Anda di halaman 1dari 6

Tugas Apresiasi dan Kritik Seni

Nama: Claudio Kalumata (19407027)

1. Musik Sekaten
Menurut saya musik sekaten ini merupakan musik yang
sangat unik dan sangat menarik untuk di tonton karena
bisa menambah wawasan kita tentang suatu musik
tradisional khusunya musik sekaten yang biasanya
dimainkan di Keraton.

Ritual adat Sekaten adalah aktivitas budaya yang selalu


diselenggarakan oleh keraton Surakarta. Ritual Sekaten
dapat bermakna sebagai aktivitas membunyikan gamelan
khusus yaitu gamelan Sekaten bertempat di bangsal
pradangga yakni dua bangunan permanen di halaman
Masjid Agung yang secara khusus dibangun untuk tempat
membunyikan gamelan tersebut. Setiap tahun gamelan
sekaten dibunyikan pada tanggal 5 sampai dengan tanggal
12 bulan Mulud (bulan ke-tiga dalam Tahun Jawa) atau
selama 7 hari 6 malam (Kamis malam tidak membunyikan
gamelan) untuk merayakan peringatan kelahiran Nabi
Muhammad saw. Awal keberadaan gamelan Sekaten yang
ditafsirkan secara Islami, oleh masyarakat Jawa dipercayai
sebagai gagasan seorang wali bernama Sunan Kalijaga.
Nama Sekaten, kemudian diterjemahkan secara Islami,
menjadi Syahadatain yang memiliki arti dua kalimat
syahadat. Dalam Syariat Islam, seseorang dikatakan telah
masuk Islam manakala telah mengikrarkan dua kalimat
Syahadat yang mempunyai arti mempercayai kebenaran
dua perkara, yaitu yakin kepada Allah SWT (Syahadat
Taukhid) yang berbunyi ashadualla illahailallah dan
mempercayai Muhammad sebagai utusan Allah (Syahadat
Rasul) yang berbunyi waashaduanna
muhammadarrasululla. Sejak zaman Kasultanan Demak
gamelan Sekaten difungsikan sebagai siar agama Islam,
konon saat gamelan Sekaten dibunyikan, kemudian rakyat
yang mendengar bunyi gamelan itu berduyun-duyun
datang untuk menyaksikannya. Sinkretisme yang terdapat
dalam masyarakat Jawa memberi nuansa dalam penyajian
gamelan Sekaten. Sebagian masyarakat pendukungnya
mempercayai dengan mengalap berkah dari pertunjukan
tersebut. Maksud dari permintaan (ngalap berkah) yang
dilakukan oleh masyarakatnya adalah untuk kedamaian
dan kesejahteraan hidup di dunia. Perkembangan jaman
yang terus melakukan perubahan dalam norma yang
berlaku pada masyarakat membuat pengaruh yang
signifikan pada seni pertunjukan yang berlangsung. Nilai-
nilai yang terdapat dalam masyarakat semakin bergeser
sehingga menimbulkan perbedaan yang demikian
transparan. Gamelan Sekaten dalam dinamika
perkembangannya masih dianggap sebagai media
ungkapan ritual dan religi bagi masyarakat Solo. Penyajian
gamelan Sekaten menjadi menarik untuk disimak dengan
melihat fenomena yang terjadi pada masyarakat
pendukungnya. Orang tua dan muda bercampur menjadi
satu dalam menikmati sajian gamelan tersebut. Tujuan
dari setiap orang yang menyaksikan gamelan sekaten
bermacam-macam, seperti: mencari jodoh, dimudahkan
rezeki, hasil panen yang melimpah, dan lain sebagainya.
Keseluruhan bentuk seperti itu merupakan ekspresi yang
diberikan oleh masyarakat Solo dalam menikmati sajian
gamelan Sekaten.
2. Genre Langgam dan Keroncong
Menurut saya lagu-lagu yang terdapat di genre langgam
dan keroncong ini sangat cocok untuk mengibur dan
menambah semangat saat melakukan aktivitas dengan
mendengarkan lagu-lagu tersebut.

Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi musik


keroncong ke dalam idiom musik tradisionalJawa,
khususnya gamelan. Genre ini masih dapat digolongkan
sebagai keroncong. Tokoh-tokohmusik ini di antaranya
Andjar Any, Gesang, dan Ki Narto Sabdo. Penyanyi yang
dapat disebutlegendaris dari genre musik ini adalah
Waljinah.Beberapa lagu langgam Jawa sangat popular
dan dikenal hampir setiap orang di
wilayahberbahasa Jawa, seperti: Gambang Suling (ciptaan
Ki Narto Sabdo), Yen Ing Tawang (ciptaan Andjar Any),
Caping Gunung (ciptaan Gesang, 1973) Jenang Gula
(ciptaan Andjar Any) Jangkrik Genggong (ciptaan Andjar
Any) Pamitan (ciptaan Gesang) Aja Lamis (ciptaan Gesang).
Saat ini langgam Jawa mengalami kebangkitan kembali
dalam bentuk campursari.
Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis
ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas
Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong,
flute, dan seorang penyanyi wanita.Akar keroncong
berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal
sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan
budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke
Nusantara.
Perkembangan keroncong masih di daerah Solo dan
sekitarnya, namun muncul berbagai gaya baru yang
berbeda dengan Masa Keroncong Abadi (termasuk
musisinya), dan merupakan pembaruan sesuai dengan
lingkungannya.
Mulai Masa keroncong modern (1960-2000) semua aturan
baku (pakem) Musik Keroncong tidak berlaku, karena
mengikuti aturan baku (pakem) Musik Pop yang berlaku
universal,misalnya tangga nada minor, moda pentatonis
Jawa/Cina, rangkaian harmoni diatonik dan kromatik,
akord disonan, sifat politonal atau atonal (pada
campursari), tidak megenal lagipakem bentuk keroncong
asli atau stambul, ada irama nuansa dangdut (congdut),
mulai tahun1998 musik rap mulai masuk (Bondan
Prakoso), dan sebagainya.

Sumber:
https://pdfslide.net/documents/pengetahuan-langgam-
keroncong-campursari-sinden.html
http://digilib.isi.ac.id/2868/
https://www.youtube.com/watch?v=vccIqWrcVPU&t=7s
https://www.youtube.com/watch?v=AbaQS4EIxY4

Anda mungkin juga menyukai