Anda di halaman 1dari 6

Nama :Rayhan Febi Setiawan

Nim :21042339

Prodi :Ilmu Administrasi Negara

Tugas :XI Pengantar Kewirausahaan

1. Business Model

Model bisnis menjadi topik yang semakin populer sejalan dengan perkembangan internet
sebagai pondasi bisnis pada pertengahan tahun 1990 (Demil & Lecocq, 2010). Pada
prinsipnya model bisnis didasarkan pada strategi bisnis dan berbagai topik yang terkait
dengan strategi bisnis, namun belum ada kesepakatan definisi yang sama tentang apa yang
dimaksud dengan model bisnis (Zott et al., 2011). Berbagai definisi model bisnis yang
dikemukakan berhubungan dengan proses penciptaan nilai. Bisnis model didefinisikan
sebagai suatu gambaran yang rasional terkait usaha organisasi dalam menciptakan,
menghantarkan, dan menangkap nilai. Bisnis model memiliki sembilan dimensi yang dikenal
sebagai 'Business Model Canvas' (Ostwalder & Pigneur, 2010:18). Sedangkan Wheelen &
Hunger (2010:110) mendefinisikan model bisnis sebagai metode yang digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan uang di lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi.
Bisnis model juga didefinisi sebagai metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya yang membuat perusahaan dapat bertahan.

Berdasarkan berbagai definisi model bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Bisnis model selalu berhubungan dengan pendapatan (revenues), biaya (cost), dan
laba (profit) sebagai hasil implementasi strategi bisnis.

b. Bisnis model terdiri dari kombinasi berbagai elemen yang unik yang
menggambarkan tujuan, strategi, proses, teknologi, struktur, penciptaan nilai bagi pelanggan,
agar organisasi mampu bersaing secara sukses pada suatu pasar bisnis tertentu.

c. Bisnis model merupakan suatu prototipe dari suatu kesatuan proses dan perilaku
bisnis organisasi yang merupakan suatu strategi bisnis yang memiliki peluang sukses yang
dapat dipertanggungjawabkan apabila diimplementasikan.
d. Bisnis model merupakan cara organisasi merencanakan untuk menghasilkan uang
dalam jangka panjang

e. Bisnis model menggambarkan bagaimana bisnis diimplementasikan dan cara


organisasi menghasilkan uang.

Beberapa keperluan model bisnis adalah:

a. Terkait dengan komponen-komponennya, model bisnis memudahkan para


perencana dan pengambil keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara komponen-
komponen dalam bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi konsumen dan nilai bagi
perusahaan. Bila ternyata konsumen lebih memilih pesaing dibandingkan produk yang
ditawarkan, perusahaan perlu untuk melihat kembali target pasar, kebutuhan dan proposisi
nilai saat ini dibandingkan dengan pesaing. Hal ini terkait juga dengan sumber daya-sumber
daya yang dimiliki serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

b. Model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponennya. Sebagai contoh, kalau sebuah restoran menawarkan masakan lezat yang
disajikan secara berkelas dengan harga tinggi pada segmen pasar tertentu, harus dilihat siapa
juru masaknya, seberapa canggih dia, dan seberapa terlatih para pramusaji yang melayani.
Begitu juga dengan peralatan memasak, bahan baku yang digunakan, proses memasak dan
menyajikan dan seterusnya.

c. Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan ketika mengembangkan bisnis. Sebagai contoh, di industri fotografi ada asumsi
bahwa setiap kali habis mengabdikan suatu momen, konsumen pasti akan mencetak fotonya.
Ternyata asumsi ini tidak benar. Dengan datangnya teknologi digital (imaging), konsumen
menyimpan hasil jepretannya untuk konsumsi pribadi, ditampilkan di facebook, di-share
dengan teman-teman lain, atau mencetak pribadi dengan printer warna. Hal ini didukung oleh
harga printer, tinta, dan kertasnya yang semakin hari semakin murah.

d. Model bisnis dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa radikal suatu


perubahan dilakukan dan konsekuensinya. Dengan berjalannya waktu, model bisnis pasti
berubah. Baik karena inisiatif internal perusahaan sendiri, maupun karena tekanan perubahan
dari luar. Bila perusahaan ingin mengubah proporsi nilai konsumen, misalnya mengubah
produk atau menambahkan dengan dukungan layanan pelanggan, maka perusahaan dapat
melihat kemungkinan dampak pada komponen-komponen lainnya.
2. Business Model Canvas

Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja yang dikenal banyak untuk
mendefinisikan model bisnis startup. Business Model Canvas disusun dengan tujuan untuk
menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, serta mengubah model bisnis sehingga kinerja
yang dihasilkan oleh startup lebih maksimal. Model bisnis ini bisa diterapkan oleh semua
jenis startup tanpa terbatas sektor usaha.

Bisnis model kanvas adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart
yang terdiri dari 9 elemen. Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander
Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut,
Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan
elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Jika dilihat sepintas,
sebenarnya alur model bisnis kanvas nampak cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya
mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya. Berikut adalah sembilan
elemen yang terdapat dalam bisnis model kanvas.

3. Elemen-Elemen Business Model Kanvas

a. Customer Segments (Segmentasi Konsumen)

Customer segments, merupakan kelompok orang atau organisasi yang berbeda-beda


yang ditargetkan untuk dilayani oleh suatu perusahaan karena dianggap menguntungkan
perusahaan. Customer segments merupakan elemen pertama yang harus dimiliki dalam
memulai bisnis model kanvas ini. Customer segments adalah menentukan segmen pelanggan
mana yang akan menjadi target bisnis. Misalnya, suatu maskapai penerbangan mengeluarkan
2 produk untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda, atau ada 2 stasiun
televisi yang menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen pelanggan yang berbeda.

Kelompok Customer merepresentasikan segmen yang berbeda jika:

 Mereka membutuhkan penawaran yang berbeda.


 Mereka dapat digapai melalui Distribution Channel yang berbeda.
 Mereka memerlukan jenis relationship yang berbeda.
 Mereka memiliki profitabilitas yang berbeda.
 Mereka mau membayar aspek yang berbeda dari sebuah penawaran.
b. Value Proposition (Proposisis Nilai Konsumen)

Value propositions, merupakan pernyataan keunikan produk/jasa yang dijanjikan oleh


perusahaan kepada customer segment sehingga konsumen dapat menyelesaikan masalah
utamanya secara lebih efektif, lebih mudah, lebih nyaman, atau lebih murah. Ini adalah sekat
yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya poin-poin yang dapat
mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi customer segment-nya. Hal ini
menjadi kesempatan bagi anda untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang
membedakan bisnis anda dengan bisnis yang lain.

c. Channels (Saluran)

Channels, merupakan bagaimana anda mengkomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi


dengan customer segment dalam menyampaikan value proposition produk anda kepada
konsumen. Melalui penggunaan channels yang tepat, anda baru bisa menyampaikan value
propositions kepada customer segments. Jadi, cobalah pikirkan channels yang ingin Anda
gunakan dengan baik, karena penentuan channels adalah salah satu elemen penting bagi
keberhasilan sebuah bisnis. Channels memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Meningkatkan awareness dari customer terhadap produk atau jasa perusahaan.


 Membantu customer untuk mengevaluasi Value Proposition dari perusahaan. 
 Memudahkan customer untuk membeli produk atau jasa.
 Men-deliver Value Proposition kepada customer.
 Menyediakan dukungan pelanggan (after-sales).
d. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)

Revenue stream merupakan bagian yang paling vital, di mana organisasi memperoleh
pendapatan dari pelanggan. Elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk
meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku, produk, atau kinerja yang
tidak dimanfaatkan secara maksimal. Sebuah Business Model dapat memiliki dua jenis
Revenue Stream yang berbeda, yaitu:

 Revenue transaksi yang dihasilkan dari one-time customer payments


 Revenue berulang yang dihasilkan dari pembayaran terus-menerus untuk sebuah
Value Proposition atau after sales customer support.
 Beberapa cara untuk menghasilkan Revenue Stream adalah Asset sale, Usage fee,
Subscription fee, Lending/Renting/Leasing, Licensing, Brokerage fees,
Advertising.
e. Key Resource (Sumber Daya)

Key resources, merupakan keunikan orang, teknologi, bahan baku, peralatan, mesin, fasilitas,
pendanaan, serta merek yang dibutuhkan untuk menghasilkan proposisi nilai bagi konsumen.
Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas yang berisikan daftar sumber daya
yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan value proposition
mereka. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku, penataan sumber daya
manusia, dan penataan proses operasional menjadi perhatian dalam membuat model bisnis.

f. Customer Relationship (Hubungan Konsumen)

Customer relationships, merupakan jenis relasi yang ditentukan perusahaan dengan segmen
pelanggan yang spesifik. Motivasi dibalik hubungan dengan pelanggan ini antara lain untuk
akuisisi dan retensi pelanggan bahkan untuk meningkatkan penjualan.Ini merupakan elemen
di mana perusahaan menjalin ikatan dengan pelanggannya. Perlu pengawasan yang ketat dan
intensif agar pelanggan tidak mudah berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan
hubungan yang kurang baik.

g. Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)

Key activities, merupakan cara perusahaan menghasilkan dan menyampaikan proposisi


nilainya pada konsumen dengan cara terjamin kelangsungannya, mudah pengelolaannya, dan
dapat direplikasi Key activities adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan
produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah
menghasilkan proposisi nilai. Contoh dari Key Activities adalah perusahaan konsultan
memiliki problem solving sebagai Key Activities-nya. Untuk manufaktur, supply chain
management adalah salah satu Key Activities-nya.

h. Key Partnership (Kerjasama)

Key partners, merupakan perjanjian formal di antara dua atau lebih perusahaan terpisah
dimana di dalamnya dapat kesepakatan dan kerjasama dalam mengembangkan dan
memperkuat posisi suatu perusahaan. Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran
suatu barang atau layanan lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk
efisiensi dan efektivitas dari key activites yang telah dibuat. Tak ada salahnya menjalin
hubungan baik
untuk menciptakan siklus bisnis sesuai dengan ekspektasi. Partnerships dapat dibedakan
menjadi 4 jenis, yaitu:

 Strategic Alliances antara dua perusahaan yang bukan kompetitor.


 Cooperation, yaitu strategic partnership antara kompetitor.
 Joint Ventures untuk membangun bisnis baru.
 Buyer-Supplier relationship untuk menjamin supply yang handal.

Alasan dan motivasi untuk membangun partnership dapat dibedakan menjadi 3, yaitu

 Optimization and economy of scale.


 Reduction of risk and uncertainty.
 Acquisition of particular resources and activities.
i. Cost Structure (Struktur Biaya)

Cost structure, merupakan semua biaya yang muncul untuk mengoperasikan bisnis
Elemen terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya adalah struktur
pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani
menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga dapat menentukan
proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan. Secara garis besar, perusahaan dapat memilih
apakah ingin menjadi cost-driven (mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven
(mengutamakan keunggulan produk). Cost Structure dapat memiliki beberapa karakteristik,
seperti fixed cost, variable cost, economies of scale, economies of scope.

Anda mungkin juga menyukai