,1 m dan debit BOD nya 150 m3
a. Menghitung k2
Dari tabel 9-6 buku Metcalf and Eddy
k1 = 0,210 (l/s)0,5/m2
Kedalaman tricling filter = 6,1 m
𝐷1 𝑆1
k2 = k1 x (𝐷2)0.5 x [𝑆2]0.5
k2 = 0,210 x 1 x (1,417)0.5
k2 = 0,25 (l/s)0,5/m2
b. k2 pada suhu 14 oC menggunakan persamaan 9-20 buku Metcaff and Eddy sebagai
berikut:
kT = k20 x (1,035)T-20
k14 = 0,25 x (1,035)14-20
k14 = 0,2
2. Kecepatan hidrolis, luas tower, diameter tower
a. Menghitung kecepatan hidrolis
Untuk menghitung kecepatan hidrolis, digunakan pers. 9-19 pada buku Metcaff and
Eddy sebagai berikut:
𝑠𝑒 𝑛
= 𝑒 −𝑘𝐷/𝑞
𝑠0
Dimana:
Se = konsentrasi BOD efluen
S0 = konsentrasi BOD influen
k= konstanta kemampuan degradasi
D = kedalaman
q= kecepatan hidrolis
n= koefisien packing
𝑠𝑒 𝑛
= 𝑒 −𝑘𝐷/𝑞
𝑠0
q = [kD/ ln (S0/Se)]1/n
q = [0,2x 6,1/ ln (105,844 /20)]1/0,5
q = (0,7322)2
q = 0,536 L/m2s
b. Menghitung luas tower (luas filter)
Q = 0,46 m3/detik = 460 liter/detik
𝑄
Filter Area = 𝑞
460 𝐿/𝑠
= 0,536 L/𝑚2 s
= 286,07 m2
Sehingga diameter masing-masing tower adalah
1
Luas = π 4 𝑑2
1
286,07 = 3,14 x 4 d2
d2 = 364,42 m
d = 19,09 m
3. recirculation rate dan recirculation ratio
a. Circulation rate
Debit minimum pembasahan = 0,5 liter/m2
q + qr = 0,5 l/m2s
qr = 0,5 – 0,536
qr = -0,036 l/m2s
b. Recirculation ratio
R = qr/q
0,036
R = 0,536 = 0,067
4. Pumping rate
q + qr = 0,5 l/m2s
Total pumping rate = 0,5 l/m2s x luas total filter area
= 0,5 l/m2s x 858,209 m2
= 429,105 l/s
= 1544,776 m3/h
𝑚3 𝑚𝑔 1 𝑘𝑔
( 39744 )𝑥 (105,844 ) 𝑥 ( 3 𝑔)
𝑑𝑎𝑦 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 10
= 8272,7 𝑚3
= 0,51 kg/m3 d
b. Dosing rate
Berdasarkan Tabel 9-3 pada buku Metcaff and Eddy, estimasi flushing dan operating dose
rate adalah:
- Flushing dose = 200 mm/pass
- Operating dose = 25 mm/pass
6. Distribusi kecepatan
a. Untuk flushing
103 𝑚𝑚
(1+𝑅)𝑞 ( )
𝑚𝑖𝑛
n= 𝑚𝑖𝑛
𝐴 𝐷𝑅 (60 )
ℎ
A=2
1656 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
q= = 1,93 m3/m2 jam
858,209
R = 0,067
103 𝑚𝑚
(1+4,955) 0,32 ( )
𝑚𝑖𝑛
n= 𝑚𝑖𝑛
2𝑥 200 (60 )
ℎ
= 0,079 rev/min
b. untuk operasi normal
(1 + 0,067) (0,32) (1000 )
n = (2)(25)(60)
= 0,11 rev/min
7. Diameter clarifier
Kedalaman Clarifier = 4,2
RBC (Rotary Biological Contactor) adalah sistem pengolahan limbah secara biologis
yang merupakan pengembangan dari pengolahan lain seperti Trickling Filter, dengan
mengandalkan mikroorganisme yang tumbuh di permukaan media.
Pengolahan RBC ini berfungsi sebagai penyedia media untuk penumpukan pertumbuhan
mikroba yang tersedia.
2) Kriteria Desain
= 105,844 g/m3
Maka didapat :
= 52,92 g/m3
Q = 39744 m3/hari
4) Perhitungan
Jumlah shaft
= 2103332 𝑔/ℎ𝑟
2103332 𝑔/ℎ𝑟
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑘 𝑎𝑟𝑒𝑎 = = 140222,1 𝑚2
15 𝑔/𝑚2 𝑑
140222,1 𝑚2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = = 10 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡
13900 𝑚2
𝑚3
𝐹𝑙𝑜𝑤𝑟𝑎𝑡𝑒 39744 ℎ𝑎𝑟𝑖
= = 13248 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 3
Influent Effluent
Stage 1
−1 + √1 + 4(0,00974)(𝐴𝑠 /𝑄)𝑆𝑜
𝑆1 =
(2)(0,00974)(𝐴𝑠 /𝑄)
𝑆𝑜 = 52,92 𝑔/𝑚3
𝐴 13900
= = 1,05 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑚
𝑄 13248
−1 + √3.16
𝑆1 = = 38,09 𝑔/𝑚3
(2)(0,00974)(1,05)
𝑆2 = 29,3 𝑔/𝑚3
𝑆3 = 23,6 𝑔/𝑚3
Karena baku mutunya adalah 30 g/m3, maka desain yang diusulkan yakni 3
tahapan
3. Hidraulic Loading
39744 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚3
𝐻𝐿𝑅 = = 0,11 2 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
3 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑥 9 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝑥 13900 𝑚 𝑑
Dari grafik tersebut maka didapatkan flux ammonium N adalah 7,5 gCOD/m2day.
Jika influen mengandung ammoinium 16 mg/L dan baku mutunya adalah 10
mg/L, maka dibutuhkan menyisihkan 6 mg/L atau 137.791 g N/day. Maka
didapatkan kebutuhan luas area RBC adalah :
137791
𝐴= = 18372 𝑚2
7,5
Jika luas permukaan per shaft adalah 13.900 m2, maka dibutuhkan 1,3 shaft. Atau
bisa digunakan 2 shaft dengan luas 27.800 m2. COD dapat diperkirakan nilainya
adalah 1,71 dari BOD. Maka 23,6 mg/L BOD senilai dengan 40,36 mg/L. Jadi
didapatkan :
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
PROFIL HIDROLIS
KETERANGAN :
A Saluran pengumpul
A B C D E F G H I J C Bar Screen
9.1728
F Sedimentasi Primer
PIPA LUMPUR
G Oxidation Ditch
H Secondary Clarifier
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
DOSEN
JUDUL GAMBAR :
KETERANGAN :
1. SUMP WELL
2. SCREW PUMP & SALURAN PEMBAWA
3. BAR SCREEN
10 4. GRIT CHAMBER
9
5. TAR
6. PRIMARY CLARIFIER
7. OXIDATION DITCH
8. SECONDARY CLARIFIER
2 8
3
INFLUEN
7
1 5 Riski Ayu Rosami
NAMA
21080118120026
4 ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
LAYOUT IPAL
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
B DENAH SUMP WELL
20 DAN SCREW PUMP
KETERANGAN :
20
B
20 787 20
NAMA
ASISTEN DOSEN
DENAH SUMP WELL DAN SCREW PUMP Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
POT.A-A SUMP WELL
pipa outlet Ø100 DAN SCREW PUMP
KETERANGAN :
Satuan Dalam Cm
Beton Tumbuk
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
POT. A-A SUMP WELL DAN SCREW PUMP
NTS
MEI 2021
DOSEN
50 PBPAB
Inlet Ø670mm
Muka Air JUDUL GAMBAR :
POT.B-B SUMP WELL
DAN SCREW PUMP
KETERANGAN :
Satuan Dalam Cm
400
NAMA
Beton Tumbuk
Riski Ayu Rosami 21080118120026
ASISTEN DOSEN
20 Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
20 500 20
NTS
DOSEN
SKALA NTS
Wiharyanto Oktiawan ST.,MT
Dr. Ing. Sudarno, S.T., M.Sc
PBPAB
73
JUDUL GAMBAR :
20 SALURAN PEMBAWA
Satuan Dalam Cm
SKALA NTS
PINTU AIR
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
DENAH SUMUR
30 PENGUMPUL
KETERANGAN :
500
30
30 787 30
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
SKALA NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
POT.A-A SUMUR
PENGUMPUL
KETERANGAN :
430
50
30 787 30
NAMA
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
SKALA NTS
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
POT.B-B SUMUR
PENGUMPUL
KETERANGAN :
430
50
30 500 30
NAMA
ASISTEN DOSEN
SKALA NTS
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
DENAH
B BAR SCREEN
PINTU AIR
KETERANGAN :
Satuan Dalam Cm
0,5 A
5
BAR SCREEN
NAMA
ASISTEN DOSEN
DENAH BAR SCREEN
Febriani Safitri
SKALA NTS NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
73 JUDUL GAMBAR :
Yt1 POTONGAN
BAR SCREEN
Yt2 60°
KETERANGAN :
BETON RABAT
Satuan Dalam Cm
5 0,5
73
NAMA
ASISTEN DOSEN
BETON RABAT
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
SALURAN KE GRIT CHAMBER
DENAH DAN POTONGAN
COMMINUTOR
B KETERANGAN :
210
A
POTONGAN B - B
510
COMMINUTOR 36 A 2 KW
A
210
SKALA 1:150
MEI 2021
DOSEN
B UNIVERSITAS DIPONEGORO
B PBPAB
20
JUDUL GAMBAR :
KETERANGAN :
173
20
PIPA PENGURAS
PINTU GATE A PVC Ø 4"
NAMA
BAK PENGUMPUL PASIR
Riski Ayu Rosami 21080118120026
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
MEI 2021
SKALA NTS
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
264
POTONGAN
GRIT CHAMBER
40
KETERANGAN :
PIPA PENGURAS
20 692 20
PVC Ø 4"
60
264
PIPA PENGURAS NAMA
PVC Ø 4" Riski Ayu Rosami 21080118120026
40 ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
20 173 20
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
DENAH TANGKI
AIR RATA-RATA
SALURAN DARI
GRIT CHAMBER
A A
50
NAMA
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DENAH TANGKI ALIRAN RATA-RATA DOSEN
PBPAB
Pipa Outlet
Ø800 mm JUDUL GAMBAR :
Pas.Batu Kali
POTONGAN TANGKI
AIR RATA-RATA
5280
KETERANGAN :
Permukaan
Tanah
Pipa Outlet
Ø800 mm
NAMA
ASISTEN DOSEN
Pas.Batu Kali
5280 Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
1182
DENAH PRIMARY
CLARIFIER
GUTTER
KETERANGAN :
30
A A
1182
PIPA
INFLUEN
Ø 800
30
NAMA
1182 BAFFLE
Riski Ayu Rosami 21080118120026
ASISTEN DOSEN
INLET CHANEL Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
15
SCUM BOX TANGGAL DIPERIKSA
B
MEI 2021
DOSEN
DENAH BAK PENGENDAP I
Wiharyanto Oktiawan ST.,MT
SKALA NTS Dr. Ing. Sudarno, S.T., M.Sc
PBPAB
PLATE SETTLER SALURAN
VENT EFLUEN
DRIVE JUDUL GAMBAR :
PIPA
INFLUEN
Ø 800
POTONGAN PRIMARY
SLUDGE
REMOVAL CLARIFIER
TANAH
URUG RUANG LUMPUR
100
BETON RABAT SPECI PASIR URUG SLOPE DASAR 1 %
800 KETERANGAN :
15 15
TANAH
URUG
RUANG LUMPUR
BETON RABAT
SPECI NAMA
PASIR URUG
15 1182 30 1182 30 1182 15 Riski Ayu Rosami 21080118120026
ASISTEN DOSEN
POTONGAN B-B BAK PENGENDAP I Febriani Safitri
SKALA NTS NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
TANGGAL DIPERIKSA
DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
DENAH
BAK PENGENDAP II
KETERANGAN :
A Ø 450 A
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
1680 NO GAMBAR SKALA
NTS
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
POTONGAN DENAH
BAK PENGENDAP II
KETERANGAN :
Ø 50 mm
365
Ke SDB
100 Ø 200 mm
35 10 Pipa CI Ø 450 mm
45
1680
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
SKALA NTS
MEI 2021
DOSEN
480 20 PBPAB
20
PIPA JUDUL GAMBAR :
A OUTLET KE
DESINFEKSI DENAH SLUDGE DRYING
PIPA INTLET BED
20
DARI SLUDGE
DIGESTER
KETERANGAN :
B B
240
20
A
NAMA
ASISTEN DOSEN
TANGGAL DIPERIKSA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
20 240 20
JUDUL GAMBAR :
SLOPE 1 %
LAP.KERIKIL KASAR 75 mm
LAP.KERIKIL SEDANG 75 mm
LAP.KERIKIL HALUS 75 mm
LAP.PASIR KASAR 75 mm
LAP.PASIR HALUS 150 mm
LAP.LUMPUR 300 mm NAMA
NTS
POTONGAN A-A SDB
TANGGAL DIPERIKSA
SKALA NTS
MEI 2021
DOSEN
HM TEKNIK LINGKUNGAN
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PBPAB
KETERANGAN :
PIPA
LAP.KERIKIL KASAR 75 mm
OUTLET KE
LAP.KERIKIL SEDANG 75 mm
DESINFEKSI
LAP.KERIKIL HALUS 75 mm Ø 100 mm
LAP.PASIR KASAR 75 mm
LAP.PASIR HALUS 150 mm
LAP.LUMPUR 300 mm
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
DENAH DESINFEKSI
KETERANGAN :
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
MEI 2021
DOSEN
PBPAB
JUDUL GAMBAR :
POTONGAN DESINFEKSI
KETERANGAN :
NAMA
ASISTEN DOSEN
Febriani Safitri
NO GAMBAR SKALA
NTS
DOSEN
- Revisi penugasan 1
2. 21 Maret 2021
- Penugasan Bab 3
- Revisi penugasan 2
3. 02 April 2021
- Penugasan Bab 4.1 – 4.5
Dinyatakan selesai
Tanggal:
Asisten: