Disusun Oleh :
1. Definisi Manajemen
A. Definisi Umum
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah
Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan,
kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
D. Fungsi manajemen
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan
dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Perencanaan
juga adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-
program dari alternatif-alternatif yang ada.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja
sama dan berkerja efektif untuk mencapai tujuan.(Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan). Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.(G.R. Terry)
d. Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2. Pentingnya Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas, sedangkan kebutuhannya
tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung
jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka
terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam
organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan
baik serta tujuan yang akan diinginkan tercapai.
1. Filsafat Manajemen
Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif
dengan metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.
Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan
dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah
manajer.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.
Sedangkan Managment sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam
mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia
adalah managing (mengatur) untuk mengatur diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain
memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. dengan
demikian, bukan berarti untuk menjadi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman,
atau seorang pemimpin minimal harus menguasai salah satu cabang kesenian seperti menari,
menyanyi, dan melukis. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih
luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan.
Dalam bahasa Belanda, kehalian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang
diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu,
disebut (kunde). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi
ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast ( seni).
Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa seni dan
ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh dengan lapisan seni yang
baik, atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik.
Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.
4.Pengorganisasian
Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi
laboratorium, dan laboran.Koordinator laboratorium membawahi para kepala laboratorium
yang ada di sekolah.Kepala laboratorium membawahi dua bagian yaitu, teknisi dan
laboran.Pengorganisasian dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian,
perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien.
Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada di bawah
koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan dari Kepala Madrasah
B. Jenis Laboratorium Berdasarkan Kegunaan
Selain membahas pengertian dan fungsi, Anda juga bisa mengerti jenis-jenis laboratorium
berdasarkan kegunaannya. Terbagi dalam lima poin, berikut jenis laboratorium:
1. Laboratorium Pendidikan
Merupakan laboratorium yang berada di lembaga pendidikan, seperti SD, SMP, SMA, SMK,
hingga perguruan tinggi dengan maksud menjadi bagian pembelajaran.
2. Laboratorium Penelitian
Laboratorium ini dalam bentuk laboratorium fisika, kimia, serta mikrobiologi dengan maksud
menjadi tempat penelitian dan pengembangan ilmu.
3. Laboratorium Pengendalian Proses
Laboratorium ini berguna sebagai tempat melakukan Quality Control dengan sebutan
laboratorium komputasi.
Merupakan laboratorium yang berada di rumah sakit, apotek, hingga klinik dengan maksud
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas.
Dari seluruh jenis laboratorium beserta kegunaannya, laboratorium pelayanan jasa memang
yang menjadi tempat paling ramai pada saat ini. Tentunya didasari fakta bahwa semakin
banyak orang yang melakukan tes kesehatan di tengah kondisi pandemi.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005,
hal : 30 ). Alat – alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Alat – alat laboratorium yang
digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium,
seperti : tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak pertolongan pertama. Berdasarkan
bahan pembentuknya, alat – alat laboratorium dibedakan menjadi alat- alat dari kaca,
plastik, porselin, kayu dan logam.
Alat - alat laboratorium yang terbuat dari bahan kaca mempunyai karakteristik
khusus misalnya tahan panas dan juga mudah dibersikan. Alat – alat dari bahan kaca
seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang mempunyai karakteristik
tertentu. Gelas borosilakat mempunyai sifat tahan terhadap kenaikan suhu yang
mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua
macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan senyawa kimia. Borosilikat sedikit kurang tahan
terhadap senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda
lime.
Alat – alat laboratorium yang terbuat dari bahan plastik dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Coba perhatikan alat
laboratorium, misalnya corong plastik, botol kimia, atau gelas kimia. Alat-alat tadi dapat
bersifat keras atau lentur, tembus sinar (translucent), tembus pandang (transparent) atau
tidak tembus sinar (opaque). Hal tersebut disebabkan karena bahannya berbeda. Bahan
penyusun plastik dapat berupa PTFE (Teflon), Polipropilena, TPX (polimetilpentana),
Polistirena, Politena (HD), Politena (LD), PVC (polivinilklorida), nilon dan polikarbonat.
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan tahan
(resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen biasanya
diupam (glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar.
Alat - alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi atau kuningan. Khusus bahan
besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor. Agar tidak cepat berkarat alat
laboratorium dari bahan logam biasanya dilapisi dengan nikel atau krom. Alat – alat
laboratorium dari logam merupakan penghantar panas yang baik, tidak mudah rusak dan juga
mudah dibersikan. Berbeda dengan alat – alat dari logam, alat – alat laboratorium dari kayu
bukan merupakan penghantar panas yang baik, sehingga aman digunakan. Namun
penggunaan yang tidak sesuai dapat menyebabkan alat – alat laboratorium dari kayu ini
mudah rusak
1. Batang Pengaduk
Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk suspense atau larutan agar tercampur
merata.
2. Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah alat untuk menyimpan atau menaruh suspense dan dapat juga dijadik
an sebagai alat untuk menghomogenisasikan larutan atau suspensi.
3. Cawan Petri
Cawan petri merupakan tempat untuk menginokulasikan suatu mikroba atau melihat ada
atau tidak adanya mikroba. Cara membuka cawan petri dilakukan dengan satu tangan saja dan
tidak boleh membuka penutup lebar-lebar agar tidak terlalu banyak udara yang masuk.
Cawan petri yang digunakan juga harus steril.
4. Labu Ukur
Labu ukur adalah alat yang terbuat dari kaca dan menggelembung di bagian bawahnya.
Labu ukur memiliki ukuran bervariasi, mulai dari volume 25 mL sampai yang bervolume 2000 mL.
Dengan bentuknya yang seperti labu, labu ukur cocok digunakan untuk membuat larutan
dengan tepat.
5. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu suspensi larutan atau media yang memilik i nilai
keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan gelas kimia. Pada saat mengukur volume larutan,
sebaliknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniscus cekung larutan.
Beaker glass digunakan untuk melarutkan media yang biasanya berupa serbuk. Selain
itu, beaker glass juga dapat digunakan untuk menampung akuades.
7. Bulb Pipet
Bulb pipet digunakan untuk membantu memipet suspense dari dalam pipet ukur.
8. Pembakar Spiritus
9. Tabung Reaksi
Tabung reaksi umumnya digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat. Tabung reaksi
yang digunakan harus steril. Oleh sebab itu, setiap akan digunakan tabung reaksi harus
disterilisasi terlebih dahulu.
Wadah tabung reaksi digunakan untuk menyimpan tabung reaksi agar tidak pecah dan
larutan yang berada di dalamnya tidak tumpah. Wadah tabung reaksi ada yang terbuat dari kayu
dan ada yang terbuat dari besi.
3. Infrastruktur
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
8. Pengamanan laboratorium
1. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata
ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a. pintu masuk (in)
k. ruang istirahat/ibadah
m. ruang toilet
q. pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
b. bersih
d. terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual-
operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manua l
merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus
senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungk inan alat
tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur
pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan diguna kan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
b. Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempa tkan pada
ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demik ian juga untuk
bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap
yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan
dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan
sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat optik
Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang
menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus
ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih.
Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembaba nnya terkendali. Lemari
tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat
mengurangi kelembaban udara (dehumidifier- air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa
pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat
ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.
b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol- botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain
yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang
telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.
c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
f. Pakaian
g. Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor
untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
h. Pintu-pintu
i. Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh
kelantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika
memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang
menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
4. Penanganan alat-alat
a. Alat-alat kaca/gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu berhati- hati sekali. Gelas beaker, flask, test tube,
erlenmeyer, dan sebagainya; sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti, misa lnya apakah
gelas tersebut retak/tidak retak, rusak/sumbing. Bila terdapat gejala seperti ini, barang-
barang tersebut sebaiknya tidak dipakai.
Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila
sukar mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik
digunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan
meminyakinya dan kemudian putar perlahan- lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan
untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing
atau retak. Sebelum dibuang sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk memastikan kerusakan.
d. Label
Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain- lain seharusnya diberi label yang
jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti
dengan hati- hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan jeniszat
kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat, konsentrasi, nama
dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada dalam bejana.
e. Suplai gas
Tabung- tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walaupun berisi atau kosong.
Penyimpanan sebaiknya di tempat yang sejuk dan terhindar dari tempat yang panas. Kran gas
harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur (regulator).
Alat- alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai "Safety Use" (alat pengaman
jika terjadi tekanan yang kuat). Saat ini sudah beredar banyak jenis pengaman seperti selang
anti bocor dan lain-lain.
Sediaan gas untuk alat-alat pembakar harus dimatikan pada kran utama yang ada di
meja kerja, tidak hanya pada kran, tapi juga pada alat yang dipakai. Kran untuk masing-
masing laboratorium harus dipasang di luar laboratorium, pada tempat yang mudah dicapai
dan diberi label yang jelas serta diwarnai dengan wama yang spesifik.
f. Penggunaan pipet
Gunakan pipet yang dilengkapi pompa pengisap (pipet pump), jangan menggunak an
mulut!. Ketika memasukkan pipet kedalam pompa pengisap harus dilakukan dengan hati-
hati supaya pipet tidak pecah dan pompa pengisap tidak rusak. Jangan sampai ada cairan
yang masuk ke pompa pengisap, karena akan merusak pompa tersebut.
h. Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, perlu diketahui klasifikasi bahan dan alat
pemadam kebakaran yang sesuai. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Bahan-bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari
padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat
bahwa “jiwa Anda lebih berharga dari pada peralatan/bangunan yang ada”, sebab itu
peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran haruslah
tersedia di laboratorium.
Air A, B, C Merah
Busa (foam) A, B Crème
Tepung (powder) A, B, C, E Biru
Halon (Halogen) A, B, C, E Hijau
5. Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan dilaboratorium,
dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
g. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama
sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar
Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove
Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan
tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium
PENGELOLAAN PERALATAN DAN BAHAN PRAKTEK
A. Pengertian Pengelolaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata Pengelolaan, mempunyai 4 pengertian,
yaitu :
Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola ;
Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain;
Pengelolaan adalah proses yang membantu mermuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi ;
Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai satu kesatuan tindakan yang terencana,
sistematis dan berkesinambungan oleh seseorang atau organisasi dalam hal:
pengadaan sarana dan prasarana
penggunaan dan pemeliharaan alat
pengadministrasian
keselamatan kerja
1. Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
2. Ventilasi
Laboratorium membutuhkan ventilasi yang baik, karena sering menggunakan bahan-bahan
mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga
dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas
penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.
3. Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA. Pasokan air ke dalam
laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik,
kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat
yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar.
Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian
yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Beberapa
kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
5. Mebeler
Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada
prinsipnya semua mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya,
maka mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu
yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan
fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja,
kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :
a) Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja
persiapan dan meja tulis.
1) Meja praktikum
Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran
di laboratorium.
Satu meja untuk satu percobaan dan satu percobaan dapat
dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas
dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120
cm.
Dilengkapi dengan instalasi listrik.
Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan
meja yang lainnya.
2) Meja demonstrasi
Untuk guru/pembimbing melakukan demonstrasi atau kegiatan
pembelajaran di laboratorium.
Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan
lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80
cm dan panjang 200 cm.
Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
3) Meja persiapan
Untuk guru/pembimbing dan atau laboran untuk mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Dipasang di ruang persiapan.
Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
4) Meja tulis
Untuk guru/pembimbing.
Di pasang di ruang guru/pembimbing di laboratorium.
Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,
lengkap dengan laci-lacinya
b) Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk
siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
c) Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan
lemari administrasi.
1) Lemari alat
Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
laboratorium.
Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang
disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di
bagian pinggir ruang praktikum.
Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga
dapat digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan
yang menggunakan instalasi gas.
Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat
dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat,
sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan multiplek yang
terlalu tipis.
Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya
berupa pintu geser.
Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat
dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin
keamaan alat-alat di dalamnya.
Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk
memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi
tahap yang tersedia.
2) Lemari administrasi
Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan
segala format.
Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan
dengan jumlah lemari alat.
Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.
3) Lemari buku
Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan
laboratorium.
Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap
pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di
dalmnya.
Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.
d) Rak
Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang
memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan
perlindungan dari cuaca dan debu.
Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan
di ruang guru.
e) Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan
buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari
sekat- sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.
Selain itu, perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa /
mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus
lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja
siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum
/ percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap
umumnya terbuat dari cor beton.
Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian
bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping
panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60
cm dengan ukuran tinggi 70 cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus
rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari
cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya
memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam
menata alat- alat yang bervariasi ukurannya.
Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop
dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh
dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan
untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari
jamur.
6. Instalasi gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan
kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di
laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke
kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai
ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara
yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi.
Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara
sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau
cukup rendah.
2) Penyimpanan
Semua peralatan pengukuran dan pengujian termasuk pengambilan sampel, preparasi,
serta pengolahan data yang mempunyai pengaruh terhadap mutu data hasil
pengujian disimpan dan dipelihara sedemikian rupa pada fasilitas yang dapat
memfasilitasi kebenaran unjuk kerja peralatan. Karena itu, peralatan harus
diinstal dan ditempatkan di lokasi dengan kondisi akomodasi dan lingkungan
yang memadai untuk meminimalkan pengaruh potensial terhadap kinerja
peralatan. Hal- hal yang berpengaruh tersebut termasuk korosi, temperatur,
kelembaban, vibrasi, kestabilan daya listrik, debu dan pengaruh elektromagnetik.
Kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian tersebut harus dipantau dan
direkam serta dilakukan tindakan perbaikan bila terjadi ketidaksesuaian.
4) Transportasi
Bila untuk alasan apapun, peralatan berada di luar pengendalian langsung laboratorium,
misalnya dipinjam oleh pihak luar, digunakan untuk keperluan pameran, atau
untuk pengambilan sampel sehingga memerlukan transportasi dari laboratorium
ke suatu tujuan, maka laboratorium harus memastikan fungsi dan status kalibrasi
peralatan di cek dan terlihat memuaskan sebelum peralatan yang bersangkutan
digunakan kembali.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .
a) Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet
b) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
c) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass.
d) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
e) Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Bahan Dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
2. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
3. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
4. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
5. Pemakaian alat yang tidak sesuai fungsimya
6. Ketidakpedulian terhadap lingkungan, alat, dan bahan