Abstrak
Metode pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui risiko pekerjaan dari sisi ergonomi salah satunya menggunakan OWAS
(Ovako Working Analysis System). Metode OWAS memberikan informasi mengenai penilaian postur tubuh pada saat bekerja
sehingga dapat melakukan evaluasi dini atas risiko kecelakaan tubuh manusia. Bagian-bagian penting pada tubuh yang dilakukan
penilaian dengan OWAS meliputi pergerakan tubuh bagian punggung, bahu, tangan dan kaki, termasuk paha, lutut dan
pergelangan kaki. Metode ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang menjadi perhatian dari metode ini adalah system musculoskeletal. Sistem musculoskeletal yang
mencakup sistem saraf, tendon, otot dan struktur penunjang seperti bantalan tulang punggung (discus intervertebral).
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja terutama pada bagian muskuloskeletal adalah mengurangi dan menghilangkan pekerjaan
yang beresiko terhadap keselamatan kerja. Hal tersebut merupakan prinsip dasar mengatasi masalah kecelakaan kerja.
Korespondensi: Anggi Setiorini, alamat Jl. Raden Gunawan 2, Hajimena, Natar , HP 081379850648, e-mail
anggisetiorini@fk.unila.ac.id
Manusia sebagai bagian dari suatu sistem pekerjaan itu, supaya mereka benar2
kerja mempunyai kelebihan dan keterbatasan memahami akan resiko dari pekerjaan barusan
dalam melaksanakan fungsinya dalam sistem dan tahu langkah untuk menghilangkan/ kurangi
kerja,oleh karena itu analisa biomekanika resiko pekerjaan itu.
sangat penting untuk mengetahui apakah cara 2. Stop pekerjaan yang berbahaya. Tujuan
kerja operator sudah benar dan tingkat stop di tempat ini bukan berarti berhenti total
terjadinya kecelakaan kerja sangat kecil, serta bekerja, namun bila JSA telah dikerjakan dengan
dapat menyesuaikan antara pekerjaan, dan baik, masih ada bahaya yang muncul karena
peralatan dengan kemampuan operator perkembangan kerja, karena itu sebaiknya stop
tersebut. Terutama saat terjadinya interaksi sejenak pekerjaan, diskusikan hal itu sampai
antara operator dengan peralatan yang diperoleh solusi agar pekerjaan dapat tetap
digunakan sudah nyaman bagi operator.4 berjalan dengan aman.
3.
Ada beberapa metode biomekanika untuk Laporkan setiap kecelakaan yang
analisis sikap kerja, salah satu nya yaitu Ovako berlangsung, peristiwa hampir celaka(near miss)
Work Posture Analysis System (OWAS). OWAS sekecil apa pun pada orang yang
merupakan suatu metode untuk mengevaluasi berwenang( contoh safety officer, supervisor).
dan menganalisa sikap kerja yang tidak nyaman Dengan memberikan laporan setiap peristiwa
dan berakibat pada cidera musculoskeletal. meskipun itu kecil, karena itu kita dapat
Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati mengurangi/menghila ngkan kekuatan bahaya
meliputi pergerakan tubuh dari bagian yang muncul sebelum itu jadi kecelakaan yang
punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk fatal.6
paha, lutut, pergelangan kaki). 5
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
Isi yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
Risiko Kerja yang dapat menimbulkan korban manusia dan
Menghambat resiko ialah upaya atau harta benda (Permenaker No.
mengurangi beban dalam kerja agar selamat 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja
dari kecelakaan bekerja.Semua orang yang adalah semua kejadian yang tidak direncanakan
bekerja di industri beresiko mengalami yang menyebabkan atau berpotensial
kecelakaan kerja. Begitu banyak bahaya dapat menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau
muncul dari sekeliling tempat kita bekerja. Salah kerugian lainnya (Standar AS/NZS 4801:2001).
satu langkah untuk menghambat kecelakaan Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut
kerja yaitu dengan mengambil keputusan OHSAS 18001:2007 adalah kejadian yang
prosedur pekerjaan serta melatih para pekerja berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
untuk dapat menggerakkan prosedur itu. Dalam menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung
membuat prosedur pekerjaan bahaya yang akan dari keparahannya) kejadian kematian atau
timbul telah di identifikasi serta di siapkan. kejadian yang dapat menyebabkan kematian. 7
Beberapa hal yang dapat dikerjakan jika kita
ingin menghambat resiko keselamatan kerja. Langkah Menghambat Kecelakaan Kerja
Salah satunya ialah 3,yakni: Setelah mengetahui sebab-sebab
1. Kaji resiko dari setiap pekerjaan yang terjadinya kecelakaan ditempat kerja, karena itu
akan dikerjakan. Hal seperti ini dapat dikerjakan dalam prakteknya, mencegah kecelakaan kerja
dengan membuat JSA(Job Safety Analisys) atau bisa dikerjakan dengan dua kegiatan dasar
analisis keselamatan kerja. Yang membuat JSA yakni:
tentunya ialah orang yang ikut serta langsung 1. Kurangi kondisi yang tidak nyaman
pada pekerjaan itu(contoh supervisor ). Sesudah Kurangi kondisi kerja yang tidak aman jadi posisi
JSA dibikin, serta di setujui oleh orang yang depan perusahaan atau laboratorium dalam
berwenang, tentunya mesti disosialisasikan menghambat kecelakaan kerja.
pada kebanyakan orang yeng ikut serta pada Penanggungjawab keselamatan kerja harus
membuat tugas sedemikian rupa untuk Petroleum Institute (API) dan praktik yang
menghilangkan atau kurangi bahaya fisik. Pakai direkomendasikan serta standar Organisasi
risk assesment atau checklist pengawasan alat Internasional untuk Standardisasi (ISO).9
untuk mengidentifikasi serta menghilankan Terkait dengan uraian di atas, kiat
bahaya-bahaya yang mungkin. penerapan manajemen resiko sebenarnya
2. Kurangi tindakan pekerja yang kurang sangatlah diperlukan dalam mencapai serta
nyaman menjaga keunggulan suatu organisasi. Berbagai
Tindakan-tindakan karyawan yang tidak aman pendekatan seringkali dikerjakan dalam
(atau tidak sesuai prosedur kerja) bisa dikurangi menghadapi resiko dalam organisasi atau
dengan berbagai kegiatan/ langkah, yakni: perusahaan contohnya:
a) seleksi serta penempatan a. Mengabaikan resiko sama sekali, karena
b) propaganda, kampanye, atau tentang dianggap adalah hal yang di luar kendali
keselamatan kerja manajemen. Saran itu, adalah langkah
c) pelatihan tentang prosedur kerja serta pendekatan yang tidak tepat, karena tidak
keselamatan kerja sera dorongan positif semua resiko ada di luar jangkauan kendali
(positive reinforcement).8 organisasi / perusahaan.
b. Hindari semua pekerjaan atau proses
Manajemen Risiko produksi yang mempunyai resiko. Hal seperti ini
Penerapan Kesehatan serta keselamatan adalah suatu yang mustahil dikerjakan, karena
kerja (K3) ditempat kerja adalah upaya utama semua kegiatan di tempat kerja sampai tingkat
dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, spesifik tetap mengandung resiko.
nyaman serta sehat dan membuat perlindungan c. Mengaplikasikan Manajemen Resiko, dalam
serta meningkatkan pemberdayaan pekerja artian umum, resiko tinggi yang dihadapi
yang sehat, selamat serta bekerja tinggi. sebenarnnya adalah suatu rintangan yang perlu
Sebatas tahu serta mengerti arah yang akan diatasi serta melalui satu pemikiran positif
diraih, tiada melakukan tindakan nyata dalam diharapkan akan memberi nilai lebih atau
faktor higiene perusahaan, ergonomi, kesehatan imbalan hasil yang tinggi juga.
serta keselamatan kerja, bukan merupakan Faktor ekonomi, sosial serta legal adalah banyak
langkah yang tepat untuk mengatasi hal yang terkait dengan penerapan manajemen
kemungkinan terjadinya karena negatif resiko. Dampak finansial karena peristiwa
ditempat kerja. Manajemen risiko keselamatan kecelakaan kerja, gangguan kesehatan atau
dan kesehatan kerja (K3): identifikasi, analisis sakit karena kerja, kerusakan atau kerugian aset,
dan eliminasi (dan/atau mitigasi ke tingkat yang biaya premi asuransi, moral kerja dan lain-lain,
dapat diterima atau ditoleransi) dari bahaya, sangatlah mempengaruhi produktivitas.
serta risiko selanjutnya, yang mengancam Demikian pula faktor sosial serta keselarasan
kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen penerapan ketentuan perundang undangan
risiko keselamatan adalah pemeriksaan yang yang tercermin pada segi kemanusiaan,
cermat terhadap pekerjaan, apa yang dapat kesejahteraan serta keyakinan masyarakat
menyebabkan kerugian, sehingga dapat membutuhkan penyelenggaraan manajemen
dipertimbangkan tindakan pencegahan yang resiko yang dikerjakan melalui partisipasi pihak
cukup, atau harus berbuat lebih banyak untuk terkait.10
mencegah bahaya.9,10 Pada prinsipnya manajemen resiko adalah
Manajemen risiko dimulai dengan upaya kurangi dampak negatif resiko yang
pendekatan multi-disiplin untuk perencanaan menyebabkan kerugian pada asset organisasi
pekerjaan dan fasilitas. Proses perencanaan ini baik berbentuk manusia, material, mesin,
tertanam dalam sistem manajemen yang metoda, hasil produksi ataupun finansial.
menyediakan kerangka kerja untuk semua Dengan sistematik dikerjakan pengendalian
kegiatan manajemen operasi dan keselamatan kekuatan bahaya dan resiko dalam proses
organisasi. Proses manajemen risiko organisasi produksi melalui aktivitas :
juga disediakan dalam standar American
berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat Cara Kerja Sistem Muskuloskeletal
berjalan, menggenggam benda, atau saat Ketika tubuh hendak bergerak maka otak
mengubah posisi tubuh, misalnya menekuk dan akan mengirimkan sinyal melalui sistem saraf
meluruskan lengan atau kaki. Sementara itu, untuk mengaktifkan otot rangka. Setelah
otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada menerima impuls atau rangsangan dari otak,
organ-organ tubuh, misalnya saluran cerna dan otot akan berkontraksi. Kontraksi otot ini akan
pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur menarik tendon dan tulang untuk membuat
oleh saraf otonom, sehingga mereka dapat tubuh bergerak, Sedangkan untuk
bekerja secara otomatis. Sama seperti otot mengendurkan otot, sistem saraf akan
polos, otot jantung juga bekerja secara otomatis mengirimkan pesan ke otot agar mengendur
dalam memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti
struktur jaringan otot ini mirip dengan otot berkontraksi, sehingga gerakan tubuh akan ikut
rangka. terhenti.18
Di saluran pencernaan, otot polos
bertugas untuk menggerakkan usus agar OWAS
makanan dan minuman bisa dicerna, kemudian OWAS merupakan sebuah metode
dibuang sebagai kotoran. Pada pembuluh darah, ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi
otot polos bertugas untuk mengatur aliran postural stress pada pekerja yang dapat
darah dengan cara melebarkan atau mengakibatkan musculoskeletal disorders atau
menyempitkan pembuluh darah. kelainan otot. Metode ini dimulai pada tahun
4. Tulang rawan 1970-an di perusahaan Ovako Oy Finlandia.
Tulang rawan adalah sejenis jaringan Dikembangkan oleh Karhu dan kelompoknya di
ikat yang menutup sendi. Selain berada di Laboratorium Kesehatan Buruh Finlandia yang
antara sambungan tulang, tulang rawan juga mengkaji tentang pengaruh sikap kerja terhadap
ada di hidung, telinga, dan paru-paru. Tulang gangguan kesehatan seperti sakit pada
rawan memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih punggung, leher, bahu, kaki, dll. Penelitian
kenyal dan lentur, tidak seperti tulang rangka. tersebut memfokuskan hubungan antara postur
Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang kerja dengan berat beban. Seiring berjalannya
dan sendi saling bergesekan serta menjadi waktu, metode ini disempurnakan oleh Stofert
peredam fisik saat tubuh mengalami cedera. pada tahun 1985. Metode OWAS memberikan
5. Ligamen informasi mengenai penilaian postur tubuh
Ligamen adalah jaringan ikat yang pada saat bekerja sehingga dapat melakukan
menghubungkan tulang dan sendi. Ligamen evaluasi dini atas risiko kecelakaan tubuh
terdiri atas serat elastis yang tersusun dari manusia yang terdiri atas beberapa bagian
protein. Jaringan ikat ini berfungsi untuk penting.19
menopang sendi, seperti lutut, pergelangan kaki,
siku, dan bahu, serta memungkinkan Metode OWAS merupakan salah satu
pergerakan tubuh. metode yang memberikan output berupa
6. Tendon kategori sikap kerja yang beresiko terhadap
Tendon adalah jaringan ikat tebal dan kecelakaan kerja pada bagian musculoskeletal.
berserat yang berfungsi untuk menghubungkan Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada
otot ke tulang. Tendon terdapat di seluruh bagian punggung, tangan, kaki, dan berat beban.
tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Ada Masing-masing bagian memiliki klasifikasi
banyak jenis tendon dan salah satunya adalah sendiri-sendiri. Postur dasar OWAS disusun
tendon Achilles, tendon terbesar di tubuh. dengan kode yang terdiri empat digit, dimana
Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang disusun secara berurutan mulai dari punggung,
tumit dan memungkinkan kaki serta tungkai lengan, kaki dan berat beban yang diangkat
untuk bergerak. Sementara itu, tendon rotator ketika melakukan penanganan material secara
cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan manual. Berikut ini adalah klasifikasi sikap
bahu dan lengan.17
4. Berat Beban
a. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W =
10 Kg)
b. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg <
W = 20 Kg)
c. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg
(W > 20 Kg)
sangat signifikan). Perlu perbaikan segera Manual Handling di Pabrik Es Batu Pt.
mungkin. Sumber Tirta Surakarta. Skripsi thesis,
KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat Universitas Muhammadiyah Surakarta.
berbahaya pada system muskuloskeletal Tersedia dari
(postur kerja ini mengakibatkan resiko yang http://eprints.ums.ac.id/32143/
jelas). Perlu perbaikan secara langsung / 3. Lowe, B. D., Dempsey, P. G., & Jones, E. M.
saat ini juga.21 2019. Ergonomics assessment methods
used by ergonomics professionals. Applied
Tabel 2. Kategori Penilaian OWAS Ergonomics, 81, 102882.
doi:10.1016/j.apergo.2019.102882.
Tersedia dari
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3142225
5/
4. Dempsey, P.G., 2019. On the role of
ergonomics at the interface between
Tabel di atas menjelasakan klasifikasi postur research and practice. In: In: Bagnara, S.,
kerja ke dalam kategori tindakan. Contoh postur Tartaglia, R., Albolino, S., Alexander, T.,
kerja dengan kode 2352 yang berarti postur Fujita, Y. (Eds.), Proceedings of the 20th
tersebut masuk dalam kategori tindakan dengan Congress of the International Ergonomics
derajat perbaikan level 4. Artinya pada sikap Association (IEA 2018), vol. 824. Springer
kerja tersebut memiliki bahaya bagi sistem Nature, Switzerland, pp. 256–263 Advances
musculoskeletal yang akan menyebabkan MSDs, in Intelligent Systems and Computing.
maka sangat diperlukan perbaikan secara 5. Marta Gómez-Galán, José Pérez-
langsung atau saat ini juga.22 Alonso, Ángel-Jesús Callejón-Ferre, Javier
López-Martínez. 2017.Musculoskeletal
Rangkuman disorders: OWAS review. Tersedia dari
Metode OWAS merupakan salah satu metode 10.2486/indhealth.2016-0191
yang memberikan output berupa kategori sikap 6. Jannah, Mega Raudhatin. 2017. Analisis
kerja yang beresiko terhadap kecelakaan kerja Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada bagian musculoskeletal. Metode OWAS (K3) melalui Pendekatan HIRADC dan
mengkodekan sikap kerja pada bagian Metode Job Safety Analysis pada Studi
punggung, tangan, kaki, dan berat beban. Kasus Proyek X di Jakarta. Sarjana thesis,
Masing-masing bagian memiliki klasifikasi Universitas Brawijaya. Tersedia dari
sendiri-sendiri. http://repository.ub.ac.id/2105/
7. Suma'mur. 2013. Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Daftar Pustaka
8. Sandewa, S. 2014. Hubungan Perilaku
1. Savitri, Ilva Widyaningtyas, Hardian, and
dengan Risiko Kecelakaan Kerja pada
Sumekar, Tanjung Ayu. 2015. HUBUNGAN
Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
ANTARA AKTIVITAS MEMBATIK DENGAN
Labuang Baji Makassar., 5(4). Available at.
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 5 No.
PADA PENGRAJIN BATIK TULIS.
4. Stikes Nani Hasanuddin Makasar.
Undergraduate thesis, Faculty of
9. Bryan Alfons Willyam Sepang, Jermias
Medicine.Tersedia dari
Tjakra, Juno E. Ch. Langi, D. R. O.
http://eprints.undip.ac.id/46302/
Walangitan. 2013. MANAJEMEN RISIKO
2. ERDIANSYAH, MUHAMAD. 2014. Hubungan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Tingkat Risiko Postur Kerja Berdasarkan
PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO
Metode Rula Dengan Tingkat Risiko
ORLENS FASHION MANADO. Tersedia dari
Keluhan Muskuloskeletal pada Pekerja