NIM : 21230134P
A. Rangkuman Kasus
Ny. A (45) datang dengan keluhan DM sejak 3 tahun yang lalu, sering pusing,
dan kadang nyeri dada. Klien mengatakan bahwa tumit kanannya luka sejak 1 bulan
yang lalu dan semakin meluas. Saat ini klien mendapatkan tx metformin dan
glucobay. Ny.P mengatakan diit tidak teratur, tidak pernah lagi cek gula darah dan
belum pernah cek lab. Hasil pemeriksaan fisik menunjukan TD: 140/90 mmHg,
GDS : 357 mg/dl TB: 159 BB: 60 kg.
C. Evaluasi
D. Analisis Kasus
Dari masalah-masalah pasien yang ada tersebut diatas, saya akan mencoba
menganalisis masalah yang ada pasien tersebut yaitu:
1. Kepatuhan dan Kurang Pengetahuan Pasien
Dalam hal ini saya membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pasien diabetes mellitus yang ditinjau dari faktor predisposisi, faktor
dorongan dan faktor dukungan. Ketiga hal tersebut dirincikan menjadi lima faktor
yaitu: faktor pengetahuan, sikap, lingkungan fisik, sarana dan prasarana serta faktor
dukungan keluarga. Kepatuhan berobat dinilai dari kepatuhan dalam minum obat
dan kontrol menurut anjuran dokter. bahwa masih banyak penderita diabetes
mellitus yang kurang pengetahuan tentang penyakit tersebut, sehingga penderita
bersikap tidak setuju dengan apa yang dianjurkan oleh dokter. Faktor lainnya yang
mempengaruhi kekurangpatuhan penderita adalah kurangnya dukungan keluarga
dalam memberi bantuan dan dorongan kepada penderita dalam menjalani
pengobatan di puskesmas sesuai yang dianjurkan oleh dokter. Hal tersebut diatas
memiliki peran penting bagi pasien agar konsisten dalam menjalani terapi. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa bila faktor predisposisi, dukungan dan dorongan telah
dimiliki dan dikuasai oleh penderita diabetes, maka tingkat kepatuhan akan tinggi
sehingga penderita diabetes mellitus patuh baik dalam menelan obat diabetes
maupun kontrol ke dokter. Sebaliknya, bila faktor-faktor tersebut tidak dimiliki
oleh penderita, maka tingkat kepatuhan akan rendah. Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan program penyuluhan kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan
dengan berbagai macam media serta ditambahkan penyuluhan-penyuluhan
ditingkat yang lebih khusus, agar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi tentang penyakit diabetes mellitus. Kepribadian masyarakat juga berperan
dalam hal menyikapi penyakit ini dengan menyetujui segala anjuran yang
diberikan oleh dokter. Pada hal ini, diperlukan juga dukungan keluarga dalam
menasehati dan mengawasi penderita menelan obat serta membantu penderita
untuk pergi kontrol ke puskesmas.
2. Diit
Tujuan utama terapi diet adalah untuk mencapai dan mempertahankan kadar
gula darah menjadi normal atau mendekati normal. Pengetahuan pasien tentang
diet diabetes melitus merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk
perilaku kepatuhan dalam menjalani diet sehingga tujuan tersebut dapat tercapai.
Salah satu tolak ukur kepatuhan dalam menjalani terapi diet adalah kadar gula
darah pasien yang terkontrol Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan diet dengan kadar gula darah pasien diabetes, contoh dari edukasi diet
adalah:
Menganjurkan untuk mengurangi jumlah makanan dan menambah
frekuensi makannya, misal dalam 1 piring makan itu terdapat setengah
sayuran, seperempat karbohidrat, dan seperempat protein, dan menambah
frekuensi makan yg teratu dari jam 7 pagi, 12 siang, dan 7 malam.
3. Perawatan Kaki
Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah
masalah kaki. Misalnya luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh, infeksi bakteri
atau jamur, dan yang paling parah adalah pembusukan jaringan sehingga perlu
dilakukan amputasi. Masalah pada kaki penderita DM disebabkan oleh dua hal,
yakni:
Aliran darah yang buruk. Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama.
Aliran darah yang terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi
yang cukup, sehingga kulit kaki menjadi lemah, mudah luka dan sukar
sembuh jika terjadi luka.
Kerusakan saraf. Hal ini juga terjadi karena kadar gula darah yang tinggi
dalam waktu lama. Kerusakan saraf menyebabkan kepekaan seorang pasien
DM terhadap rasa nyeri menjadi berkurang, sehingga pasien tidak sadar
saat kakinya terluka.
Untuk mencegah terjadinya masalah kaki pada pasien DM, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah
5. Terapi
Dalam menjelaskan pasien bahwa terapinya hanya untuk mencegah terjadinya
komplikasi, dan mengontrol saja, dan menerangkan kepada pasien agar selalu
patuh terhadap anjuran pemberian obat, karena apabila terjadi komplikasi maka
biaya perobatan akan lebih mahal, sehingga membuat pasien semakin patuh.
E. Kesimpulan
Dari pengalaman tersebut diatas, pasien DM dibuat untuk merasa nyaman terhadap
penyakitnya agar lebih peduli dan patuh terhadap pengobatan yang diberikan oleh dokter.
F. Daftar Pustaka
Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia, 2001. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta. FKUI.