Anda di halaman 1dari 8

Kedai Kopi

Secara umum kedai kopi adalah tempat yang menyediakan dan menjual minuman
olahan dari biji kopi untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kedai kopi adalah bangunan yang
digunakan sebagai tempat berjualan makanan dan minuman. Kedai kopi terbentuk untuk
memfasilitasi kebutuhan produsen dalam melangsungkan hidup dengan menjual minuman
atau produk berupa kopi (juga makanan) selain didukung dan dibentuk oleh faktor lain seperti
budaya masyarakat yang menyukai kopi dan menjadikan kedai kopi sebagai salah satu tempat
untuk berinteraksi dengan sesama masyarakat (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
2015).
Kedai kopi merupakan tempat yang menyediakan kopi beserta produk turunannya
sebagai minuman utama dari berbagai jenis minuman (sampingan) lainnya seperti teh dan
coklat, selain menyediakan jenis makanan ringan, juga ditawarkan sebagai kudapan
pendamping minum kopi. Menurut (Nurazizi 2013) Kedai kopi juga merupakan tempat
berkumpulnya orang – orang yang sekedar bersantai atau melakukan aktivitas (ringan)
lainnya seperti diskusi atau obrolan, membaca media cetak, online atau buku, menyelesaikan
beberapa tugas akademik atau non akademik hinngga bersenang – senang dengan hiburan
yang ditawarkan (Nurazizi 2013)
Manfaat Bisnis Rumah Kopi
Sebagai usaha dalam skala kecil, Rumah Kopi mempunyai manfaat diantaranya sebagai
berikut:
a. Kedai kopi sebagai tempat komsumsi
Kedai kopi pada hakikatnya merupakan tempat yang hadir untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam hal makanan dan minuman bagi masyarakat. Tingginya
rutinitas yang dilakukan masyarakat dalam bekerja setiap harinya semakin meningkatkan
gaya hidup konsumtif di kalangan masyarakat. Makanya kedai kopi cenderung lebih
ramai di saat jamjam sebelum orang bekerja, saat istirahat siang para pekerja bahkan saat
jam-jam pulang kerja hingga malam hari.
b. Kedai kopi sebagai lahan menjalin pertemanan
Salah satu aktivitas yang pada umumnya atau sering di jumpai di kedai kopi adalah
aktivitas sosial. Aktivitas sosial di sini adalah terjadinya interaksi antara individu-individu
yang berada di kedai kopi. Interaksi antara pengunjung dengan pelayan kedai kopi
maupun interaksi sesama pengunjung kedai kopi. Biasanya interaksi antara pengunjung
kedai kopi terjadi antara mereka yang duduk satu meja atau sudah saling kenal. Namun
tidak jarang pula orang dari meja lain atau yang belum dikenal ikut berinteraksi dalam
percakapan yang terjadi
c. Kedai kopi sebagai alternatif aktivitas kerja
Aktivitas kerja umumnya memang berlangsung di kantor atau tempat-tempat kerja
lainnya. Namun tidaklah merupakan suatu pelanggaran ketika urusan kantor bergeser di
kedai kopi. Terkadang memang ada beberapa hal yang sulit atau tidak bisa diselesaikan di
balik meja-meja kantor, makanya kedai kopi seringkali hadir sebagai solusi untuk
menyelesaikan yang belum terselesaikan. Kantor terkadang menghadirkan nuansa kaku
dalam suatu hubungan sosial di tempat kerja. Seringkali strata sosial di kantor menjadikan
kekakuan dalam kerjasama tim ketika berada di kantor.
d. Kedai kopi sebagai aktivitas belajar
Aktivitas belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, tidaklah selalu
bergantung di sekolah atau kampus pada jam belajar atau kuliah. Fasilitas-fasilitas yang
ditawarkan kedai kopi saat ini juga mulai menunjang aktivitas belajar seseorang di kedai
kopi. Fasilitas wifi yang ditawarkan beberapa kedai kopi cukup membantu pekerjaan
rumah atau tugas dari para pencari ilmu yang datang ke kedai kopi.
e. Kedai kopi sebagai aktivitas hiburan
Aktivitas hiburan di kedai kopi sebenarnya merupakan aktivitas yang seragam dengan
aktivitas sosial di kedai kopi. Seperti yang disinggung sebelumnya, manusia sebagai
makhluk sosial membutuhkan sosialisasi sebagai bentuk eksistensi dirinya. Tidak dapat
dipungkiri, beragam bentuk sosialisasi juga merupakan hiburan tersendiri bagi setiap
individunya. Karena sosialisasi menimbulkan rasa kepuasan tersendiri bagi individu yang
menjalaninya.

Studi Kelayakan Bisnis


Menurut (Kasmir and Jakfar 2020:7) studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut (Umar 2009:8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian tentang rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk
waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
Menurut (Jumingan 2018:3) studi kelayakan bisnis, yang sering disebut studi
kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Menurut (Suliyanto 2010:3) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa definisi dari studi kelayakan bisnis (SKB) adalah
suatu penelitian yang menganalisis secara keseluruhan aspek terhadap bisnis yang dijalankan
untuk mengetahui layak atau tidak bisnis tersebut. Penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari secara komprehensif berdasarkan dan informasi yang diperoleh, kemudian
informasi tersebut diukur berdasarkan metode tertentu.
Bisnis adalah seluruh kegiatan yang terorganisir dengan tujuan menghasilkan dan
memaksimalkan laba. Untuk menilai kelayakan pada sebuah bisnis, maka dilakukan
penelitian secara lengkap dan luas dengan memperhatikan manfaat dan biaya yang diperoleh.
Kelayakan pada bisnis berdasarkan pada berbagai aspek yang dinilai serta keputusan yang
tepat. 4 Perusahaan merupakan badan, institusi, organisasi, atau tempat di mana sumber daya
menjalankan kinerja dan kegiatan operasionalnya. Berdasarkan, definisi bisnis dan
perusahaan bahwa bisnis cakupannya lebih luas dan kegiatannya lebih terorganisir pada
sumber daya di dalam dan di luar perusahaan.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Seperti yang diketahui bersama bahwa mengapa kita harus membuat studi kelayakan
bisnis terlebih dahulu sebelum memulai sebuah usaha? Hal ini dikarenakan agar bisnis atau
usaha yang kita bangun dan jalankan tidak sia-sia, tidak menimbulkan masalah di hari yang
akan datang, serta dapat menghasilkan keuntungan baik bagi pemilik usaha ataupun
masyarakat luas. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan beberapa tujuan dilakukannya
studi kelayakan bisnis sebelum memulai atau menjalankan sebuah usaha:
a. Mencegah Risiko Kerugian
Tujuan pertama dari adanya studi kelayakan bisnis yang dibuat sebelum melakukan usaha
yakni untuk mencegah terjadinya risiko di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan di
masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian yang akan dihadapi oleh bisnis atau
usaha itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya studi kelayakan bisnis ini maka mampu
untuk mendeteksi sejak dini beberapa persoalan atau kesulitan di kemudian hari.
b. Mempermudah Perencanaan
Seperti yang telah dibahas pada tujuan yang pertama, yakni studi kelayakan bisnis
mampu untuk mendeteksi secara dini apa-apa saja yang akan terjadi ke depannya. Sehingga
mempermudah para pelaku bisnis atau usaha untuk merencanakan apa saja yang perlu
diterapkan serta apa-apa saja yang perlu disiapkan dalam menghadapi semua kemungkinan
yang akan terjadi ke depannya. Adapun persiapan perencanaannya dapat meliputi, strategi
yang dilakukan seperti apa, penetapan harga yang digunakan untuk memulai usaha berapa,
rencana operasional yang bagaimana, modal yang disediakan berasal dari mana, pelaksana
operasi dilakukan oleh siapa, serta perencanaanperencanaan yang dapat timbul lainnya.
c. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah melakukan proses perencanaan, otomatis akan memudahkan si pelaku usaha
untuk mengerjakan apa saja yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Dengan begitu maka akan
membuat pelaksanaan pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien. Sehingga, pekerjaan tersebut
tidak menyimpang serta 11 sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan si
pelaku usaha telah mengetahui apa saja yang ingin dilaksanakan terlebih dahulu berdasarkan
acuan yang telah dibuat sebelumnya.
d. Mempermudah Pengawasan
Dengan adanya perencanaan yang telah disusun dengan matang, dapat memudahkan si
pelaku usaha untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Hal ini harus dilakukan
untuk menghindari adanya hal-hal yang dapat menyimpang dari apa yang telah ditetapkan
sebelumnya. Juga dapat dilakukan agar supaya semua pelaksana pekerjaan dalam usaha yang
dirintis menjalankan usahanya berdasarkan standar operasional yang berlaku.
e. Mempermudah Pengendalian
Ketika dalam menjalankan usaha telah dilakukan pengawasan, maka akan mudah untuk
mendeteksi jika terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Hal ini bertujuan
agar hal menyimpang yang dilakukan dapat diatasi sedini mungkin. Sehingga dapat berjalan
dengan lancar. Serta tujuan awal dari bisnis atau usaha ini dapat diraih dengan maksimal.
Aspek – aspek penilaian Bisnis
Dalam menentukan penilaian sebuah bisnis berdasarkan tahap-tahap yang telah
dirancang, tentunya mengacu pada konsep bisnis secara benar dan lengkap. Adanya
pengkajian studi kelayakan bisnis untuk mengukur setiap tahapan mengenai aspek-aspek
yang harus diteliti, diukur, dan dinilai berdasarkan ketentuan yang telah ada.
Aspek-aspek sangat penting dan saling berkaitan satu sama lain untuk menilai kelayakan
pada bisnis tersebut. Adanya penilaian aspek pada bisnis tersebut perlu atau tidak
penambahan rekomendasi, sehingga adanya perbaikan dalam bisnis. Terdapat tujuh aspek-
aspek penilaian bisnis dalam menilai studi kelayakan suatu bisnis (Kasmir and Jakfar
2020:15–18) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Bisnis


Sumber: Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, hlm.18.

a. Aspek Hukum
Kegagalan suatu bisnis karena mengalami permasalahan hukum yang artinya tidak
menerima persetujuan atau pengesahan dokumen dari pemerintah. Tahap awal dalam
membangun suatu usaha adalah dengan memperoleh suatu dokumen yang bersifat autentik
dan dipercaya kebenarannya.
Aspek hukum adalah aspek yang menilai kelengkapan dokumen atau sertifikat yang
bersifat legal, valid, absah agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Banyak
penelitian yang dilakukan yang bersifat gagal karena faktor utamanya adalah tidak
lengkapnya dokumen pada usaha. Adapun tujuan menganalisis aspek hukum secara akurat
(Suliyanto 2010:16) adalah sebagai berikut:
a) Menyelidiki dan mengulas legalitas bisnis yang beroperasi.
b) Menelaah jenis badan hukum dan konsep bisnis yang beroperasi.
c) Mengulas kinerja dan kompetensi bisnis dengan melengkapi persyaratan pengesahan.
d) Menelaah garansi yang disediakan ketika bisnis melakukan suatu pinjaman.
Beroperasinya suatu usaha tentu memerlukan suatu izin yang harus diperoleh pemilik
usaha. Sertifikat izin ini bertujuan untuk menjaga relevansi 15 suatu bisnis. Adapun dokumen
yang dicermati dalam aspek hukum ini (Kasmir and Jakfar 2020:34–36) adalah sebagai
berikut:
a) Bentuk Badan Usaha. Penelitian ini dengan mencermati jenis badan usaha tersebut
seperti Perseorangan, Firma (Fa), Perusahaan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT),
dan lain sebagainya. Selain itu
b) Bukti Diri. Menganalisis identitas dari pemilik usaha yang diperoleh dari kecamatan dan
kelurahan setempat melalui Kartu Tanda Penduduk.
c) Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Tanda daftar perusahaan adalah dokumen yang
bersifat valid dalam pendaftaran usaha untuk menjalankan operasional usaha sesuai
dengan jenis bidang usaha.
d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dokumen yang diteliti selanjutnya adalah NPWP,
hal ini dilakukan agar memeriksa apakah tanda pengenal ini sudah ada atau belum dalam
melaksanakan administrasi perpajakan.
e) Izin-Izin Perusahaan. Izin-izin perusahaan yang diteliti untuk mengetahui autentik dari
usaha tersebut seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha Industri
(SIUI), Izin Domisili, dan izin lainnya yang mendukung usah tersebut.
f) Keabsahan Dokumen Lainnya. Selain dari izin-izin perusahaan lainnya dapat dilakukan
dengan melihat dokumen lainnya seperti sertifikat tanah, sertifikat kendaraan, dan surat-
surat atau dokumen lainnya.

b. Aspek Pasar dan Pemasaran


Aspek pasar dan pemasaran adalah suatu aspek yang menilai seberapa besar kemampuan
dan potensi buatan atau produk yang dipasarkan oleh bisnis dengan berbagai strategi yang
dapat digunakan. Analisis ini dapat dikatakan layak, jika usaha atau perusahaan dapat
menghasilkan produk yang dapat diterima dan dibutuhkan konsumen.
Adapun tujuan menganalisis aspek pasar dan pemasaran (Suliyanto 2010:82) yaitu:
a) Menelaah segala permintaan hasil produksi yang dibuat.
b) Mengulas segala penawaran atas hasil produksi yang serupa.
c) Mencermati nilai persediaan dari supplier yang diinginkan.
d) Menelaah strategi pemasaran yang dipakai suatu usaha.
Selain dari tujuan menganalisis aspek pasar dan pemasaran, terdapat tujuan perusahaan
dalam melakukan pemasaran (Kasmir and Jakfar 2020:42– 43) adalah sebagai berikut:
a) Agar dapat memaksimalkan terhadap hasil penjualan dan keuntungan.
b) Agar perusahaan dapat memengaruhi dan mendominasi pasar.
c) Karena ingin mendominasi pasar sehingga perusahan ingin mengurangi kompetitor.
d) Untuk meningkatkan kapasitas, status, dan kualitas dari produk yang dipasarkan.
e) Untuk memengaruhi dan memenuhi segala permintaan dari pihak pemerintah dan pihak
lainnya.

c. Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah aspek yang menilai seluruh keuangan perusahaan dengan menilai
segala biaya-biaya yang dikeluarkan dan seberapa besar pendapatan yang didapatkan.
Sumber dana usaha diperoleh dari berbagai permodalan baik dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Penggunaan modal ini bersifat jangka panjang untuk memenuhi segala kegiatan
operasional perusahaan dan. Aspek keuangan ini menilai seberapa besar permodalan yang
dapat terpakai dan memberikan tingkat pengembalian yang bersifat menguntungkan.
Aspek keuangan ini menilai segala bentuk finansial perusahaan seperti proyeksi laba dan
rugi, permodalan yang terpakai, neraca, arus kas, dan segala sumber dana yang memberikan
manfaat. Selain itu, untuk menguji kelayakan pada aspek keuangan suatu perusahaan dengan
mengukur kriteria penilaian investasi seperti Payback Period, Average Rate of Return, Net
Present Value, Internal Rate of Return, Profitabilty Index, dan berbagai rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
d. Aspek Teknis atau Operasi
Aspek teknis atau operasi adalah aspek yang menilai lokasi usaha, layout ruangan,
kemudahan akses tempat usaha dalam menjangkau bahan baku, tenaga kerja dan aparat
pemerintah. Aspek teknis atau operasi ini menilai persiapan usaha dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya berdasarkan penggunaan alat-alat produksi.
Menurut (Kasmir and Jakfar 2020:151–52) terdapat perihal dalam memenuhi pencapaian
aspek teknis dan operasi adalah sebagai berikut:
a) Agar perusahaan mampu menetapkan strategi lokasi usaha yang tepat.
b) Agar perusahaan bisa menetapkan layout tiap ruangan secara efisien dalam menjalankan
kegiatan produksi usaha.
c) Agar perusahaan mampu menetapkan peralatan produksi atau teknologi yang tepat.
d) Agar perusahaan mampu menetapkan sistem dan pola inventory dengan baik.
e) Agar perusahaan mampu menetapkan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan yang bersifat
jangka panjang.

e. Aspek Manajemen dan Organisasi


Aspek manajemen dan organisasi adalah aspek yang menilai mutu dan kinerja para
pengelola usaha dalam mengendalikan suatu ancaman dengan struktur organisasi yang
tersedia. Sumber daya manusia sangat berperan penting dalam kelayakan suatu usaha terlebih
lagi mampu mencapai tujuan organisasi. Pentingnya pengelola manajemen agar sumber daya
manusia sinkron dengan kegiatan operasional perusahaan dengan baik.
Terdapat fungsi-fungsi manajemen untuk menguji kelayakan suatu bisnis (Kasmir and
Jakfar 2020:168–69) yaitu:
a) Perencanaan (Planning). Fungsi ini bertujuan untuk menetapkan seluruh proses kegiatan
yang dilakukan sumber daya manusia dari awal hingga akhir.
b) Pengorganisasian (Organizing). Fungsi ini menetapkan segala pekerjaan dengan berbagi
segmen pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
c) Pelaksanaan (Actuating). Fungsi ini untuk menggerakkan seluruh pekerja sesuai dengan
pedoman dan perintah.
d) Pengawasan (Controlling). Fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengawasan kepada
semua pelaksana usaha agar tidak terjadi penyelewengan.
Pengimplementasian suatu usaha berdasarkan bentuk organisasi yang diselaraskan dengan
kepentingan dan kebutuhan organisasi. Bentuk-bentuk organisasi seperti organisasi lini,
organisasi fungsional, dan organisasi yang bersifat datar, dan lain sebagaianya.
f. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial adalah aspek yang menilai impact yang secara positif terhadap
pendapatan dan infrastruktur yang dibangun. Impact positif yang diberikan dari sudut
pandang ekonomi seperti dapat meningkatkan pendapatan rumah tanggah, membuka
lapangan kerja, pemakaian sumber daya alam secara efektif, meningkatkan perdagangan
negara, dan lain sebagainya.
Selain itu, dampak positif yang diberikan dari aspek sosial seperti transformasi
demografi, budaya, kesehatan masyarakat secara baik. Salah satu kelayakan pada aspek ini
dengan meninjau peningkatan pendapatan dalam negeri karena sangat berpengaruh terhadap
PDB dan PAD.
g. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek analisis dampak lingkungan adalah aspek yang menilai seberapa besar pengaruh
dan dampak yang diberikan terhadap lingkungan sekitar baik terhadap air, udara, tanah, serta
kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhtumbuhan sekitar. Aspek ini sangat penting untuk
ditinjau karena secara langsung berhubungan dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup
adalah investasi kehidupan di waktu yang akan datang. Tujuan dalam penelitian aspek ini
yaitu:
a) Selaku objek untuk perencanaan dan pembangunan lingkungan usaha.
b) Sebagai alat untuk mengambil keputusan untuk menilai kelayakan lingkungan hidup.
c) Sebagai saran dan masukan dalam menyusun desain teknis dan persiapan pengelolaan
untuk meninjau lingkungan hidup dan persiapan kegiatan dan usaha.
d) Sebagai informasi untuk masyarakat terhadap dampak yang timbul dari pelaksanaan
kegiatan usaha

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode untuk menganalisis strategi perusahaan dengan
melihat faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Nafi’ah
2017). Analisis SWOT merupakan hasil identifikasi dari berbagai faktor yang digunakan
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), tetapi secara bersamaan
mampu untuk meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Segala kebijakan
yang diambil oleh perusahaan harus memperhatikan faktor internal yakni kekuatan dan
kelemahan serta faktor eksternalnya pula yakni peluang dan ancaman. Sehingga diperlukan
sebuah pertimbangan dalam mengambil keputusan perusahaan dengan memperhatikan
analisis SWOT. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul di dalam perusahaan,
sehingga sangat dibutuhkan berbagai analisis yang tepat untuk mengatasi masalah. Berikut ini
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan dalam
perusahaan:
a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan sebuah unsur yang dapat diunggulkan oleh si pemilik usaha.
Pasalnya dengan adanya kekuatan dari dalam bisnis/usaha mampu menjadi sebuah
pondasi yang kokoh dalam membangun usaha yang sedang dijalankan.
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dialami oleh suatu usaha
yang dapat menjadi sebuah penghalang dalam menjalankan sebuah usaha.
c. Peluang (Opportunity)
Peluang merupakan suatu situasi yang dimana bisnis atau usaha mendapatkan kesempatan
yang dapat menguntungkan bagi usahanya.
d. Ancaman (Treats)
Ancaman merupakan sebuah faktor yang berasal dari lingkungan yang dapat berpengaruh
buruk terhadap berjalannya usaha dan akan menjadi suatu hambatan di kemudian hari jika
tidak ditangani sedini mungkin.
Faktor kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang terdapat di dalam
perusahaan. Sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar
perusahaan itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan sebuah
rangkaian yang ampuh dalam menganalisis keadaan sebuah bisnis atau usaha yang
dijalankan. Keampuhan dari analisis SWO itu sendiri terletak pada penentuan strategi
perusahaan untuk memaksimalkan faktor kekuatan dan peluang dengan baik serta
meminimalkan faktor kelemahan dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan.
Matriks SWOT dapat menggambarkan secara terperinci seperti apa peluang dan ancaman
dari pihak eksternal dapat dihadapi oleh perusahaan. Serta disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan dari pihak internal perusahaan. Matriks SWOT sendiri digunakan untuk
melakukan pencocokan yang akan mengembangkan empat tipe strategi yaitu SO, WO, ST,
dan WT. Perencanaan usaha yang maksimal tersebut dapat dirangkum secara terperinci
melalui bagan Matriks SWOT yang dikembangkan oleh Kearns yakni sebagai berikut:
Dari Matriks SWOT dapat kita lihat IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
atau yang disebut sebagai faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan yang disusun
untuk merumuskan faktor-faktor internal dari perusahaan yakni strength dan weakness.
Sedangkan EFAS (External Strategic 23 Factor Analysis Summary) atau yang disebut
sebagai faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan yang disusun untuk merumuskan
faktor-faktor eksternal dari perusahaan yakni opportunities dan threats.
Selain IFAS dan EFAS, kita juga dapat melihat strategi yang dihasilkan untuk
pengembangan usaha dengan menggunakan strategi SO. Dimana strategi SO ditetapkan
dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Anda mungkin juga menyukai