Disusun Oleh :
GITA FRISTIANY
R.21.04.15.029
A. Latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK)/Chronic Kidney Disease (CKD)
banyak diderita oleh penduduk dunia, di mana jumlah penderitanya terus
mengalami peningkatan. Angka kematian dan rawat inap tetap tinggi untuk klien
yang beralih dari gagal ginjal kronik stadium awal dan cedera ginjal akut ke terapi
dialisis permanen. Penyakit gagal ginjal kronik terdiri dari beberapa stadium,
dimana stadium 5 dari penyakit gagal ginjal kronik disebut dengan penyakit gagal
ginjal kronik stadium akhir (End State Renal Disease/ESRD). ESRD ditunjukkan
dengan ketidakmampuan ginjal dalam mempertahankan homeostasis dengan nilai
laju filtrasi glomerulus/GFR < 15 ml/min/1,73 m2 (Summary, 2019).
Di Indonesia, berdasarkan data Indonesian Renal Registry dari
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), diketahui bahwa total insiden
klien baru dan aktif pada tahun 2017 adalah 30.831. Prevalensi usia menunjukkan
terbanyak terbagi pada kelompok usia 45 – 54 tahun 30, 56 %, 55 – 64 tahun
28,57 %, 35 – 44 tahun 16,67 %, > 65 tahun 13,20 %, 25 – 34 tahun 7,67 %, 15 –
24 tahun 2,26 % dan 1 – 14 tahun 0.38 % (Indonesian, Registry, & Course, 2018).
Adapun prevalensi CKD (permil) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk
usia ≥ 15 tahun di Sumatera Barat terjadi kenaikan dari 2013 = 1,8 permil menjadi
3,9 permil pada tahun 2018 (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Terapi pengganti
ginjal menjadi satu-satunya pilihan bagi klien dengan ESRD untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Terapi pengganti ginjal dapat berupa transplantasi
atau dialisis, yang terdiri dari dialisis peritoneal dan hemodialisis (Black, Joyce
M., 2014). Saat ini hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling
banyak dilakukan dan jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.
1
Hemodialisis terbukti efektif mengeluarkan cairan, elektrolit dan sisa metabolisme
tubuh dan pada klien yang mengalami ESRD membantu kelangsungan hidup,
tetapi bukan berarti tidak beresiko dan bebas dari efek samping. Klien ESRD yang
menjalani hemodialisis akan mengalami berbagai masalah yang timbul akibat dari
tidak berfungsinya ginjal dan proses hemodialisis.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Gagal Ginjal Kronis selama 30
menit diharapkan pasien dapat mengetahui dan memahami tentang Gagal Ginjal
Kronis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit anggota Pasien mampu :
a. Pasien memahami pengertian Gagal Ginjal Kronis
b. Pasien memahami faktor penyebab dari Gagal Ginjal Kronis
c. Pasien memahami tanda dan gejala dari Gagal Ginjal Kronis
d. Pasien memahami tentang Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronis
C. Materi.
1. Pengertian Gagal Ginjal Kronis
2. Faktor penyebab Gagal Ginjal Kronis
3. Tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronis
4. Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronis
D. Metode.
1. Ceramah.
2. Tanya jawab
E. Pengorganisasian :
1. Penyaji : Gita Fristiany
2
F. Setting Tempat :
Keterangan:
: Penyaji
: Dokumentasi
: Paien hemodialisa
G. Fungsi Struktur
1. Penyaji
a. Menjelaskan tentang materi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan dari penanya
2. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
b. Melakukan pengecekan data
H. Dokumentasi.
Terlampir
I. Media.
1. Leaflet.
3
J. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Waktu Media
1 Pembukaan 5 menit
a. mengucapkan menjawab salam
salam
b. memperkenalkan mendengarkan
diri dan
c. menjelaskan memeperhatikan
kepada Pasien
tentang materi dan
tujuan penyuluhan.
2 Pelaksanaan
a. Menggali Mengemukakan 15 menit Booklet
pengetahuan pendapat
Pasien tentang apa
itu Gagal Ginjal
Kronis
b. Memberikan re-
inforcement positif
Mendengarkan
c. Memberikan
dan
penjelasan tentang
memperhatikan
pengertian Gagal
Ginjal Kronis.
d. Mengali
Mendengarkan
pengetahuan
dan
Pasien tentang
memperhatikan
faktor penyebab
dari Gagal Ginjal
Kronis.
4
e. Memberikan re- Pasien bertanya
inforcement positif
f. Menjelaskan
kepada Pasien
tentang faktor
penyebab Gagal
menyampaikan
Ginjal Kronis
pendapat
g. menjelaskan
kepada Pasien
tentang tanda dan
gejala Gagal Ginjal
Kronis
h. Memberikan
kesempatan kepada Mendengarkan
Pasien untuk dan
bertanya. memperhatikan
i. Memberikan re-
inforcement positif
j. Menggali
pengetahuan
Pasien tentang
akibat lanjut dari
Gagal Ginjal
Kronis.
Pasien bertanya
k. Memberikan
reinforcement
positif
Pasien bertanya
l. Memberikan
kesempatan kepada
Pasien untuk
bertanya.
5
3 Penutup 5 Menit
a. Menyimpulkan Ikut
materi secara menyimpulkan.
bersama-sama
dengan peserta.
b. Membagi-bagikan
leaflet Menerima
c. Mengucapkan Leaflet.
salam
Menjawab salam
K. Evaluasi.
1. Pasien mampu menjelaskan pengertian Gagal Ginjal Kronis
2. Mampu menyebutkan factor penyebab dari Gagal Ginjal Kronis
3. Pasien mampu menyebutkan tanda-tanda orang yang mengalami
Gagal Ginjal Kronis.
4. Pasien mampu meyebutkan Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronis
Lampiran materi
6
GAGAL GINJAL KRONIS
B. Faktor Penyebab
Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit gagal
ginjal ginjal kronis adalah :
1. Tekanan darah tinggi, yang seiring dengan berjalannya waktu dapat
menambah beban pada ginjal dan menghambat fungsi normal ginjal
2. Diabetes, karena jumlah gula yang melebihi batas normal dalam darah
dapat menyebabkan kerusakan pada filter di ginjal
3. Kolestrol tinggi
4. Infeksi pada ginjal
5. Penghambat aliran urine, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat
6. Penggunaan obat-obat tertentu dalam jangka panjang
7
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan Gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan),
burning feet syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama 5 ditelapak kaki),
tremor, miopati (kelemahan dan hipertropi otot-otot ekstremitas).
e. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal-gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan metabolic glukosa
Gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium
dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum-sum tulang berkurang, hemolisis
akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga
terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
8
2. Cairan Berlebihan
Pengidap gagal ginjal kronis memiliki masalah terhadap pembuangan
cairan dalam tubuhnya. Ketika cairan yang masuk ke dalam tubuh terlalu banyak
akibat dari banyak minum, ginjal tidak mampu mengeluarkan semua cairan yang
tidak dibutuhkan, sehingga terjadi penumpukan di dalam pembuluh darah dan
menyebabkan jantung bekerja terlalu keras.
3. Osteomalacia
Kondisi ketika tulang menjadi lunak dan mudah patah. Osteomalacia
termasuk penyakit yang terjadi karena kurangnya kadar mineral dalam tulang.
Masalah tulang ini sering terjadi karena kurangnya asupan vitamin D atau masalah
pada saluran pencernaan dan ginjal.
4. Metabolik Asidosis
Selain mensekresikan cairan, ginjal berfungsi untuk mengatur kadar asam
basa atau pH di dalam darah. Ginjal yang mengalami gangguan berdampak pada
penurunan pH darah menjadi lebih asam. Kondisi ini mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah dan kontraksi jantung.
5. Metabolik Asidosis
Selain mensekresikan cairan, ginjal berfungsi untuk mengatur kadar asam
basa atau pH di dalam darah. Ginjal yang mengalami gangguan berdampak pada
penurunan pH darah menjadi lebih asam. Kondisi ini mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah dan kontraksi jantung.
6. Dislipidemia
Dislipidemia menyumbang angka kematian tertinggi terhadap masalah
kardiovaskular dan sering terjadi pada pengidap gagal ginjal kronis. Kondisi ini
terjadi karena beberapa hal, termasuk pengurangan aktivitas lipoprotein lipase dan
trigliserida lipase hati.
9
DAFTAR PUSTAKA
Suyono, S. (2001). Buku Ajar Penyakit Dalam II FKUI. Jakarta: Balai Pustaka.
10