Anda di halaman 1dari 23

FAKTOR PENGARUH SERTA PRORAM PENCEGAHAN STUNTING

TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 2-5 TAHUN


DI WILAYAH KALIBARU BANYUWANGI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
MABRUROTUL HASANAH
15.401.19.007

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
MARET 2022
FAKTOR PENGARUH SERTA PRORAM PENCEGAHAN STUNTING
TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 2-5 TAHUN
DI WILAYAH KALIBARU BANYUWANGI

Diajukan kepada
Program Studi Diploma III Kebidanan
Akademi Kesehatan rustida
Untuk memenuhi salah satu persayaratan dalam menyelesaikan
Program ahli madya kebidanan

OLEH :
MABRUROTUL HASANAH
15.401.19.007

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
MARET 2022
LEMBAR PERSTUJUAN

Karya Tulis Oleh : Mabrurotul Hasanah


Judul : Faktor Pengaruh Serta program Pencegahan Stunting
Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun
Di Wilayah Kalibaru Banyuwangi.

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis
Ilmiah pada tanggal :…………………… 2022

Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Sri Aningsih S.Pd.,SST.,M.Kes Rizky Dwiyanti Y. S.Psi.,SST.,M.KM


NIK : 201011.30 NIK : 201403.42

Mengetahui,
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka Prodi D III Kebidanan

Rizky Dwiyanti Y. S.Psi.,SST.,M.KM


NIK : 201403.42

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Oleh : Mabrurotul Hasanah
Judul : Faktor Pengaruh Serta program Pencegahan Stunting
Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun
Di Wilayah Kalibaru Banyuwangi.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan di terima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kesehatan
Rustida

Tanggal, …………………………………...2022

DEWAN PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua :…………………………… ……………………….
Anggota : 1…………………………. ……………………….
2…………………………. ……………………….

Mengetahui,
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka Prodi D III Kebidanan

Rizky Dwiyanti Y. S.Psi.,SST.,M.KM


NIK : 201403.42

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Oleh : Mabrurotul Hasanah
Judul : Faktor Pengaruh Serta program Pencegahan Stunting
Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun
Di Wilayah Kalibaru Banyuwangi.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan di terima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kesehatan
Rustida

Tanggal, …………………………………...2022

DEWAN PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua :…………………………….. ……………………….
Anggota: 1………………………… ……………………….
2………………………… ……………………….

Mengetahui,
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Direktur

Haswita, S.Kep., M.Kes


NIK. 200903.22

PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “FAKTOR PENGARUH SERTA
PRORAM PENCEGAHAN STUNTING TERHADAP TUMBUH
KEMBANG ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KALIBARU
BANYUWANGI” ini adalah Proposal Karya Tulis Ilmiah saya sendiri dan bebas
plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat Karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai
acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar
Pustaka.apabila dikemudian hari terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya
bersdia menerima sanksi ssuai ketentuan peratarutan perundang-undangan
(permendiknas No. 17 Tahun 2010).

Banyuwangi,…………………2022
Yang menyatakan,

Mabrurotul Hasanah
NIM : 1540119.007

Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing 2

Hj. Sri Aningsih S.Pd.,SST.,M.Kes Rizky Dwiyanti Y. S.Psi.,SST.,M.KM


NIK : 201011.30 NIK : 201403.42

MOTTO
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena hanya


dengan rahmat ,taufik hidayah-nya,sehingga dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini dengan judul “FAKTOR PENGARUH SERTA PRORAM
PENCEGAHAN STUNTING TERHADAP TUMBUH KEMBANG
ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KALIBARU
BANYUWANGI.” dapat saya selesaikan dengan baik sebagai persyaratan
Akademik diploma Dlll kebidanan akademi kesehatan rustida.

Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Haswita, S.Kep., M.Kes , selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida;
2. Rizky Dwiyanti Y. S.Psi.,SST.,M.KM, selaku Kepala Program Study
Diploma III KebidananAkademi Kesehatan Rustida;
3. Hj. Sri Aningsih S.Pd.,SST.,M.Kes, selaku Pembimbing Proposal Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan tekun dan sabar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini;
4. Semua Dosen Program Studi Diploma lll Kebidanan Akademi
Kesehatan Rustida yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis
sebagai bekal pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dorongan dan doa untuk keberhasilan ini;
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Diploma lll kebidanan
Akademi Kesehatan Rustida yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis;
7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat kami sebut persatu-satu kami
ucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Karya Tukis
Ilmiah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik demi
perbaikan sangat penulis harapkan.dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca serta perkembangan ilmu
kebidan pada umumnya .
Banyuwangi,……. Juni 2022
Penulis
ABSTRAK

Balita yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu lama terutama dalam
1000 hari pertama kehidupan dapat mengalami kegagalan pertumbuhan atau biasa
disebut stunting. Indonesia memiliki target menurunkan angka kejadian pada angka
14% pada tahun 2024. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus berperan serta
dalam upaya pencapaian target tersebut. Edukasi secara berkelanjutan dinilai dapat
menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka stunting. Kegiatan ini memiliki
tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat meliputi remaja, ibu hamil, dan
kader Posyandu agar dapat mengenali stunting, mengetahui upaya pencegahan, dan
penatalaksanaan stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui
kegiatan webinar yang berisi materi cara mengenali stunting, cara menilai status
gizi yang benar menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) terbaru, pentingnya
1000 hari pertama kehidupan, cara pencegahan stunting, dan apa yang harus
dilakukan ketika menjumpai stunting.

Kata Kunci : Stunting, Faktor Pengaruh, Tumbuh Kembang Balita, Edukasi,


Pencegahan

ABSTRACT

Toddlers who experience malnutrition for a long time, especially in their first 1000
days of life may result in growth failure or commonly called stunting. Indonesia has
a target of reducing the incidence rate to 14% by 2024. The government and the
entire community must participate to achieve this target. Sustainable education is
considered to be one way to reduce stunting rates. This activity has the aim of
increasing public knowledge including adolescents, pregnant women, and Posyandu
cadres so that they can recognize stunting, know how to prevent, and manage
stunting. The method used in this activity is through a webinar that contains
material on how to recognize stunting, how to assess the correct nutritional status
using the latest KMS (Health Record Book), the importance of the first 1000 days
of life, how to prevent stunting, and what to do when encountering stunting.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa
awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak usia 2
tahun. Jika dilihat dari wilayah pedesaan, permasalahan yang kerap dijumpai
adalah kurangnya pengetahuan bagaimana pola pengasuhan yang baik dan
ideal. Stunting yakni keadaan dimana asupan gizi anak tidak tercukupi sejak
sejak janin dalam kandungan yang dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan
fisik sehingga BB dan TB nya tidak sesuai dengan usianya. Penyakit gagal
tumbuh pada bayi dan anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis terutama
dalam 1000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek dari usianya.
Empat program prioritas yang menjadi fokus dalam pembangunan kesehatan
yaitu penurunan AKI & AKB, penurunan Stunting, pengendalian penyakit
infeksi dan penyakit tidak menular. Short stature ditetapkan apabila BB/TB
menurut umur sesuai dengan jenis kelamin balita <5 percentil standar
pengukuran antropometri gizi untuk memantau perkembangan balita usia 6-24
bulan (Sudargo,2018).
Secara Nasional angka Stunting di Indonesia 24,4% pada tahun 2021 ada 6
provinsi yang sudah berada di presentase terendah yakni Bali, DKI, DIY, Kepri,
Lampung, dan Babel dengan presentase rata-rata 20%, untuk Provinsi Jatim
sendiri yakni sebanyak 23,5%. Kemudian yang masih tinggi pada tahun 2021
yakni provinsi Kalsel, Sulteng, NTB, NTT, Aceh , dan Sulbar sebanyak 30%.
Secara International di Negara ASEAN pada tahun 2021 kejadian Stunting
sebanyak 30,0%, presentase kejadian tertinggi di negara Thailand dan Vietnam
yakni rata-rata berkisar 16%. Pada tahun 2019 kejadian Stunting di Indonesia
mencapai 25,1%, sebelum adanya pandemi Covid-19 Indonesia sudah
mengalami Stunting sebanyak >7 juta anak usia dibawah 5 tahun, akibat
pandemi Covid-19 tahun 2020 angka kejadian Stunting melonjak menjadi
27,9% yakni sekitar >15 juta anak balita yang mengalami Stunting. Banyaknya
jumlah penduduk banyuwangi di awal tahun 2022 sebanyak 375.885 jiwa,
untuk Kecamatan Kalibaru sendiri sebanyak ±64.899 jiwa, sedangkan jumlah
balitanya adalah ±3.739 jiwa. Pada tahun 2024 mendatang pemerintah RI
menetapkan target penurunan Stunting di Indonesia menjadi 14%, WHO
menetapkan penurunan Stunting sebanyak 20% untuk Seluruh Dunia.
Stunting dapat meningkatkan resiko terkena obesitas dan penurunan
fungsi jaringan ataupun organ di dalam tubuh, dan ketika beranjak dewasa juga
akan mempengaruhi produktivitas kinerja yang tidak optimal. Salah satu
penyebab tingginya angka Stunting adalah kurangnya tingkat pengetahuan
orang tua mengenai Stunting(Millati,dkk 2021). Karena masih banyak yang
beranggapan bahwa masalah kesehatan balita hanya akibat anak yang tidak
mau makan nasi maupun sayur. Kemudian pola pengasuhan anak juga sangat
berperan penting seperti sebuah pendekatan dalam kebiasaan memberikan
makanan yang bergizi dan bernutrisi tinggi, kebiasaan dalam kebersihan, dan
pelayanan kesehatan dasar bagi anak. Jika dilihat dari wilayah pedesaan,
permasalahan yang kerap dijumpai adalah kurangnya pengetahuan bagaimana
pola pengasuhan yang baik dan ideal.peran kader posyandupun kurang begitu
bermakna dalam memberikan penyuluhan tentang pola pengasuhan untuk
mencegah terjadinya Stunting. Berdasarkan keterangannya orang tua tidak
diberikan pembekalan akan pengetahuan mengenai Stunting saat diadakan
posyandu.
Wilayah Kecamatan Kalibaru merupakan salah satu area kawasan
Kabupaten Banyuwangi pada bagian ujung barat yang penduduknya
kebanyakan berprofesi sebagai petani, maka dari itu tingkat perekonomian
penduduk tergolong kurang. Tingkat Pendidikan penduduk Kalibaru rata-rata
untuk usia 50 tahun yakni hanya tamatan SD saja, namun untuk yang kisaran
usia 30 tahun rata-rata adalah lulusan SMP maupun SMA untuk yang bergelar
D3 atau S1 hanya berkisar antara <10% dari total penduduk di Wilayah
Kalibaru. Kalibaru juga memiliki satu wilayah kerja Puskesmas yakni
Puskesmas Kalibaru yang berada di kawasan area Kalibaru Kulon, dengan
jumlah posyandu/pustu ±13 di setiap wilayah desa, banyak TK dan PAUD ±16,
kemudian Bidan Praktek Mandiri (BPM) sebanyak ±9. Balita yang aktif di
Posyandu setiap wilayah hanya 30%, sisanya lebih memilih untuk langsung ke
Puskesmas dengan alasan tidak ada waktu dan tidak mendapatkan informasi
bahwa ada kegiatan posyandu. Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemulihan
Ekonomi di Kalibaru sangat berpengaruh pada Program Pencegahan Stunting .
Posyandu memiliki peran penting dalam skrining proses tumbuh kembang anak
di wlayah kerja Puskesmas, pemeriksaan yang telah berjalan yakni pemantauan
(TB) Tinggi Badan, (BB) Berat Badan dan penyesuaian KMS serta
imunisasi/vaksinasi, tetapi masih ada anak yang (BB) dan (TB) nya tidak
sesuai dengan usianya. Maka berdasarkan informasi dan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor Pengaruh Serta
Program Pencegahan Stunting Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5
Tahun Di Wilayah Kalibaru Banyuwangi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Stunting ?
2. Bagaimanakah pengaruh Stunting terhadap tumbuh kembang balita usia 2-5
tahun di wilayah Kalibaru ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya Stunting ?
4. Apa saja proses yang harus dilakukan dalam program pencegahan Stunting ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi Penyebab, Pengaruh, serta menerapkan Program
Pencegahan Stunting terhadap Tumbuh Kembang Balita usia 2-5 tahun
di Wilayah Kalibaru.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa itu Stunting
b. Mengidentifikasi pengaruh terjadinya Stunting terhadap tumbuh
kembang balita usia 2-5 tahun di wilayah Kalibaru.
c. Mengidentifikasi faktor-faktor yag mempengaruhi terjadinya
Stunting.
d. Mengidentifikasi proses yang harus dilakukan dalam program
pencegahan Stunting.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Penelitia ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi
dalam ilmu kebidanan dan keperawatan anak terutama berkaitan dengan
pengaruh Stunting terhadap tumbuh kembang balita dan pemberian gizi
seimbang pada balita. Penelitian ini juga akan membantu pihak-pihak
terkait yang membutuhkan data tentang presentase Stunting di wilayah
Kalibaru.
1.4.2 Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi yang membantu
pusat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam mengevaluasi status
gizi di wilayahnya. Hasil penelitian juga dapat dijadikan sebagai acuan
dasar untuk di laksanakannya pengembangan iptek berbasis
pendayagunaan masyarakat dalam upaya mengurangi dan mencegah
terjadinya Stunting.

1.5 Penelitian Terkait


Tingginya kasus Stunting di berbagai belahan dunia, World Health
Organization (WHO) mencantumkan penurunan kasus Stunting sebagai tujuan
utama diantara enam (6) tujuan pada Global Nutrition Targets 2025. Selain itu,
Stunting juga menjadi indikatorkunci pada tujuan kedua (2) Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030, yaitu tanpa kelaparan/Zero Hunger (United
Nations, Departement Economic and Soscial Affairs, 2016).
Informasi di atas menunjukkan bahwa penanganan Stunting sangat
diperlukan. Apabila tidak ditangani dengan baik, Stunting tidak hanya
berdampak pada individu tersebut saja, namun juga kepada perekonomian
negara. Stunting menyebabkan terlambatnya perkembangan kogniitiif, motorik,
dan meningkatnya resikoobesitas dan penyakit degeneratif lainnya, menurunnya
kesehatan reproduksi, kapasitas belajar, produktifitas, dan performa kinerja
pada anak (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Tentunya dampak Stunting pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia di masa depan.
Menurut penelitian dan study kasus oleh beal, Dkk. (2018) resiko
Stunting meningkat akibat beberapa faktor berikut : anak laki-laki, kelahiran
premature, jarak kehamilan yang dekat, tidak dilakukan pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama, rendahnya tingkat edukasi dan status sosial
ekonomi orang tua, lingkungan tempat tinggal yang kumuh, kurangnya akses ke
tenaga kesehatan, dan pemberian makanan yang kurang bergizi sehingga nutrisi
tidak terpenuhi. Sangat penting untuk dilakukan intervensi sedini mungkin,
yaitu pada jendela waktu Periode Emas atau 1000 Hari Pertama Kehidupan
yakni sejak kehamilan ibu hingga anak berumur 2 tahun.
Beberapa study juga juga telah meneliti mengenai penerapan pola asuh
baik terhadap kejadian Stunting , salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Bella, Dkk. (2019), yang menyatakan hasil bahwa pola asuh
anak baik, meliputi penyediaan waktu, perhatian, dan dukungan orangtua bagi
kebutuhan fisik, mental, dan juga sosial pada anak. Sayangnya, keadaan
dilapangan menunjukkan bahwa banyak orang tua belum mencerinkan pola
asuh yang baik, terutama dalam pemberian IMD, ASI Eksklusif, dan MPASI.
Penelitian sebelumnya Ngaisyah pada tahun 2020, menunjukkan bahwa
pada kelompok Stunting lebih banyak pendapatannya adalah dibawah UMR
yakni 35,8% sedangkan yang memiliki pendapatan diatas UMR 22%. Pada
Kelurahan Setiawargi mayoritas berstatus ekonomi rendah baik pada keluarga
yang memiliki balita stunting maupun tidak stunting karena mayoritas kepala
keluarga berkerja serabutan saja. Pada kondisi ini bukan hanya yang stunting
yang berpenghasilan rendah tetapi yang tidak terkena stunting juga sebagian
besar tidak terkena stunting.
Hasil ini penelitian sebagaimana menurut Paudel, et al (2021) yang
menujukkan bahwa Berat badan lahir kurang dari 2500gr mempunyai risiko
yang lebih tinggi untuk menjadi stunting. Sampe dalam penelitiannya di
Kabupaten Mamasa juga menyebutkan bahwa menunjukkan terdapat hubungan
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Nilai OR sebesar
61 yang artinya apabila balita tidak diberiASI eksklusif maka akan berisiko 61
kali lipat untuk mengalami stunting. Ibu yang tidak bekerja akan berpengaruhi
pada keberhasilan ASI eksklusifkarena memiliki banyak waktu untuk mengasuh
bayinya (Sampe, 2022).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh berpengaruh
terhadap kejadian stunting. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian
Jhonshon et al. yang menemukan bahwa pola asuh mempengaruhi kejadaian
stunting pada anak di negara ASEAN (Jhonshon & marry, 2021). Pola asuh
yang rendah pada masa golden age akan menyebabkan otak balita tidak
berkembang optimal dan sulit pulih kembali. Pola asuh ibu yang memiliki anak
stunting memiliki kebiasaan memberikan makan pada balita tanpa
memperhatikan kebutuhan dan kandungan zat gizidi Negara Vietnam (Chuo
Nang How., 2021)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pembahasan Mengenai Stunting
A. Definisi Stunting
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi Stunting
E. Penilaian Status Gizi
Kebutuhan Gizi Balita
F. Komplikasi Stunting
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting
A. Penyebab Terjadinya Stunting
B. Faktor-faktor Terjadinya Stunting
C. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tumbuh Kembang
Anak
2.1.3. Pengaruh Terjadinya Stunting pada Proses Tumbuh Kembang
Balita
A. Tumbuh Kembang Anak
B. Deteksi Dini dan Skrining Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak
C. Dampak Terjadinya Stunting Pada Anak
2.1.4. Program Pencegahan Stunting
A. Pencegahan Stunting
1. Program Indonesia Sehat
2. Penguatan Perawat Kesehatan Masyarakat dan Pihak
Puskesmas Daerah Dalam Upaya Pencegahan Stunting
3. Penelitian yang Relevan
B. Penanggulangan Stunting
Tips mendidik anak
C. Penanganan Stunting
D. Rencana Aksi Intervensi Stunting
E. Penelitian yang Relevan
F. Penguatan Perawat Kesehatan Masyarakat dan Pihak
Puskesmas Daerah Dalam Upaya Pencegahan Stunting
2.2. Kerangka Teori
2.3. Kerangka Konsep
2.4. Hipote sis

Anda mungkin juga menyukai