Lo Endr
Lo Endr
Tim dibentuk dengan ketentuan tiap tim terdiri dari 3 sampai 5 anggota yang terlatih
dalam BLS. Peralatan resusitasi darurat yang mudah untuk dibawa, harus ditempatkan
di lokasi strategis di seluruh kawasan rumah sakit terutama di daerah di mana
probabilitas tinggi terjadi kondisi darurat medis atau di mana tim rumah sakit telah
dilatih dalam keterampilan BLS. Setidaknya satu kit resusitasi dasar harus
ditempatkan di setiap area kerja satu departemen sehingga tim dapat dengan cepat
memobilisasi dan memanfaatkan peralatan resusitasi. Jika tersedia peralatan resusitasi
yang lebih maka efektifitas dan waktu respon dari Code blue teaim akan lebih baik
dan harapan hidup pasien meningkat.
Hal ini sama pentingnya bahwa semua personil rumah sakit, terutama tenaga non-
dokter dan non-medis, dilatih BLS sehingga mereka juga dapat memberikan resusitasi
awal kehidupan (CPR) di lokasi kejadian sambil menunggu respon primer atau Code
blue tiba, dengan demikian juga meningkatkan kemungkinan hasil yang baik bagi
para korban darurat medis. Pelatihan tim rumah sakit dalam keterampilan BLS dan
penggunaan AED juga dapat dilakukan oleh ETD.
Aminuddin, (2013). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat Dalam
Menangani Cardiac Arrest Di Ruangan Iccu Dan Icu Rsu Anutapura Palu. Jurnal
Keperawatan Sudirman, 8(3).
Blewer, A. L., Leary, M., Esposito, E. C., Gonzalez, M., Riegel, B., Bobrow, B. J., & Abella,
B. S. (2012). Continuous chest compression cardiopulmonary resuscitation training promotes
rescuer self-confidence and increased secondary training: a hospital-based randomized
controlled trial*. Critical care medicine, 40(3), 787-92.
sumber
Babbs CF. We still need a real-time hemodynamic monitor for CPR. Resuscitation
2013;84:1297–8.
Pasien dengan ROSC setelah keadaan henti jantung mengalami berbagai proses
patofisiologis seperti post-cardiac arrest syndrome, yang di dalamnya termasuk
postarrest brain injury, post-arrest myocardial dysfunction, iskemia sistemik, respon
reperfusi, dan proses persisten akut dan kronik yang dapat memicu henti jantung.
Setelah ROSC terjadi, untuk mempertahankan sirkulasi dapat dilakukan
mempertahankan advanced airway seperti pipa endotrakeal yang dihubungkan ke
ventilator, akses cairan intravena yang baik, serta persiapan obat-obatan emergensi
jika dibutuhkan.