Anda di halaman 1dari 49

UJIAN TENGAH SEMESTER

DosenPengampu : Drs. Jongga Manullang, M.Pd.

Disusun Oleh :

NAMA : Avonsius Sinaga


NIM : (5193131021)
Mata Kuliah : Manajemen Laboratorium
KELAS : PTE A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KONSEP MANAJEMEN

2.1 Definisi dan Pentingnya Manajemen

1. Definisi Manajemen

A. Definisi Umum
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah
Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan,
kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

B. Definisi Menurut Ahli


Beberapa definisi atau pengertian dari Manajemen menurut para ahli seperti
yang diuraikan oleh G.R. Terry. Menurutnya manajemen adalah suatu proses khusus
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.
Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan manajemen sebagai
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian
manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan, menurutnya Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :


1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoodinasi,
koperatif,dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.
3. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
4. Manajemen baru dapat di terapkan jika ada dua orang atau lebih
melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.
5. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni
C. Unsur –unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari men, money, methods, materials,
machines, and market disingkat dengan 6M.
1. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan
maupun tenaga kerja operasional/pelaksana.
2. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
3. Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.
4. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

D. Fungsi manajemen

a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan
dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Perencanaan
juga adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-
program dari alternatif-alternatif yang ada.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja
sama dan berkerja efektif untuk mencapai tujuan.(Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan). Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.(G.R. Terry)
d. Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2. Pentingnya Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas, sedangkan kebutuhannya
tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung
jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka
terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam
organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan
baik serta tujuan yang akan diinginkan tercapai.

Pada dasarnya menejemen itu penting karena :


a. Pekerjaan yang berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri akan lebih
mudah penyelesaiannya jika terdapat pembagian kerja, tugas dan tanggung
jawab
b. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik
c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna
semua potensi yang dimiliki
d. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur
e. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan

2.2 Filsafat dan Asas-Asas Manajemen

1. Filsafat Manajemen
Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif
dengan metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.
Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan
dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah
manajer.

Manfaat filsafat manajemen :


1. Memberikan suara dasar dan pedoman bagi pekerjaan manajer
2. Memberikan kepercayaan dan pegangan bagi manajer dalam proses
manajemen untuk mencapai tujuan
3. Memberikan dasar dan pedoman berpikir efektif bagi manajer.
2. Asas-Asas Manajemen
Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil
penelitian dan pengalaman. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut
atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan
khusus dan keadaan yang berubah-ubah. Dengan menggunakan asas-asas manajemen,
seorang manajer dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar
dalam menjalankan pekerjaannya.
Asas-asas umum manajemen menurut Henry fayol :
1. Asas Pembagian Kerja
Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena
tanpa pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara
anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat
ditingkatkan demi tercapainya tujuan.
2. Asas Wewenang dan Tanggung Jawab
Asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan
dan bawahan. Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Wewenang
menimbulkan “hak” sedangkan tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan
kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan danbawahan.
3. Asas Disiplin
Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan
dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Asas Kesatuan Perintah
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari
seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Asas
kesatuan perintah ini sangat diperlukan, jika bawahan diperintah oleh beberapa orang
atasan maka akan membingungkan.
5. Asas Kesatuan Jurusan atau Arah
Sekelompok bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu
perintah, dan satu atasan supaya terwujud kesatuan arah, gerak dan tindakan menuju
sasaran yang sama.
6. Asas Kepentingan Umum Diatas Kepentingan Pribadi
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama
(organisasi) di atas kepentingan pribadi.
7. Asas Pembagian Gaji yang Wajar
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar,
dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal
baik bagi karyawan maupun majikan.
8. Asas Keteraturan
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan
ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya
barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat
yang disediakan. Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan
keahlian atau bidang spesialisasinya.
9. Asas Keadilan
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji,
jaminan sosial pekerjaan dan hukuman.
10. Asas Inisiatif
Seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif
memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

2.3 Ilmu dan Seni Manajemen

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.
Sedangkan Managment sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam
mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia
adalah managing (mengatur) untuk mengatur diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain
memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. dengan
demikian, bukan berarti untuk menjadi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman,
atau seorang pemimpin minimal harus menguasai salah satu cabang kesenian seperti menari,
menyanyi, dan melukis. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih
luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan.
Dalam bahasa Belanda, kehalian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang
diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu,
disebut (kunde). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi
ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast ( seni).
Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa seni dan
ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh dengan lapisan seni yang
baik, atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik.
Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.

2.4 Tujuan Manajemen


Tujuan adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan
yang dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan ditetapkan
“jelas, realistis, dan cukup menantang” untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang
dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk
mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk
maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi,
kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut
dapat :
1. Terwujudnya suasana kerja yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan
dan bermakna bagi para karyawan atau anggota
2. Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.
3. Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
4. Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan
penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Kesimpulannya bahwa
tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka
macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan
analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer
dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat
hasil yang dapat dicapainya.
MANAJEMEN LABORATORIUM

Pengertian Manajemen Laboratorium

Apa yang dimaksud dengan manajemen? Pengertian manajemen adalah sebuah


proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki.
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.Manajemen
dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian,
pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien
dan efektif.Efektif dalam hal ini adalah mencapai tujuan sesuai perencanaan, sedangkan
efisien adalah melaksanakan pekerjaan dengan benar, teroganisir, dan selesai sesuai
jadwal.
Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting things done
through other people untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”. Telah
disebutkan berkali-kali bahwa supervisor merupakan manajer lini terdepan yang
melaksanakan pekerjaan manajemen untuk merencanakan, mengorganisir,mengeksekusi
rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang
diharapkan.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa peralatan laboratorium
yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang
baik.Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan
laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi
laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan
penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/professor yang mempunyai
kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
Manajemen laboratorium adalah usaha untuk mengelola
laboratorium.Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberpa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.Beberapa alat laboratorium yang cangih dengan staff operasional yang terampil
belum belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan.Suatu manajemen laboratorium
yang baik memiliki sistem organisasi baik, uraian kerja yang jelas,pemanfaatan fasilitas
yang efektif dan efisien, disiplin, administrasi laboratorium yan baik pula.
Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan
mendeterminasisasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui. Tindakan
perencanaan diikutioleh proses pengorganisasian sebagai suatu tindakan
mendistribusikan pekerjaankepada kelompok yang ada dan menetapkan hubungan-
hubungan yang diperlukan.Setelah itu dilakukan proses menggerakan yaitu upaya
merangsang atau mendoronganggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas
mereka dengan kemauansecara suka rela dan secara antusias. Setelah rencana
ditetapkan, ditentukan kapandan siapa yang melaksanakannya dengan membagi
pekerjaan dan mendorongpersonil melaksanakannya maka dilakukan pengawasan
sebagai tindakanmengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang
ditetapkan

A. Manfaat dan fungsi


Laboratoriun Manfaat Labotarium
Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan. Sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar. Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam
proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan mengkaji gejala-gejala lain.
2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa, siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
3) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang ilmuan.
4) Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.
Laboratorium IPA-Fisika yang memanfaatkannya dan pengolahannya sebagai
sumber belajar belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain:
1) Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek
masih belum memadai.
2) Belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium.
3) Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan
kembali dan tidak cukupnya keterbatasannya alat-alat dan bahan yang mengakibatkan
setiap siswa mendapat tidak cukup / keterlibatannya alat-alat dan bahan yang
mengakibatkan setaip siswa mendapat tidak cukupnya / terbatasnya alat-alat dan bahan
mengakibatkan siswa tidak dapat belajar untuk eksperimen. Dalam proses belajar
mengajar kegiatan laboratorium atau praktikum turut berperan dalam mencapai 3 tujuan
pembelajaran, antara lain:
1. Keterampilan kognitif, misalnya: Melatih agar teori dapat dimengerti. Agar teori
dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.
2. Keterampilan afektif, misalnya: Belajar bekerja sama.Belajar menghargai
bidangnya. Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
3. Keterampilan psikomotorik, misalnya: Belajar memasang peralatan sehingga
betul- betul berjalan. Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.
Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain:
1. Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu
proses.
2. Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung mendengar, melihat,
meraba, dan mencium yang sedang dipelajari.
3. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat,
mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berfikir
analisis.
4. Siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam sekitarnya.
5. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif, dan
saling bekerja sama.
6. Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja
dan pengalaman berfikir ilmiah.
Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain:
1. Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan ketrampilan.
2. Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak semua diajarkan
dengan metode praktik.
3. Alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan praktik.
4. Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan
dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran.
Fungsi Labotarium
1. Perencanaan
Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan dengan matang terlebih
dahulu sasaran serta tindakan mereka berdasarkan pada beberapa metode, atau logika dan
bukan berdasarkan pada perasaan. Dalam Perencanaan laboratorium adalah memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsiasumsi masa yang akan datang
dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan dengan efektif dan efisien.
Pengembangan laboratorium memerlukan perencanaan yang matang yang dalam
pengembangannya perlu dipikirkan tentang SDM, sumber informasi, sistem dan sumber dana
dengan tetap memperhatikan manajemen, peran, dan keahlian yang dimiliki. Kebutuhan SDM
untuk laboratorium perlu direncanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut: jenis
kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi informasi, dana,
dan tingkat pendidikan pemakai. Dan perlu dipikirkan juga bahan informasi yang akan dikelola
oleh laboratorium. Mengingat begitu pentingnya perencanaan bagi suatu laboratorium
disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas
Pemimpin laboratorium tidak akan mampu melaksanakan fungsi manajemen dan
kepemimpinan dengan baik tanpa perencanaan yang sudah ditetapkan. Perencanaan yang
memadai akan memberikan petunjuk kepada pemimpin laboratorium mengenai sistem
organisasi, prosedur dan kebijakan yang ditempuh, kualifikasi tenaga yang dibutuhkan, dan ke
arah mana tenaga harus digerakkan untuk melakukan pekerjaan dan tugas-tugas laboratorium.
b. Perencanaan merupakan alat pengawasan Pengawasan sebenarnya merupakan upaya sistematis
untuk menetapkan standar prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan
adanya perencanaan akan diketahui adanya penyimpangan langkah yang kemudian dapat
dilakukan pengukuran signifikansi penyimpangan itu. Oleh karena itu pengawasan harus
didasarkan pada perencanaan. Perencanaan yang jelas, lengkap, dan terpadu akan mampu
meningkatkan efektivitas pengawasan
c. Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan efisiensi Dengan adanya
perencanaan, seorang pemimpin laboratorium akan berusaha untuk mencapai tujuan dengan
biaya yang paling kecil dan menghasilkan produk yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam
penyusunan rencana perlu diantisipasi adanya akibat- akibat yang tidak dikehendaki dan
sedapat mungkin dihindarkan atau setidaknya dikurangi
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau penggerakan yang dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan
dan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai
pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan yang dibentuk. Di antara kegiatannya yaitu melakukan
pengarahan, bimbingan dan komunikasi. Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga
dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun fungsional agar
setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.Pengarahan di sini berfungsi agar
kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi
penyimpangan48. Pengarahan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam mengelola
laboratorium sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di lembaga tersebut.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium adalah :
a. Awal semester sebaiknya menyusun program semester atau tahunan sesuai kegiatan lab yang
ditanda tangani Kepala. Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan
alat atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu semester atau tahunan
dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis agar tidak terjadi tumbukan dalam
pemakaian.
b. Setiap akan melaksanakan praktikum, sebaiknya mengisi format permintaan / peminjaman
alat/bahan yang kemudian diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan,
sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat/bahan
yang dibutuhkan.
c. Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-
kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi.
d. Alat/bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di
tempat semula.
3. Pengawasan
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu
evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan
tersebut sesuai dengan rencana Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh pengelola
laboratorium yaitu:
a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium setiap hari dan
mengawasi kegiatan praktikum.
b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor
keutuhan fungsi dari barangbarang laboratorium tersebut.
c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta melakukan
pemantauan hasil penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang dilakukan di
laboratorium.
d. Melakukan counseling dengan sesama pengelola laboratorium.

4.Pengorganisasian
Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi
laboratorium, dan laboran.Koordinator laboratorium membawahi para kepala laboratorium
yang ada di sekolah.Kepala laboratorium membawahi dua bagian yaitu, teknisi dan
laboran.Pengorganisasian dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian,
perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien.
Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada di bawah
koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan dari Kepala Madrasah
B. Jenis Laboratorium Berdasarkan Kegunaan

Selain membahas pengertian dan fungsi, Anda juga bisa mengerti jenis-jenis laboratorium
berdasarkan kegunaannya. Terbagi dalam lima poin, berikut jenis laboratorium:

1. Laboratorium Pendidikan

Merupakan laboratorium yang berada di lembaga pendidikan, seperti SD, SMP, SMA, SMK,
hingga perguruan tinggi dengan maksud menjadi bagian pembelajaran.

2. Laboratorium Penelitian

Laboratorium ini dalam bentuk laboratorium fisika, kimia, serta mikrobiologi dengan maksud
menjadi tempat penelitian dan pengembangan ilmu.
3. Laboratorium Pengendalian Proses

Laboratorium ini berguna sebagai tempat melakukan Quality Control dengan sebutan
laboratorium komputasi.

4. Laboratorium Pengembangan Produk

Merupakan laboratorium untuk melakukan pengembangan produk dengan memiliki sebutan


laboratorium kultur jaringan atau laboratorium analisa pangan dan pakan.

5. Laboratorium Pelayanan Jasa

Merupakan laboratorium yang berada di rumah sakit, apotek, hingga klinik dengan maksud
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas.

Dari seluruh jenis laboratorium beserta kegunaannya, laboratorium pelayanan jasa memang
yang menjadi tempat paling ramai pada saat ini. Tentunya didasari fakta bahwa semakin
banyak orang yang melakukan tes kesehatan di tengah kondisi pandemi.

C. Manajemen Fasilitas Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan. Muhammad Joko Susilo, 2008: 65. Menurut Juhairiyah 2008:
3, manajemen sarana dan prasarana itu adalah semua komponen yang secara langsung maupun
tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu
sendiri. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana prasaran adalah proses
pendayagunaan semua komponen sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang
proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
2. Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas PendidikanSarana Prasarana
Riduone 2009, mengemukakan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan
dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien. www.riduone.co.nr: 10.11.201113.50.
Menurut Juhairiyah 2008: 3, manajemen sarana dan prasarana itu adalah semua
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalanya prosespendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen sarana prasaran adalah proses kegiatan pendayagunaan semua komponen sarana
dan prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dari pendidikan itu sendiri.
Hartati Sukirman, dkk 2000: 28 menjelaskan bahwa di dalam administrasi sarana
prasaranafasilitas pendidikan mencakup kegiatan:
a perencanaan kebutuhan dan biaya dan pengadaan,
b penyimpanan dan penyaluran,
c pendayagunaan,
d pemeliharaan, dan
e inventarisasi dan penghapusan
a. Pengadaan sarana prasaranafasilitas pendidik Dalam kegiatan pengadaan sarana prasarana
terdapat perancanaan yang berkait satu sama lain. Dalam melakukan perencanaan dan
pengadaan harus sesuai dengan prosedur dengan melihat kekayaan yang telah ada,
sehingga sekolah dapat menentukan sarana prasarana apa saja yang dibutuhkan sekolah
saat itu. Langkah- langkah dalam perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana.
pendidikan antara lain : analisis kebutuhan, inventarisasi, mengadakan seleksi, pengadakan
perhitungan tafsiran biaya, perencanaan pengadaan beli, hibah menukar, penunjukan staf
yang diserahi
tugas untuk pengadaan.
b. Pendistribusian. Di dalam pendistibusian ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu
ketepatan barang yang disampaikan, ketepatan sasaran penyimpanan dan ketepatan kondisi
barang yang disalurkan. Selain itu pendistribusian juga memiliki dua sistem yang dapat
ditempuh oleh seorang pengelola, adapun sistem tersebut adalah sistem langsung dan sitem
tidak langsung.
c. Pendayagunaan sarana dan prasaranafasilitas pendidikan Ada dua prinsip yang harus
diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan
prinsip efisiensi. Prinsip efektifitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan
disekolah harus ditunjukkan semata- mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan prinsip
efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan
prinsip efisiensi. Prinsip efektifitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan
disekolah harus ditunjukkan semata- mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan prinsip
efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan disekolah secara hemat dan
dengan hati-hati.
Menurut Suharsimi Arikunto 1979: 46, tempat penyimpanan alat dibedakan menjadi: 1
ruangan, 2 almari tertutup dan almari terbuka, 3 sekat- sekat atau rak-rak. Penyimpanan
akan lebih mudah dilakukan apabila rak atau almari diberi daftar nama alat atau media
yang ada didalamnya. Alat atau media pembelajaran akan lebih baik lagi jika diberi kode
untuk mempermudah pengecekan kembali setelah alat atau media tersebut digunakan.
Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasana pendidikan, idealnya semua sarana dan
prasarana pendidikan disekolah selalu dalam kondisi siap pakai jika setiap saat akan
digunakan. Wahyuningrum 2000: 31 menjelasakan pemeliharaan perlengkapan adalah
suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis
barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai. Menurut Ibrahim Bafadal 2004: 49
ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan disekolah, yaitu: pemeliharaan yang
bersifat pengecekan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat
perbaikan ringan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Ditinjau dari perbaikan ada
dua macam pemeliharaan perlengkapan sekolah yaitu pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala.
Dari uraian di atas dapat diambil garis besar bahwa sarana prasarana pendidikan dalam
pemelihraannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1 melakukan pencegahan kerusakan,
2 menyimpan, disimpan diruangrak agar terhindar dari kerusakan,
3 membersihkan dari kotorandebu atau uap air,
4 memeriksa atau mengecek kondisi sarana dan prasarana secara rutin,
5 mengganti komponen- komponen yang rusak,
6 melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau prasarana pendidikan.
d. Inventarisasi Barang-barang perlengkapan disekolah dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris.
Barang inventaris adalah keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan
secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama seperti, meja, bangku, papan tulis,
buku perpustakaan sekolah dan perabot-perabot lainnya.
Sedangkan barang-barang yang bukan inventaris adalah semua barang habis pakai,
seperti kapur tulis, kertas, dan barang-barang yang statusnya tidak jelas. Baik barang
inventaris maupun barang bukan inventaris yang diterima sekolah harus dicatat didalam
buku penerimaan. Setelah itu, khusus barang-barang inventaris dicatat didalam buku induk
inventaris dan buku golongan inventaris.sedangkan barang-barang bukan inventaris dicatat
dalam buku induk bukan inventaris dan kartu stok barang.
e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Menurut Ibrahim Bafadal 1999: 89 penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan sarana dan prasarana
yang berlebihan, telah rusak berat yang tidak bisa diperbaiki lagi, atau karena lain-
lainnya
Menurut Hartati Sukirman, dkk 1998: 30 penghapusan sarana prasarana adalah
kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang milik negara dari Daftar
Inventaris Depdikbud berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Melihat
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan ialah kegiatan meniadakan atau menghapus saranabarang yang
berlebihan, telah rusak berat dan tidak bisa dimanfaatkan kembali, serta mengapusnya
dari Daftar Inventaris. Ibrahim Bafadal 2004: 63, dalam bukunya juga menjelaskan
langkah- langkah penghapusan perlengkapan pendidikan disekolah adalah sebagai
berikut:
1 Kepala sekolah bisa dengan menunjuk seseorang mengelompokan
perlengkapan yang akan dihapus dan meletakan ditempat yang aman namun
tetap berada dilokasi sekolah.
2 Menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus dengan cara mencatat
jenis, jumlah, dan tahun pembuatan perlengkapan tersebut.
3 Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan pembentukan
panitia penghapusan, yang dilampiri dengan data barang yang rusak yang akan
dihapusnya ke kantor dinas pendidikan kota atau kabupaten.
4 Setelah SK penghapusan dari kantor dinas pendidikan kotakabupaten terbit,
selanjutnya panitia pengahpusan segera bertugas yaitu memeriksa kembali
barang yang rusak berat, biasanya dengan membuat berita acara pemeriksaan.
5 Panitia mengusulkan penghapusan barang-barang yang terdaftar dalam berita
acara pemeriksaan, biasanya perlu ada pengantar dari kepala sekolah kemudian
usualan itu diteruskan ke kantor pusat Jakarta.
6 Begitu surat penghapusan dari Jakarta datang, bisa segera dilakukan
penghapusan terhadap barang-barang tersebut. Ada dua kemungkinan
penghapusan perlengkapan sekolah yaitu dimusnahkan dan dilelang. Apabila
melalui lelang yang berhak melelang adalah kantor lelang setempat dan hasil
lelang menjadi milik Negara
MENGOPERASIKAN PERALATAN PRAKTEK
A. Pengertian Alat - alat Laboratorium

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005,
hal : 30 ). Alat – alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Alat – alat laboratorium yang
digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium,
seperti : tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak pertolongan pertama. Berdasarkan
bahan pembentuknya, alat – alat laboratorium dibedakan menjadi alat- alat dari kaca,
plastik, porselin, kayu dan logam.
Alat - alat laboratorium yang terbuat dari bahan kaca mempunyai karakteristik
khusus misalnya tahan panas dan juga mudah dibersikan. Alat – alat dari bahan kaca
seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang mempunyai karakteristik
tertentu. Gelas borosilakat mempunyai sifat tahan terhadap kenaikan suhu yang
mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua
macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan senyawa kimia. Borosilikat sedikit kurang tahan
terhadap senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda
lime.
Alat – alat laboratorium yang terbuat dari bahan plastik dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Coba perhatikan alat
laboratorium, misalnya corong plastik, botol kimia, atau gelas kimia. Alat-alat tadi dapat
bersifat keras atau lentur, tembus sinar (translucent), tembus pandang (transparent) atau
tidak tembus sinar (opaque). Hal tersebut disebabkan karena bahannya berbeda. Bahan
penyusun plastik dapat berupa PTFE (Teflon), Polipropilena, TPX (polimetilpentana),
Polistirena, Politena (HD), Politena (LD), PVC (polivinilklorida), nilon dan polikarbonat.
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan tahan
(resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen biasanya
diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar.

Alat - alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi atau kuningan. Khusus bahan
besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor. Agar tidak cepat berkarat alat
laboratorium dari bahan logam biasanya dilapisi dengan nikel atau krom. Alat – alat
laboratorium dari logam merupakan penghantar panas yang baik, tidak mudah rusak dan juga
mudah dibersikan. Berbeda dengan alat – alat dari logam, alat – alat laboratorium dari kayu
bukan merupakan penghantar panas yang baik, sehingga aman digunakan. Namun
penggunaan yang tidak sesuai dapat menyebabkan alat – alat laboratorium dari kayu ini
mudah rusak

B. Penggunaan peralatan laboratorium

Adapun beberapa alat-alat laboratorium dan kegunaannya antara lain :

1. Batang Pengaduk

Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk suspense atau larutan agar tercampur
merata.

2. Erlenmeyer

Erlenmeyer adalah alat untuk menyimpan atau menaruh suspense dan dapat juga dijadik
an sebagai alat untuk menghomogenisasikan larutan atau suspensi.

3. Cawan Petri

Cawan petri merupakan tempat untuk menginokulasikan suatu mikroba atau melihat ada
atau tidak adanya mikroba. Cara membuka cawan petri dilakukan dengan satu tangan saja dan
tidak boleh membuka penutup lebar-lebar agar tidak terlalu banyak udara yang masuk.
Cawan petri yang digunakan juga harus steril.
4. Labu Ukur

Labu ukur adalah alat yang terbuat dari kaca dan menggelembung di bagian bawahnya.
Labu ukur memiliki ukuran bervariasi, mulai dari volume 25 mL sampai yang bervolume 2000 mL.
Dengan bentuknya yang seperti labu, labu ukur cocok digunakan untuk membuat larutan
dengan tepat.

5. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu suspensi larutan atau media yang memilik i nilai
keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan gelas kimia. Pada saat mengukur volume larutan,
sebaliknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniscus cekung larutan.

6. Beaker Glass (gelas kimia)

Beaker glass digunakan untuk melarutkan media yang biasanya berupa serbuk. Selain
itu, beaker glass juga dapat digunakan untuk menampung akuades.
7. Bulb Pipet

Bulb pipet digunakan untuk membantu memipet suspense dari dalam pipet ukur.

8. Pembakar Spiritus

Pembakar spiritus digunakan untuk membakar zat atau memanaskan larutan.


Pembakaran spiritus mempunyai kapasitas 100 mL. Pembakar spiritus bertutup untuk mencegah
penguapan.

9. Tabung Reaksi

Tabung reaksi umumnya digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat. Tabung reaksi
yang digunakan harus steril. Oleh sebab itu, setiap akan digunakan tabung reaksi harus
disterilisasi terlebih dahulu.

10. Wadah Tabung Reaksi

Wadah tabung reaksi digunakan untuk menyimpan tabung reaksi agar tidak pecah dan
larutan yang berada di dalamnya tidak tumpah. Wadah tabung reaksi ada yang terbuat dari kayu
dan ada yang terbuat dari besi.

11. Botol Semprot


Botol penyemprot berisi aquades yang digunakan untuk membersihkan suspense yang
masih menempel pada dinding-dinding tabung.

C. Manajemen Operasional Laboratorium


Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat
manajemen laboratorium, yaitu:
1. Tata ruang

2. Alat yang baik dan terkalibrasi

3. Infrastruktur

4. Administrasi laboratorium

5. Organisasi laboratorium

6. Fasilitas pendanaan

7. Inventarisasi dan keamanan

8. Pengamanan laboratorium

9. Disiplin yang tinggi

10. Keterampilan SDM

11. Peraturan dasar

12. Penanganan masalah umum

13. Jenis-jenis pekerjaan.

Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan


mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian
manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelo laan yang
kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan
semua perangkat penunjang lainnya. Dengan demikian sebagai pusat
aktivitasnya adalah tata ruang (lihat Lampiran 1).

D. Rincian Kegiatan Masing-Masing Perangkat

1. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata
ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a. pintu masuk (in)

b. pintu keluar (out)

c. pintu darurat (emergency-exit)

d. ruang persiapan (preparation-room)

e. ruang peralatan (equipment-room)

f. ruang penangas (fume-hood)

g. ruang penyimpanan (storage - room)

h. ruang staf (staff-room)

i. ruang teknisi (technician-room)

j. ruang bekerja (activity-room)

k. ruang istirahat/ibadah

l. ruang prasarana kebersihan

m. ruang toilet

n. lemari praktikan (locker)

o. lemari gelas (glass-rack)

p. lemari alat-alat optik (opticals-rack)

q. pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.

r. fan (untuk dehumidifier)

s. ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.


2. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi

Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas


laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat
yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a. siap untuk dipakai (ready for use)

b. bersih

c. berfungsi dengan baik

d. terkalibrasi

Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual-
operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manua l
merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus
senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungk inan alat
tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur
pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan diguna kan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.

Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah


selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua
alat- alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi
alat- alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.

a. Alat-alat gelas (Glassware)


Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai.
Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisa s i sebelum dipakai.
Semua alat- alat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus.

b. Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempa tkan pada
ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demik ian juga untuk
bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap
yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan
dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan
sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.

c. Alat-alat optik
Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang
menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus
ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih.
Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembaba nnya terkendali. Lemari
tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat
mengurangi kelembaban udara (dehumidifier- air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa
pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat
ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.

3. Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium


a. Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh
terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium
seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi dan
laborannya.

b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain
yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang
telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.

c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.

d. Konsentrasi terhadap pekerjaan


Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya
masing- masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh
meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.

e. Pertolongan pertama (First - Aid)

Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan


memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam
jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laborator ium harus
memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.

f. Pakaian

Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,


berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain- lain yang mungkin dapat tersangkut
oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin- mesin yang bergerak. Selain pakaian, rambut harus
diikat rapi agar terhindar dari mesin- mesin yang bergerak.

g. Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor
untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.

h. Pintu-pintu

Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya


kecelakaan (misalnya: kebakaran).

i. Alat-alat

Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh
kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika
memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang
menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.

4. Penanganan alat-alat
a. Alat-alat kaca/gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu berhati- hati sekali. Gelas beaker, flask, test tube,
erlenmeyer, dan sebagainya; sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti, misa lnya apakah
gelas tersebut retak/tidak retak, rusak/sumbing. Bila terdapat gejala seperti ini, barang-
barang tersebut sebaiknya tidak dipakai.

b. Mematahkan pipa kaca/batangan kaca


Jika hendak memetong pipa kaca harus menggunakan sarung tangan. Pada bekas
pecahan pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu diberi pelumas/ge muk silikon,
kemudian masukkan ke sumbat gabus/karet.

c. Mencabut pipa kaca

Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila
sukar mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik
digunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan
meminyakinya dan kemudian putar perlahan- lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan
untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing
atau retak. Sebelum dibuang sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk memastikan kerusakan.

d. Label

Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain- lain seharusnya diberi label yang
jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti
dengan hati- hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan jeniszat
kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat, konsentrasi, nama
dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada dalam bejana.

e. Suplai gas
Tabung- tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walaupun berisi atau kosong.
Penyimpanan sebaiknya di tempat yang sejuk dan terhindar dari tempat yang panas. Kran gas
harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur (regulator).
Alat- alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai "Safety Use" (alat pengaman
jika terjadi tekanan yang kuat). Saat ini sudah beredar banyak jenis pengaman seperti selang
anti bocor dan lain-lain.

Sediaan gas untuk alat-alat pembakar harus dimatikan pada kran utama yang ada di
meja kerja, tidak hanya pada kran, tapi juga pada alat yang dipakai. Kran untuk masing-
masing laboratorium harus dipasang di luar laboratorium, pada tempat yang mudah dicapai
dan diberi label yang jelas serta diwarnai dengan wama yang spesifik.

f. Penggunaan pipet
Gunakan pipet yang dilengkapi pompa pengisap (pipet pump), jangan menggunak an
mulut!. Ketika memasukkan pipet kedalam pompa pengisap harus dilakukan dengan hati-
hati supaya pipet tidak pecah dan pompa pengisap tidak rusak. Jangan sampai ada cairan
yang masuk ke pompa pengisap, karena akan merusak pompa tersebut.

g. Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret),


Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret) dengan cara mengetok berganti- ganti sisi
tutup botol yang ketat tersebut, dengan sepotong kayu, sambil menekannya dengan ibu jari
pada sisi yang berlainan/berlawanan dengan ketokan. Jangan mencoba untuk membuka tutup
botol secara paksa, lebih- lebih jika isinya berbahaya atau mudah meled ak. Di bawah
pengawasan Kepala Laboratorium, panaskanlah leher botol dengan air panas secara perlahan-
lahan, lalu coba membukanya. Jika gagal juga goreslah sekeliling leher
botol dengan alat pemotong kaca untuk dipatahkan. Lalu pindahkan isi botol ke dalam
botol yang baru.

h. Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, perlu diketahui klasifikasi bahan dan alat
pemadam kebakaran yang sesuai. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

Kelas Kebakaran Bahan mudah terbakar


(fire-class) (Buming materials)

Kelas "A" Kertas, kayu, tekstil, plastik, bahan-bahan


pabrik, atau campuran lainnya.
Kelas "B" Larutan yang mudah terbakar

Kelas "C" Gas yang mudah terbakar

Kelas "E" Alat-alat listrik

Bahan-bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari
padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat
bahwa “jiwa Anda lebih berharga dari pada peralatan/bangunan yang ada”, sebab itu
peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran haruslah
tersedia di laboratorium.

Jenis Alat Pemadam Kebakaran:

Tipe Kelas Warna


Kebakaran Tabung

Air A, B, C Merah
Busa (foam) A, B Crème
Tepung (powder) A, B, C, E Biru
Halon (Halogen) A, B, C, E Hijau

Carbondioxida (CO2) A, B, C, E Hitam


Pasir dalam ember A, B -

5. Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan dilaboratorium,
dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium

b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:

(1) Kontaminasi melalui tangan

(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar

(3) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan

c. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi

d. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.

e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya.


Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f. Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.

g. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama
sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar
Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove
Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan
tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium
PENGELOLAAN PERALATAN DAN BAHAN PRAKTEK
A. Pengertian Pengelolaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata Pengelolaan, mempunyai 4 pengertian,
yaitu :
 Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola ;
 Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain;
 Pengelolaan adalah proses yang membantu mermuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi ;
 Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai satu kesatuan tindakan yang terencana,
sistematis dan berkesinambungan oleh seseorang atau organisasi dalam hal:
 pengadaan sarana dan prasarana
 penggunaan dan pemeliharaan alat
 pengadministrasian
 keselamatan kerja

B. Pengelolaan Fasilitas Laboratorium


Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan
pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang
berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya
penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus
berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja
guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang,
lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.

1. Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.

2. Ventilasi
Laboratorium membutuhkan ventilasi yang baik, karena sering menggunakan bahan-bahan
mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga
dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas
penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.

3. Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA. Pasokan air ke dalam
laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik,
kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat
yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar.
Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian
yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Beberapa
kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses


pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-
alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan
laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
b) Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam
laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran
airnya.
c) Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun
hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan
dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian
pinggir ruang praktikum, di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat
meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan
di gudang.
4. Listrik
Pada laboratoium listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang
terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat
laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-
lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang
tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan
didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang
mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara
periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk
menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel.
Socket dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus).
Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke
socket apakah masih terikat dengan kuat. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium
adalah untuk :

a) Memberikan penerangan disemua ruangan laboratorium yaitu di ruang


praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau
gudang.
b) Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi,
eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
c) Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium yaitu untuk pemasangan
mesin tik elektronik atau komputer. Komponen instalasi listrik laboratorium
dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak. Lebih
baik kalau dilengkapi dengan stabilizer.
d) Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit
ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja
persiapan.

5. Mebeler
Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada
prinsipnya semua mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya,
maka mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu
yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan
fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja,
kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :

a) Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja
persiapan dan meja tulis.
1) Meja praktikum
 Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran
di laboratorium.
 Satu meja untuk satu percobaan dan satu percobaan dapat
dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
 Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas
dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120
cm.
 Dilengkapi dengan instalasi listrik.
 Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan
meja yang lainnya.

2) Meja demonstrasi
 Untuk guru/pembimbing melakukan demonstrasi atau kegiatan
pembelajaran di laboratorium.
 Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
 Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan
lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80
cm dan panjang 200 cm.
 Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
 Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.

3) Meja persiapan
 Untuk guru/pembimbing dan atau laboran untuk mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
 Dipasang di ruang persiapan.
 Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
 Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.

4) Meja tulis
 Untuk guru/pembimbing.
 Di pasang di ruang guru/pembimbing di laboratorium.
 Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,
lengkap dengan laci-lacinya
b) Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk
siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.

 Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.


 Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50
cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter
sekitar 25 cm.
 Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik
ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi
plastik, kayu atau karet.

c) Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan
lemari administrasi.

1) Lemari alat
 Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
laboratorium.
 Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang
disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di
bagian pinggir ruang praktikum.
 Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga
dapat digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan
yang menggunakan instalasi gas.
 Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat
dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat,
sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan multiplek yang
terlalu tipis.
 Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya
berupa pintu geser.
 Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat
dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
 Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin
keamaan alat-alat di dalamnya.
 Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk
memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi
tahap yang tersedia.

2) Lemari administrasi
 Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan
segala format.
 Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
 Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan
dengan jumlah lemari alat.
 Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.

3) Lemari buku
 Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan
laboratorium.
 Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap
pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di
dalmnya.
 Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.

d) Rak
Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.

 Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang
memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan
perlindungan dari cuaca dan debu.
 Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan
di ruang guru.

e) Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan
buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
 Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
 Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari
sekat- sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
 Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
 Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.
Selain itu, perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa /
mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus
lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja
siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum
/ percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap
umumnya terbuat dari cor beton.

Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian
bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping
panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60
cm dengan ukuran tinggi 70 cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus
rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari
cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya
memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam
menata alat- alat yang bervariasi ukurannya.

Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop
dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh
dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan
untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari
jamur.

6. Instalasi gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan
kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di
laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke
kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai
ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara
yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi.
Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara
sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau
cukup rendah.

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Peralatan


1) Penanganan
Penanganan peralatan pengujian parameter lingkungan merupakan salah satu
jaminan mutu laboratorium lingkungan. Laboratorium harus dapat menyakinkan
bahwa peralatan dalam keadaan memenuhi persyaratan dan laik pakai ketika
digunakan. Selain itu, kebersihan peralatan dan kondisi sekitarnya harus
dipelihara. Peralatan yang bersih secara psikologis akan menyenangkan dan
impresif bagi siapa saja yang melihatnya. Peralatan pengujian termasuk perangkat
keras dan perangkat lunak harus dilindungi dari penyetelan atau pengoperasian
yang dapat menyebabkan tidak validnya hasil pengujian. Apabila laboratorium
menggunakan peralatan di luar pengawasannya yang tetap, maka laboratorium
harus memastikan bahwa persyaratan dalam ISO/IEC 17025: 2005 dipenuhi.

2) Penyimpanan
Semua peralatan pengukuran dan pengujian termasuk pengambilan sampel, preparasi,
serta pengolahan data yang mempunyai pengaruh terhadap mutu data hasil
pengujian disimpan dan dipelihara sedemikian rupa pada fasilitas yang dapat
memfasilitasi kebenaran unjuk kerja peralatan. Karena itu, peralatan harus
diinstal dan ditempatkan di lokasi dengan kondisi akomodasi dan lingkungan
yang memadai untuk meminimalkan pengaruh potensial terhadap kinerja
peralatan. Hal- hal yang berpengaruh tersebut termasuk korosi, temperatur,
kelembaban, vibrasi, kestabilan daya listrik, debu dan pengaruh elektromagnetik.
Kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian tersebut harus dipantau dan
direkam serta dilakukan tindakan perbaikan bila terjadi ketidaksesuaian.

3) Penggunaan dan perawatan


Semua peralatan pengujian, termasuk piranti keras dan piranti lunaknya harus dijaga
keamanannya dari penyetelan yang akan mengakibatkan ketidakabsahan hasil
pengujian. Karena itu, peralatan yang digunakan untuk pengujian yang
mempengaruhi mutu data harus dioperasikan oleh personil yang kompeten dan
berwenang sesuai uraian kerja yang ditetapkan. Personil yang mengoperasikan
peralatan harus sesuai dengan petunjuk instruksi kerja peralatan yang
bersangkutan dan mengisi log book penggunaan peralatan.

Peralatan yang telah mengalami pembebanan lebih, kesalahan penanganan atau


pengoperasian, memberikan hasil yang mencurigakan, atau telah dijumpai
mengalami cacat atau berada diluar batas-batas yang ditentukan, harus ditarik
penggunaannya. Peralatan yang mengalami salah satu atau lebih hal-hal tersebut
harus diisolasi untuk mencegah penggunaanya dan diberi label atau tanda yang
jelas yang menyatakan untuk tidak digunakan sampai peralatan yang
bersangkutan telah diperbaiki dan kalibrasi atau pengujiannya memperlihatkan
kebenaran unjuk kerjanya.

Laboratorium harus memeriksa pengaruh cacat atau penyimpangan dari batas-batas


yang telah ditentukan pada pengujian sebelumnya dan harus mengadakan
prosedur pengendalian pekerjaan yang tidak sesuai. Bila perbaikan peralatan
diperlukan, maka sedapat mungkin dilakukan oleh pihak internal kecuali hal
tersebut tidak memungkinkan. Pemilihan pihak eksternal berdasarkan
kompetensinya untuk melakukan perbaikan dan/atau kalibrasi ulang peralatan.
Untuk menjaga terpeliharanya peralatan dengan baik, maka laboratorium harus
membuat rencana perawatan peralatan sesuai dengan manual yang dibuat oleh
manufaktur peralatan.

4) Transportasi
Bila untuk alasan apapun, peralatan berada di luar pengendalian langsung laboratorium,
misalnya dipinjam oleh pihak luar, digunakan untuk keperluan pameran, atau
untuk pengambilan sampel sehingga memerlukan transportasi dari laboratorium
ke suatu tujuan, maka laboratorium harus memastikan fungsi dan status kalibrasi
peralatan di cek dan terlihat memuaskan sebelum peralatan yang bersangkutan
digunakan kembali.

D. Penggunaan Bahan di Laboratorium

Penggunaan bahan di laboratorium listrik selalu diimbangi dengan pemeliharaan


laboratorium yang memadai khususnya oleh mahasiswa bersama dengan dosen dan laboran.
Demikian juga dengan pengadaan alat laboratorium praktik. Kalau dahulunya diupayakan
oleh lembaga, yang jumlahnya sangat terbatas, menyebabkan pemenuhan sarana praktik
belum maksimal. Penggunaan laboratorium tidak semata-mata untuk pembelajaran tetapi
dipakai juga dalam pengembangan kreativitas mahasiswa. Berdasarkan teori, dinyatakan
bahwa agar kegiatan praktikum di laboratorium dapat tercapai secara maksimal perlu adanya
penyesuaian waktu atau (scheduling antara kegiatan (eksprimen atau demontrasi) yang
sesuai dengan program semester yang digariskan (Dahar,186: 15). Oleh karena itu
penggunaan alat praktik harus dijadwalkan dengan sebaik-baiknya agar dapat digunakan
secara merata oleh mahasiswa yang memerlukan, Modjadi,dkk (1985:34) menyarankan
bahwa penyusunan jadwal kegiatan laboratorium dilakukan satu minggu sekali atau hanya
berlaku satu minggu agar cepat terjadinya transfer keterampilan antara dosen dan
mahasiswa.yang mendekati sempurna, Penggunaan bahan laboratorium tidak semata-mata
untuk pembelajaran tetapi dipakai juga dalam pengembangan kreativitas mahasiswa.
Manajemen Penggunaan Laboratorium:
1) Setiap penggunaan laboratorium baik untuk praktikum maupun penelitian harus
menyerahkan terlebih dahulu jadwal penggunaannya sehingga tidak terjadi tumpang
tindih jadwal penggunaan.
2) Laboratorium Selain itu pengguna laboratorium harus memakai peralatan laboratorium
seperti jas,kacamata, sepatu safety, masker dan sarung tangan (jika diperlukan) dan,
3) mengikuti prosedur peminjaman alat dan permintaan bahan yang berlaku di
laboratorium(Djupri Padmawinata. 1983).

E. Inventarisasi Alat dan Bahan di Laboratorium


Dalam pengadministrasian alat dikenal istilah inventarisasi. Inventaris
adalah sutu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan
semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki lembaga pemilik lab. Bagi lembaga
yang mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata
fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran. Dengan
kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk
mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan
datang (Agustin, 2013).
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan sangat penting dan merupakan
aset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat.
Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan
fatal, penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran. Adapun tujuan penataan alat dan
bahan kimia adalah: 1).Memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan
di
laboratorium. 2).Memahami cara mengadministrasikan alat dan bahan di
Laboratorium. 3).Mengenal dan mengisi perangkat Administrasi. 4).Menerapkan
cara menata, menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan bahan di
Laboratorium. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium adalah aman, mudah diambil, mudah dicari, serta
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan tersebut. Cara menyimpan
alat laboratorium dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat,
keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut
aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh
pengguna /praktikan (Tarigan, 2010).
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman
juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.

2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).

3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .
a) Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet
b) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
c) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass.
d) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
e) Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Bahan Dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set

F. Identifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas


Sumber Kerusakan Alat Laboratorium bergantung kepada cara menyimpanan dan
pemeliharaan alat / bahan, dan juga memperhitungkan sumber kerusakan alat dan
bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal
berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat
kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan
barang tersebut terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles,
memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas
dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan
udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan
kecelakaan dan keracunan

2. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.

3. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
4. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
5. Pemakaian alat yang tidak sesuai fungsimya
6. Ketidakpedulian terhadap lingkungan, alat, dan bahan

Anda mungkin juga menyukai