Anda di halaman 1dari 5

Nama : Vitta Listyaningrum

NIM : D1A018104
Kelas :M
Mata Kuliah : Survei dan Evaluasi Lahan

Kesimpulan Hasil Survei Tanah


Menurut Brady dan Weil (2002) dalam Luthfi Rayes (2007) survei tanah
merupakan pengamatan yang dilakukan secara sitematis, disertai dengan proses
pendeskripsian, pengklasifikasian dan pemetaan suatu tanah pada suatu daerah
tertentu. Tujuan survei tanah adalah untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama
sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati sifat dan karakteristik
tanah (Hardjowigeno, 1995).

- Kegiatan dalam survei tanah :

a. Persiapaan survei tanah

b. Pelaksanaan survei tanah

c. Analisi data, analisis contoh tanah, pembuatan peta

d. Kesimpulan

- Pola penyebaran tanah di daerah survei mengikuti :

1. Bahan induk tanah

2. Topografi

3. Iklim

4. Umur bahan

5. Vegetasi/penggunaan lahan

- Bahan induk tanah ialah sebagai bahan utama pembentuk tanah. Tanah yang
terbentuk sangat ditentukan oleh bahan induk tanahnya.
- Organisme Pelapukan organik.

Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan ini dapat bersifat mekanik


atau kimiawi.pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar-akar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garamgaraman mudah diserap oleh
akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan phon,
pembangunan maupun penambangan.

- Penamaan Satuan Peta Tanah (SPT)

Penamaan satuan tanah yang dikemukakan dalam hal ini adalah penamaan
menggunakan sistem klasifikasi Taksonomi Tanah USDA (Soil Survey Staff, 1990;
2003). Karena hasil akhir dari survei tanah berupa peta yang memuat Satuan Peta
Tanah (SPT), maka penting bagi kita untuk mengetahui satuan peta tersebut. Satuan
peta merupakan satuan lahan yang sistem fisiografi/bentuk lahannya sama, yang
dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas-batas alami, dan dapat digunakan
sebagai satuan evaluasi lahan. Satuan peta tanah atau satuan peta terdiri atas
kumpulan semua delineasi tanah yang ditandai oleh simbol, warna, nama atau
lambang yang khas pada suatu peta. Satuan-satuan yang dihasilkan berupa tubuh
lahan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dibedakan dengan lainnya oleh batas-batas
alami, di tempat terjadinya perubahan ciri-ciri yang cepat ke arah lateral. Pendekatan
satuan peta tanah ini menggunakan pendekatan fisiografis. Satuan peta tanah disusun
untuk menampung informasi penting dari suatu luasan (poligon) tentang hal-hal yang
berkaitan dengan survei tanah.

Satuan peta tanah harus dengan mudah dapat dikebali, diukur, dan dapat
dipetakan pada skala yang tersedia dari peta dasarnya, waktu yang tersedia,
kemampuan dari pemetannya, dan tujuan dari survei tersebut. Satuan Peta Tanah
(STP) terdiri dari 4 macam, yaitu konsosiasi, asosiasi, kompleks dan kelompok tak
dibedakan (undifferentiated groups) yang secara garis besar dibagi menjadi dua
kelompok, yakni satuan peta tanah sederhana (simple mapping unit) dan kelompok
satuan peta tanah majemuk (compound mapping unit).

SPT sederhana (Simple Mapping Unit)

Hanya mengandung 1 satuan tanah, terdapat tanah lain yang disebut inklusi.
Pada survei tanah detil : daerah relative seragam. SPT ini disebut konsosiasi, yang
artinya didominasi oleh 1 satuan tanah dan tanah-tanah yang mirip (Similar soil).
Minimal 50% dari pedon-pedon yang ada dalam SPT tersebut = yang tertulis dalam
(dissimilar soil/iknklusi), harus lebih kecil dari 25%, 15% atau 10%. Sifatnya sebagai
berikut :

- Jika tanah yang berbeda tersebit lebih baik dari tanah utamanya, maka diperkenankan
25%.

- Jika tanah yang berbeda tersebit bersifat sebagai pembatas untuk penggunaanya,
maka maksimum 15%.

- Jika tanah yang berbeda tersebut sifatnta sangat kontras dan meruoakan faktor
oembatas yang berat, maka maksimum 10%.

ST majemuk (Compund Mapping Unit)

Mengandung lebih besar sama dengan 2 satuan tanah, yang berbeda


(Dissimilar soil). Digunakan pad asurvei tinjau atau survei lainnya yang berskala
lebih kecil dan pada daerah yang rumit/heterogeny. Dibedakan atas : Asosiasi dan
Kompleks.

Asosiasi tanah merupakan sekelompok tanah yang berhubungan secraa


geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga
tetapi karena kecilnya skala peta, tanah-tanah tersebut tidak disajikan dalam SPT
tersendiri. Setiap kemponen tanah dideskripsi secara terperinci. Posisi geografis
setiap satuan peta dalam bentang alam diterangkan dengan jelas, sehingga
memungkinkan untuk diperhalus oleh pemakai peta. Kompleks tanah merupakan
tanah yang berbaur satu dengan lainnya tanpa ada pola tertentu atau tidak beraturan.
Meskipun ada komponen tanah yang berasosiasi secara geografis, tetapi tidak dapat
dipisahlan kecuali pada tingkat amat detail. SPT dikatakan kompleks jika komponen
uatama dalam satuan peta tersebut tidak dapat menjadi satuan peta tersendiri jika
dipetakan pada sklaa 1 : 24.000.

Kelompok tak dibedakan (Undifferenti-ated groups)

Mengandung lebih dari sama dengan 2 tanah yang secara geografis tidka
selalu berupa konsisais tetapi termasuk dalam satuan peta yang sam akarena untuk
penggunaan dan pengelolaannya sama atua mirip. Tanah-tanah tersebut dimasukkan
ke dalam satuan peta yang sama karena sama-sama punya sifat :

a. Berlereng terjal

b. Berbatu

c. Terpengaruh banjir, dll

d. Yang membatasi penggunaan/pengelolaannya.

Beberapa kriteria untuk menentukan satuan peta (Dent & Ypung, 1981) :

1. Satuan peta harus homogen (variasi dalam 1 satuan peta harus dipertahankan
sesuai peta harus diperhatikan sesuai definisi yang dibuat). Macam variasi
harus konsisten dengan semua satuan peta yang punya nama sama.

2. Pengelompokkan harus bernilai praktis

3. Harus memungkinkan untuk memetakan satuan secara konsisten

4. Pemetaan harus dapat diselesaikan dalam jangka watu yang layak dan dengan
peralatan yang umum.

5. Sifat tanah yang digunkaan dallam pemetaan haruslah sifat yang dapat
diamati, dirasakan seperti warna, tekstur dll. (unsur hara dll, tidak dapat
langsung diamati dan dipetakan di lapangan).
6. Sifat tanah yang relative stabil, sep tekstur dan lithologi, jarus digunakan
untuk memberi Batasan satuan taksonomi. Bukan sifat yang cepat berubah
dengan pengelolaan, seperti struktur atau bahan organik tanah-atas.

Dalam survei tanah detil, satuan tanah yang sering digunakan :

- Seri tanah. Nama seri : nama lokasi

- Fase tanah. Menurut ciri penting bagi pengelolaan/penggunaan lahan. Missal


drainase, erosi

- Soil varian.

Inklusi dalam satuan peta tanah

Deliniasi satuan peta tanah hampir selalu mengandung satuan tanah lain yang
tidak disebutkan dalam nama satuan peta tersebut. Inklusi tersebut terlalu kecil untuk
dideliniasi tersendiri, atau terkadang memang tidak teramati dengan metoda survei
yang dilakukan. Deliniasi terkecil dalam peta = 0.4 cm (USDA, 1989). Inklusi dapat
berupa tanah yang serupa atau tanah yang tidak serupa dengan tanah yang disebut
sebagai nama satuan peta tersebut. Tanah yang tidak serupa dapat pula berupa tanah
penghambat (limiting) atau tanah bukan penghambat (non limiting).

Anda mungkin juga menyukai