Bahan PKS Komisi-komisi Jemaat Waibakul, YOHANES 20 : 11- 18
Oleh : Pdt. Yusuf Haloro, S.Th
1. Pengantar Harapan seringkali menjadi alasan bagi kita untuk berjuang dan berusaha meskipun sedang ada dalam masa kritis dan krisis. 2. Penjelasan Nas Demi semua harapan memampukan Maria Magdalena untuk berjalan sendirian keluar kota Yerusalem dan mengambil resiko besar untuk meremapahi jenasah Yesus. Tapi harapan itu sirna saat menemukan kubur kosong. Maria Magdalena kehilangan harapan , apalagi saat dua murid lain, Petrus dan Yohanes yang Ia harap dapat menemukan jawaban atas hilangnya Yesus justru meninggalkannya sendirian. Yang bisa dilakukan Maria Magdalena hanyalah menagis putus asa. Tangisan Maria Magdalena ternyata bersumber dari kelirunya meletakkan pengharapan. Ia berharap menemukan kematian, tapi saat menemukan kebangkitan, Maria tak mampu mengenaliNya. Kesedihan dan kehilangan menjadi pusat hidup Maria Magdalena sampai Kristus sendiri yang menyebut nama-Nya dengan lembut “Maria”. Dengan sapaan personal inilah Maria Magdalena diubahkan. Pengharapan kembali muncul dan kepercayaan-Nya kembali kuat. Karena itu, meski pasti lelah karena sudah berjalan bolak-balik, Maria tetap bangkit menuju Yerusalem kembali dengan membawa kesaksian besar “Aku telah melihat Tuhan”. Pagi- pagi benar saat itu, posisi berada di tengah batas gelap dan terang, membawa Maria pada sebuah proses pencarian. Ia tidak menyerah pda realitas bahwa kegelapan masih dirasakanya. Ia bergumul pada akhirnya mendengar sebuah panggilan penuh cinta: Maria!. Panggilan yang memmbawanya untuk berpaling pada sang terang itu sendiri. Yesus sudah bangkit! Ia mengenali-Nya. “Rabuni” demikian kata Maria. Sungguh menarik bahwa Yesus hanya memanggil Maria. Ia tidak menunjukkan bekas paku sebagaimana dinarasikan Yohanes pada perikop lainnya. Buat Maria, panggilan itu cukup untuk membawanya berpaling pada kehidupan kehadiran Yesus dan kasih-Nya, sudah cukup. Ia tidak membuktikan bukti lain, yang ia butuh adalah kehadiran dan kasih. 3. Penutup Bagaimana dengan kita ditengah pergumulan, kesedihan orang lain, apakah kita sudah hadir dan membawa kasih bagi orang lain. Orang seperti Maria yang dibutuhkan adalah kehadiran dan kasih Ilahi. Dalam dunia ini, ada banyak orang yang bergumul sama seperti Maria Magdalena, bergumul antara kepastian terang dengan kemyataan adanya kegelapan. Antara kehidupan dan kematian. Ternyata ada oramg-orang yang ada di ICU, di antara mereka yang kelaparan, orang-orang yang diperlakukan tidak adil, orang-orang yang berdukacita. Masih banyak orang yang bergumul antara kegepan dan terang, kematian dan kehidupan. Kristus yang bangkit dan menang itu selalu hadir di sana, baik secara langsung maupun melalui anda dan saya. Perhatian dan kasih anda dan saya yang tulus kepada mereka yang sedang bergumul itu akan membantu “Maria-maria masa kini” untuk kembali menyadari kehadiran Tuhan yang hidup. Melalui perhatian dan kasih yang tulus akan banyak orang yang berseru bersama Maria :”Aku telah melihat Tuhan!. Terang (kehidupan) adalah sebuah kepastian, meski kegelapan (kematian) menjadi pengalaman.