Disusun Oleh :
JAMILAH
NPM 18210100131
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gg Aselih Jagakarsa
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk RS : 7 April 2022
Tanggal pengkajian : 7 April 2022
DX Medis : Diabetes Melitus
B. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Alamat : Tanjug Barat
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan Swasta
C. Pengkajian
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh luka ditelapak kaki kiri yang semakin membesar, nyeri dan kemerahan,
badan meriang.
2. Riwayat penyakit sekarang
Diabetes Melitus dengan luka gangren
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
5. Riwayat pekerjaan /kebiasaan
Klien bekerja serabutan
6. Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi
7. Pengkajian sistem tubuh
a. Sistem pernapasan
I : Bentuk dada simetris, frekuensi nafas normal : 20x/menit
P: tidak ada nyeri tekan pada kedua paru
P : terdapat bunyi sonor pada paru
A: suara nafas vesikuler
b. Sistem Kardiovaskuler
I : bentuk dada simetris
P : tidak teraba pembesaran jantung, denyut jantung meningkat , HR : 94 x/menit
P : terdengar suara redup
c. Sistem Persyarafan
Nervus olfaktori : penciuman normal
Nervus opticus : pengihatan normal
Nervus okulomotorius : gerakan bola mata baik
Nervus trochearis : gerakan mata kedalam dan kebawah normal
Nervus trigeminus : gerakan mengunyah baik, wajah normal
Nervus abdusens :deviasi mata ke lateral baik
Nervus fasialis : ekspresi wajah normal
Nervus vestibulokoklearis : pendengaran dan keseimbangan baik
Nervus glossofaringeus : tidak ada penurunan sensasi rasa
Nervus vagus : reflex menelan baik
Nervus asseorius : gerakan bahu normal
d. Sistem Perkemihan
Tidak ada keluhan, BAK sehari 7-8 x, warna urin kuning jernih
e. Sistem Pencernaan
I : bentuk perut datar, tidak ada bekas luka operasi
P : tidak ada nyeri tekan
P: terdengar timpani
A: bising usus normal (3-5 kali/menit)
f. Sistem Muskuloskeletal
I;luka ditelapak kaki kiri yang semakin membesar, nyeri dan
P:kulit kemerahan, badan meriang. Ukuran diameter luka 1x5 cm, aroma tidak
sedap.
g. Sistem Endokrin
I: tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid,
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah leher, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
h. Sistem sensori persepsi/Pengideraan
Tidak ada keluhan pada sistem sensori persepsi dan pendengaran
i. Sistem integument
Terdapat luka di telapak kaki kiri, luka sekitar 5 cm dengan kedalaam sekitar 1 cm,
warna merah kehitaman, agak bau
j. Sistem imun dan hematologi
Suhu 37,5ºC, akral hangat
8. Pengkajian fungsional
a. Oksigenasi
Napas spontan
b. Cairan dan Elektrolit
Minum air putih 7 - 8 gelas/hari, BAK lancar
c. Nutrisi
Makan 3x/hr habis 1 porsi
d. Aman dan Nyaman
Pasien merasa tidak nyaman karena menahan nyeri
e. Eliminasi
Tidak ada diare, BAK lancar
f. Aktivitas dan Istirahat
Pasien sulit untuk istirahat malam, tidur 5 jam, sering terbangun, tidur siang 1 jam.
g. Psikososial
Mudah bergaul dengan orang lain
h. Komunikasi
Pasien kooperatif saat bicara dengan perawat
9. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil laboratorium
b. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil rontgen thorak
Paru normal dan tidak tampak kardiomegali.
D. Analisa Data
DO :
a. Terdapat luka di telapak
kaki kiri
b. Luka ada yang hitam
dan sedikit kemerahan
c. Lebar luka ± 5 cm,
kedalaman ± 1 cm
d. TTV : TD 130/70
mmHg, suhu 37,5ºC,
nadi 90 x/menit, RR 20
x/menit
e. Hasil laboratorium :
Leukosit 16.70 ribu/uL
LED 135 mm/jam
f. Terapi :
Ceftriaxon 1 x 2 gr IV
Metronidazole 500 mg
2 x 1 ampul IV
DO :
a. Pasien tampak meringis
menahan nyeri
b. Skala nyeri 5 (sedang)
c. Terapi :
dormer 2 x 1 tablet/oral
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi b/d trauma jaringan (proses penyakit)
2. nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
E. Intervensi keperawatan
Nama : Tn M Umur: 50 Tahun RM: 0013-30-47
Ruang: Pulau Numfoor 3.1 Kelas : II
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan
meningkata
asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
2. Jekaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan tehnik
relaksasi napas
dalam.
4. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
5. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
6. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian analgetik
F. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn M Umur: 50 Tahun RM: 0013-30-47
Ruang: Pulau Numfoor 3.1 Kelas : II
1 Ceftriaxon 2 gr IV
memberikan injeksi
2 P : luka di kaki
13.00
mengidentifikasi nyeri Q : hilang timbul seperti di
tusuk-tusuk
R : di telapak kaki kiri
S : skala 4/sedang
T : sejak 2 minggu yang lalu
G. Evaluasi
Nama : Tn M Umur : 50 Tahun RM:0013-30-47
Ruang: Pulau Numfoor 3.1 Kelas : II
O:
luka ditelapak kaki kiri,
luka dengan kedalaman ±
1 cm dan lebar ± 5 cm,
warna hitam kemerahan
A:
masalah keperawatan
belum teratasi
P : intervensi teruskan
Lakukan perawatan
luka
Kolaborasi dengan
dokter pemberian
antibiotik
O:
TTV TD 130/70 mmHg,
suhu 37,5ºC , nadi 90
x/menit, pernapasan 20
x/menit
skala nyeri 4 (sedang)
P : intervensi teruskan
Anjurkan teknik
relaksasi napas
dalam
Kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgetik
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN
KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)
DISUSUN OLEH:
JAMILAH
18210100131
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat
atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito,
2006).
4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap
5. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi
1) Mengaduh
2) Menangis
3) Sesak nafas
4) Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1) Meringis
2) Mengeletuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Menutup mata, mulut dengan rapat
5) Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindar kontak social
4) Penurunan rentang perhatian
6. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipertermi
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema Pulmonal
f. Kejang
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon,
namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.
c. Auskultasi : tekanan darah menurun.
9. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan
dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana
untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara
gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain
kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus
B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
a) Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
3) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko
terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
2) Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
3. Perencanaan
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)
Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
1) Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang
dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan
koping
2) Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering
dan selalu)
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
1) Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi
Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan
situasional
2) Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri
Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
3) Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping
4) Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan
atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
4. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan
tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang perencanaan
lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.
Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jkarta: Salemba Medika.
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi
4. Jakarta: EGC
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC