Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PELACAKAN GIZI KURANG

DAN GIZI BURUK

UPT PUSKESMAS KARANGKETUG


TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawahini:


Nama :
NIP :
Jabatan : Plt. Kepala UPT PuskesmasKarangketug

Mengesahkan/memberlakukan Panduan …………………………... Pada Tanggal, Bulan,


Tahun.

Pasuruan, … 2021
Plt. KEPALA UPT PUSKESMAS KARANGKETUG
KOTA PASURUAN

drg.AndrijaniRifka
NIP. 19660625 199203 2006

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensin
ya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia maupun penyebabnya. Gizi
buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdas
an anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan
produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan mak
anan dan penyakit infeksi dan secara tidak langsung disebabkan oleh ketersediaa
n pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan, pola asuh,kamampuan daya beli keluar
ga, pendidikan dan pengetahuan.
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Berbagai upa
ya telah dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi Posyandu dalam men
ingkatkan cakupan penimbangan balita, penyuluhan dan pendampingan, pemberia
n Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau Pemberian Makanan Tambahan (PM
T), peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana gizi buruk di P
uskesmas Perawatan dan Rumah Sakit, penanggulangan penyakit menular dan p
emberdayaan masyarakat melalui Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat
Edaran No. 347/Menkes/IV/2008, Tanggal 10 April 2008 tentang Penanggulangan
Gizi Buruk dan dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 949/Me
nkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (SKD KLB).
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk
di beberapa wilayah, terutama di wilayah rawan pangan dan gizi, pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan dengan melakukan Respon Cepat Penanggulangan Gizi
Buruk. Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk lebih mengaktifkan kembali sur
veilans gizi terutama dalam pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar
Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk di seluruh Indonesia. Dalam rangka respon cepat pen
anggulangan gizi buruk, Direktorat Bina Gizi Masyarakat perlu menjabarkan kebija
kan dan langkah terpadu seluruh instansi terkait di dalam Pedoman Pelaksanaan
Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk.

B. TUJUAN
1. Melakukan kajian data gizi di wilayah kerja Puskesmas Karangketug.
2. Mengidentifikasi faktor resiko penyebab masalah gizi pada masyarakat.

4
3. Menentukan diagnosa gizi secara tepat.
4. Melakukan intervensi secara dini dan tepat.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan gizi.

C. SASARAN
1. Bayi
2. Balita

D. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka kecukupan
Gizi
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya Pelayanan
Kesehatan Anak

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
memungkinkan untuk identikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Berpikir Kritis adalah kemampuan menganalisis masalah gizi, merumuskan dan
mengevaluasi pemecahan masalah dengan mendengarkan dan mengamati fakta
serta opini secara terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah
kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif, mandiri, dan memiliki
keinginan untuk tahu lebih dalam.
3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan
dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan/latar
belakang praktek pelayanan.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah
gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
5. Kolaborasi yaitu proses dimana individu, kelompok dengan kepentingan yang
sama bergabung untuk menangani masalah yang teridentikasi.
Mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan
asuhan gizi kepada pasien dan petugas kesehatan lain yang menangani
masalah gizi tersebut.

5
6. Membuat keputusan yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik
dalam proses asuhan gizi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Memecahkan masalah yaitu proses yang terdiri dari identikasi masalah gizi,
formulasi pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil.
8. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien/
klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
9. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
10. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi puskesmas yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik
secara vertikal maupun horizontal.
11. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB II
RUANG LINGKUP
6
2.1 Persiapan

2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Penemuan kasus gizi buruk
1. Operasi Timbang
2. Penentuan status gizi

2.3 Rujukan Balita Gizi Buruk

2.4 Perawatan Balita Gizi Buruk

2.5 Tindak Lanjut Pemulihan Status Gizi

2.6 Pendampingan Pasca Perawatan

BAB III
TATA LAKSANA

7
3.1 Persiapan
3.1.1 Puskesmas
 Kepala Puskesmas membentuk tim pelaksana operasi timbang dan konfirmasi
penentuan status gizi.
 Petugas puskesmas melakukan pemutahiran data sasaran yang diperoleh dari
catatan kader PKK/Posyandu.
 Mempersiapkan kebutuhan alat dan bahan dari seluruh Posyandu yang ada di
wilayahnya, kemudian dibandingkan dengan data sebelumnya untuk memenuhi
kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
 Menyusun kesepakatan bersama dengan wakil desa tentang kegiatan operasi
timbang di masing-masing desa/kelurahan di wilayahnya.

3.1.2 Posyandu
 Jadual pelaksanaan Operasi Timbang sesuai dengan hasil kesepakatan.
 Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa mendata sasaran balita yang
ada di wilayah kerja Posyandu. Kegiatan ini dilakukan sebulan sebelum operasi
timbang dilaksanakan.
 Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa menyebarluaskan informasi
tentang bulan operasi timbang kepada seluruh masyarakat di desa wilayah kerjanya
agar semua keluarga membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang pada hari yang
telah ditentukan.
 Menyiapkan alat dan bahan

3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Penemuan Kasus gizi buruk
1. Operasi Timbang
Langkah-langkah Operasi Timbang
 Kader ƒ Menyebarkan informasi sehari sebelum pelaksanaan ƒ Melakukan
pendaftaran ƒ Melakukan penimbangan ƒ Mencatat hasil penimbangan pada buku
bantu/register ƒ Memplotkan pada KMS/buku KIA ƒ Melakukan kunjungan ke
rumah balita yang tidak hadir (sweeping)
 Petugas kesehatan ƒ Melakukan pengukuran tinggi/panjang badan pada balita 2T
dan atau BGM ƒ Mengambil data dari hasil pencatatan kader ƒ Menentukan status
gizi seluruh balita dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U) ƒ Bersama
kader melakukan kunjungan ke rumah balita yang tidak hadir
2. Penentuan status gizi
Langkah-langkah penentuan balita gizi buruk.
 Melakukan konfirmasi seluruh balita BGM dan 2T yang ditemukan dalam
operasi timbang dengan Memeriksa tanda-tanda klinis marasmus,
kwasiorkor, dan marasmikkwasiorkor.
 Apabila tidak ditemukan tanda-tanda klinis, dilakukan pengukuran TB
dengan microtoise dan PB dengan alat ukur panjang badan (length board).
8
Untuk menentukan status gizi digunakan standar WHO-NCHS. Jika hasilnya
<-3SD ditetapkan sebagai gizi buruk.
3. Rujukan Balita gizi buruk
Langkah-langkah merujuk balita gizi buruk
 Segera merujuk dengan membawa KMS atau buku KIA
 Segera melengkapi persyaratan administrasi rujukan yang berlaku di masing-
masing wilayahnya
4. Perawatan balita gizi buruk
Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan/TFC atau
Rumah Sakit setempat. Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter,
nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan
menerapkan 10 Langkah Tata Laksana Anak Gizi Buruk meliputi : fase
stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
Langkah-langkah perawatan balita gizi buruk Perawatan balita gizi buruk dengan
menerapkan 10 Langkah Tata Laksana Balita Gizi Buruk meliputi : fase
stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
 Fase Stabilisasi diberikan makanan formula 75 (F 75) dengan asupan gizi 80 -
100 Kkal /kg BB/hari dan protein 1 – 1,5 gr/kg BB/hari
 Fase Transisi diberikan makanan formula 100 (F 100) dengan asupan gizi 100
– 150 Kkal /kg BB/hari dan protein 2 – 3 gr/kg BB/hr. Perubahan dari F75
menjadi F100
 Fase Rehabilitasi diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi
150- 220 Kkal/kg BB/hari dan protein 3 – 4 gr/kg BB/hr.
 Fase tindak lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila
BB/TB atau BB/PB ≥ -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria
sbb:
- Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan,
- Ada perbaikan kondisi mental,
- Anak sudah dapat tersenyum,
- Duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya, - Suhu tubuh
berkisar antara 36,50 – 37, 70 C,
- Tidak muntah atau diare,
- Tidak ada edema,
- Terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-
turut.

9
5. Tindak Lanjut Pemulihan Status Gizi
Tindak lanjut pemulihan status gizi diberikan kepada anak BGM dan 2T yang tidak
perlu dirawat, anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Anak 2 T dan atau BGM tanpa perawatan
a. Diberi MP-ASI/PMT sesuai umur selama 90 hari
- Diberikan MP-ASI. bubur diberikan kepada bayi usia 6 – 11 bulan.
- MP-ASI biskuit diberikan kepada anak umur 12 -24 bulan.
- Anak umur 25 -59 bulan diberikan PMT. Pemberian MP-ASI/PMT bertujuan
agar anak tidak jatuh pada kondisi gizi buruk.
b. Konseling gizi

2) Anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat
Anak gizi buruk yang telah pulang dari Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit,
baik yang sembuh maupun pulang paksa akan mendapat pendampingan dan
pemberian
 Makanan formula 100 (F 100)/Formula modifikasi selama 30 hari, kemudian
dilanjutkan dengan PMT/MP-ASI selama 90 hari.
 Konseling gizi

6. Pendampingan pasca perawatan


Langkah-langkah pedampingan pasca perawatan Kader dan atau petugas kesehatan
 Membuat jadual untuk kunjungan ke rumah keluarga sasaran, dengan
mempertimbangkan jauh dekatnya sasaran, berat ringannya masalah dll.

1
 Melakukan kunjungan ke keluarga sasaran berdasarkan rencana yang telah
disusun dan sesuai kesepakatan dengan keluarga sasaran.
 Memberikan konseling dengan membawa buku nasehat gizi, KMS/buku
KIA, formulir pencatatan.
 Memberikan makanan Formula 100/Formula modifikasi, MP-ASI dan PMT.
 Membantu sasaran menyiapkan makanan Formula 100/Formula modifikasi,
MP-ASI/ PMT.
 Memberikan kapsul Vitamin A kepada balita yang belum mendapat kapsul
Vit A pada bulan Februari atau Agustus. Memberikan KMS/buku KIA bagi
yang belum memiliki.
 Mendorong keluarga untuk membawa balita secara rutin ke posyandu.

2
BAB IV
DOKUMENTASI
Tanggal Kunjungan
Nama Petugas
Nama Puskesmas

I Data Anak
1 Nama Anak
2 Tempat Lahir
3 Tanggal lahir
4 Jenis Kelamin
5 Saat Ditemukan
Tanggal
Umur (bulan penuh)
BB
TB
LILA
Status TB/U
Status BB/U
Status BB/TB
Status IMT/U
Status LILA/U
6 Saat Ini
Tanggal
Umur (bulan penuh)
BB
TB
LILA
Status TB/U
Status BB/U
Status BB/TB
Status IMT/U
Status LILA/U
7 Kasus Baru / Lama
8 Tanda-Tanda Klinis Gibur (jika ada sebutkan)
9 Kondisi mental anak
10 Alergi Obat
11 Alergi Makan
12 Pantangan Makan
13 Peristiwa penting yang mempengaruhi
pertumbuhan anak (sebutkan tanggal) :
(misalnya kematian / perceraian orang tua,
perpisahan dengan orangtua dalam
pengasuhan, kematian saudara kandung umur
<5 tahun)
II Kondisi Anak Saat ini
1 sakit / tidak, jika ya sebutkan penyakit
2 Apakah anak sering lesu, mencret, batuk pilek
atau demam
3 Penyakit yang sering diderita
4 Penyakit Infeksi
5 Cacat Bawaan

III Status Kesehatan Ibu saat Hamil


1 Keluhan saat hamil
2 Masalah / Faktor risiko saat hamil, sebutkan
3 Kejadian yang mempengaruhi kehamilan,
sebutkan (seperti : kehamilan tidak diinginkan
/ depresi)

3
IV Data Orangtua
1 Nama Ayah / Umur
2 Nama Ibu / Umur
3 Alamat Orangtua
4 Alamat anak skrg
5 Pekerjaan Ayah
6 Pekerjaan Ibu
7 Pendidikan Ayah
8 Pendidikan Ibu
9 Nama Pengasuh (bila bukan ortu)
10 Pengasuh Anak Ibu / Nenek / Pembantu / lainnya, sebutkan :
11 Anak ikut sejak
12 Alasan Diasuh
13 Status Kependudukan Anak Penduduk Kota / Luar Kota
14 Tempat tinggal anak saat ini dalam wilayah / luar wilayah
15 Jumlah Anak
16 Jarak kelahiran anak dengan kakaknya ……. Tahun
17 Jarak kelahiran anak dengan adiknya ……. Tahun
18 Tanggal Lahir Adik Kandung berikutnya
19 Status Ekonomi Keluarga Gakin / Non Gakin
20 Punya asuransi kesehatan? sebutkan

V Data Kelahiran
1 Umur Kehamilan
2 Kelahiran tunggal / kembar
3 Anak Ke-
4 Penolong Persalinan

VI Hasil Pengukuran bayi saat lahir


1 Berat lahir
2 Panjang Badan
3 Lingkar Kepala
4 Proses Persalinan Normal / SC / Vakum
5 Kondisi bayi saat lahir
VII Riwayat Kasus di Posyandu dan Akses Perawatan
1 Apakah rajin dibawa ke posyandu
2 Bila tidak, sebutkan alasannya
3 Pd usia brp bln status gizi anak mulai menurun
4 Apakah pernah diberi penyuluhan di posyandu
5 Bila anak sakit dibawa kemana
6 Alasannya

VIII Riwayat Perjalanan Penanganan Kasus di Rawat


Inap Puskesmas / RS
1 Apakah pernah rawat inap di Puskesmas/RS
2 Bila ya, kpn pertama kali dirawat
3 Berapa lama
4 Apakah pernah dirawat > 1 kali
Bila ya, sebutkan berapa kali
Sebutkan keluhan apa saja saat dirawat
Sebutkan tanggalnya
Sebutkan nama tempat perawatan
Sebutkan berapa hari dirawat
5 Perawatan di Puskesmas / Rumah Sakit yang paling akhir
Sebutkan nama Puskesmas / RS
Tanggal Masuk
Keluhan saat masuk
Gejala / Tanda Klinis
Diagnosa
Lama Perawatan
Tanggal Keluar
6 Apakah mendapat jaminan asuransi kesehatan

4
IX Pemberian Makan
1 Menyusui / tidak
2 Berapa kali menyusui dalam sehari
3 Menyusui malam & siang hari
4 Brp menit sekali menyusui?
5 Menyusui kanan kiri atau salah satu sampai
kosong br ganti
6 Bgmn posisi menyusui
7 Bgmn pelekatannya
8 Kapan menyusui
9 Jika ibu bekerja, bgmn cara memberikan ASI
saat bekerja
10 Jika diberi ASI dan susu formula, brp
gelas/botol susu yang dikonsumsi dlm sehari
11 Umur pertama kali diberikan makanan atau
minuman lain (MP-ASI) ……… hari/bulan
12 Umur berhenti menyusui

13 Kalau tidak menyusui, apakah mengkonsumsi


susu formula
14 Merk susu formula
15 brp gelas/botol susu yang dikonsumsi dlm
sehari
16 Brp takaran dlm 1 botol / gelas susu
17 Susu yang dibuat dihabiskan anak / tidak
18 Brp hari sekali membeli susu formula? Brp
gram?
19 Apakah ditambah gula? Brp banyak?

20 Selain susu, apakah anak mengkons minuman


lain spt : tajin, teh, saridele sbg pengganti susu
setiap hari
21 Sebutkan brp bnyk jumlahnya

22 Apakah anak sudah diberi MPASI


23 Apa saja jenisnya

X Jenis bahan makanan yang dikonsumsi


1 Jenis bahan makanan yang sering dikonsumsi
Sumber KH
Protein nabati
Protein Hewani
Sayur
Buah
2 Jenis bahan makanan yang jarang dikonsumsi
Sumber KH
Protein nabati
Protein Hewani
Sayur
Buah

3 Makanan yang tidak disukai anak


4 Jenis pengolahan
5 Berapa kali anak ibu makan dlm sehari
6 Berapa sendok setiap kali makan
7 Bgmn variasi makannya
8 Adakah makanan selingan yang diberikan
9 Apa saja jenisnya
10 Berapa kali anak memakannya
11 Jajanan yang sering dikonsumsi anak
12 Sebutkan banyaknya dan frekuensinya

5
XI Cara Pemberian Makan
1 Siapa yang memberi makan
2 Bgmn cara memberikan makan anak
3 Apa anak menerima ketika diberi makan
4 Bgmn nafsu makan anak
5
Suasana makan dan alat makan yang digunakan

XII Perubahan Pola Makan


1 Apakah anak makan lebih sedikit dr biasanya
2 Brp kali makan dlm sehari
3 Berapa sendok setiap kali makan

XIII Kondisi Rumah


1 Punya WC / Kamar mandi
2 Apakah keluarga menggunakan kakus / toilet
3 Bgmn mendapatkan air untuk kebutuhan
sehari2
4 Apakah air selalu dimasak
5 Bgmn cara merebus airnya
6 Bgmn cara menyimpan air
7 Bgmn cara menyimpan makanan dgn aman dan
bersih
8 Apakah alat-alat dicuci dengan air bersih
9 Bgmn cara mencuci dot/botol susu
10 Brp bnyak orang yang tinggal di rumah
11 Apakah ventilasi cukup
12 Frekuensi menyapu dlm sehari
13 Catatan Kondisi Rumah
14
Dengan siapa anak tinggal
15 Apakah orangtua meluangkan waktunya untuk
anak dan membantu mengawasi anaknya

16 Cukupkah ketersediaan makanan dalam


keluarga untuk makanan keluarga. jIka tidak
apa sebabnya
17 Apakah suami membantu mengasuh anak
18 Bgmn kesehatan ibu & anggota keluarga
19 Adakah yang sedang sakit, sebutkan

XIV Intervensi dari Puskesmas


1 Sebutkan apa saja, kapan dan brp lama

XV Riwayat Bantuan untuk keluarga dan gizi anak


(selain dari Dinas Kesehatan & Puskesmas)
1 Apakah keluarga anak pernah mendapat bantuan
Berapa kali
Kapan
dari siapa
berupa apa
brp lama
2 Apakah anak pernah mendapat bantuan
Berapa kali
Kapan
dari siapa
berupa apa
brp lama

XVI Keterangan Tambahan (Jika Ada)

6
XVII Kendala yang dihadapi

XVIII Dokumentasi
1 Foto anak
- Seluruh badan berpakaian (depan)
- Seluruh badan tdk berpakaian (depan)
- Seluruh badan tdk berpakaian (blkg)
(foto anak gizi buruk sebelum dan sesudah
wajib ada)
2 Foto kondisi rumah
3 Foto Intervensi / Pemberian Bantuan
4 Foto Petugas saat Pelacakan maupun intervensi

Mengetahui, Petugas Gizi


Kepala Puskesmas

__________________________ __________________________

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Respon Cepat penanggulangan gizi buruk, DepKes RI,Direktorat Jendral
Bina Kesehatan Masyarakat,Direktorat Gizi Masyarakat,Jakarta,2008
2. Buku Bagan Tata Laksana Anaka Gizi Buruk, DepKes RI,Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat,Direktorat Gizi Masyarakat,Jakarta,2006

Anda mungkin juga menyukai